Anda di halaman 1dari 11

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA

BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROVINSI


NUSA TENGGARA TIMUR
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

POLICY BRIEF

MERETAS STUNTING, MENYEMAI GENERASI


UNGGUL MELALUI KEMITRAAN MULTI SEKTOR
DAN KEARIFAN LOKAL MENUJU BEBAS
STUNTING DI PROVINSI NTT TAHUN 2024

1. DR. INA DEBORA RATU LUDJI, SKP., M.KES


2. YULIANTI BANHAE, SKEP., NS., MKES
3. NATALIA DEBI SUBANI, SKEP., M.KES
4. AGUSTINA INA, SKEP., MKES
1
RINGKASAN EKSEKUTIF PENDAHULUAN
Budaya, pola asuh dan gaya hidup sehat menjadi WHO mendefenisikan "Stunting is the impaired
tantangan tersendiri dalam pencegahan stunting oleh growth and development that children experience
pemerintah, masyarakat dan swasta. Stunting menjadi from poor nutrition, repeated infection, and
perhatian utama karena berhubungan dengan kualitas inadequate psychosocial stimulation."Stunting adalah
sumber daya manusia. Korban stunting akan menjadi gagal tumbuh dan gagal berkembang yang dialami
lost generation yang membebani keluarga, masyarakat oleh anak-anak karena buruknya asupan nutrisi,
dan negara, baik secara ekonomi maupun secara infeksi berulang dan stimulus psikososial yang tidak
psikologis (Ascobat, 2015), sebagai bencana masa memadai. Balita Pendek (Stunting) adalah status gizi
depan. Selain itu juga buruknya fasilitas sanitasi, yang didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U dimana
minimnya akses air bersih, dan kurangnya kebersihan dalam standar antropometri penilaian status gizi anak,
lingkungan dan stimulasi psiko sosial juga dapat hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas
menjadi penyebab stunting. Kondisi kebersihan yang (Z-Score) (Ratu Ludji, 2022). Stunting tidak dapat
kurang terjaga membuat tubuh harus secara ekstra diobati, hanya dapat dicegah. Berat badan penderita
melawan sumber penyakit sehingga menghambat stunting bisa dipulihkan namun tinggi badan dan
penyerapan gizi yang penting untuk pertumbuhan dan kemampuan IQ tidak dapat dipulihkan, bersifat
perkembangan otak dalam 1000 HPK (Ibu hamil – bayi permanen. Perlu diketahui bersama, Stunting adalah
usia 0 – 2 tahun). Anak stunting menjadi "produk gagal" masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh
satu generasi yang tidak dapat direparasi dan bersifat pendek. Penderita stunting umumnya rentan terhadap
ireversibel. Stunting jelas tidak akan memberikan bonus penyakit, memiliki tingkat kecerdasan di bawah
demografis, justru akan menjadi petaka demografi normal serta produktivitas rendah. Tingginya
(Ratu Ludji, ID, Pos Kupang 05 Juli, 2018). Meretas prevalensi stunting dalam jangka panjang akan
stunting adalah dengan memutuskan penyebab berdampak pada kerugian ekonomi. Terjadinya
stunting untuk menyemai generasi unggul melalui stunting biasanya disebabkan rendahnya asupan gizi
pendampingan 1000 HPK mulai dari proses konsepsi pada 1.000 hari pertama kehidupan, yakni sejak janin
sampai dengan 2 tahun sehingga tidak mengalami gagal hingga bayi umur dua tahun.
tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang cerdas Pada usia ini terjadi Pertumbuhan dan perkembangan
dan unggul. Hal ini menjadi tanggung jawab utama otak yang sangat cepat 80 %. Korban stunting akan
keluarga, pemerintah, masyarakat dan swasta. menjadi loss generation yang membebani keluarga,
Dibutuhkan koordinasi, kerjasama, komunikasi dan masyarakat dan negara baik secara ekonomi maupun
dialog yang baik dalam kemitraan multi sektor serta secara psikologis (Ascobat, 2015), sebagai bencana
kearifan lokal untuk mencapai generasi yang unggul masa depan karena selain itu juga buruknya fasilitas
dan cerdas. sanitasi, minimnya akses air bersih, dan kurangnya
Ringkasan Kebijakan ini ditujukan untuk memberikan kebersihan lingkungan juga serta masalah pola asuh
rekomendasi kepada : dapat menjadi penyebab stunting. Kondisi kebersihan
1. Gubernur Provinsi NTT yang kurang terjaga membuat tubuh harus secara
2. Bupati/ walikota Se-Provinsi NTT ekstra melawan sumber penyakit sehingga
3. Kepala bapelitbangda Provinsi NTT menghambat penyerapan gizi. Anak stunting menjadi
4. DPRD Provinsi NTT "produk gagal" satu generasi yang tidak dapat
5. Kepala Dinas kesehatan dan Dukcapil Provinsi NTT direparasi atau ibarat produk mobil bila tidak diganti
6. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa onderdil/spare partnya yang malfungsi tapi tetap
Provinsi NTT dilepas ke pasar akan menjadi "produk gagal" yang
7. DPRD Kabupaten/Kota bisa ditarik kembali. Namun stunting adalah “produk
8. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota gagal” yang tidak dapat ditarik dari pasar, apalagi

policy Brief- 08 Maret 2022


2
dimusnahkan. Stunting jelas tidak akan memberikan Jumlah Balita Stunting di NTT 77.338 (17,71). Jika
bonus demografis, justru akan menjadi petaka diturunkan ke 12%, harus menurunkan 25.003 balita
demografi (Ratu Ludji, ID, Pos Kupang 05 Juli, 2018). stunting. Jika diturunkan ke 10%, harus menurunkan
33.725 Balita. Rerata kemampuan penurunan 3,4%
dapat dilakukan secara Revolusioner/ Out of The Box.
PERMASALAHAN STUNTING Target dan realisasi penurunan stunting dapat dilihat
1. Bagaimana kajian epidemiologi pelaksanaan pada Gambar 1.
percepatan penurunan stunting di Provinsi NTT ?
2. Apa penyebab stunting ?
3. Apa praktek baik untuk pencegahan stunting ?
4. Kondisi stunting di puskesmas kota manggarai?
5. Bagaimanakah gambaran kemitraan multi sektor
pemerintah, masyarakat dan swasta dalam
Sumber Data : BKKBN, 2022
percepatan penurunan stunting ?
Gambar 1 Target Dan Realisasi Penurunana Stunting Tahun 2019 Sd
6. Apa tantangan yang dihadapi dalam pencegahan Tahun 2023 di Provinsi NTT
stunting ?
7. Implikasi Dari 20,9% (Agustus 2021) menjadi 17,7 (Agustus
8. Bagaimanakah bentuk kearifan lokal untuk 2022). Kondisi Stunting sd Periode Agustus 2022
percepatan penuruanan stunting yang dilakukan di sebagaimana digambarkan pada Tabel 1
kabupaten/kota Provinsi NTT ? Tabel 1. Kondisi Stunting Per Kabupaten di Provinsi
9. Rekomendasi NTT Tahun 2022

HASIL KAJIAN EPIDEMIOLOGI


Kondisi Stunting di Indonesia berdasarkan Riskesdas
2013 adalah 37,2%. Menurun menjadi 30,8% (Riskesdas
2018). Proporsi status gizi buruk dan kurang 19,6%
(Riskesdas, 2013) menjadi 17,7% (Riskesdas 2018).
Stunting merupakan masalah serius di Provinsi NTT,
proporsi stunting di tahun 2013 51,7% (Riskesdas 2013).
Pada tahun 2018 menurun menjadi 42,6% (Riskesdas,
2018) Proporsi status gizi buruk dan kurang turun dari
Sumber Data : BKKBN Provinsi NTT, Agustus 2022
15,5% di 2013 (Riskesdas, 2013) menjadi 12,9% di 2018.
Gambar 2 Kondisi Stunting di Provinsi NTT Tahun 2022
(Riskesdas 2018). Stunting di NTT ada 77.338 anak
stunting (Agustus, 2022). Dibandingkan dengan data NTT Tabel 1 menunjukkan 5 kabupaten dengan stunting
– E-PPGBM menunjukkan Prosentase stunting 30,0% tertinggi secara berurutan adalah Kabupaten TTS, TTU,
(2019), menurun menjadi 24,2% (2020), dan menurun Sumba Barat Daya, Sumba Barat dan Rote Ndao. Lima
lagi menjadi 20,9% (Agustus 2021). kabupaten terendah adalah Nagekeo, Sumba tengah,
Sesuai dengan Keputusan Gubernur, di tahun 2023 Ende, Ngada dan Manggarai Timur.
diharapkan stunting menurun dari 12% menjadi 10% dan
tahun 2024 menjadi Zero Stunting (Nol). Ini merupakan TARGET NASIONAL 2024 : 14%.
waktu yang singkat/sangat pendek. Tinggal 10 bulan lagi TARGET NTT :
(s/d akhir masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur TAHUN 2022 :12%
NTT). Prevalensi Stunting pada bulan Agustus 2021 = TAHUN 2023 : 10 % DAN
20,9%. Dibandingkan dengan prevalensi stunting pada TAHUN 2024 ZERO (NOL)
bulan Agustus Tahun 2022 = 17,71% (BKKBN Provinsi STUNTING
NTT 2022).

policy Brief- 08 Maret 2022


3
kandungan energi rendah dari makanan tambahan
atau pendamping. Praktek yang tidak memadai
meliputi: tidak sering memberikan makanan,
pemberian makanan yang tidak sering dan memadai
setelah sakit, terus menerus memberikan makanan
yang menguruskan, jumlah makanan yang tidak
mencukupi, pemberian makanan yang tidak
responsive. (4) Keamanan makanan dan air minum
meliputi: Makanan dan air minum terkontaminasi,
praktek-praktek dalam pemberian makan dengan gizi
Sumber Data : Dinkes Dukcapil Provinsi NTT, 2023
Gambar 3 Presentasi Balita Stunting Per Kabupaten di NTT Periode
yang buruk, penyimpanan dan penyiapan makanan
Agustus 2021 dan 2022 dengan tidak aman. Praktek-praktek yang tidak
memadai seperti: Inisiasi menyusu dini (IMD)
PENYEBAB STUNTING tertunda, tidak melakukan ASI eksklusif,
pemberhentian asi eksklusif lebih dini (5) Infeksi klinis
Beberapa faktor penyebab stunting (BKKBN, 2022)
dan subklinik meliputi: infeksi enteric: diare,
adalah: (1) Pemberian gizi yang kurang sejak janin dalam
enteropathy lingkungan, dan helminths/cacingan, ispa,
kandungan hingga awal kehidupan anak (1000 HPK)
malaria, berkurangnya nafsu makan karena infeksi,
memiliki risiko stunting. (2) Balita dengan perbedaan
inflamasi. (6) Faktor komunitas dan sosial meliputi
usia yg dekat mengalami risiko stunting (3) Pengaruh
Politik Ekonomi: harga makanan dan kebijakan dalam
sanitasi yang buruk (rumah tangga tanpa fasilitasi air,
perdagangan, regulasi pemasaran, stabilitas politik,
rumah beratap jerami/rumput memiliki risiko stunting).
kemiskinan, income/penghasilan dan kekayaan,
(4) Balita dengan berat badan < 2,5 kg mengalami risiko
pelayanan keuangan, pekerjaan dan mata pencaharian
stunting (5) Pendidikan ibu yg rendah memiliki risiko
kesehatan dan perawatan kesehatan meliputi akses ke
stunting (6) Balita pada keluarga pendapatan
pelayanan kesehatan, penyedia layanan kesehatan
rendah/kemiskinan memiliki risiko stunting. (7) Balita yg
yang berkualitas, ketersediaan persediaan/supplies,
tdk mendapatkan ASI eksklusif memiliki risiko stunting.
infrastruktur, sistem dan kebijakan perawatan
(8) Balita yg tdk mendapatkan imunisasi yg lengkap
kesehatan.(7) Pendidikan meliputi: akses ke
memiliki risiko stunting.
pendidikan kesehatan, guru yang berkualitas, pendidik
Faktor lain penyebab stunting adalah: (WHO, 2014)
kesehatan yang berkualitas, infrastruktur (sekolah dan
adalah: (1) Faktor keluarga dan rumah tangga meliputi
institusi/lembaga pelatihan). (8) Masyarakat dan
faktor maternal: Gizi yang buruk pada masa pra-
Budaya meliputi: produksi dan pemprosesan
konsepsi, kehamilan dan menyusui, perawakan ibu yang
makanan, ketersediaan makanan kaya akan
pendek, infeksi, kehamilan di usia remaja, kesehatan
mikronutrien, keamanan dan kualitas makanan. (9) Air
mental, IUGR dan kelahiran prematur, jarak kelahiran
Bersih dan Lingkungan meliputi: infrastruktur dan
satu dengan yang lain pendek, hipertensi. (2) Faktor
pelayanan sanitasi dan air bersih, kepadatan
lingkungan rumah meliputi: situasi rumah tidak memadai
penduduk, perubahan iklim, urbanisasi, bencana alam
untuk stimulasi anak dan beraktivitas, praktek
dan bencana buatan manusia.
perawatan anak yang buruk, sanitasi dan penyediaan air
bersih yang tidak memadai, tidak terjaminan keamanan APA PRAKTEK BAIK UNTUK
makanan, penyimpanan makanan dalam rumah yang
PENCEGAHAN STUNTING?
tidak tepat, rendahnya pemberian pendidikan
perawatan anak,(3) PMT yang tidak memadai akibat Belajar dari Brasil, dalam tiga dekade terakhir, Brasil
kualitas makanan rendah: kualitas makanan dengan telah membuat kemajuan yang signifikan dalam
mikronutrien rendah, keragaman diet rendah dan pembangunan sosial ekonomi, dengan ditandai
asupan makanan sumber hewani, anti terhadap unsur perbaikan kondisi hidup dan status kesehatan
gizi makanan, penduduknya, termasuk penurunan substansial pada
anak kekurangan gizi.

policy Brief- 08 Maret 2022


4
Jumlah orang Brasil yang hidup dengan penghasilan kurang Tiga (3) misi utama: (1) mengadvokasi pentingnya
dari US$ 1,25 (Rp 18.750) per hari turun dari 25,6% menjadi 1000 hari pertama, untuk memberikan saran kebijakan
4,8% antara 1990 dan 2008. Stunting pada anak usia di kepada pemerintah tentang intervensi berbasis bukti,
bawah 5 tahun juga turun dari 37,1% pada tahun 1974 dan bertindak sebagai platform untuk membina
menjadi 7,1% pada tahun 2007 (30 an Tahun). Kekurangan konvergensi antara departemen yang berbeda; (2)
gizi pada anak usia antara 1 dan 2 tahun turun dari 20% membangun keberlanjutan dengan mempromosikan
menjadi 5%, dan kurang dari 2% anak saat ini menderita program yang dipimpin dan dikelola oleh masyarakat.
wasting (33,34). Lima faktor utama yang berkontribusi pada Itu juga dipromosikan perubahan perilaku melalui
keberhasilan Brasil dalam memerangi malnutrisi: (1) penggunaan teknologi dan media, serta media
Peningkatan daya beli keluarga melalui kenaikan upah tradisional seperti cetak materi pendidikan dan dari
minimum dan perluasan program transfer tunai; (2) mulut ke mulut. Selain itu, Misi mendorong
Kenaikan tingkat pendidikan perempuan; (3) Peningkatan pengumpulan data tambahan untuk mengukur
dan perluasan pelayanan kesehatan ibu dan anak; (4) kemajuan dan mengungkapkan kesenjangan. Tindakan
Perluasan sistem air dan sanitasi; (5) Peningkatan kualitas untuk mendorong kemajuan dalam penurunan
dan kuantitas makanan yang diproduksi oleh peternakan stunting. Untuk mencapai target stunting global tahun
keluarga kecil. Kesuksesan Brasil juga didorong oleh 2025, negara harus mulai dengan analisis situasi untuk
kepemimpinan politik, desentralisasi yang efektif, menentukan berapa banyak anak yang berusia di
keterlibatan aktif masyarakat sipil dan pendanaan bersyarat bawah 5 tahun stunting dan menilai faktor-faktor
dan terarah. Pemerintah Brasil tidak hanya menunjukkan penentu stunting secara spesifik konteks geografis dan
kemauan politik yang kuat untuk memerangi malnutrisi, ia sosial, sehingga tindakan tersebut disesuaikan untuk
juga berinvestasi secara strategis dalam kebijakan dan memenuhi kebutuhan kontekstual. (3) Masukkan
program untuk meningkatkan akses ke layanan sosial. penilaian pertumbuhan linier ke dalam rutinitas
Suplemen mikronutrien WHO menyediakan satu RNI layanan kesehatan anak untuk menyediakan layanan
(asupan nutrisi yang direkomendasikan) dari mikronutrien kritis, nyatakan informasi waktu untuk penetapan
setiap hari (termasuk 27 mg zat besi), apakah mereka target dan kemajuan pemantauan.
menerima ransum yang diperkaya atau tidak. Suplemen zat
besi dan asam folat, kapan sudah disediakan, harus Mengintegrasikan nutrisi dalam strategi promosi
dilanjutkan. Belajar dari Peru perbaikan dramatis di Peru kesehatan dan memperkuat kapasitas penyampaian
antara tahun 2005 dan 2010 menyoroti efek positif dari layanan di sistem kesehatan primer dan perawatan
reformasi kebijakan itu mengintegrasikan nutrisi ke dalam berbasis komunitas untuk pencegahan stunting dan
strategi perlindungan sosial. malnutrisi akut, didukung oleh program perlindungan
sosial jika memungkinkan. Terapkan program yang
Belajar dari Negara Bagian Maharashtra, India adalah disampaikan setiap minggu suplemen zat besi dan
negara bagian dengan jumlah anak pendek terbesar di folat, serta pencegahan dan pengobatan infeksi dan
bawah 5 tahun - sekitar 61,7 juta. Namun, Maharashtra gizi suplemen selama kehamilan. Menetapkan
berhasil menurunkan angka stunting pada anak usia < 2 kebijakan ketenagakerjaan, termasuk perlindungan
tahun dari 44% pada tahun 2005 menjadi 22,8% pada tahun persalinan, mendukung pemberian ASI eksklusif dan
2012 (3,03% per tahun selama 7 tahun). Keberhasilan berkelanjutannya. Penegakan aturan dan pemberian
Maharashtra didasarkan pada seluruh pemerintahan sanksi terhadap yang melanggar aturan yang berkaitan
melakukan pendekatan yang diluncurkan pada tahun 2005. dengan percepatan penurunan stunting: Perda Hak
Tiga (3) misi utama: (1) mengadvokasi pentingnya 1000 hari anak mendapatkan ASI Eksklusif, Perda tentang
pertama, untuk memberikan saran kebijakan kepada pemberian ASI Eksklusif 0 – 6 bulan, wajib dilakukan
pemerintah tentang intervensi berbasis bukti, dan oleh oleh Ibu dan menyusui hingga 2 - tahun,
bertindak sebagai platform untuk membina konvergensi penetapan ruang laktasi bagi ibu dan bayi di tempat
antara departemen yang berbeda; umum dan tempat kerja, pengawasan terhadap
pemberian ASI eksklusif di rumah sakit serta
pemasaran pengganti ASI dan makanan,

policy Brief- 08 Maret 2022


5
peraturan keselamatan sesuai dengan kode etik Terdapat 58 balita stunting (79.5%) yang berasal dari
keamanan pangan untuk melindungi bayi dan balita keluarga yang tidak mampu; (3) Pengetahuan orang
dalam pemberian nutrisi. tua tentang gizi. Orang tua yang tidak mengetahui
tentang stunting sebanyak 41 orang tua (56.1%); (4)
KONDISI STUNTING DI PUSKESMAS KOTA Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Terdapat 28 balita
MANGGARAI DAN KOTA KUPANG. stunting (38.4%) yang tidak mendapat IMD; (5) Air
Susu Ibu Eksklusif. Terdapat 21 balita stunting (28.8%)
Data hasil pelacakan balita stunting oleh Petugas Gizi di tidak mendapat ASI; (6) Status Gizi Ibu saat hamil.
UPTD Puskesmas Kota Ruteng di Manggarai dapat Terdapat 21 balita stunting (28.8%) dengan status gizi
disimpulkan sebagai berikut (Puskesmas Kota Ruteng, ibu saat hamil KEK; (7) Kondisi ibu saat hamil terlalu
Manggarai, 2022). Data Balita stunting di UPTD tua. Terdapat 21 balita stunting (28.8%) dengan
Puskesmas Kota Ruteng, Manggarai berdasarkan bulan kondisi ibu saat hamil terlalu tua > 35 tahun; (8)
penimbangan pada bulan Agustus 2022 terdapat 82 Riwayat komplikasi kehamilan (pendarahan, tekanan
balita stunting dari total sasaran 2.352 dan ditimbang darah tinggi, udem dan kejang) terdapat 14 balita
2.230 = 94,81%. Alasan semua sasaran tidak ditimbang stunting (19.2%) dengan kondisi ibu saat hamil
antara lain karena sibuk sebagai petani, swasta dan ASN. mengalami komplikasi; (9) Bayi Berat Lahir Rendah
Ada 9 (10,97%) balita stunting yang terkonfirmasi pindah (BBLR). Terdapat 9 Balita stunting (12.4%) dengan
keluar wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota. Balita BBLR; (10) Terlalu banyak anak. Terdapat 8 Balita
Stunting di UPTD Puskesmas Kota berjumlah 73 balita stunting (11%) dengan kondisi ibu pernah hamil atau
dan 100 % telah dilakukan kunjungan rumah oleh melahirkan lebih dari 4 kali (Puskesmas Kota,
Petugas. Balita stunting yang berusia dibawah 2 tahun Manggarai, 2022).
berjumlah 38 balita (52.5%) sedangkan balita stunting
berusia lebih dari 2 tahun berjumlah 35 balita (47.5%).
Balita stunting yang berjenis kelamin perempuan
berjumlah 31 (42.5%) balita sedangkan balita stunting
berjenis kelamin laki-laki berjumlah 35 balita (42%).
Pada penimbangan ditemukan Balita stunting yang
memiliki NIK berjumlah 39 balita stunting (53.4%)
sedangkan balita stunting yang tidak memiliki NIK
berjumlah 34 balita stunting (46.6%). Balita stunting yang
memiliki BPJS berjumlah 15 balita stunting (20.5%)
Gambar 4 : Proses Pengumpulan Data di Manggarai
sedangkan balita stunting yang tidak memiliki BPJS
berjumlah 58 balita stunting (79.5%). Balita stunting yang Terdapat 58 balita stunting (79.5%) yang berasal
dengan frekuensi penimbangan di posyandu selama 1 dari keFakta Penyebab Stunting di Kota Kupang
tahun <8 kali berjumlah 12 balita stunting (16.4%) (Ratu Ludji, ID, 2020) adalah: (1) Orang tua tidak
sedangkan balita stunting dengan frekuensi mengetahui apakah anaknya stunting (hanya
penimbangan di posyandu selama 1 tahun >8 kali mengetahui bahwa anaknya pendek, tidak suka
berjumlah 61 balita stunting (83.6%). Faktor yang dapat makan, ataupun kurus); (2) Ibu hamil tidak
menjadi penyebab kejadian stunting di Puskesmas Kota memahami pentingnya nutrisi untuk pertumbuhan
Ruteng, Manggarai adalah sebagai berikut: (1) Perilaku dan perkembangan janin; (3) Pola asuh dan gaya
merokok suami/anggota keluarga yang lain. Terdapat 64 hidup sehat tidak menjadi prioritas bagi ibu hamil
balita stunting (87.7%) yang berada di lingkungan dan anak-anak; (4) Budaya di Provinsi NTT lebih
keluarga yang merokok; (2) Keluarga yang tidak mampu. mengutamakan kepala keluarga; (5) Pemberian
makanan pengganti terlalu dini. (6) Tingkat
pendidikan dan kondisi ekonomi orang tua
berpengaruh pada kesehatan anak.

policy Brief- 08 Maret 2022


6
(7) Orang tua pendidikan dan ekonomi menengah bawah: masih terbatas pada organisasi profesi dan individu
a) Tidak memberi ASI eksklusif, hanya makanan utama 3 yang secara sukarela ingin membantu belum
kali tanpa 2 kali makanan selingan, bahkan terkadang diberi terstandar bentuk intervensi spesifiknya. (3) Program
makanan instan. b) Ibu bekerja menitipkan anak ke anggota orang Tua Peduli Stunting (OTPS) belum berjalan. (4)
keluarga atau tetangga. c) Jarang ke posyandu karena Pemberian makanan seimbang masih belum
keterbatasan dana atau suami sibuk bekerja. (d) Tidak sepenuhnya dilakukan untuk balita stunting.
memberi makan secara aktif. Makan bersama sibling Pada kegiatan Rekonsiliasi dan Monev ini dihadiri oleh
(bersama saudara). (8) Orang tua pendidikan dan ekonomi Forkopimda Kabupaten Manggarai diketuai oleh
menengah ke atas: (a) Tidak membawa anak ke posyandu bupati, dengan anggota terdiri dari pimpinan DPRD,
untuk pemeriksaan tinggi dan berat badan anak. (b) Tidak pimpinan kepolisian (Kapolres), pimpinan kejaksaan
mengetahui stunting, namun dengan pendampingan tenaga (Kajari) dan pimpinan satuan teritorial TNI (Dandim) di
kesehatan mereka lebih memperhatikan gizi anak dengan daerah sudah sesuai dengan keanggotaan itu telah
mempraktekkan cara pengolahan makanan bergizi. (c) diatur tegas dalam Pasal 26 ayat (2) dan (3) UU Nomor
Pemberian makan diberikan secara aktif dan mendampingi 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
anak saat makan. Kemudian diperjelas lagi di dalam Pasal 10 ayat (1) dan
(2) PP Nomor 12 Tahun 2022 yang menegaskan
tentang susunan keanggotaan Forkopimda tersebut.
Kemudian yang menjadi pertanyaan dimana diatur
apabila pimpinan pengadilan itu masuk sebagai
anggota Forkopimda.

IMPLIKASI
Masalah stunting saat ini dan konsekuensi jangka
Gambar 5: Promosi pentingnya 1000 hari pertama kehidupan untuk
pendek yang terjadi pada aspek kesehatan adalah
pencegahan stunting di Kota kupang
meningkatnya mortalitas dan morbiditas; konsekuensi
pada perkembangan menurunkan aspek motorik,
kognitif, dan perkembangan bahasa. anak berbadan
lebih pendek dari anak seusianya, tinggi badan di
bawah rata-rata, mengganggu metabolisme,
pertumbuhan dan massa otot, tingkat kecerdasan
anak rendah dengan menurunnya daya serap yang
berimbas pada produktivitas dan kreativitas anak,
berisiko terkena penyakit degeneratif seperti jantung
Gambar 6 : Penimbangan Balita dan Screening anak stunting di Posyandu dan hipertensi
Kota Kupang
Pada aspek ekonomi: Meningkatkan pengeluaran
BAGAIMANAKAH GAMBARAN KEMITRAAN MULTI SEKTOR kesehatan; meningkatnya kemungkinan biaya anak
PEMERINTAH, MASYARAKAT DAN SWASTA yang sakit. kehilangan 1% tinggi badan orang dewasa
DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING?
karena stunting masa kanak-kanak adalah terkait
Dalam diskusi bersama untuk rekonsiliasi dan monitoring dengan hilangnya 1,4% dalam produktivitas ekonomi
evaluasi stunting dengan pemerintah dan lintas sektor diperkirakan bahwa anak-anak yang stunting
diketahui bahwa: (1) Tim TPPS kabupaten, kecamatan dan memperoleh penghasilan 20% lebih sedikit orang
desa-desa sudah dibentuk tapi masih belum berjalan dewasa dibandingkan dengan individu yang tidak
berjalan baik. (2) Kegiatan Bapak Asuh Anak Stunting stunting (WHO, 2014) .
(BAAS) sudah berjalan namun belum semua balita
sepenuhnya ditangani.

policy Brief- 08 Maret 2022


7
Konsekuensi jangka panjang pada kesehatan: REKOMENDASI
Menurunnya ukuran tubuh dewasa, meningkatnya
obesitas dan morbiditas terkait stunting serta Berdasarkan pemetaan berbagai persoalan kebijakan
menurunnya kesehatan reproduksi; konsekuensi pada yang muncul dalam merespon Stunting yang
perkembangan: menurunya prestasi di sekolah, berlangsung selama periode Januari s/d Agustus 2022
menurunnya kemampuan belajar, dan potensi diri tidak ini, setelah dilakukan rekonsiliasi stunting serta
tercapai. pada ekonomi, menurunkan monitoring evaluasi di Kabupaten Manggarai dan
kemampuan/kapasitas, dan menurunnya produktivitas Manggarai Barat, berikut sejumlah rekomendasi yang
kerja. (WHO, 2014). bisa ditawarkan:
Bagi Pemerintah dan Institusi Pelayanan membuat
IDENTIFIKASI SUMBER DAYA DAN INFRASTRUKTUR surat edaran/ Instruksi untuk Percepatan
BERBASIS WILAYAH (KEARIFAN LOKAL DI KABUPATEN Pencegahan Stunting di NTT
MANGGARAI, NTT)
Mengingat target capaian Stunting di Tahun 2023 1.Kebijakan Berbasis Science dan Evidence Base
menurunkan stunting dari 12% menjadi -10% dan Zero Practice (EBP)
Stunting di tahun 2024 dengan waktu yang sangat Menurut LAN (2015), EBP adalah Kebijakan yang
pendek (Tinggal 10 bln (s/d akhir masa jabatan diambil dengan berdasarkan pada data dan fakta.
Pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT) Menurut The Pew Charitable Trust dan Mac Arthur
(BKKBN Provinsi NTT, 2022). Demikian juga kemungkinan Foundation (2014), EBP merupakan kebijakan yang
penyebaran Covid 19 yang masih akan berlangsung, menggunakan penelitian dan informasi terbaik yang
walaupun kita sudah melewati era pandemic Covid 19, tersedia mengenai hasil program untuk memandu
tetapi masih tetap waspada sedangkan kemungkinan keputusan di semua tahapan proses kebijakan dan di
stunting masih akan berlangsung dalam beberapa bulan setiap cabang.
kedepan, dari bayi yang lahir BBLR dan prematur, maka 2. Kanal Kebijakan yang Terintegrasi.
penyiapan sumber daya dan infrastruktur perlu mulai Sebuah kebijakan strategis Percepatan penurunan
diletakkan dalam kerangka kewilayahan. Hal ini stunting dalam situasi krisis pasca pandemic Covid 19
mengingat karakter geografis NTT adalah daerah yang masih perlu diwaspadai akan bermakna dan
kepulauan dan pembagian wilayah pemerintahan di NTT efektif jika tertransmisi secara utuh dari lini atas
yang menyebar. Identifikasi atas kapasitas sumber daya sampai lini terbawah pemerintahan, termasuk
dan infrastruktur wilayah/daerah menjadi agenda masyarakat. Kanal kebijakan yang terintegrasi, yang
mendesak, sekaligus menyiapkan skenario percepatan menyambungkan semua lini stakeholders,
penurunan stunting dan sistem koordinasi lintas sektor, kementerian/lembaga pemerintah, masyarakat
lintas program serta pemanfaatan kearifan lokal untuk maupun swasta (LSM/NGO, filantropi dan tokoh
pemberdayaan masyarakat dalam percepatan penurunan agama, tokoh masyarakat dan kearifan lokal (lembaga
stunting. sebagaimana dilakukan di Kabupaten adat). Dengan demikian, akan ada interpretasi
Manggarai dan Manggarai Barat yaitu: “Lonto Leok” kebijakan yang setara diantara multi aktor dalam
Duduk bersama melakukan rembuk bersama serta sistem politik dan pemerintahan, masyarakat, swasta
“Lingko” (link koordinasi untuk percepatan penurunan dan lembaga adat (kearifan lokal) di Provinsi NTT.
stunting) (Frumencius, 2022). Dengan kesiapan ini, dapat Kanal kebijakan ini sekaligus akan bisa membangun
mencegah skenario terburuk ketersediaan pangan yang public trust terhadap strategi percepatan penurunan
kurang akibat gagal pangan yang dapat timbul di stunting. Memperkuat Leadership (kepemimpinan dari
berbagai daerah dengan cuaca yang tidak mendukung para pengambil kebijakan tenaga kesehatan dan tokoh
sudah ada kesiapan di berbagai wilayah Kabupaten dan masyarakat untuk pencegahan stunting dan
atau kota di Provinsi NTT percepatan penurunan stunting

policy Brief- 08 Maret 2022


8

12. Promosikan kesehatan untuk perubahan perilaku


3. Sistem Koordinasi Rutin dan Sinergi Antar Aktor
melalui penggunaan teknologi dan media, serta media
Penanganan stunting membutuhkan kerja kolaborasi
tradisional seperti cetak materi pendidikan dan dari
“leave no one Left behind” – jangan biarkan ada yang
mulut ke mulut berbasis kearifan lokal.
tertinggal - yang melintasi sekat-sekat kementerian/
lembaga dan sektor level pemerintah, swasta dan Keluarga dan Masyarakat
masyarakat, tertransmisi secara utuh dari lini atas 1. Mengembangkan rumah gizi di setiap desa
sampai ke lini terbawah pemerintah termasuk sebagai tempat memberi informasi dan kegiatan
masyarakat, swasta dan lembaga adat (kearifan lokal). pengelolaan nutrisi seimbang serta pemberian
Koordinasi, monitoring evaluasi di tingkat provinsi tiap makanan tambahan
6 bulan, di tingkat kabupaten tiap 3 bulan di tingkat 2. Pemberian makanan berbasis protein hewani dan
kecamatan tiap 1 bulan dan di tingkat kelurahan desa diversifikasi makanan untuk meningkatkan selera
tiap 2 minggu di tingkat RT/RW tiap minggu. Bekerja makan anak
secara revolusioner dan bertanggungjawab 3. Pemberian makanan lokal yang banyak di
4. Kampanye pentingnya deteksi dini stunting berbasis masyarakat antara lain kelor dan advokat pada
desa dimulai dari tingkat RT/ RW, dengan melibatkan pemberi usia 6- 23 bulan.
semua komponen masyarakat (Kader, Ibu PKK, TOGA, 4. Menggunakan dukungan teknologi informasi,
TOMA dan Tokoh Adat). Melakukan optimalisasi media sosial untuk mendukung program
Jejaring Desa Siaga termasuk Siaga Kesehatan Ibu dan kesehatan ibu dan anak serta ketahanan keluarga
Anak serta Pencegahan Stunting. 5. Kebutuhan meningkatkan keterampilan para
5. Masukkan penilaian pertumbuhan linier ke dalam kader dengan pengetahuan terbaru secara
rutinitas layanan kesehatan anak, untuk menyediakan kontinyu oleh tenaga kesehatan
layanan kritis, informasi waktu untuk penetapan 6. Memperkuat pendampingan dan edukasi secara
target dan kemajuan pemantauan serta kontinyu kepada ibu hamil melalui kelas prenatal
mengintegrasikan malnutrisi wasting, underweight care and family. Perawatan persalinan, bayi baru
dan stunting ke dalam jaringan pengaman sosial BPJS lahir dan neonatus, masa nifas dan 1000 HPK
serta JKN. untuk 1 desa/kelurahan 1 kelas prenatal care and
6. Perlu kemitraan yang lebih luas dan kuat dengan family.
berbagai pihak (Donor, NGO, Filantropi, Akademisi/ 7. Mengoptimalkan penggunaan dana desa untuk
Expert dan lain-lain) dengan mengatasi berbagai pemberian makanan tambahan secara kontinyu
penyebab stunting. dan perekrutan tenaga kesehatan di daerah
7. Pelibatan swasta dengan melakukan optimalisasi terpencil
kegiatan posyandu di desa (frekuensi, pelaksanaan, 8. Melakukan Inisisasi Menyusu Dini (IMD) Pada
waktu dan kualitas posyandu). Bayi baru Lahir, Rooming in (rawat gabung),
8. Pengembangan Posbindu di tempat kerja, tempat Melindungi dan mempromosikan pemberian ASI
lainnya untuk melakukan deteksi dini stunting pada eksklusif di 6 bulan pertama, untuk memberikan
bayi dan baduta ibu bekerja. nutrisi yang “aman” dan melindungi bayi dari
9.Sistematisasi pengentasan stunting termasuk infeksi penyakit.
pendataan akurat dan jujur. 9. Mempromosikan konsumsi makanan yang sehat
10.Pembuatan modeling dan hilirisasi penelitian dan beragam, termasuk makanan berkualitas
dengan litbang terkait stunting oleh akademisi tinggi dan kaya nutrisi diperiode pemberian
11. Memperkuat pendampingan dan edukasi secara makanan pendamping ASI (6–23 bulan).
kontinyu kepada ibu prakonsepsi melalui konseling Menyusui sd 2-3 tahun, memberikan immunisasi
pranikah, ibu hamil dan ibu menyusui dasar lengkap; meningkatkan asupan
mikronutrien melalui makanan fortifikasi,
termasuk makanan pelengkap, dan penggunaan
suplemen kapan dan di mana diperlukan.

policy Brief- 08 Maret 2022


9
Meningkatkan praktik penyimpanan dan penanganan 7. The Pew Charitable Trusts Susan K. Urahn, Michael
makanan yang aman, untuk menghindari infeksi dari Caudell-Feagan, John D. and Catherine T. Julia Stasch,
kontaminasi mikroba dan mikotoksin. Memperkuat Pew-MacArthur Results First Initiative, 2014.A report
intervensi berbasis masyarakat, termasuk perbaikan air, from the Pew-MacArthur Results First Initiative.
sanitasi dan kebersihan (WASH), untuk melindungi anak Evidence-Based Policymaking A guide for effective
dari diare, malaria, cacingan dan penyakit infeksi government. Diakses 26 November 2022 dari
https://www.pewtrusts.org/-/media/assets/2014/11/
DAFTAR PUSTAKA evidencebasedpolicymakingaguideforeffectivegovern
ment.pdf
1. Bachtiar, P.P.. (2011). Menghasilkan Bukti Sebagai 8. Permendesa pdtt no. 21 tahun 2020 tentang
Informasi Bagi Proses Penyusunan Kebijakan Di pedoman umum pembangunan desa dan
Indonesia: Tantangan Pada Sisi Penawaran. Newsletter pemberdayaan masyarakat desa.
Smeru. No. 32 (SepDes 2011).
2. Hasbullah, J. (2018, Juli 31). Bahaya Buta Data. Kompas.
Head, Brian. W.. (2008). Three Lenses of EvidenceBased Ucapan Terima kasih Kepada Nara Sumber dan semua
Policy. The Australian Journal of Public Administration, saja yang terlibat dalam penyususnan Policy Brief ini :
vol. 67, no. 1, pp. 1–11. doi:10.1111/j.1467-
8500.2007.00564.x. Lembaga Administrasi Negara 1. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTT
(LAN). (2015). Modul Pelatihan Analis Kebijakan. (BapakMarianus Maukuru, SE, MPH)
Diakses pada 30 Juli 2018 dari 2. Bapak Bupati Manggarai
http://www.ksiindonesia.org/document/material/Mod 3. Kabid Pelayanan KB (Bapak Drs. E.S.I Malelak)
ulPelatihan-Analis-Kebijakan.pdf Parkhurst, Justin. 4. Kepala BKKBN Kabupaten Manggarai
(2017). 5. Bapak Frumencius Assisten II Kabupaten
3. Ratu Ludji,ID (2018). Untuk NTT Unggul 25 tahun ke Manggarai
Depan, Begini Seharusnya Dikerjakan Pemimpinnya 6. Kepala Puskesmas Kota Manggarai
https://kupang.tribunnews.com/2018/07/05/untuk- 7. Petugas GIZI, Pendamping Keluarga di Puskesmas
ntt-unggul-25-tahun-ke-depan-begini-seharusnya- Kota Manggarai
dikerjakan-pemimpinnya Pos Kupang . 05 Juli 2018 8. Bapak Lurah Kota Manggarai
4. The Politics of Evidence From evidence-based policy to 9. Semua saja yang terlibat dalam pembuatan Policy
the good governance of evidence. Diakses pada 27 Juli Brief ini
2018 dari http://eprints.lse.ac.uk/68604/1/Parkhurst_
The%20Politics%20of%20Evidence.pdf.
5. Sutcliffe, S., dan Court, J.. (2005). Evidence-Based
Policymaking: What is it? How does it work?. Diakses
pada 30 Juli 2018 dari
https://www.odi.org/sites/odi.org.uk/files/ odi-
assets/publications-opinionfiles/3683.pdf. Halaman 3
6. Treasury Policy Brief MEI 2018 The Pew Charitable
Trust dan Mac Arthur Foundation. (2014). Evidence-
Based Policymaking A guide for effective government.
Diakses pada 27 Juli 2018 dari
http://www.pewtrusts.org/~/media/assets/ 2014/11/-
evidencebasedpolicymakingaguideforeffectiv
egovernment.pdf.

policy Brief- 08 Maret 2022


Penulis : Informasi Lebih Lanjut
1. Dr. Ina Debora Ratu Ludji, SKp., M.Kes 1. Marianus Maukuru, SE., MPHn(Kepala
(hottaru19@gmail.com) Perwakilan BKKBN Provinsi NTT)
2. Dr. Ina Debora Ratu Ludji, SKp., M.Kes
2. Yulianti Banhae, Skep., Ns., MKes
(Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
3. Natalia Debi Subani, SKep., M.Kes
Kupang Hp. 081339294324
4. Agustina Ina, SKep., MKes 3. Drs. E.S.I Malelak (KabidPelayanan KB)
4. Dra. Yasni O saudila

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang


Direktorat: Jalan Piet A. Tallo - Kupang. Perwakilan Badan Kependudukan dan
Telpon : (0380) 881880, 880880.Fax: Keluarga Berencana Nasional Provinsi Nusa
(0380)8553418 Tenggara Timur Jl. S.K. Lerik – Kelapa Lima
email:poltekkeskupang@yahoo.com Kupang, Kode Pos 85228, T. 62 380 831869 F.
direktorat@poltekkeskupang.ac.id. 62 380 832864, 826764

Prodi D3 Keperawatan Jurusan Keperawatan Email:prov.ntt@bkkbn.go.id,


Poltekkes Kemenkes Kupang Website: https://ntt.bkkbn.go.id
https://www.poltekkeskupang.ac.id/prodi/j
urusan-keperawatan.html

policy Brief- 08 Maret 2022

Anda mungkin juga menyukai