Anda di halaman 1dari 13

A.

SIKLUS PENGANGGARAN BISNIS

Berdasarkan siklus anggaran (budget cycle) tersebut, memungkinkan


organisasi nirlaba untuk menyusun anggaran dengan memperhatikan tahapan-
tahapan berikut:

Tahap Persiapan (Preparation)


1. Pemberian arahan berdasarkan Rencana Strategis Organisasi
Hal ini dapat disampaikan melalui pimpinan organisasi/ dewan pembina
organisasi dengan memberikan pandangannya mengenai berbagai peluang
serta kemungkinan/arahan stategis terkait kegiatan yang akan dilakukan
2. Usulan/Masukan dari tingkatan unit kerja/program
Arahan dari pimpinan organisasi/dewan pembina akan ditindaklanjuti
oleh unit kerja/program melalui pengajuan disain program yang dilengkapi
dengan estimasi biaya yang diperlukan. Selain itu, dibutuhkan juga
indikator pencapaian untuk memudahkan proses monitoring dan evaluasi.
Dalam mengembangkan anggaran dibutuhkan pula sifat fleksibiltasnya,
yang dikenal dengan Anggaran Fleksibel. Anggaran yang menyesuaikan
(flexes) untuk perubahan volume aktivitas dengan jumlah rupiah yang
dianggarakan. Anggaran ini sangat bermanfaat untuk mengendalikan biaya
produksi dan beban operasi.
Fleksibilitas anggaran ini disusun berdasarkan pola perilaku biaya
berupa biaya tetap dan biaya variable sehingga dapat membantu dalam
membuat perbandingan dengan lebih valid karena besarnya tingkat
pengeluaran dan pendapatan dapat teridentifikasi dengan baik dengan
analisis yang terperinci terkait bagaimana setiap biaya dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan kegiatan organisasi.
Anggaran fleksibel memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Disusun untuk suatu rentangan aktivitas dan bukan untuk satu tingkat
aktivitas saja.
2. Memberikan dasar yang dinamis untuk membuat perbandingan-
perbandingan, karena mereka secara otomatis akan memberikan
informasi yang menyangkut tingkatan volume yang berbeda-beda.
Dalam penyusunan anggaran yang perlu diperhatikan adalah adanya
kegiatan prioritas. Kegiatan ini dikategorikan sebagai kegiatan yang
menempati urutan teratas untuk segera dilakukan sebelum melakukan
kegiatan lainnya.

Tahap Ratifikasi (Ratification)


3. Kompilasi usulan anggaran
Proses selanjutnya adalah pengumpulan/kompilasi seluruh usulan
anggaran dan mendiskusikannya bersama. Hal ini penting dilakukan,
karena pada tahapan ini usulan dari berbagai pihakunit kerja/program akan
digabungkan menjadi rencana anggaran organisasi. Dengan dilakukannya
penggabungan ini, sinkronisasi antar program dapat terjalin satu sama lain.
Namun perlu diingat, setiap masukan/usulan yang diberikan dan
sinkronisasi program yang diajukan senantiasa harus memperhitungkan
kepentingan organisasi dan realitas yang ada dilapangan. Oleh karena itu
pengkategorian& skala prioritas usulan anggaran penting dilakukan.
Tahap Implementasi (Implementation)
4. Anggaran Penerimaan
Tahapan terpenting dalam proses penyusunan anggaran organisasi
adalah memprediksi sumber dana untuk membiayai kegiatan yang
direncanakan. Padahal sumber dana dikenal sebagai bagian dari anggaran
yang tidak dapat dikontrol oleh organisasi. Oleh karena itu, penting untuk
melihat dan menghitung kembali besaran perkiraan dengan menggunakan
data historis yang dimiliki karena perkiraan pendapatan akan
mempengaruhi secara langsung tingkat kegiatan yang akan dilakukan.
Hal ini tidak lepas dari peran bagian keuangan sebagai penyusun dan
pengelola anggaran kas organisasi. Anggaran ini akan menunjukkan
rencana dan penggunaan kas dalam satu tahun anggaran. Dalam
penganggaran ini terdiri dari rencana aliran kas masuk dan juga rencana
aliran kas keluar.
Sifat dari aliran kas tersebut baik aliran kas masuk maupun aliran kas
keluar maka akan bersifat dengan terus menerus. Dengan membuat
anggaran kas yang juga menjadi aktivitas dalam manajemen keuangan
tersebut maka organisasi bisa mempersiapkan pengelolaan untuk jangka
pendek maupun jangka panjang. Adanya anggaran kas juga bisa digunakan
sebagai dasar kebijakan untuk mendapatkan modal. Yang lebih penting
bahwa dalam pembuatan anggaran kas ini maka bisa dijadikan penilaian
terhadap realisasi pengeluaran kas yang sebenarnya.
5. Skenario Anggaran
Untuk mengantisipiasi sulitnya memprediksi besaran
anggaranpenerimaan, dapat dibuat anggaran penerimaan dalam berbagai
skenario yang terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu konservatif, moderat, dan
agresif.
Tingkat konservatif berarti, perkiraan sumber dana diprediksi
berdasakan pada sumber dana dengan tingkat kepastiannya yang tinggi,
yaitu dari sumber dana yang sudah pasti didapatkan. Tingkatan moderat,
artinya anggaran ini mempertimbangkan sumber dana yang relatif lebih
rendah tingkat kepastiannya. Dengan demikian, sumber dana suatu
organisasi akan lebih besar diperhitungkannya dibandingkan dengan
tingkatan konservatif. Sedangkan anggaran dengan tingkat agresif,
mempersepsikan sumber dana yang akan diperoleh termasuk dana yang
lebih kecil kepastian perolehannya. Dengan demikian, pada tingkatan ini
anggaran suatu organisasi memiliki sumber dana lebih dibandingkan
konservatif maupun moderate.
Berdasarkan skala prioritas, skenario konservatif menunjukkan bahwa
kegiatan yang dimiliki mempunyai priortas utama dengan mementingkan
hal-hal esesnsial yang mempengaruhi periode yang bersangkutan. Lain
halnya dengan moderate maupun agresif, skenario ini cenderung memiliki
kegiatan-kegiatan yang berada pada prioritas yang lebih rendah dalam
pengerjaannya dapat dilakukan kemudian disesuaikan dengan ketersediaan
sumber dana.
6. Penentuan Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Setelah menentukan skenario yang digunakan, langkah selanjutnya
adalah menentukan besaran biaya yang akan dianggarkan, yaitu identifikasi
biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang harus dikeluarkan tidak tergantung
pada tingkat kegiatan yang dilakukan organisasi atau dengan kata lain ada
atau tidak ada kegiatan biaya-biaya tersebut harus dikeluarkan. Misalnya,
biaya sewa kantor, gaji pegawai keuangan dan administrasi, gaji pimpinan
dan overhead lainnya bersifat tetap dan terus menerus.
Cara yang mungkin dilakukan adalah dengan menggunakan data
historis yang dimiliki dari periode yang lalu dijadikan sebagai dasar
perkiraan dikaitkan dengan beban yang dikerjakanjuga mempertimbangkan
dengan memperkirakan kenaikan harga yang mungkin akan terjadi.
Biaya lain dengan karakter yang berbeda adalah biaya variabel. Biayaini
adalah biaya-biaya yang diperkirakan akan timbul sejalan dengan
volumekegiatanyang direncanakan oleh organisasi.
Dengan mempertimbangkan biaya tetap dan biaya variabel, maka bila
pendapatan organisasi terbatas, prioritas utama diberikan kepada
pemenuhanbiaya tetap. Hal ini dilakukan karena biaya tetap merupakan
biaya yang sulit untuk dihindarkan. Bahkan meskipun organisasi tidak
memiliki aktivitas programapapun, biaya tetap ini senantiasa muncul.
Tahap Pelaporan dan Evaluasi
7. Proyeksi arus kas
Berdasarkan tahapan-tahapan di atas, tahapan akhir adalah menyusun
anggaran menggunakan komponen anggaran penerimaan yang terdiri dari
tiga skenario yang tersedia, pengeluaran per unit kerja/program dengan
menggunakan skenario yang sama, menetapkan biaya tetap (fixed cost)
pengelolaan organisasi sebagai minimum pendapatan yang harus diperoleh.
Apabila sudah disepakati bersama, maka bagian keuangan dapat
membuat proyeksi arus kas. Proyeksi arus kas ini bertujuan untuk
memperhitungkan jadwal kegiatan dari masing-masing program. Proyeksi
arus kas ini juga penting untuk melihat adanya kemungkinan organisasi
menghadapi periode defisit anggaran akan terjadi. Dikuatirkan hal ini
menyebab tidak adanya alternatif pendanaan pendanaan lainnya sehingga
pilihan yang akan diambil adalah pengunduran jadwal kegiatan atau bahkan
pengurangan kegiatan.
Melihat pentingnya perencanaan angaraan ini, sudah seharusnya
organisasi nirlaba memperhatikan arahan, masukan, dan situasi yang ada.
Hal ini tidak terlepas dari kontribusi dari berbagai pihak, sehingga nantinya
anggaran dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.

B. JENIS ANGGARAN OPERASIONAL


1. Anggaran Produksi
Anggaran produksi adalah rencana perusahaan untuk menghasilkan
produk perusahaan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan penjualan
dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan penjualan dengan
mempertimbangkan jumlah persediaan pada awal dan akhir periode
tertentu. Perusahaan harus mampu memproduksi barang sesuai kebutuhan,
dengan mempertimbangkan jumlah penjualan yang direncanakan dan
persediaan pada akhir periode untuk menjamin ketersediaan barang pada
periode berikutnya (Rudianto, 2009:80).
Dalam penyusunan anggaran produksi, perusahaan dapat menggunakan
beberapa metode produksi, yaitu:
1. Metode Produksi Stabil, yaitu suatu metode produksi dimana
perusahaan menetapkan volume produksi yang relatif sama dari
bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu yang volume
penjualannya lebih tinggi. Metode ini mengakibatkan volume
persediaan menjadi tidak stabil dari bulan ke bulan.
2. Metode Persediaan Stabil, yaitu suatu metode produksi dimana
perusahaan menetapkan volume persediaan yang relatif sama dari
bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu. Metode ini
mengakibatkanm volume produksi menjadi tidak stabil dari bulan
ke bulan.
3. Metode Fleksibel, yaitu suatu metode produksi dimana perusahaan
menetapkan volume produksi yang berubah terus dari bulan ke
bulan. Metode ini mengakibatkan volume persediaan dan volume
produksi menjadi tidak stabil dari bulan ke bulan (Rudianto, 2009:
80-83)

Anggaran produksi adalah anggaran yang merencanakan secara


sistematis dan lebih terperinci tentang jumlah satuan (unit) barang yang
akan diproduksikan oleh perusahaan selama periode tertentu yang akan
datang, di dalamnya meliputi tentang jenis (kualitas) barang yang akan
diproduksikan, serta waktu (kapan) produksi akan dilakukan (Munandar,
2007: 81).
Secara khusus, anggaran produksi mempunyai beberapa kegunaan
penting, antara lain:
1. Sebagai dasar untuk menyusun anggaran bahan baku, karena jumlah
satuan (unit) bahan baku yang dibutuhkan ditentukan oleh beberapa
banyak perusahaan yang bersangkutan akan memproduksi barang –
barang.
2. Sebagai dasar untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja
langsung, karena besarnya upah yang dibayarkan kepada tenaga
kerja langsung ditentukan oleh berapa banyak perusahaan yang
bersangkutan akan memproduksi barang – barang.
3. Sebagai dasar untuk menyusun anggaran biaya overhead, karena
biaya overhead ditentukan oleh berapa banyak perusahaan yang
bersangkutan akan memproduksi barang – barang.
4. Sebagai dasar untuk menyusun anggaran biaya administrasi karena
besarnya biaya administrasi dipengaruhi oleh berapa banyak
perusahaan yang bersangkutan akan memproduksi barang – barang.
(Munandar, 2007: 82).
2. Anggaran Pendapatan
Anggaran pendapatan terdiri dari proyeksi penjualan dalam unit
dikalikan dengan harga jual. Anggaran pendapatan umumnya
mengandung ketidakpastian yang tinggi karena sebagian besar faktor
pretasi dari luar yang umumnya sulit dikendalikan oleh manajer
pemasaran. Karakteristik anggaran pendapatan adalah sebagai berikut
a. Anggaran disusun untuk mengukur efektivitas pemasaran.
b. Manajer pemasaran tidak bisa diminta pertanggungjawaban terhadap
semua tujuan yang ingin dicapai di dalam anggaran pendapatan karena
terdapat hal-hal yang berada di luar pengendaliannya.
3. Anggaran Laba
Merupakan kombinasi dari anggaran biaya dan anggaran pendapatn.
Anggaran ini digunakan oleh organisasi yang manajernya mempunyai
pengendalian yang baik dalam hal pengendalian biay dan pendapatan.
Manfaat anggaran laba antara lain :
a. Bagi perusahaan secara keseluruhan dan masing-masing pusat laba:
 Untuk alokasi sumber,
 Untuk perencanaan dan koordinasi aktivitas perusahaan atau
divisi,
 Untuk mengecek cukup tidaknya anggaran biaya,
 Untuk membedakan tanggung jawab masing-masing manajer,
 untuk memberikan kontribusi terhadap prestasi keuntungan
perusahaan atau divisi.
b. Bagi top manajemen, anggaran laba divisi digunakan untuk :
 Mereview total prestasi keuangan perusahaan dan mengambil
tindakan apabila prestasi tersebut tidak memuaskan,
 Merencanakan dan mengkoordinasikan seluruh aktivitas
perusahaan,
 Melakukan pengendalian terhadap divisi.

C. JENIS ANGGARAN KEUANGAN

Anggaran keuangan adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi


kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan).

1. Anggaran Investasi
Jenis investasi antara lain: gedung, infrastruktur, peralatan dan sumber daya
manusia. Sumber keuangan yang dapat digunakan sebagai patokan dalam
menyusun anggaran investasi antara lain:

- Perkiraan sisa hasil usaha

- Penggunaan kembali biaya penyusutan

- Bantuan dari instansi atau donator

- Pinjaman dari lembaga keuangan

2. Anggaran kas

Kas adalah alat pembayaran yang dimiliki perusahaan dan siap


digunakan untuk investasi maupun menjalankan operasi perusahaan setiap
saat dibutuhkan. Kas merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga
kelancaran aktivitas perusahaan. Sifat aliran kas dapat bersifat kontinyu
atau tidak kontinyu. Aliran kas keluar yang bersifat kontinyu antara lain:
pembelian bahan baku dan pembayaran gaji pegawai. Sedangkan aliran kas
keluar yang tidak bersifat kontinyu antara lain: kas untuk pembelian
kembali saham perusahaan dan pembelian aktiva tetap. Untuk aliran kas
masuk yang kontinyu adalah pendapatan yang berasal dari penjualan tunai
dan pelunasan piutang. Untuk penerimaan kas yang tidak bersifat kontinyu
adalah penjualan saham dan penerimaan kredit (Enni Savitri, 2008).
Anggaran kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode
tertentu yang akan datang. Anggaran kas merupakan detail anggaran
keuangan. Anggaran kas menunjukan arus uang masuk dan keluar yang
direncanakan. Pada dasarnya anggaran kas menggambarkan rencana
penerimaan dan pengeluaran selama satu periode anggaran. Budget kas
dapat disusun untuk periode bulanan atau kuartalan. Penyusunan anggaran
kas merupakan cara yang efektif untuk merencanakan dan mengendalikan
arus kas, memperkirakan keperluan kas, dan secara efektif menggunakan
kas yang berlebihan maupun kas yang kurang.
Anggaran kas dapat disusun dalam bentuk anggaran kas bentuk tunggal
dan anggaran kas bentuk campur. Anggaran kas bentuk tunggal disusun
dengan cara mengelompokan satu kelompok kas masuk dan satu kelompok
kas keluar. Sedangkan anggaran kas bentuk campuran disusun dengan cara
setiap kegiatan kas masuk dikurangkan dengan kas keluar.
Faktor yang mempengaruhi anggaran kas antara lain:
1. Kegiatan operasi
Kegiatan perusahaan yang bersifat rutin dan terus menerus.
2. Kegiatan investasi
Kegiatan yang dapat meningkatkan dan menurunkan aset tak lancar
yang digunakan perusahaan.
3. Kegiatan pendanaan
Kegiatan yang berkaitan dengan utang dan modal sendiri.
Anggaran kas dibagi menjadi anggaran kas metode langsung dan tidak
langsung (Nafarin, 2004). Anggaran kas metode langsung dibuat
berdasarkan:
- Anggaran utang
- Anggaran piutang
- Anggaran jualan
- Anggaran beban usaha
- Anggaran biaya bahan baku
- Anggaran tenaga kerja langsung
- Anggaran biaya overhead pabrik

Sedangkan anggaran kas metode tidak langsung dibuat berdasarkan:


- Anggaran rugi-laba
- Anggaran neraca
Penyusunan anggaran kas terdiri dari:
1. Menyusun anggaran penerimaan kas
2. Menyusun anggaran pengeluaran kas
3. Menyusun anggaran kas sementara
4. Menyusun anggaran kas final

3. Proyeksi Neraca

Neraca adalah laporan sistematis yang mununjukan keadaan keuangan.


Neraca menunjukan posisi kekayaan perusahaan, kewajiban dan modal
pada waktu tertentu. Anggaran neraca adalah anggaran yang merencanakan
keadaan keuangan sebuah perusahaan pada suatu periode. Anggaran neraca
dibuat berdasarkan

- Anggaran kas

- Anggaran piutang

- Anggaran persediaan

- Anggaran perlengkapan usaha

- Anggaran cadangan depresiasi aktiva tetap

- Anggaran modal

- Laba ditahan

- Anggaran utang

- Oblgasi

- Anggaran penambahan utang

D. PERMASALAHAN DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN BISNIS


Dalam penyusunan anggaran bisnis biasanya terdapat kesulitan-kesulitan.
Kesulitan tersebut antara lain
1. Terdapat anggaran yang sulit diukur (discretionary).
Anggaran yang bersifat discretionary tersebut misalnya biaya pemakaian
telepon, biaya transportasi, biaya promosi, listrik, dan air.
a. Biaya telepon : biaya telepon masuk ke dalam anggaran yang sulit
diukur karena tergantung dengan jumlah pemakainya dan kebutuhan
yang dibutuhkan. Biasanya hal ini sulit diprediksi.
b. Biaya transportasi : tergantung dari aktivitas operasional perusahaan
c. Biaya promosi : sifatnya mengikuti kondisi pasar
d. Biaya listrik dan air : selalu berfluktuasi tiap bulan
Biaya-biaya tersebut berfluktuasi setiap bulannya dan memiliki deviasi
yang relatif jauh dari yang dianggarkan sehingga biaya-biaya ini perlu
dikendalikan melalui anggaran.
2. Anggaran yang selalu mengalami fluktuasi tiap bulan
3. Deviasi/gap yang jauh antara anggaran dengan pengeluaran
4. Sulitnya menghubungkan biaya masukan dengan keluaran baik produk, jasa
atau pendapatan penjualan

DAFTAR PUSTAKA

1. Pahala Nainggolan (2012). Manajemen Keuangan Lembaga Nirlaba. Jakarta:


Yayasan Bina IntegrasiEdukasi
2. Munandar M, (2001). Budgeting, Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,
Pengawasan Kerja, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
3. Nafarin. 2004. Penganggaran. Diakses di:
http://repository.ut.ac.id/4852/1/EKMA4570-M1.pdf . Pada: Jumat, 20
September 2019, pukul: 04.31 WIB

4. Savitri, Enni. 2008. Penganggaran Perusahaan. Diakses di:


https://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/9138/BAB%2
07%20ANGGARAN%20KAS.%2067500rugethw-
10.pdf?sequence=9&isAllowed=y . Pada: Jumat, 20 September 2019, pukul:
04.21 WIB

5. Yulianti, Lili. 2016. Budget Utang. Diakses di:


https://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/9138/BAB%2
07%20ANGGARAN%20KAS.%2067500rugethw-
10.pdf?sequence=9&isAAllowed=y . Pada: Jumat, 20 September 2019, pukul:
05.31 WIB

6. Irsutami dan Printasari Debby Wulan. 2017. Penyusunan Anggaran


Discretionary Expenses pada PT Anshun Joyful T & T. Jurnal Akuntansi,
Ekonomi Dan Manajemen Bisnis 2(2): 208-217. ISSN: 2337-788.

Anda mungkin juga menyukai