Anda di halaman 1dari 24

COUNTER VERIFICATION

DLI-9 (DISBURSEMENT LINKED INDICATOR 9)


PROGRAM I-SPHERE (INDONESIAN
SUPPORTING PRIMARY HEALTH CARE REFORM)
LATAR BELAKANG
GAMBARAN UMUM
1. Dalam rangka meminimalkan kesenjangan pelayanan kesehatan di Indonesia terutama di
Provinsi Maluku, NTT, dan Papua dilakukan dengan mendekatkan akses dan meningkatkan
mutu Pelayanan Kesehatan, penataan dan pengembangan sistem rujukan yang terintegrasi
dan berjenjang mulai dari tingkat primer Puskesmas hingga ke tingkat rujukan/rumah sakit.
2. Untuk itu, dikembangkan program Indonesian-Supporting Primary and referral Health Care
Reform (I-SPHERE) yang didanai pinjaman Bank Dunia/ World Bank.
3. Pinjaman ini merupakan pinjaman kegiatan (project loan) dengan modalitas PROGRAM FOR
RESULTS (PforR).

4. Salah satu karakteristik pinjaman dengan modalitas PforR Adalah pencairan dana pinjaman
bank dunia berdasarkan capaian indikator program yang disebut DISBURSEMENT LINKED
INDICATORS (DLIs) dan bukan berdasarkan belanja (expenditure) seperti pinjaman
konvensional.

3
TUJUAN, HASIL, & OUTCOMES PROGRAM I-SPHERE

Objective:
Outcome
Penguatan kinerja sistem pelayanan kesehatan
primer dan rujukan di Indonesia
I
- S
Results Q
S H P
U
P Penguatan Pemantauan terhadap Kinerja untuk Kapasitas E E
Pemerintah Daerah dan Peningkatan Akuntabilitas A
A N
H L
L D
Peningkatan Penerapan Standar Nasional untuk I
E kinerja Pemerintah Daerah dan Kinerja Fasilitas
T
T
I
H N
R Y
G
Peningkatan Orientasi Kinerja Pembiayaan Kesehatan
E untuk Pemberian Pelayanan Lokal yang Lebih Baik

Pemenuhan Sarana, Prasarana dan SDMKes UPT 4


Vertikal di 3 Prov Kawasan Timur Ind
DLI PROGRAM/PROYEK I-SPHERE
Proporsi Pinjaman Alokasi
DLI Deskripsi
Per DLI (%) Pinjaman (USD)
Kabupaten/kota yang tercakup di Dasbor data dan informasi
1 10 % 15.000.000
kesehatan
Puskesmas yang menggunakan aplikasi m-Health yang
2 5% 7.500.000
menunjang pelaksanaan PIS-PK yang disempurnakan
Puskesmas mendapatkan tingkat akreditasi yang lebih tinggi
3 15 % 22.500.000
diluar Kawasan Timur Indonesia (Maluku, NTT dan Papua)
Puskesmas yang telah terakreditasi di semua tingkat di Kawasan
4 5% 7.500.000
Timur Indonesia (Maluku, NTT dan Papua)
Komisi Akreditasi Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5 15 % 22.500.000
(KAFKTP) berfungsi sebagai komisi independen
6 Kabupaten/kota bermasalah yang menghasilkan rencana tahunan 5% 7.500.000
7 Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan 5% 7.500.000
Fasilitas Pelayanan primer (FKTP) dapat mengimplementasikan
8 16 % 24.000.000
kapitasi JKN berdasarkan indikator kinerja
Kabu/kota yang menunjukkan peningkatan minimal setengah
9 20 % 30.000.000
dari indikator kinerja dalam penetapan DAK non fisik
Jumlah Provinsi yang menerapkan sistem rujukan terpadu dan
10 4% 6.000.000
terintegrasi
Total 100 % 150.000.000
BOK PUSKESMAS
BERBASIS KINERJA
BOK PUSKESMAS BERBASIS KINERJA
1. Untuk mendukung percepatan pencapaian SPM bidang kesehatan Kab/Kota,
Sasaran Prioritas RPJMN, Renstra Kemenkes.

2. Program prioritas yang menjadi indikator kinerja pengalokasian BOK


Puskesmas dan target nasional di tahun 2019, yaitu:

a. Persalinan di fasilitas kesehatan (PF), target nasional 85%

b. Kunjungan neonatal lengkap (KN-4), target nasional 90%

c. Success Rate TB (SR TB), target nasional 90%

d. Cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL), target nasional 93%


FORMULA PEMBERIAN REWARDS/INSENTIF
BOK PUSKESMAS BERBASIS KINERJA
1. Minimal 50% dari total indikator program prioritas nasional meningkat dari
tahun tx ke tahun tx + 1
2. Kenaikan cakupan program prioritas dengan ketentuan:
a. Cakupan meningkat di bawah target nasional memperoleh alokasi
rewards sesuai peningkatan cakupan dengan rewards maksimal 13,2%.
b. Cakupan meningkat di atas target nasional memperoleh alokasi sesuai
dengan nilai median.
c. Cakupan menurun dibawah target nasional tidak memperoleh alokasi
rewards.
d. Cakupan menurun tetapi masih diatas target nasional memperoleh
alokasi rewards sesuai nilai median.
Di bawah Target Nasional Di atas Target Nasional

Sesuai dengan peningkatan


Meningkat cakupan
(Selisih Tx1 – Tx > 0) (Maksimum=13.2%)
(Group 2)
Sama dengan median
group 2 (Group 1)
Menurun
0 (Group 3)
(Selisih Tx1 – Tx ≤ 0)
FORMULASI BOK PUSKESMAS BERBASIS KINERJA
COUNTER VERIFICATION
TUJUAN COUNTER VERIFICATION

1. Menilai kelengkapan dan akurasi data pelaporan 4 indikator BOK


berbasis kinerja dari register dan catatan lainnya, yang selanjutnya
akan digunakan sebagai faktor penyesuaian alokasi BOK berbasis
kinerja tahun berikutnya

2. Mengevaluasi potensi dan hambatan dalam pelaksanaan BOK berbasis


kinerja (proses verifikasi internal, ketepatan waktu pelaporan, sistem
manajemen)
DATA YANG AKAN DIREVIEW

➢ KN lengkap, PF, IDL, SR TB tahun 2020-2021

➢ Tingkat Dinkes Kab/Kota, Puskesmas, kelurahan/desa

Pemenuhan counter verifikasi dinilai dari aspek kuantitatif yaitu

kelengkapan dan akurasi data.


INSTRUMENT COUNTER VERIFICATION

1. Formulir pengumpulan data untuk kelengkapan dan akurasi


data:
a. Catatan dan laporan PF, KN, IDL, SR TB Tahun 2020 dan
2021
b. Catatan dan laporan mulai dari tingkat Kab/Kota, Puskesmas,
dan Kelurahan/Desa

2. Formulir untuk Focus Group Discussion di Tingkat Kab/Kota


LOKUS COUNTER VERIFICATION

1. Total 65 kab/kota di 26 propinsi

2. Metode pengumpulan data

a. Secara hybrid (luring & daring) : 24 kab/kota

b. Secara daring : 41 kab/kota


No Luring dan Daring Daring 1 Daring 2
1 Aceh Besar Simeulue
2 Pidie Jaya
3 Labuhan Batu Nias Utara Nias Barat
4 Kota Tebing Tinggi Sibolga
5 Kota Solok Belitung
6 Pelalawan Pesawaran Pringsewu
7 Prabumulih Penukal Abab Musi Rawas
8 Sukabumi Karawang Kota Banjar
9 Bandung Kota Madiun Kota Batu
10 Cirebon Sabang
11 Kota Cimahi Morowali Utara
KABUPATEN 12 Klaten Sukoharjo
/ KOTA 13 Kota Yogyakarta Gresik Kota Mojokerto
14 Sidoarjo Jombang Magetan
15 Kota Tangerang Kota Cilegon
16 Tabanan Lombok Tengah Lombok Timur
17 Kupang Sikka Nagekeo
18 Landak Sekadau
19 Kota Pontianak Tana Tidung Kota Tarakan
20 Kota Banjarmasin Barito Selatan Kutai Barat
21 Donggala Sitaro Banggai
22 Takalar Toju Una-una Banggai Laut
23 Manokwari Sorong Selatan Teluk Bintuni
24 Kab. Jayapura Bombana Kota Kendari
PENGORGANISASIAN
LAPANGAN
PELAKSANA COUNTER VERIFICATION

a. Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) berkoordinasi dengan BRIN


sebagai pelaksana counter-verification

b. Tim pengumpulan data terdiri dari:


➢ Tim Pusat : Pusjak PDK, BRIN, Roren, Fasyankes, Gikia, Imunisasi, P2PM,
Tim I-SPHERE
➢ Tim Verifikator / Enumerator dan (untuk 24 Kab/Kota) : 4 orang per Kab/Kota
➢ Koordinator Kabupaten/Kota (untuk 24 Kab/Kota) : 1 orang per Kab/Kota
➢ Pendamping Propinsi (17 Propinsi dari 24 Kab/Kota) : 1 orang per propinsi
URUTAN PENGUMPULAN DATA
• Puldata Tahap I : Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Puskesmas mengupload data
ke google drive
• Tim Pusat akan memverifikasi data yang telah diupload
• Untuk Kab/Kota lokasi luring (24 Kab/Kota) : merekrut enumerator sebanyak 4
orang
• Puldata Tahap II : Review kelengkapan data oleh tim Pusat (daring dengan 65
Kab/Kota)
• Dinkes dan Puskesmas menindaklanjuti hasil review dari Tim Pusat
• Enumerator memverifikasi langsung ke 24 Kab/Kota, difasilitasi oleh Koordinator
dari Dinkes Kab/Kota dan didampingi oleh Dinkes Prov.
• Supervisi Tim Pusat ke daerah lokus CVD, baik lokus daring maupun lokus hybrid
(30-an Kab/Kota)
TUGAS TIM
• Tim pusat bertanggung jawab terhadap keseluruhan proses
counter-verification, mulai dari perencanaan, penyiapan instrumen,
penyiapan pedoman dan bahan pelatihan, pelaksanaan workshop
enumerator, analisis data dan penyusunan laporan.
• Koordinator kabupaten/kota (lokus luring) merupakan staf dinas
kesehatan kabupaten/kota pada lokasi sampel counter-verification
terpilih yang bertanggung jawab untuk menyiapkan logistik pada
saat pengumpulan data di daerah. Koordinator kabupaten/kota
berkoordinasi langsung dengan enumerator, namun tidak
mempengaruhi penilaian independent tim enumerator
• Pendamping provinsi merupakan staf dinas kesehatan provinsi yang
akan mendampingi tim enumerator pada saat pengumpulan data di
daerah
• Enumerator bertugas untuk memverifikasi data (akurasi data di Dinkes
Kab/Kota, di Puskesmas dan di register Desa/Kelurahan
ENUMERATOR
PROVINSI KABUPATENKOTA
• Enumerator terdapat ACEH ACEH BESAR
di 24 Kab/Kota ACEH PIDIE JAYA
SUMATERA UTARA LABUHAN BATU
• 1 Kab/Kota SUMATERA UTARA KOTA TEBING TINGGI
membutukan 4 orang SUMATERA BARAT KOTA SOLOK
RIAU PELALAWAN
enumerator SUMATERA SELATAN KOTA PRABUMULIH
JAWA BARAT SUKABUMI
JAWA BARAT BANDUNG
JAWA BARAT CIREBON
JAWA BARAT KOTA CIMAHI
JAWA TENGAH KLATEN
DI YOGYAKARTA KOTA YOGYAKARTA
JAWA TIMUR SIDOARJO
BANTEN KOTA TANGERANG
BALI TABANAN
NUSA TENGGARA TIMUR KUPANG
KALIMANTAN BARAT LANDAK
KALIMANTAN BARAT KOTA PONTIANAK
KALIMANTAN SELATAN KOTA BANJARMASIN
SULAWESI TENGAH DONGGALA
SULAWESI SELATAN TAKALAR
PAPUA BARAT MANOKWARI
PAPUA JAYAPURA
KUALIFIKASI ENUMERATOR

• Latar Belakang Pendidikan minimal D3 Kesehatan


• Bukan PNS ataupun Honorer di Dinas Kesehatan
• Berasal dari Kab/Kota setempat
• Pernah menjadi enumerator salah satu Riset Nasional (SSGI,
Riskesdas, Rifaskes, Risnakes)
No Kegiatan Nopember Desember
Mgg Mgg ke-3 Mgg ke-4 Mgg ke-5/ Mgg ke-2 Mgg ke-3 Mgg ke-4 Mgg ke-5
ke-2 Des 1
1. Zoom 1 Daerah (1.000 peserta zoom 16 Nop
2. Upload Data oleh Dinkes dan Puskesmas 16 – 21 Nop
3. Perekrutan Enumerator untuk 24 Kab/Kota 16-24 Nop
4. Evaluasi Kelengkapan Data 21-23 Nop
5. Zoom 2 Daerah : Review Kelengkapan Data 24 Nop
6. Upload Kelengkapan Data oleh Dinkes dan 25-29 Nop
Puskesmas
7. Penetapan Enumerator 24 Kab/Kota 25 Nop
8. Workshop Enumerator 28-29 Nop
9. Koordinasi Tim Pusat : Persiapan Turlap 30 Nop
10. Puldata : Pelaksanaan CVD luring di 24 1 – 16 Des
Kab/Kota
11. Konfirmasi Upload data 41 Kab/Kota oleh PJ 1-16 Des
Kab/Kota (daring)
12. Cleaning dan Analisis Data 20-22
Des
13. Penyusunan Laporan CVD 27-29
Des

Anda mungkin juga menyukai