Anda di halaman 1dari 17

Kerangka Acuan Kerja

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengadaan Reporting


Nama Pengadaan Specialist Sekretariat Tim Penyelenggara Program
Indonesia-Supporting Primary Health Care Reform
(ISPHERE) Tahun Anggaran 2021

Tanggal Dokumen Juli 2021

Tahun Anggaran 2021

Disetujui oleh:

dr. Andry Chandra, MARS


NIP. 19781202 200604 1 001
Pejabat Pembuat Komitmen

1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENGADAAN REPORTING SPECIALIST
SEKRETARIAT TIM PENYELENGGARA PROGRAM INDONESIA-SUPPORTING
PRIMARY HEALTH CARE REFORM (I-SPHERE)
TAHUN ANGGARAN 2021

URAIAN PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perubahan UUD 1945 Pasal 28 Bagian H ayat (1) menyatakan bahwa setiap
orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian Pasal 34 ayat (3),
bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Undang Undang Nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal 19 menyebutkan bahwa Pemerintah
bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang
bermutu, aman, efisien dan terjangkau.
Salah satu arah kebijakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019, dimana sejalan dengan RPJMN 2020-2024,
bahwa pengembangan, pembangunan desa dan kawasan perdesaan termasuk
di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, kawasan transmigrasi dan pulau-
pulau kecil terluar, tetap menjadi fokus pemerintah dalam pemenuhan pelayanan
dasar publik dan kualitas SDM termasuk dalam bidang kesehatan.
Kementerian Kesehatan mendukung program prioritas membangun Indonesia
dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka
Negara kesatuan, dan meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat
Indonesia. Kementerian Kesehatan berusaha meminimalkan
disparitas/kesenjangan pelayanan kesehatan di Indonesia terutama di Provinsi
Maluku, NTT, dan Papua dengan cara mendekatkan akses dan meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan, penataan dan pengembangan sistem rujukan yang
terintegrasi dan berjenjang mulai dari tingkat primer Puskesmas hingga ke
tingkat rujukan/Rumah Sakit.
Pembangunan RS UPT Vertikal baru di Kawasan Timur Indonesia (KTI)
bertujuan untuk percepatan penyediaan akses pelayanan rujukan tersier dalam
mengantisipasi tantangan tren pola penyakit emerging maupun re-emerging
disease, berperan sebagai pusat pendidikan dan penelitian, sekaligus sebagai
upaya menurunkan disparitas pelayanan kesehatan rujukan yang bermutu bagi

2
masyarakat di Kawasan Timur Indonesia dalam mendukung pencapaian
Universal Health Coverage. Selain itu, hadirnya RS UPT Vertikal sebagai RS
Rujukan Tersier di KTI, diharapkan lebih mampu memobilisasi sumber daya
Dokter Spesialis, pendanaan, teknologi secara lebih baik, serta mendorong
engine of growth ekonomi lokal.
Untuk mendukung kebijakan tersebut di atas, salah satu upaya pemerintah yaitu
melaksanaan program Indonesia-Supporting Primary and Referral Healthcare
Reform (I-SPHERE). Program ini bertujuan untuk memperbaiki sasaran prioritas
yang dapat mengungkit pencapaian program nasional bidang kesehatan,
utamanya peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat
di Kawasan Timur Indonesia.
Program ini didukung oleh Bank Dunia (Soft Loan) dengan nilai pinjaman
sebesar USD150 juta yang diperuntukan membangun rumah sakit sebagai
rujukan tersier di 3 (tiga) Provinsi yaitu, Provinsi Maluku, NTT, dan Papua. Sesuai
dengan komitmen pemerintah Indonesia dengan Bank Dunia bahwa dana
pinjaman dapat dikucurkan setelah Pemerintah Indonesia memenuhi
pencapaian program/indikator sesuai dengan yang disepakati dengan modalitas
Program for Results (PforR).
Karakteristik utama modalitas PforR adalah disbursement dana pinjaman dapat
dicairkan didasarkan atas pencapaian program atau indikator yang disepakati,
dikenal sebagai Disbursement Linked Indicator (DLI). Pinjaman ini bukan
pinjaman konvensional yang berdasarkan input (expenditure).
Terdapat 10 (sepuluh) DLI yang telah disepakati dengan penjelasan seperti
dalam tabel berikut:

No DLI Satker Terkait Penjelasan Target


1 DLI 1 : Pusat Data Pencapaian diukur Data dasar: 0
Kabupaten/ dan Informasi dengan melihat
Kota yang pengembangan "dasbor Th 1: Dashboard
tercakup di kinerja" menggunakan Kinerja dirancang
dashboard data Sistem Informasi dan Pedoman
dan informasi Kesehatan Kabupaten - dikeluarkan
kesehatan 2 (DHIS2), atau sistem Th 2: 5% Kab/Kota
lain yang sesuai, yang Th 3: 30% Kab/Kota
menggabungkan Th 4: 60% Kab/Kota
indikator kinerja yang Th 5: 90% Kab/Kota
disepakati dari berbagai
sistem informasi yang Target tahun 3 s/d 5
sudah ada. Ini akan kumulatif

3
No DLI Satker Terkait Penjelasan Target
membantu menentukan
tolok ukur kinerja lintas
kabupaten/kota,
publikasi hasil dan
membantu meningkatkan
orientasi kinerja
kabupaten/kota.
2 DLI 2 : • Pusat Data Prestasi diukur sebagai Data dasar: 0
Puskesmas dan Informasi pengembangan dan
yang • Direktorat penggunaan m-Health Th 1: Rencana
menggunakan Pelayanan sebagai inovasi untuk mHealth untuk PIS-
Aplikasi m- Kesehatan mendukung PIS-PK, PK diselesaikan
Health yang Primer serta intervensi Th 2: m-Health
menunjang pemberian layanan untuk PIS-PK
Pelaksanaan tertentu. dirancang dan Uji
Program Lapangan dilakukan
Indonesia Sehat Th 3: 25 Pusk
dengan Th 4: 250 Pusk
Pendekatan Th 5: 1.500 Pusk
Keluarga (PPIS-
PK) yang Pusk: Puskesmas
disempurnakan
Target tahun 4 dan 5
kumulatif

3 DLI 3 : Direktorat Mutu Pencapaian diukur Data dasar: 495


Puskesmas dan Akreditasi sebagai jumlah Puskesmas
mendapatkan Pelayanan puskesmas yang
tingkat Kesehatan menerima akreditasi di Th 1: 600 Pusk
akreditasi yang tingkat Utama atau Th 2: 900 Pus
lebih tinggi Paripurna di luar Th 3: 1.200 Pusk
diluar Kawasan Kawasan Timur Th 4: 1.500 Pusk
Timur Indonesia Indonesia (Maluku, NTT, Th 5: 1.995 Pusk
Papua) yang disertifikasi
oleh Komisi Akreditasi Target tahun 2 s/d 5
layanan kesehatan kumulatif
primer. Ini termasuk
puskesmas yang
menerima akreditasi
untuk pertama kalinya
dan puskesmas yang
menerima akreditasi
ulang.
4 DLI 4 : Direktorat Mutu Pencapaian diukur Data dasar: 197
Puskesmas dan Akreditasi sebagai jumlah Puskesmas
yang Pelayanan puskesmas yang
terakreditasi Kesehatan menerima semua tingkat Th 1: 231 Pusk
disemua tingkat akreditasi di tiga provinsi Th 2: 306 Pusk
di Kawasan (Maluku, NTT, dan Th 3: 381 Pusk
Timur Indonesia Papua) di Kawasan Th 4: 481 Pusk
Timur Indonesia, yang Th 5: 597 Pusk
disertifikasi oleh komisi

4
No DLI Satker Terkait Penjelasan Target
akreditasi pelayanan Target tahun 2 s/d 5
primer yang ada. Ini kumulatif
termasuk puskesmas
yang menerima
akreditasi untuk pertama
kalinya dan puskesmas
yang menerima
akreditasi ulang.
5 DLI 5 : Komisi Direktorat Mutu Kementerian Kesehatan Data dasar: 0
Akreditasi dan Akreditasi akan membentuk Komisi
Fasilitas Pelayanan Akreditasi untuk Fasilitas Th 1: Peta jalan
Kesehatan Kesehatan Kesehatan Tingkat untuk Komisi yang
Tingkat Pertama (KAFKTP) independen
Pertama berdasarkan Keputusan dihasilkan
(KAFKTP) Menteri Kesehatan. Th 2: Rencana
berfungsi Dengan terbentuknya Bisnis dan Anggaran
sebagai komisi komisi ini, diharapkam serta AD/ART di
independen penilian akreditasi sampaikan
Puskesmas & FKTP lain Th 3: SK Menkes di
akan lebih indenpenden. keluarkan untuk
penetapan KAFKTP
yang independen
Th 4: 75 % staf
KAFKTP di tunjuk
Th 5: KAFKTP
beroperasi sesuai
dengan penetapan
peraturannya

6 DLI 6 : Biro Kementerian Kesehatan Data dasar: 0


Kabupaten/ Perencanaan akan meningkatkan
Kota dan Anggaran modul pelatihan dan Th 1: Modul
bermasalah mendesain ulang metode Pelatihan yang
yang pedagogis untuk ditingkatkan sudah
menghasilkan memperkuat kapasitas dirancang
rencana pemerintah daerah Th 2:10 Kab.
tahunan dalam mengembangkan Th 3: 25 Kab.
rencana dan anggaran Th 4: 50 Kab.
tahunan yang lebih baik. Th 5: 120 Kab.

Kab.: Kabupaten

Target tahun 3 s/d 5


kumulatif

7 DLI 7 : Pusat Prestasi diukur dengan Data dasar: 439 tim


Penugasan Perencanaan melihat jumlah tim
khusus tenaga dan Nusantara Sehat (atau Th 1: 539 tim
kesehatan Pendayagunan program penyebaran Th 2: 639 tim
SDM tenaga kesehatan Th 3: 739 tim
Kesehatan berbasis tim khusus) Th 4: 839 tim
yang digunakan untuk Th 5: 1.039 tim

5
No DLI Satker Terkait Penjelasan Target
menanggapi permintaan
tahunan wilayah DTPK Target tahun 2 s/d 5
(daerah terpencil, kumulatif
perbatasan dan
kepulauan).
8 DLI 8 : Fasilitas Pusat Program akan Data dasar: 0
pelayanan Pembiayaan mendukung peningkatan
primer dapat dan Jaminan mekanisme kapitasi Th 1: tdk ada target
mengimplement Kesehatan berbasis kinerja untuk Th 2: tidak ada
asikan Kapitasi memperkuat peran JKN target
JKN dalam intervensi Th 3: Peraturan
berdasarkan kesehatan promotif dan resmi yang disetujui
indikator kinerja preventif, peningkatan oleh Kemenkes dan
sistem kesehatan dan BPJS Kesehatan
penyedia layanan, di tentang Kapitasi
samping penggunaannya JKN Berbasis
saat ini sebagai Kinerja telah
instrumen pengendalian diterbitkan
biaya. Jumlah indikator Th 4: 40% Pusk.
kapitasi berbasis kinerja Th 5: 60% Pusk.
dan kuantum dari penalti
finansial kepada Target tahun 5
penyedia keduanya akan kumulatif
meningkat.

9 DLI 9 : • Biro Pencapaian diukur Data dasar: 0


Kabupaten/Kota Perencanaan dengan melihat
yang dan implementasi elemen Th 1: DAK non-fisik
menunjukkan Anggaran berbasis kinerja ke berbasis kinerja
peningkatan • Sekretariat dalam alokasi DAK oleh yang ditingkatkan
minimal Ditjen Kemenkes dan sudah dirancang
setengah dari Kesehatan Kemenkeu, yang Th 2: Data dasar
indikator kinerja Masyarakat memberikan DAK non-fisik
dalam penghargaan kepada berbasis kinerja
penetapan pemerintah daerah yang yang ditingkatkan
Dana Alokasi mencapai hasil di tahun- dikumpulkan
Khusus (DAK)- tahun sebelumnya Th 3: DAK non-fisik
Non Fisik dengan alokasi sudah dialokasikan
tambahan. Indikator berdasarkan kinerja
berbasis kinerja akan Th 4: 25% Kab/Kota
mencakup intervensi Th 5: 60% Kab/Kota
layanan kesehatan
promotif dan preventif Target tahun 5
serta peningkatan kumulatif
sistem.

10 DLI 10 : Jumlah Direktorat Pencapaian diukur Data dasar: 0


provinsi yang Pelayanan sebagai pengembangan
menerapkan Kesehatan dan penggunaan sistem Th 1: Sistem
sitem rujukan Rujukan informasi rujukan Informasi Rujukan
terpadu terintegrasi yang terintegrasi yang
terintegrasi menghubungkan tersusun

6
No DLI Satker Terkait Penjelasan Target
puskesmas dan rumah Th 2: Aplikasi
sakit untuk SISRUTE selesai
memungkinkan rujukan Th 3: 1 Prov.
yang tepat waktu dan Th 4: 3 Prov.
tepat sasaran serta Th 5: 5 Prov.
perawatan pasien yang
terintegrasi. Prov.: Provinsi

Target tahun 4 dan 5


kumulatif

Pencapaian indikator sebagaimana pada tabel di atas dilakukan terlebih dahulu


melalui verifikasi dan penilaian oleh Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), yang ditetapkan oleh Kemenkeu sebagai Independent
Verification Agent (IVA) terhadap capaian target DLI. Untuk itu pemerintah dalam
hal ini Kementerian Kesehatan, yang secara khusus dilaksnakan oleh Satuan
Kerja (Satker) terkait, harus memiliki strategi dan action plan atau program kerja
yang sinergis untuk memastikan agar DLI dapat tercapai sesuai target dan jadwal
yang ditetapkan, sehingga rencana pembangunan 3 (tiga) Rumah Sakit di KTI
dapat terlaksana.
Program/Proyek I-SPHERE dikelola oleh Kementerian Kesehatan melalui Tim
Koordinasi Penyelenggaraan Indonesia Supporting Primary Health Care Reform
(I-SPHERE) Program di Indonesia. Tim Koordinasi ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/558/2018 tanggal 5 Oktober 2018, yang beranggotakan unit
atau satuan kerja terkait di lingkungan Kementerian Kesehatan. Dalam Tim
Koordinasi tersebut terdapat Program Coordination Unit (PCU) yang dikoordinir
oleh Biro Perencanaan dan Anggaran serta Project Management Unit (PMU)
yang dikoordinir oleh Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan. PCU memiliki
tugas utama untuk mengkoordinir capaian DLI, sedangkan PMU memiliki tugas
untuk mengkoordinir pembangunan tiga rumah sakit.
Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari, PCU dan PMU didukung oleh
Sekertariat I-SPHERE. Sekretariat I-SPHERE bertugas untuk membantu kinerja
administrasi dan manajemen pelaksanaan I-SPHERE yaitu menjamin
tercapainya target DLI, serta terbangunnya 3 (tiga) RS UPT Vertikal.

7
Untuk itu, dibutuhkan tim Sekretariat I-SPHERE yang memiliki kompetensi dan
keahlian baik yang bersifat manajerial, teknis dan administrasi terutama memiliki
pengalaman dalam menjalankan modalitas PforR.
Pelaksanaan Program/Proyek I-SPHERE sampai dengan tahun 2020, telah
memasuki tahun ketiga dari lima tahun yang direncanakan, menghasilkan
capaian yang cukup menggembirakan yaitu telah tercapai sejumlah target DLI,
serta penyelesaian pembangunan fisik rumah sakit di Provinsi Maluku (RSUP Dr.
J. Leimena), termasuk telah dimulainya pembangunan fisik rumah sakit di
Provinsi NTT.
Kedepan, perlu strategi dan program kerja yang disusun lebih baik lagi,
peningkatan koordinasi dan komunikasi yang baik antar pemegang program di
lingkungan Kementerian Kesehatan, dengan BPKP, Kementerian Keuangan,
Pemerintah Daerah, serta pihak Bank Dunia, sehingga seluruh DLI dapat
tercapai, serta pembangunan Rumah Sakit di Papua dapat terwujud sesuai
dengan yang diharapkan.

2. Maksud dan Tujuan


Menyeleksi Reporting Specialist pada Sekretariat Tim Penyelenggara Program
I-SPHERE dalam rangka pelaksanaan koordinasi, pendampingan, monitoring
dan evaluasi, serta memberikan masukan terkait Penyelenggaraan Indonesia
Supporting Primary Health Care Reform (I-SPHERE) Program di Indonesia mulai
dari proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

Tujuan dari pengadaan Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE


adalah:
a. Menyediakan dukungan manajerial, teknis dan administrasi bagi PCU dan
PMU dalam peningkatan koordinasi lintas program dan lintas sektor;
b. Menyediakan dukungan manajerial, teknis dan administrasi bagi PCU dan
PMU dalam pengelolaan pinjaman Bank Dunia untuk Program/Proyek I-
SPHERE yang merupakan pinjaman kegiatan dengan modalitas PforR,
mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi;
c. Menyediakan dukungan manajerial, teknis dan administrasi bagi PCU dalam
pencapaian target DLI yang merupakan dasar bagi pencairan dana pinjaman
Bank Dunia;

8
d. Menyediakan dukungan manajerial, teknis dan administrasi bagi PMU dalam
rangka pencapaian target pembangunan rumah sakit dan fasilitasnya;
e. Menyediakan dukungan manajerial, teknis dan administrasi kepada PCU
dan PMU dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta umpan balik
pengelolaan Program I-SPHERE;
f. Memberikan laporan secara rutin kepada pimpinan Kemenkes terkait
perkembangan pengelolaan Program I-SPHERE;
g. Membantu memberikan masukan kepada PCU dan PMU dalam rangka
pelaksanaan Program I-SPHERE.

3. Sasaran
Sasaran dari pengadaan Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE
adalah:
a. Tersusunnya usulan perencanaan Program I-SPHERE yang sesuai dengan
ketentuan dan kebijakan Kemenkes;
b. Tercapainya target pelaksanaan Program/Project I-SPHERE;
c. Terpantaunya pengelolaan Program I-SPHERE di lingkungan Kementerian
Kesehatan secara rutin;
d. Teridentifikasinya permasalahan pengelolaan Program I-SPHERE serta
upaya penyelesaiannya.

4. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE adalah Kantor
Kementerian Kesehatan R.I., Jalan H.R. Rasuna Said Blok X Kav. 4-9, Jakarta
Pusat.

5. Sumber Pendanaan
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan Pinjaman Bank Dunia seperti
tercantum dalam DIPA Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2021,
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) tenaga ahli Reporting Specialist sebesar
Rp.68.750.000,- selama 5 Bulan Sesuai dengan ketentuan yang ada kegiatan
yang bersumber dari PHLN ditanggung oleh negara. Sesuai dengan ketentuan
yang ada kegiatan yang bersumber pinjaman dan hibah luar negeri, PPN tidak
dipungut.

9
6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitment
Nama Pejabat Pembuat Komitmen:
Satuan Kerja: Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan.

DATA PENUNJANG
7. Referensi Hukum
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
d. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Interen Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4890);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pinjaman
Luar Negeri dan Penerimaan Hibah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5202);
g. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5423);

10
h. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 33);
i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84 tahun 2015 tentang Tata Cara
Penarikan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 619);
k. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1508);
l. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga;
m. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-3/PB/2016
tentang Petunjuk Pencairan, Pembebanan, dan Pertanggungjawaban Dana
Pinjaman Dan/Atau Hibah Luar Negeri Melalui Mekanisme Rekening
Khusus, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-39/PB/2016;
n. Naskah Perjanjian Pinjaman World Bank: Indonesia-Supporting Primary
Health Care Reform (I-SPHERE) Program (Loan No. 8873-ID) yang
ditandatangani pada tanggal 17 Juli 2018 dan Amademennya;
o. Aide Memoire Indonesia-Supporting Primary Health Care Reform (I-
SPHERE) Program for Result (Loan No. 8873-ID) Implementation Support
Mission, February 4-8, 2019.
p. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk
Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah, dan Pajak Penghasilan dalam Rangka Pelaksanaan Proyek
Pemerintah Yang Dibiayai Dengan Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri
sebagai mana telah diubah terakhir dengan PP No. 25 Tahun 2001.

11
RUANG LINGKUP
1. Lingkup Kegiatan
a. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE bekerja dalam bentuk
Tim dalam mendukung pelaksanaan kegiatan PCU dan PMU;
b. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE bertanggung jawab
untuk mendukung penyusunan perencanaan kegiatan dan anggaran dalam
rangka pelaksanaan Program/Proyek I-SPHERE. Kegiatan ini dilakukan
melalui kerjasama dengan PCU dan PMU serta pengelola program terkait;
c. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE bertanggung jawab
untuk melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program :
1) Pemantauan dan evaluasi capaian DLI dan PAP
2) Pemantauan dan evaluasi capaian pembangunan rumah sakit beserta
fasilitasnya.
3) Pemantauan dan evaluasi terhadap realisasi pemanfaatan pinjaman Bank
Dunia;
4) Pemantauan dan evaluasi terhadap penarikan pinjaman Bank Dunia
d. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE berperan mendampingi
PCU dalam rangka pencapaian target DLI dan PAP yang telah ditetapkan;
e. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE berperan mendampingi
PMU dalam rangka pencapaian target pembangunan rumah sakit dan
fasilitasnya;
f. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE memfasilitasi
pelaksanaan kegiatan PCU dan PMU serta program terkait lainnya;
g. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE berperan mendampingi
PCU dan PMU dalam penyusunan laporan pengelolaan Program I-SPHERE
kepada pimpinan dan umpan balik kepada unit-unit terkait;
h. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE memberikan masukan
kepada pimpinan Kementerian Kesehatan dalam bentuk saran baik secara
tertulis maupun lisan untuk pengelolaan Program I-SPHERE.

12
8. Keluaran
Produk yang dihasilkan Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE
adalah sebagai berikut:
a. Laporan penyusunan perencanaan Program I-SPHERE (semester);
b. Laporan hasil monitoring dan evaluasi pengelolaan Program I-SPHERE
(bulanan);
c. Laporan fasilitasi pelaksanaan kegiatan PCU dan PMU, dan pengelola
program terkait (bila ada);
d. Laporan pengelolaan Program I-SPHERE kepada pimpinan dan umpan balik
kepada unit-unit terkait (triwulan);
e. Laporan Pencapaian Target DLI I-SPHERE untuk disampaikan ke BPKP
(maksimal 2 kali dalam setahun);
f. Laporan Fasilitasi BPKP dalam melakukan Verifikasi DLI (bila ada);
g. Laporan Fasilitasi Tim Bank Dunia Dalam Misi Bank Dunia dan Evaluasi
Tengah Tahun Program I-SPHERE atau Midterm Review (bila ada);
h. Dokumen Program/Project Implementation Manual I-SPHERE (tahunan);
i. Dokumen Protokol Verifikasi BPKP atas Pencapaian Semua DLI setiap
Tahunnya (bila ada);

Produk yang dihasilkan oleh Reporting Specialist adalah:


a. Notulensi/laporan setiap kegiatan pertemuan, rapat dan sejenisnya dalam
bilingual yaitu Bahasa Inggris dan Indonesia (bila ada);
b. Laporan pelaksanaan tugas terkait Program Coordinating Unit ke Bank
Dunia dalam Bahasa Inggris (bila ada);
c. Laporan hasil monitoring dan evaluasi pencapaian DLI, PAP dari aspek PCU
dan PMU dalam Bahasa Inggris (Bulanan);
d. Rekap Bahan Paparan terkait PMU dan PCU dalam Bilingual Bahasa Inggris
dan Bahasa Indonesia (Bulanan);
e. Masukan Perbaikan Program/Project Implementation Manual terkait
Pelaporan dan Notulensi (bila ada).

13
9. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen
Fasilitas yang disediakan oleh PA/KPA/PPK adalah:
a. Ruang kantor beserta fasilitasnya;
b. Data dan informasi yang diperlukan Sekretariat Tim Penyelenggara Program
I-SPHERE dalam kaitannya dengan pelaksanaan kerja;
c. Kegiatan perjalanan dinas, pertemuan dan lain-lain serta penyediaan alat
tulis kantor dan penggandaan dokumen kegiatan dibiayai melalui alokasi
DIPA Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

10. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa


Berkoordinasi, memberikan pendampingan, memonitoring dan evaluasi dalam
kapasitas sebagai Reporting Specialist serta memberikan masukan terkait
Penyelenggaraan Program Indonesia Supporting Primary Health Care Reform
(I-SPHERE).

11. Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan


Jangka waktu penyelesaian kegiatan adalah 5 (lima) bulan.

12. Personel
a. Komposisi Personil Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE
sebagai berikut:

No Posisi Jumlah (Orang)

1 Sekretaris Eksekutif 1
2 Wakil Sekretaris Eksekutif 1
3 Program Monitoring and Evaluation Specialist 1
4 Project Monitoring and Evaluation Specialist 1
5 Program Finance Specialist 1
6 Project Finance Specialist 1
7 Reporting Specialist 1
8 Administration 2
9 Office support 1
TOTAL 10

14
Struktur Organisasi Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE

b. Kualifikasi, Tugas dan Tanggung Jawab Reporting Specialist adalah:


Kualifikasi Tugas dan Tanggungjawab
a. Memiliki Kartu Tanda Pengenal, a. Melakukan penyusunan notulensi
b. Memiliki NPWP; rapat/pertemuan dan laporan hasil
c. Telah memenuhi kewajiban rapat/pertemuan PCU dan PMU, baik
perpajakan tahun pajak terakhir dalam Bahasa inggris maupun Bahasa
(SPT Tahunan) tahun 2019 atau Indonesia;
2020; b. Membantu penyiapan penyajian dan
d. Pendidikan minimal S1 Sastra pelaporan dalam rangka pertemuan,
Inggris/ Hubungan diskusi, seminar, pelatihan PCU dan PMU;
Internasional/Kesehatan/ c. Membantu penyusunan laporan berkaitan
Ekonomi/Sosial/Teknik; dengan pelaksanaan tugas, baik dalam
e. Memiliki sertifikat TOEFL dengan Bahasa Indonesia maupun Bahasa
nilai paling sedikit 500 (lima ratus) Inggris, baik terkait PCU maupun PMU;
atau TOIEC dengan nilai paling d. Membantu penyusunan bahan pimpinan
sedikit 650 (enam ratus lima berkaitan dengan program/proyek I-
puluh) atau setara; SPHERE dan lainnya, baik dalam Bahasa
f. Berpengalaman paling sedikit 2 Indonesia maupun Bahasa Inggris;
tahun;

15
13. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
Tahapan pelaksanaan pekerjaan Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-
SPHERE dan waktu pelaksanaannya sebagai berikut:

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Bulan Ke-


No
Sekretariat 1 2 3 4 5
1 Koordinasi x x x x x
2 Pendampingan x x x x x
3 Monitoring dan evaluasi x x x x x
4 Pelaporan dan pertanggungjawaban x x

LAPORAN
14. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat: kemajuan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
butir 9, dalam satu bulan berjalan. Laporan Bulanan harus diserahkan selambat-
lambatnya: 10 (sepuluh) hari kerja pada bulan berikutnya.

15. Laporan Triwulan


Laporan Triwulan memuat: kemajuan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
butir 9, satu triwulan berjalan. Laporan Triwulan harus diserahkan selambat-
lambatnya: 15 (lima belas) hari kerja pada bulan pertama triwulan berikutnya.

16. Laporan Semester


Laporan Semester memuat: kemajuan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
butir 9, satu semester berjalan. Laporan Semester harus diserahkan selambat-
lambatnya: 15 (lima belas) hari kerja pada bulan pertama semester berikutnya.

17. Laporan Akhir


Laporan Akhir memuat: pencapaian hasil pekerjaan sesuai dengan butir 9,
Laporan Akhir harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir Desember
2021.

16
HAL-HAL LAIN
1. Melampirkan Surat Pernyataan Tidak Akan Menuntut Demi Hukum apabila
DIPA Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan tidak terbit dan pekerjaan ini
dibatalkan.

17

Anda mungkin juga menyukai