Anda di halaman 1dari 54

PROFIL INDIKATOR MUTU PROMKES

Judul Persentease Jumlah Posyandu Keluarga Yang dibina


Dasar Pemikiran 1 Permendagri RI No. 59 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pembentukan
Kelompok Operasional Pembinaan Posyandu.
2 Pedoman Posyandu Keluarga Provinsi NTB Tahun 2020
3 SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor
800/459/kes/2021Tentang Penetapan Indikator Kinerja Puskesmas Pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Lomok Timur dan Panduan Praktik Klinis
Dokter di pusat Pelayanan Kesehatan Primer

Dimensi Mutu Terintegrasi


Tujuan Meningkatkan keaktifan Posyandu keluarga
Menurunkan angka kematian dan angka kesakitan keluarga dari (Ibu, Bayi,
Remaja, Lansia) dengan meningkatkan cakupan sasaran semua umur di
tingkat Lingkungan

Definisi Operasional Posyandu Keluarga merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yng dikelola dan diselenggarakan dari
oleh untuk dan bersama masyarakat dengan memberikan pelayanan
kesehatan dasar kepada keluarga meliputi ibu hamil, ibu menyusui,
bayi, balita, remaja, usia produktif dan lansia serta terintegrasi dengan
program lain yang sinergis untuk meningkatkan derajat kesehatan
menuju katahanan keluarga.

Adapun bentuk kegiatan dari Posyandu Keluarga ini yaitu meliputi 5 langkah
pelayanan yang dilakukan:
1. Pendafataran
2. Penimbangan/Pengukuran
3. Pemeriksaan/Skrining/Pencatatan
4. Pelayanan/KIE/Penyuluhan/Konseling
5. Validata hasil pelayanan

Posyandu keluarga kategori Purnama yaitu posyandu yang melaksanakan


kegiatan lebih dari 8x (kali), dan mencakup lebih dari 50% sasaran dan
memiliki program tambahan
Posyandu keluarga kategori Mandiri yaitu posyandu yang melaksanakan
kegiatan lebih dari 8x (kali), dan mencakup lebih dari 50% sasaran dan
memiliki program tambahan, serta memiliki swadaya masyarakat (jenis usaha
sendiri yang menghasilkan untuk posyandu) atau dana sehat

Tipe Indikator Output


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah Posyandu Keluarga yang aktif (Purnama + Mandiri) yg dibina
Denumerator Jumlah seluruh posyandu keluarga yang memenuhi kriteria purnama +
mandiri
Target Pencapaian 50%

Kriteria Inklusi: semua Posyandu yg ada di wilayah PKM Selong serta semua sasaran
yang mendapatkan pelayanan di Posga
Eksklusi: -
Formula Jumlah Posga (purnama mandiri) yang dibina dan masih aktif dibagi jumlah
seluruh posga yang memenuhi kriteria purnama mandiri dikali 100 persen
Desain Pengumpulan Data Concurrent (survey harian)
Sumber Data Data Primer Posga
Besar Sampel Seluruh Posga yang ada di wilker pkm selong
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode Waktu pelaporan data Bulanan
Periode Analisa data Bulanan
Penyajian data Tabel dan Grafik
Instrumen pengambilan data Cheklist (Monitoring) Posyandu
Penanggung jawab Koordinator Promkes
PROFIL INDIKATOR

Judul Cakupan Pelayanan Konseling di klinik sanitasi


Dasar Pemikiran 1. Permenkes Nomor.43 Tahun. 2019 ttg Puskesmas
2. Permenkes Nomor.13 Tahun.2015 tentang penyelenggaraan pelayanan
Kesling di Puskesmas.
Dimensi Mutu Berorientasi Pada Pasien
Tujuan 1. Terciptanya perpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam
program pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan
dengan memberdayakan masyarakat.

2. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan prilaku.

Definisi Operasional Konseling klinik sanitasi adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
petugas konsling kepada pasien / klien agar pasien / klien dapat
meingkatkan pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan prilaku dari
masyarakat khususnya pasien.
Tipe Indikator Output
Satuan Pengukuran Persentase ( % )
Numerator Jumlah pasien yang diberikan konseling sanitasi.
Denumerator Jumlah pasien yang mendapatkan rujukan konseling berbasis lingkungan
dari pelayanan dalam gedung dalan kurun waktu satu ( 1 ) bulan.
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : semua pasien / klien yang memiliki penyakit berbasis lingkungan.
Eklusi : -
Formula (Jumlah pasien/klien yang diberikan konseling sanitasi / jumlah pasien yang
mendapatkan rujukan konseling sanitasi dari pelayanan dalam gedung) x
100%

Desain Pengumpulan Data corcurrent / survey harian


Sumber Data Data primer
Besar Sampel jumlah pasien yang mendapatkan rujukan konseling sanitasi dari pelayanan
dalam gedung
Frekuensi Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Waktu pelaporan data Setiap bulan
Periode Analisa data Triwulan
Penyajian data Tabel dan grafik
Instrumen pengambilan data Format klinik sanitasi, register kunjungan klinik sanitasi
Penanggung jawab PJ Program Kesling.
PROFIL INDIKATOR
Judul
Dasar Pemikiran

Tujuan

Definisi Operasional

Dimensi mutu

Tipe Indikator
Satuan Pengukuran
Numerator
Denumerator
Target Pencapaian
Kriteria

Formula

Desain Pengumpulan Data


Sumber Data
Besar Sampel
Frekuensi Pengumpulan Data
Periode Waktu pelaporan data
Periode Analisa data
Penyajian data
Instrumen pengambilan data
Penanggung jawab
PROFIL INDIKATOR
Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K-4)
1. Kementrian Kesehatan RI : Buku Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak ( PWS-
KIA) Tahun 2010
Untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal di wilayah kerja Puskesmas Selong , untuk
memantau adanya resiko-resiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan
resiko tinggi, dan menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi
yang lahir sehat.
1.Definisi Antenatal Care (ANC) : Pelayanan Kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu selama masa
kehamilannya yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan (Depkes RI, 2012).
2.Definisi Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K-4 : Jumlah ibu hamil yang sudah mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai dengan standar yakni paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan tiap
trimerster dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun ( Kemenkes
2016).

Efektif, keselamatan pasien, berorientasi kepada pasien, efisien, adil, terintegritasi


Output/ hasil
Persentase (%)
Ibu hamil yang mendapat pelayanan K-4 di wilayah kerja Puskesmas Selong
Jumlah sasaran K-4 di wilayah kerja Puskesmas Selong dalam 1 tahun.
100%
Inklusi : semua ibu hamil yang mendapat pelayanan K-4
Eksklusi : -

x 10
Survey bulanan ( kohort ), survey harian (Register)
Data Primer
Semua ibu hamil K-4 yang ada di wilayah kerja Puskesmas Selong
Setiap Hari
Bulanan
3 Bulan
Tabel, grafik
Kohort dan Register
Bidan Koordinator
x 100%
PROFIL INDIKATOR KIA-IBU
Judul Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K-4)
Dasar Pemikiran 1. Kementrian Kesehatan RI : Buku Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak ( PWS- KIA) Tahun 2010
2. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor :
800/459/Kes/2021 tentang penetapan indikator kinerja Puskesmas pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Lombok Timur.

Tujuan Untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal di wilayah kerja
Puskesmas Selong , untuk memantau adanya resiko-resiko kehamilan, dan
merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan resiko tinggi,
dan menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta
mengusahakan bayi yang lahir sehat.

Definisi Operasional 1.Definisi Antenatal Care (ANC) : Pelayanan Kesehatan oleh tenaga profesional
untuk ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan (Depkes RI, 2012).
2.Definisi Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K-4 : Jumlah ibu hamil
yang sudah mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar yakni paling
sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan tiap trimerster dibandingkan
jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun
( Kemenkes, 2016).

Dimensi Mutu Efektif, keselamatan pasien, berorientasi kepada pasien, efisien, adil, terintegritasi
Tipe Indikator Output/ hasil
Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator Ibu hamil yang mendapat pelayanan K-4 di wilayah kerja Puskesmas Selong
Denumerator Jumlah sasaran K-4 di wilayah kerja Puskesmas Selong dalam 1 tahun.

Target Pencapaian 100%


Kriteria Inklusi : semua ibu hamil yang mendapat pelayanan K-4
Eksklusi : -
Formula Jumlah kunjungan ibu hamil K4 / Jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu 1
tahun X 100%

Desain Pengumpulan data Survey bulanan ( kohort ), survey harian (Register)


Sumber Data Data Primer
Besar Sampel Semua ibu hamil K-4 yang ada di wilayah kerja Puskesmas Selong
Frekuensi Pengumpulan Data Setiap Hari
Periode Waktu Pelaporan Data Bulanan
Periode Analisa Data 3 Bulan
Penyajian Data Tabel, grafik
Instrumen Pengambilan Data Kohort dan Register
Penanggung Jawab Bidan Koordinator
PROFIL INDIKATOR PROGRAM KIA-KB
Judul
Dasar Pemikiran

Tujuan

Definisi Operasional

Dimensi mutu

Tipe Indikator
Satuan Pengukuran
Numerator

Denumerator
Target Pencapaian
Kriteria
Kriteria

Formula

Desain Pengumpulan Data


Sumber Data
Besar Sampel
Frekuensi Pengumpulan Data
Periode Waktu pelaporan data
Periode Analisa data
Penyajian data
Instrumen pengambilan data
Penanggung jawab
PROFIL INDIKATOR PROGRAM KIA-KB
Cakupan Peserta KB Aktif
1. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 2 Tahun 2010

Untuk menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia terlalu muda atau terlalu
tua atau akibat penyakit sistem reproduksi, bisa juga mencegah terjadinya pernikahan usia
dini
1.Definisi KB : Upaya mengatur kelahiran anak , jarak, dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (BKKN )

2. Definisi Pasangan Usia Subur (PUS) : Pasangan yang istrinya


berumur 15-49 tahun atau pasangan suami istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah
mendapatkan menstruasi atau istri berumur 15 tahun tetapi masih haid (BKKBN, 2015).
2.Definisi Peserta KB Aktif : Cakupan peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif
menggunakan alat dan obat kontrasepsi (alkon) dibandingkan dengan jumlah pasangan usia
subur di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Efektif, keselamatan pasien, berorientasi kepada pasien, efisien, adil, terintegritasi


Output/ hasil
Persentase (%)
Jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif dengan jumlah pasangan usia subur di
wilayah kerja Pkm Selong

Jumlah sasaran KB aktif (PUS) di wilayah kerja Puskesmas Selong dalam 1 tahun
78%
INKLUSI : Semua pasangan usia subur
INKLUSI : Semua pasangan usia subur

Survey bulanan ( kohort ), survey harian (Register)


Data Primer
Semua pasangan usia subur yang ada di wilayah kerja Puskesmas Selong
Setiap Hari
Bulanan
3 Bulan
Tabel, grafik
Kohort dan Register
Bidan Koordinator
PROFIL INDIKATOR MUTU PROGRAM UKS

Judul Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Usia Pendidikan Dasar


Dasar Pemikiran 1. PMK No. 4 Tahun 2019 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bagi Pelayanan
Kesehatan Pada Usia Pendidikan

2. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor


800/459/kes/2021Tentang Penetapan Indikator Kinerja Puskesmas Pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Lomok Timur dan Panduan Praktik Klinis Dokter di pusat
Pelayanan Kesehatan Primer

Tujuan Terlaksana pelayanan kesehatan bagi anak suia pendidikan dasar sehingga tercapainya
derajat kesehatan peserta didik secara optimal
Definisi Operasional Pelayanan Kesehatan anak usia pendidikan dasar merupakan kegiatan penjaringan
kesehatan yang diberikan pada anak siswa kelas 1 dan 7 serta pemeriksaan berkala
pada siswa kelas 2 sampai dengan 6 dan kelas 8 sampai dengan kelas 9 yang dilakukan
1 kali setahun.
Standar pelayanan kesehatan pada anak usia pendidikan dasar meliputi pemeriksaan
fisik yang terdiri dari penilaian status gizi, penilaian tanda vital, penilaian kesehatan
gigi dan mulut, penilaian tajam penglihatan serta pendengaran dan pengisian quisioner
untuk mengetahui riwayat kesehatan keluarga, riwayat imunisasi serta riwayat
kesehatan mental remaja.

Dimensi Mutu Berorientasi kpd pasien, Eefektif, Integrasi


Tipe Indikator Output
Satuan Pengukuran Persentase ( % )
Numerator Jumlah anak usia pendidikan dasar yang mendapat pelayanan kesehatan
Denumerator Jumlah anak usia pendidikan dasar di wilayah kerja puskesmas Selong

Target Pencapaian 100%


Kriteria Inklusi : Siswa kelas 1 sampai dengan kelas 9 baik dalam pendidikan formal maupun
informal (ponpes)
Eklusi : -
Formula Jumlah anak pendidikan dasar yang mendapat pelayanan kesehatan x 100%
Jumlah semua anak usia pendidikan dasar di wilayah kerja puskesmas selong

Desain Pengumpulan Data Retrospektif


Sumber Data Data dasar UKS
Besar Sampel Semua anak usia pendidikan dasar (kls 1 - 9)
Frekuensi Pengumpulan Data 1 kali setahun
Periode Waktu pelaporan data 1 kali setahun
Periode Analisa data 1 kali setahun
Penyajian data Tabel
Instrumen pengambilan data quisioner dan formulir penjaringan kesehatan
Penanggung jawab Pelaksana program UKS
PROFIL INDIKATOR MUTU PROGRAM KESEHATAN REMAJA
Judul Cakupan Pelayanan Kesehatan Remaja.
Dasar Pemikiran 1. Kementrian Kesehatan RI : Buku Pedoman Standar Nasional Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja (PKPR). 2. Berdasarkan data proyeksi penduduk Indonesia 2020-2025.
Proporsi penduduk remaja berusia 10-18 tahun pada tahun 2010 adalah sekitar 18% dari
total penduduk atau sekitar 42 juta jiwa. besarnya populasi kelompok usia remaja dapat
dimaknai sebagai aset dan potensi bangsa dimasa depan. Pentingnya remaja sebagai aset
masa depan peradaban manusia ditunjukkan dengan adanya beberapa indikator yg
ditetapkan PBB sebagai Millenium Development Goals yg berkaitan langsung dengan
remaja dan orang muda.
2. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor
800/459/kes/2021Tentang Penetapan Indikator Kinerja Puskesmas Pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Lomok Timur dan Panduan Praktik Klinis Dokter di pusat
Pelayanan Kesehatan Primer

Tujuan Terselenggaranya PKPR berkualitas di Puskesmas Selong dan tempat pelayanan remaja
lainnya, yang mampu menghargai dan memenuhi hak-hak serta kebutuhan remaja
sebagai individu dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan , pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal bagi remaja sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Definisi Operasional 1.Definisi remaja : berdasarkan Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang
perlindungan anak, bahwa sasaran pengguna layanan PKPR adalah kelompok remaja
usia 10-18 tahun. Walaupun demikian, mengingat batasan usia remaja menurut WHO
adalah 10-19 tahun, maka kementrian kesehatan menetapkan sasaran pengguna layanan
PKPR meliputi remaja berusia 10-19 tahun tanpa memandang status pernikahan.
2.Definisi Kesehatan Remaja : kesehatan yang berfokus pada masalah-masalah
kesehatan pada usia remaja antara lain kekurangan zat besi (anemia), kurang tinggi
(stuntuing), kurang energi kronis (kurus), dan kegemukan (obesitas). Sumber :
Indonesiabaik.Id
3.Kegiatan pelayanan kesehatan remaja :
a)Posyandu Remaja
b)Penyuluhan Kesehatan Remaja di sekolah
c)Distribusi Tablet Tambah Darah

Dimensi mutu Efektif, Efisien, Integrasi


Tipe Indikator Output/ hasil
Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator Remaja yang mendapat pelayanan kesehatan
Denumerator Jumlah sasaran remaja di wilayah kerja Puskesmas Selong dalam 1 tahun.
Target Pencapaian 85%
Kriteria INKLUSI : Semua remaja yang mendapatkan pelayanan kesehatan
EKSKLUSI : -
Formula
Remaja yang mendapat pelayanan kesehatan x 100%
Jumlah sasaran remaja di wilayah kerja Puskesmas Selong dalam 1 thn.
Desain Pengumpulan Data Survey harian (Register), Retrospektif
Sumber Data Data Primer
Besar Sampel Semua Remaja di wilayah kerja Puskesmas Selong
Frekuensi Pengumpulan Data Setiap Hari
Periode Waktu pelaporan data Bulanan
Periode Analisa data 3 Bulan
Penyajian data Tabel, grafik
Instrumen pengambilan data Kohort dan Register Remaja
Penanggung jawab Pj Program Remaja
PROFIL INDIKATOR MUTU PROGRAM LANSIA

Judul Cakupan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia ( Skrining Lansia )


Dasar Pemikiran 1. Undang - Undang Nomor. 13 Tahun. 1998 tentang Kesejahtraan Lanjut Usia.
2. Undang - Undang Nomor.39 Tahun. 1999 tentang Hak Asasi Manusia
3. Permenkes 43 Thn. 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
4. Permenkes 25 Thn. 2016 tentang Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia.
5. Permenkes 67 Tahun. 2015 tentang penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut
Usia di Puskesmas
6. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor
800/459/kes/2021Tentang Penetapan Indikator Kinerja Puskesmas Pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Lomok Timur dan Panduan Praktik Klinis Dokter di pusat
Pelayanan Kesehatan Primer

Dimensi Mutu Eefektif, Berorientasi kpd pasien, Integrasi


Tujuan 1. Memantau Kesehatan Usia Lanjut ( Lanjut Usia ).
2. Meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia untuk mencapai lanjut usia yang sehat,
mandiri aktif, produktif dan berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat.

Definisi 1. Lansia adalah usia rawan untuk terjadi penyakit degeneratif sehingga perlu
Operasional pemantauan kesehatandan usianya telah mencapai 60 tahun keatas.
2. Skrining lansia adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan capaian
Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam bidang kesehatan khususnya pelayanan
kesehatan pada usia lanjut.
3. Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu desa yang sudah di sepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka
bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
4. Kegiatan skirining lansia berdasarkan SPM itu seperti :
a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
b. Pengukur lingkar perut
c. Pemeriksaan tekanan darah, kadar gula dalam tubuh, asam urat dan kolestrol.
d. Diagnosa dan saran gizi
e. Pemberian obat dan vitamin
5. Pelayanan lansia dalam gedung adalah masyarakat yang datang memeriksakan diri
yang usianya diatas 60 tahun yg datang ke Puskesmas dan dilakukan pemeriksaan di
Poli lansia.

Tipe Indikator Output


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah penduduk/sasaran usia 60 tahun keatas yg melakukan pemeriksaan (skriining
lansia)
Denumerator Jumlah penduduk/sasaran usia 60 tahun keatas dalam kurun waktu 1 tahun.
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : semua lansia yang harus dilakukan skriining
Eklusi : -
Formula 100%
Desain corcurrent ( survey harian ), Retrospektif
Pengumpulan Data
Sumber Data Data Promer Hasil Pelayanan posyandu lansia dan kunjungan dalam gedung.
Besar Sampel semua sasaran Lanisia usia 60th keatas
Frekuensi setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Waktu Bulanan
pelaporan data
Periode Analisa data Triwulan
Penyajian data Tabel dan grafik
Instrumen register lansia dan data sekunder
pengambilan data
Penanggung jawab pemegang prgram lansia
PROFIL INDIKATOR MUTU PROGRAM GIZI

Judul Persentase Balita Stunting


Dasar Pemikiran 1.Permenkes Nomor.29 Tahun 2019, tentang penanggulangan masalah gizi
bagi anaktingginya
2. masih akibat penyakit.
angka penemuan kasus Stunting di Wilayah kerja PKM
Selong, seperti hasil pekan penimbangan bulan Februari 2021, ditemukan
2. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor
balita stunting sebanyak 248 orang (7,18)%
800/459/kes/2021Tentang Penetapan Indikator Kinerja Puskesmas Pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Lomok Timur dan Panduan Praktik Klinis Dokter di
pusat Pelayanan Kesehatan Primer

Dimensi Mutu Berorientasi Pada Pasien, Keselamatan.


Tujuan Untuk mengurangi cakupan balita stunting.
Definisi Operasional Balita Stunting adalah balita dengan kategori status gizi berdasarkan indeks
tinggi badan menurut umur ( TB/U ) dengan Z-Score kurang dari -2 SD.
Tipe Indikator Output
Satuan Pengukuran Persentase ( % )
Numerator Jumlah balita stunting yang diukur.
Denumerator Jumlah balita yang diukur ( register penimbangan ).
Target Pencapaian 24,1%
Kriteria Inklusi : semua sasaran balita yang di wilayah Puskesmas
Eksklusi : -
Formula (Jumlah balita stunting/jumlah balita yang dukur) x 100%
Desain Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Data primer : Data pelaporan pengelola gizi
Besar Sampel Jumlah semua balita diwilayah kerja Puskesmas Selong.
Frekuensi Pengumpulan DataSetiap 6 bulan
Periode Waktu pelaporan datSetiap 6 bulan
Periode Analisa data Setiap 6 bulan
Penyajian data Tabel
Instrumen pengambilan data Register
Penanggung jawab Tenaga Pelaksana Gizi
PROFIL INDIKATOR

Judul Skrining PTM usia produktif sesuai standar


Dasar Pemikiran 1. PMK No. 71 Th. 2015 Tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular

2. Pedoman penanganan PTM


3. Penyakit tidak menular yang semakin banyak ditemukan, di masyarakat
sehingga diperlukan penemuan kasus secara dini untuk segera dilakukan
intervensi.
Dimensi Mutu Efektif
Tujuan Tergambarnya penemuan kasus PTM lebih dini pada usia produktif (15-59
th)
Definisi Operasional 1. Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah jenis penyakit yang tidap dapat
ditularkan dari orang ke orang melalui bentuk kontak apapun.
2. Skrining adalah pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui apakah
seseorang berisiko lebih tinggi mengalami suatu masalah kesehatan.
3. Skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan wujud peran serta
masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini
faktor risiko penyakit tidak menular secara mandiri dan berkesinambungan.
4. Usia produktif adalah usia ketika seseorang masih mampu bekerja dan
menghasilkan sesuatu. Penduduk dengan usia produktif memiliki rentang
usia 15-59 tahun.

Tipe Indikator Output


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah Masyarakat usia 15-59 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Selong yang telah di skrining.
Denumerator Jumlah Masyarakat usia 15-59 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Selong dalam kurun waktu 1 th.
Target Pencapaian 100% jumlah penduduk usia produktif

Kriteria Inklusi : semua sasaran usia produktif (15-59 tahun) yang ada di wilayah
kerja puskesmas Selong mendapatkan skrining sesuai standar
Eklusi : -
Formula (Jumlah Masyarakat usia 15-59 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Selong yang telah di skrining / jumlah masyarakat usia 15-59 tahun yang
ada di wilayah kerjaPuskesmas selong) x 100 %.
Desain Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Data primer hasil Skrining Pelayanan Posbindu Dan Pandu.
Besar Sampel Jumlah penduduk usia produktif
Frekuensi Pengumpulan Data setiap bulan
Periode Waktu pelaporan data Bulanan
Periode Analisa data Triwulanan
Penyajian data Tabel
Instrumen pengambilan data Ceklsit, register
Penanggung jawab Koordinator program P2-PTM
PROFIL INDIKATOR
JUDUL Penemuan kasus katarak
DASAR PEMIKIRAN 1, Permenkes yang mengatur tentang kesehatan : Keputusan Mentri Kesehatan
Republik Indonesia NO HK.02.02/Menkes/155/2015

2. Panduan praktik klinis penangan penyakit di wilayah kerja puskesmas selong


3. SK Kepala Dinas Kesehatan Kab. Lombok Timur Nomor 800/459/kes/2021
tentang penetapan indikator kinerja puskesmas pada dinas kesehatan kab. Lombok
Timur dan panduan praktik klinis dokter di pusat pelayanan kesehatan primer
TUJUAN Tergambarnya kejadian kasus katarak di wilayah kerja puskesmas selong

2. Meningkatkan kesadaran sikap, dan prilaku masyarakat dalam


DEFINISI
pemeliharaan dirinya di bidang kesehatan indra
Katarak adalah suatu penyakit ketika lensa mata menjadi keruh dan berawan. Pada
OPERASIONAL umumnya, katarak berkembang perlahan dan awalnya tidak terasa mengganggu.
Namun, lama-kelamaan, katarak akan mengganggu penglihatan dan membuat
pengidap merasa seperti melihat jendela berkabut, sulit menyetir, membaca, serta
melakukan aktivitas sehari-hari. kriteria pasien yang di lakukan screening ,
Pandangan kabur seperti
berkabut,Melihat lingkaran di sekeliling cahaya,penurunan penglihatan pada malam
hari. Adapun jenis katarak yang di screening adalah katarak imatur dan matur

DIMENSI MUTU Berorientasi pada pasien, efektif


TIPE INDIKATOR Output/ hasil
SATUAN PENGUKURAN Persentase (%)
NUMERATOR Jumlah pasien yang mengalami katarak yg ditemukan
DENUMERATOR Jumlah proyeksi kasus katarak (33 % Pddk ≥ 50 thn)
TARGET PENCAPAIAN 100%
KRITERIA INKLUSI : Semua pengunjung/pasien ≥ 50 thn
EKSKLUSI : -
FORMULA Jumlah pasien yg mengalami katarak yg ditemukan x 100%
Jumlah proyeksi kasus katarak (33 % Pddk ≥ 50 thn)

DESAIN PENGUMPULANRetrospectif
SUMBER DATA Data primer dari Register harian dari Poli, Posyandu keluarga
BESAR SAMPEL Jumlah proyeksi kasus katarak (33 % Pddk ≥ 50 thn)
FREKUENSI Harian, bulanan
PENGUMPULAN DATA
PERIODE WAKTU Setiap bulan
PELAPORAN DATA
PERIODE ANALISIS Triwulan
DATA
PENYAJIAN DATA Tabel
INSTRUMEN Register dan buku bantu
PENGAMBILAN DATA
PENANGGUNG JAWAB Pemegang program indera
33 % Pddk ≥ 50 thn
PROFIL INDIKATOR MUTU PROGRAM JIWA

Judul Cakupan ODGJ berat yang mendapat tata laksana sesuai standar
Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang Dasar No 18 Tahun 2014 tentang kesehatan jiwa secara
umum
2. Permenkes No. 43 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan
3. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor
800/459/kes/2021Tentang Penetapan Indikator Kinerja Puskesmas Pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Lomok Timur dan Panduan Praktik Klinis Dokter di
pusat Pelayanan Kesehatan Primer
Dimensi Mutu Berorientasi kpd pasien, Aman
Tujuan Mengetahui cakupan orang gangguan jiwa berat yang mendapat pelayanan
kesehatan
Semua ODGJ berat mendapat penanganan sesuai standar

Definisi Operasional a. Pelayanan kesehatan pada orang dengan gangguan jiwa berat sesuai standar.
Meliputi pemeriksaan kesehatan jiwa promotiv dan preventif.
b. Langkah-langkah kegiatan tatalaksana ODGJ sesuai standar:
1. Penyediaan materi KIE Keswa, Pedoman dan buku kerja kesehatan jiwa
2. Peningkatan pengetahuan SDM
3. Penyediaan form pencatatan dan pelaporan
4. Pelayanan kesehatan ODGJ berat di puskesmas
5. Pelaksanaan kunjungan rumah (KIE Keswa dan dukungan psikososial)
6. Monitoring dan evaluasi

Tipe Indikator Output/ hasil


Satuan Pengukuran Persentase ( % )
Numerator Jumlah ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan sesuai standar dalam 1 tahun
Denumerator Jumlah ODGJ berat dalam kurun waktu 1 tahun
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : Semua pasien gangguan jiwa berat wilayah kerja puskesmas selong
Eklusi : -
Formula Jumlah ODGJ berat yg mendapatkan tata laksana sesuai standar x 100%
Jumlah ODGJ berat dalam kurun waktu 1 tahun

Desain Pengumpulan Data Retrospektif


Sumber Data Data primer dari Simpus laporan kesehatan program jiwa
Besar Sampel Jumlah ODGJ berat
Frekuensi Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Waktu pelaporan data Setiap bulan
Periode Analisa data Triwulan
Penyajian data Tabel
Instrumen pengambilan data Register, Kunjungan, Pelacakan, Skrining
Penanggung jawab Penanggung jawab program kesehatan jiwa
PROFIL INDIKATOR MUTU PROGRAM JIWA

Judul Penanganan Penderita kusta RFT (Release From Treatment)

Dasar Pemikiran Permenkes RI No. 11 Tahun 2019 tentang Penanggulangan Kusta


Release From Treatment (RFT) bila penderita baru tipe PB 1 (satu) tahun
sebelumnya dan tipe MB 2 (dua) tahun sebelumnya menyelesaikan pengobatan tepat
waktu di wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu tertentu

Dimensi Mutu Berorientasi kpd pasien, Aman


Tujuan Mengetahui cakupan pelayanan penderita kusta
Semua penderita kusta mendapat penanganan/pengobatan sesuai standar
Definisi Operasional Release From Treatment (RFT) bila penderita baru tipe PB 1 (satu) tahun
sebelumnya dan tipe MB 2 (dua) tahun sebelumnya menyelesaikan pengobatan tepat
waktu di wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu tertentu

Tipe Indikator Output/ hasil


Satuan Pengukuran Persentase ( % )
Numerator Jumlah Penderita kusta RFT (Release From Treatment) yg mendapatkan penanganan
sesuai standar dalam 1 tahun

Denumerator Jumlah sasaran Penderita kusta RFT (Release From Treatment) dalam 1 tahun
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : Semua Penderita kusta RFT (Release From Treatment) wilayah kerja
puskesmas selong
Eklusi : -
Formula Jumlah Penderita kusta RFT yg mendapatkan penanganan sesuai standar x 100%
Jumlah sasaran Penderita kusta RFT dalam 1 tahun

Desain Pengumpulan DRetrospektif


Sumber Data Data primer dari Simpus laporan kesehatan program Kusta
Besar Sampel Jumlah sasaran Penderita kusta RFT (Release From Treatment) dalam 1 tahun
Frekuensi PengumpulaSetiap bulan
Periode Waktu pelaporaSetiap bulan
Periode Analisa data Triwulan
Penyajian data Tabel
Instrumen pengambilanRegister, Kunjungan, Pelacakan, Skrining
Penanggung jawab Penanggung jawab program Kusta
PROFIL INDIKATOR MUTU PROGRAM KECACINGAN

Judul DISTRIBUSI (POPM) OBAT CACING BAGI SISWA SD/MI


1. PMK No. 175 Tahun 2014 Tentang Pelayanan dan Pengendalian Penyakit
2. PMK No. 15 Tahun 2017 Tentang Penanggulangan Cacingan
3. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor
Dasar Pemikiran 800/459/kes/2021Tentang Penetapan Indikator Kinerja Puskesmas Pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Lomok Timur dan Panduan Praktik Klinis Dokter di pusat
Pelayanan Kesehatan Primer

Tujuan Untuk menurunkan prevalensi kecacingan pada anak SD/MI serta meningkatkan
cakupan POPM cacingan pada anak SD/MI
Definisi Operasional Distribusi obat cacing bagi siswa SD/MI merupakan kegiatan pemberian obat
pencegahan secara massal (POPM) yang dilakukan 2 kali setahun yaitu pada bulan
Februari dan Agustus berintegrasi dengan kegiatan UKS, seperti penjaringan
Kesehatan.
Pemberian Obat Pencegahan Secara Massal Cacingan yang selanjutnya disebut
POPM Cacingan adalah pemberian obat yang dilakukan untuk mematikan cacing
secara serentak kepada semua penduduk sasaran di wilayah berisiko cacingan sebagai
bagian dari upaya pencegahan penularan cacingan.

Dimensi Mutu Berorientasi kpd pasien, Aman serta Efektif


Tipe Indikator Output/ hasil
Satuan Pengukuran Persentase ( % )
Numerator Jumlah siswa SD/MI yang mendapat obat cacing di wilayah kerja puskesmas Selong
Denumerator Jumlah siswa SD/MI di wilayah kerja Puskesmas Selong
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : Semua siswa SD/MI
Eksklusi : -
Formula Jumlah siswa SD/MI yang mendapat obat cacing x 100%
Jumlah siswa SD/MI di wilayah kerja puskesmas selong

Desain Pengumpulan DataRetrospektif


Sumber Data Data primer dari Laporan P2-Kecacingan
Besar Sampel Semua siswa SD/MI di wilayah kerja puskesmas selong
Frekuensi Pengumpulan D2 kali setahun (tiap semester)
Periode Waktu pelaporan d2 kali setahun (tiap semester)
Periode Analisa data 2 kali setahun
Penyajian data Tabel
Instrumen pengambilan daCheklist
Penanggung jawab Pelaksana program kecacingan
PROFIL INDIKATOR MUTU PROGRAM PENYAKIT DBD

Judul IR ( Incident Rate ) DBD


Dasar Pemikiran 1. Permenkes NO 374/ tentang pengendalian vektor. Kepmenkes NO 581/1992 tentang
pemberantasan penyakit DBD. SK kepala dinas tentang penetapan indikator kinerja
pedoman penanganan DBD

2. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor 800/459/kes/2021Tentang


Penetapan Indikator Kinerja Puskesmas Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lomok Timur dan
Panduan Praktik Klinis Dokter di pusat Pelayanan Kesehatan Primer

Dimensi Mutu Efektif


Tujuan Untuk menemukan kasus DBD dan penanganannya,
Penurunan kasus DBD
Definisi DBD adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui
Operasional vektor DBD yaitu nyamuk Aedes Aegypti, Incident Rate adalah jumlah kasus baru pada
populasi dan periode waktu tertentu.
kriteria DBD menurut WHO :
1. DBD grade pertama: demam disertai 2 atau lebih tanda dan gejala seperti: sakit
kepala,nyeri dibelakang bola mata,pegal-pegal pada sekujur tubuh dan nyeri sendi dengan uji
bendung positif.
2. DBD grade dua: gejala diatas disertai pendarahan spontan seperti bintik bintik merah
dikulit,mimisan,perdarah gusi,muntah darah atau berak hitam.
3. DBD grade tiga: gejala diatas disertai kegagalan sirkulasi ( kulit dingin dan lembab serta
gelisah ).
4. DBD grade empat: renjatan/ syok berat dengan tekanan darah dan nadi tidak terukur.
Ke empat grade tersebut selalu disertai parameter laboratorium trombosit < 100.000/ul dan
ada bukti kebocoran plasma ( peningkatan hematokrit ).

Tipe Indikator Output


Satuan Pengukuranper 100.000 penduduk
Numerator Jumlah kasus DBD
Denumerator 100.000 x jumlah penduduk
Target Pencapaian 49 per 100.000 penduduk
Kriteria Inklusi : semua kasus DBD sesuai indikasi
Eklusi : -
Formula Jumlah kasus DBD x 100.000
Jumlah Penduduk
Desain PengumpulaRetrospektif
Sumber Data Primer data hasil pelacakan
Besar Sampel semua kasus DBD
Frekuensi Pengumpsetiap bulan
Periode Waktu pelaBulanan
Periode Analisa datTribulanan
Penyajian data tabel, grafik
Instrumen pengambi
ceklist,register
Penanggung jawabP2- DBD
INDIKATOR MUTU PROGRAM MALARIA

Judul Jumlah Kasus Malaria/Annual Parasite Incident (API)


Dasar Pemikiran 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/259/2017
Tentang Kelompok Kerja Diagnosis Dan Pengobatan Malaria
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 5 tahun 2013. Tentang pedoman
tata laksana malaria

Dimensi Mutu Integrasi,berorientasi pasien


Tujuan Untuk mengetahui jumlah kasus malaria per 1000 penduduk di wilayah Kerja PKM Selong

Definisi • Kesakitan malaria digambarkan dengan insidens malaria, dalam hal ini Annual Parasite
Operasional Incidence (API). API adalah angka kesakitan per 1000 penduduk berisiko dalam satu tahun.
Angka API digunakan untuk menentukan tingkat endemisitas malaria di suatu daerah.
• Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasite Plasmodium (P.falciparum,
P.vivax, P.Ovale, P.knowlesi)

Tipe Indikator Output


Satuan Pengukuranper 1000 penduduk
Numerator Jumlah kasus Malaria
Denumerator 1000 x jumlah penduduk
Target Pencapaian < 1 per 1000 penduduk
Kriteria Inklusi : semua kasus Malaria positif
Eklusi : -
Formula Jumlah kasus Malaria x 1000
Jumlah Penduduk
Desain PengumpulaRetrospektif
Sumber Data Primer data register malaria
Besar Sampel semua kasus Malaria
Frekuensi Pengumpsetiap bulan
Periode Waktu pelaBulanan
Periode Analisa datTahunan
Penyajian data tabel, grafik
Instrumen pengambi
ceklist,register malria
Penanggung jawabP2- Malaria
PROFIL INDIKATOR MUTU PROGRAM PENYAKIT DIARE

Judul Penemuan kasus diare pada semua umur


Dasar Pemikiran 1. Berdaasarkan data informasi profil kesehatan Indonesia Tahun 2017 dari
Kemenkes RI, jumlah kasus diare seluruh Indonesia adalah sekitar 7 Juta
dan paling banyak terjadi di provinsi jawa barat dengan 1,2 Juta kasus
2. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor
800/459/kes/2021Tentang Penetapan Indikator Kinerja Puskesmas Pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Lomok Timur dan Panduan Praktik Klinis
Dokter di pusat Pelayanan Kesehatan Primer

Dimensi Mutu Aman


Tujuan Penurunan Kasus Diare
Definisi Operasional Diare merupakan ganguan pencernaan yang ditandai dengan buang air besar
lebih dari 3 kali sehari dengan kondisi tinja yang encer yang disebabkan
oleh makanan dan minuman yang terpapar oleh virus, bakteri dan parasit.
Tipe Indikator Output
Satuan Pengukuran Persentase ( % )
Numerator Jumlah kasus diare pd semua umur
Denumerator Proyeksi = 0,2 x 0,27 x Jum Penduduk
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : semua kasus diare sesuai indikasi
Eklusi : -
Formula Jumlah kasus diare pd semua umur x 100%
0,2 x 0,27 x Jum Penduduk
Desain Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Register dan data hasil pelacakan di posyandu
Besar Sampel Semua kasus diare
Frekuensi Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Waktu pelaporan data Bulanan
Periode Analisa data Triwulan
Penyajian data Tabel dan grafik
Instrumen pengambilan data Ceklist dan Register
Penanggung jawab Pemegang Program P2 Diare
PROFIL INDIKATOR MUTU PROGRAM PENYAKIT ISPA
Judul Penemuan kasus Pneumonia Balita
Dasar Pemikiran 1. Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan Tahun 2012
tentang Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut
2. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor
800/459/kes/2021Tentang Penetapan Indikator Kinerja Puskesmas Pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Lomok Timur dan Panduan Praktik Klinis Dokter di pusat Pelayanan
Tujuan Meningkatkan jumlah penemuan kasus Pneumonia pada Balita
Kesehatan Primer

Definisi Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) yang ditandai
Operasional dengan batuk anak
Balita adalah disertai
yangnafas cepat 0dan/atau
berumur kesukaran bernafas
- 59 bulan.
Penemuan kasus Pneumonia Balita adalah Kegiatan mencari dan menemukan penderita
Pneumonia berdasarkan informasi dari sumber yang terpercaya, yaitu dari faskes
pemeriksa penderita tersebut.
Penemuan kasus Pneumonia Balita ini dilaksanakan oleh petugas Puskesmas baik di
dalam gedung maupun di luar gedung
Dimensi Mutu Berorientasi pada pasien,Aman, Adil

Tujuan Meningkatkan jumlah penemuan kasus Pneumonia pada Balita

Tipe Indikator Output/ hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator Jumlah kunjungan kasus Pneumonia balita yg ditemukan & ditangani

Denumerator Jumlah perkiraan kasus pneumonia balita (6,38% jumlah balita)

Target Pencapaian 6,38 % dari jumlah balita

Kriteria Inklusi: Balita usia 0 - 5 tahun yang datang berkunjung dengan batuk/kesukaran bernafas

Eksklusi : -

Formula

Desain PengumpulanRetrospektif

Sumber Data Primer data dari poli MTBS, IGD, Rawat inap, polindes, posyandu keluarga

Besar Sampel Semua kasus Pneumonia pada balita

Frekuensi PengumpulSetiap bulan

Periode Waktu Peng Bulanan

Periode Analisis Dat 3 Bulan

Penyajian Data Tabel, grafik

Instrumen PengambilRegister

Penanggung Jawab Pj Program P2-ISPA


PROFIL INDIKATOR MUTU PROGRAM PENYAKIT HIV

Judul Skrining HIV/AIDS Pada Ibu Hamil


Dasar Pemikiran 1. Peraturan pemerintah tentang SPM
2. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor
800/459/KES/2021 tentang penetapan indikator kinerja puskesmas pada
dinas kesehatan kabupaten lombok timur dan panduan praktik klinis
dokter di pusat pelayanan kesehatan primer

Tujuan 1. Menemukan, mengobati kasus HIV/AIDS pada ibu hamil di wilayah


Puskesmas Selong
2. Mencegah penularan HIV dari ibu kepada anak
3. Meningkatkan pengetahuan kelompok resiko tinggi dan kelompok
rentan tertular HIV

Definisi Operasional 1. AIDS Adalah: kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus
HIV yang akan menular dan mematikan, virus tersebut meusak sistem
kekebalan tubuh manusia yang mengakibatkan yang bersangkutan
kehilangan daya tahan tubuh nya
2. Skrining/ pemeriksaan adalah: pemeriksaan kesehatan untuk
mengetahui apakag seseorang beresiko lebih tinggi mengalami suatu
masalah kesehatan
Dimensi Mutu Berorientasi pada pasien, Efektif
Tipe Indikator Output
Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator Jumlah ibu hamil yang di skrinning HIV AIDS
Denumerator Jumlah proyeksi ibu hamil yang ada di wilayah puskesmas selong
Target Pencapaian 100%
Kriteria Jumlah jamaah haji yang diskrining
Formula Jumlah ibu hamil yang diskrining x 100%
Jumlah ibu hamil yang ada di wilayah PKM Selong

Desain Pengumpulan data Harian


Sumber Data Data primer dari register harian KIA, register harian HIV AIDS
Besar Sampel Jumlah ibu hamil yang ada di wilayah puskesmas selong
Frekuensi Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Waktu Pelaporan Dat Bulanan
Periode Analisa Data Triwulan
Penyajian Data Grafik, tabel
Instrumen Pengambilan Data Buku register
Penanggung Jawab Penanggung jawab program HIV AIDS
PROFIL INDIKATOR MUTU PROGRAM PENYAKIT TUBERKULOSIS (TB)

Judul Penemuan Kasus TB.


Dasar Pemikiran 1. 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 67 tahun 2016 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis
2. Pedoman Penanganan TB di Puskesmas.
3. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis Kementrian Kesehatan RI
Th.2014.
4. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor
800/459/kes/2021Tentang Penetapan Indikator Kinerja Puskesmas Pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Lomok Timur dan Panduan Praktik Klinis
Dokter di pusat Pelayanan Kesehatan Primer

5. Program Prioritas Nasional.


Dimensi Mutu Berorientasi Pada Pasien, Integrasi
Tujuan 1. Tergambarnya jumlah pasien TB dan upaya pencegahan dan
penularannya kepada orang lain.
2. Memetakan Kasus TB.
3. Menemukan, mencegah dan mengobati kasus TB di wilayah kerja
Puskesmas.
Definisi Operasional 1. Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Tuberculosis
yang berpotensi serius dan menyebar ketika orang yag terinfeksi batuk atau
bersin.
2. Penemuan Kasus TB adalah suatu kegiatan untuk mengetahui keadaan
penderita terduga penyakit TB.

3. Dilakukan pemeriksaan sputum setelah ada indikasi.


4. Kriteria Pasien/penderita/suspect/terduga TB adalah batuk berdahak lebih
dari 2 minggu,nafsu makan menurun,berat badan turun drastis,demam
meriang.
5. Dikatakan TB positif apabila sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen
dahak menunjukkan hasil BTA positif dan memeriksakanpemeriksaan
radiologik menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif.

Tipe Indikator Output


Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator Jumlah kasus yang ditemukan.
Denumerator Jumlah proyeksi kasus TB di wilayah kerja Puskesmas.
Target Pencapaian 70%
Kriteria Inklusi : semua jumlah kasus TB sesuai indikasi.
Eksklusi : -
Formula Jumlah kasus yang dtemukan/Jumlah proyeksi x 100%
Desain Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Sumber data primer dari register TB.01
Besar Sampel Jumlah pasien suspect yang berada di wilayah kerja Puskesmas.
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode Waktu pelaporan data Setiap Bulan
Periode Analisa data Triwulan
Penyajian data Grafik dan tabel.
Instrumen pengambilan data Register, data sekunder.
Penanggung jawab Pemegang program TB.
PROFIL INDIKATOR SURVEILANS

Judul Kewaspadaan dan Respon terhadap Penyakit Menular yang Berpotensi


KLB
Penanggulangan KLB < 24 jam
Dasar Pemikiran 1. Undang -undang No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor
20. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273

2. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor


800/459/kes/2021Tentang Penetapan Indikator Kinerja Puskesmas
Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lomok Timur dan Panduan Praktik
Klinis Dokter di pusat Pelayanan Kesehatan Primer

Tujuan Untuk Menangani KLB


Menekan Tejadinya KLB
Definisi Operasional KLB : Timbulnya Atau Meningkatnya Kejadian Kesakitan dan Atau
Kematian Yang Bermakna Secara Epidemiologi pada suatu Daerah
dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat
menjurus pada terjadinya wabah. Kewaspadaan Dini : Merupakan
Pemberian Informasi adanya ancaman KLB pada suatu daerah dalam
Periode Waktu Tertentu.

Dimensi Mutu Integrasi, Keselamatan/Aman


Tipe Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah Kasus / KLB yang tangani < 24 jam

Denumerator Jumlah Semua Kasus / KLB


Target Pencapaian Ketepatan Laporan W2 : 90 %, Kelengkapan Laporan W2 : 100%,
Penanggulangan KLB <24 Jam : 100%
Kriteria Inkulsi : Jumlah Semua Kasus Penyakit Menular Yang Berpotensi
KLB
Formula Jumlah Kasus / KLB yang tangani < 24 jam dibagi Jumlah Semua
Kasus / KLB, kali 100%
Desain Pengumplan Data Laporan Dikirim Via WA ke Server Pusat /Retrospektif
Sumber Data Data Primer dari Register Poli, UGD, Rawat Inap, Polindes Dan Pustu
Besar Sampel Sesuai Kasus Yang ditemukan
Frekuensi Pengumpulan Data 1 x Seminggu
Periode Waktu Pelaporan Data1 x Seminggu
Periode Aanalisis Data 1 x Seminggu
Penyajian Data Grafik Mingguan
Instrumen Pengumpulan Data Formulir pemantauan KLB
Penanggung Jawab P2-Surveilans
PROFIL INDIKATOR

Judul Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap


Dasar Pemikiran PMK No. 12 Tahun 2017 Tentang penyelenggaraan Imunisasi
Modul Pelatihan Imunisasi Bagi Petugas Puskesmas Dikes Prov. NTB
Dimensi Mutu Aman, Efektif
Tujuan 1. Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
2. Tercapainya cakupan Imunisasi dasar lengkap (IDL) pada bayi
Definisi Operasional 1. Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau
hanya mengalami sakit ringan.

2. Imunisasi dasar terdiri atas Imunisasi terhadap penyakit:


a. hepatitis B;
b. poliomyelitis;
c. tuberkulosis;
d. difteri;
e. pertusis;
f. tetanus;
g. pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh
Hemophilus Influenza tipe b (Hib); dan
h. campak.

Tipe Indikator Output


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah Bayi yang mendapat IDL
Denumerator Jumlah sasaran Bayi di wilayah PKM dalam kurun waktu 1 tahun
Target Pencapaian 95%
Kriteria Inklusi : semua bayi
Eklusi : Bayi yang memiliki kontraindikasi medis, Seperti : BGM,
Demam,dll dan orang tua menolak.
Formula (jumlah bayi yang mendapat IDL / Jumlah sasaran Bayi di wilayah PKM
dalam kurun waktu 1 tahun) x 100%
Desain Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Primer data hasil imunisasi
Besar Sampel Semua Bayi
Frekuensi Pengumpulan Data setiap bulan
Periode Waktu pelaporan data Bulanan
Periode Analisa data Tribulanan
Penyajian data tabel
Instrumen pengambilan data register
Penanggung jawab P2-Imunisasi
PROFIL INDIKATOR MUTU PERKESMAS

Judul Pembinaan Keluarga pada Keluarga Rawan


Dasar Pemikiran 1. PMK RI NO 279/MENKES/IV/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas
2. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor
800/459/kes/2021Tentang Penetapan Indikator Kinerja Puskesmas Pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Lomok Timur dan Panduan Praktik Klinis Dokter di pusat
Pelayanan Kesehatan Primer

Dimensi Mutu Equitable (Adil),berorientasi pasien, keselamatan


Tujuan Meningkatkan derajat kesehatan pada keluarga rawan
Definisi Operasional Perkesmas adalah suatu bidang dalam keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif
masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif, preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu,
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang
utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.

Keluarga Rawan adalah Keluarga yang rentan atau mempunyai resiko tinggi terhadap
timbulnya masalah kesehatan yang dibina, dilayani dan diobati di wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu sehingga tercapai standar kemandirian keluarga yang optimal dalam
kesehatan. Yang termasuk keluarga rawan adalah :
1. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan :

a. Ibu Hamil yang belum ANC

b.
Ibu Nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun

c. Balita dengan kasus tertentu

d. Penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh


program
e. Penyakit endemis

f. Penyakit kronis tidak menular

g. Kecacatan tertentu (mental atau fisik)


2. Keluarga dengan risiko tinggi :

a. Ibu hamil dengan masalah Gizi : Anemia berat (HB


˂ 8 gr%) dan Kurang Energi Kronis (KEK)
b. Ibu hamil dengan Risiko
tinggi lain ( perdarahan, infeksi, Hipertensi )

c. Balita BGM

d. Neonatus dengan BBLR


Tipe Indikator Output
Satuan Pengukuran Persentase ( % )
Numerator Jumlah kunjungan pada keluarga rawan
Denumerator Jumlah sasaran keluarga miskin (335 KK)
Target Pencapaian 80%
Kriteria Inklusi : keluarga rawan yang di bina
Eklusi : -
Formula

Desain Pengumpulan DatSurvey data pasien/keluarga rawan


Sumber Data Primer data dari poli umum, lansia, KIA, Gizi, IGD dan rawat inap
Besar Sampel Semua keluarga rawan atau yang rentan/mempunyai resiko tinggi terhadap timbulnya
masalah kesehatan
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Periode Waktu pelaporanSetiap bulan
Periode Analisa data Triwulan
Penyajian data Tabel dan grafik
Instrumen pengambilan dRegister
Penanggung jawab Tenaga Pelaksana Program Perkesmas
PROFIL INDIKATOR

Judul Pelayanan UKGS di SD/MI


Dasar Pemikiran 1. PMK No. 4 Tahun 2019 Tentang Standar Pelayanan Minimal bagi
pelayanan kesehatan pada usia pendidikan

2. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDRAL BINA UPAYA


KESEHATAN NO. HK.02.04/II/963/2012 tentang Pedoman Usaha
Kesehatan Gigi Anak Sekolah
Tujuan 1. Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut peserta didik yang
optimal
2. Meningkatnyanpengetahuan, sikap dan prilaku peserta didik dalam
memelihara kesehatan gigi dan mulut
Definisi Operasional Usaha Kesehatan Gigi Anak Sekolah merupakan upaya kesehatan
masyarakat yang ditujukan untuk memelihara , meningkatkan kesehatan
gigi dan mulut seluruh pserta didik di sekolah yang ditunjang dengan
upaya kesehatan perorangan berupa kuratif bagi individu ( peserta didik )
yang memerlukan kesehatan gigi dan mulut.

Dimensi Mutu aman, efektif

Tipe Indikator proses


Satuan Pengukuran persentase
Numerator jumlah SD/MI yang mendapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut

Denumerator jumlah SD/MI di wilayah kerja Puskesmas Selong


Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : SD/MI di wilayah kerja Puskesmas Selong
Eklusi : -

Formula (jumlah SD/MI yang mendapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut /
jumlah seluruh SD/MI di wilayah kerja Puskesmas Selong) x 100%
Desain Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data data dasar UKS
Besar Sampel semua SD/MI
Frekuensi Pengumpulan Datasetiap bulan
Periode Waktu pelaporan datsetiap bulan
Periode Analisa data 1 kali setahun
Penyajian data tabel
Instrumen pengambilan data cheklist
Penanggung jawab Pelaksana Program UKGS
PROFIL INDIKATOR

Judul Memberikan pelayanan kesehatan tradisional dalam gedung.


Dasar Pemikiran 1. Restra Kemenkes 2011-2014 tentang Pelayanan Tradisional.
2. Undang - Undang Nomor.36 Tahun.2014 tentang Tenag Kesehatan.
3. PP Nomor.103 Tahun.2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional.
Dimensi Mutu Berorientasi Pada Pasien, Terintegrasi.
Tujuan Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud Kesehatan Masyarakat yang setinggi tingginya.

Definisi Operasional Pelayan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan / atau perawatan
dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan
turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Pelayanan kesehatan tradisional di Puskesmas Selong dilaksanakan 2 (dua)
kali seminggu

Tipe Indikator Output


Satuan Pengukuran Persentase ( % )
Numerator Jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan kestrad dalam periode waktu
tertentu (2x/minggu)
Denumerator Jumlah pasien Puskesmas Selong dalam periode waktu tertentu (2x/minggu)

Target Pencapaian 100%


Kriteria Inklusi : semua pasien / pengynjung Puskesmas pada saat jadwal pelayanan
(2 x seminggu)
Eklusi : -
Formula Jumlah pasien yang mendapatka pelayanan kestrad dalam periode waktu
tertentu (2x/minggu) / jumlah pasien puskesmas selong dalam periode
waktu tertentu (2x/minggu) x 100%.

Desain Pengumpulan Data Retrospektif


Sumber Data Sumber data primer dari Poli Umum.
Besar Sampel jumlah pasien yang berkunjung di Puskesmas Selong dalam periode waktu
tertentu (2x/minggu).
Frekuensi Pengumpulan Data Triwulan
Periode Waktu pelaporan data Triwulan
Periode Analisa data Triwulan
Penyajian data Tabel
Instrumen pengambilan data Status / rekam medik pasien.
Penanggung jawab Pemegang Program Kestrad.
PROFIL INDIKATOR MUTU KESEHATAN OLAHRAGA

Judul Pengukuran kebugaran bagi semua karyawan Puskesmas


Dasar Pemikiran 1. Permenkes No. 75 Tahun 2014
2. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor
800/459/kes/2021Tentang Penetapan Indikator Kinerja Puskesmas Pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Lomok Timur dan Panduan Praktik Klinis
Dokter di pusat Pelayanan Kesehatan Primer

Dimensi Mutu Safe/Aman, Efektif


Tujuan 1. Mengetahui tingkat kebugaran semua karyawan Puskesmas
2. Meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani staf/ karyawan
Puskesmas Selong
3. Meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat
melalui puskesmas peduli kesehatan olahraga

Definisi Operasional Upaya Kesehatan memanfaatkan latihan fisik atau olahraga untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat sesuai
dengan kebutuhan masyarakat di wilayah kerja puskesmas

Tipe Indikator Output/ hasil


Satuan Pengukuran Persentase ( % )
Numerator Jumlah peserta (staf puskesmas Puskesmas Selong) yang mengikuti tes
kebugaran
Denumerator Jumlah seluruh peserta (staf Puskesmas Selong)
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : semua staf Puskesmas Selong yang melakukan tes kebugaran
Eklusi : -
Formula Jumlah peserta (staf PKM Selong) yang mengikuti tes kebugaran x 100%
Jumlah seluruh (staf PKM Selong) dalam periode waktu tertentu

Desain Pengumpulan Data Retrospektif


Sumber Data Primer dari data hasil tes kebugaran karyawan (staf Puskesmas Selong)
Besar Sampel Jumlah Peserta tes kebugaran
Frekuensi Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Waktu pelaporan data Setiap bulan
Periode Analisa data Triwulan
Penyajian data Grafik
Instrumen pengambilan data Daftar hadir dan format tes kebugaran staf Puskesmas Selong
Penanggung jawab Penanggung Jawab program Kesehatan Olahraga
PROFIL INDIKATOR MUTU K3

Judul Pembinaan POS Upaya Kesehatan Kerja (UKK)


Dasar Pemikiran 1. Permenkes No. 100 Tahun 2015 Tentang POS Upaya Kesehatan
Terintegrasi
2. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor
800/459/kes/2021Tentang Penetapan Indikator Kinerja Puskesmas Pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Lomok Timur dan Panduan Praktik Klinis
Dokter di pusat Pelayanan Kesehatan Primer

Dimensi Mutu Safe (Keselamatan Kerja Untuk Pekerja Informal)


Tujuan 1. Meningkatkan Pengetahuan Pekerja tentang Kesehatan Kerja
2.Meningkatkan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Pekerja terhadap Resiko
dan bahaya akibat kerja
3.Meningkatkan Peran Aktif Masyarakat, Kelompok Masyarakat dalam
bidang Kesehatan Kerja
4. Meningkatkan derajat kesehatan para pekerja informal

Definisi Operasional POS upaya kesehatan kerja adalah wadah upaya kesehatan kerja bersumber
daya masyarakat (UKBM) pada sasaran pekerja sektor informal yang
dikelola dan dislenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
pekerja melalui pemberian pelayanan kesehatan dengan pendekatan utama
promotif, preventif, disertai kuratif dan rehabilitatif sederhana atau terbatas

Tipe Indikator Output/ hasil


Satuan Pengukuran Persentase ( % )
Numerator Jumlah POS UKK yang mendapatkan pembinaan minimal 4x/ tahun
Denumerator Jumlah POS UKK aktif di wilayah kerja Puskesmas Selong
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : Semua pekerja di POS UKK
Eklusi : -
Formula Jumlah POS UKK yg mendapatkan pembinaan minimal 4x/ tahun x 100%
Jumlah POS UKK aktif di wilayah kerja Puskesmas Selong

Desain Pengumpulan Data Retrospektif


Sumber Data Primer dari data hasil pembinaan Pos UKK
Besar Sampel Jumlah POS UKK aktif 8 POS UKK
Frekuensi Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Waktu pelaporan data Setiap bulan
Periode Analisa data Triwulan
Penyajian data Tabel
Instrumen pengambilan data Daftar hadir, data POS UKK aktif, Form pembinaan
Penanggung jawab Penanggung Jawab program K3
PROFiL INDIKATOR MUTU PROGRAM HAJI

Judul Pembinaan dan Pemantauan Kesehatan Calon Jamaah Haji


Dasar Pemikiran 1. Amanat UU No 13 Tahun 2008 pasal 3 tentang penyelenggaraaan ibadah haji
yang bertujan untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlndungan yang
sebaik-baik nya
2. Peraturan menteri kesehatan No 442 Menkes/SK/VI/2009
3 SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor
800/459/KES/2021 tentang penetapan indikator kinerja puskesmas pada dinas
kesehatan kabupaten lombok timur dan panduan praktik klinis dokter di pusat
pelayanan kesehatan primer

Tujuan Sebagai bahan acuan untuk perawatan dan pemeliharaan


serta upaya-upaya pembinaan dan perlindungan jamaah haji

Definisi Operasional 1. Jamaah haji adalah: warga negara indonesia yang beragama islam yang telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji dengan persyaratan yang telah
ditetapkan
2. Pembinaan jamaah haji adalah: salah satu upaya peningkatan pengetahuan
jamaah haji terkait kewaspadaan status kesehatan jamaah haji agar
terselenggaranya pemeriksaan perawatan dan pemeliharaan kesehatan sebelum
keberangkatan melalui etika, moral keilmuan dan pemeriksaan

Dimensi Mutu Efektif


Tipe Indikator Output
Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator Jumlah jamaah haji yang dibina
Denumerator Jumlah jamaah haji yang ada di wilayah puskesmas selong
Target Pencapaian 100%
Kriteria Jumlah jamaah haji yang dibina
Formula Jumlah jamaah haji yang Dibina x 100%
Jumlah jamaah haji yg ada di wilayah PKM Selong

Desain Pengumpulan daTahunan


Sumber Data Kementerian agama kabupaten Lombok Timur
Besar Sampel Jumlah jamaah haji yang ada di wilayah puskesmas selong
Frekuensi Pengumpulan1 tahun
Periode Waktu Pelapora1 tahun
Periode Analisa Data -
Penyajian Data Grafik
Instrumen PengambilanBuku register jamaah haji
Penanggung Jawab Penanggung jawab program haji
JI
PROFiL INDIKATOR MUTU PROGRAM KIA-ANAK

Judul Cakupan pelayanan anak balita ( KB.2 )


Dasar Pemikiran 1. PMK Nomor.4 Tahun 2019 tentang standar tekhnis pemenuhan mutu
pelayanan dasar pada standar pelayanan minimal bidang Kesehatan.
2. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor :
800/459/Kes/2021 tentang penetapan indikator kinerja Puskesmas pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Lombok Timur.

3. Masih rendahnya cakupan pelayanan anak balita.


Tujuan 1. Untuk meningkatkan cakupan kunjungan balita di posyandu.

2. Untuk pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita sejak dini

Definisi Operasional 1. Cakupan pelayanan anak balita adalah anak usia balita 12-59 bulan yang
memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan sesuai
standar.
2. Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari,oleh dan
untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas Kesehatan.
Dimensi Mutu Berorientasi pada pasien, Keselamatan
Tipe Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator Jumlah anak balita yang memperoleh pelayanan sesuai standar di suatu wilayah
kerja dalam kurun waktu 1 tahun
Denumerator Jumlah seluruh anak balita disuatu wilayah kerja dalam kurun waktu 1 tahun

Target Pencapaian 100%


Kriteria Inklusi : Jumlah seluruh anak balita usia 12-59 bulan
Eklusi : anak usia dbawah 12 bulan dan diatas 59 bulan.
Formula Jumlah anak balita yang memperoleh pelayanan sesuai standar di suatu wilayah
kerja dalam kurun waktu 1 tahun / jumlah seluruh anak balita disuatu wilayah dlm
kurun waktu 1 tahun X 100%.
Desain Pengumpulan data Corcurrent (suevey harian ).
Sumber Data Sumber data Kohort anak,buku KIA,register hasil penimbangan kader,register
MTBS.
Besar Sampel Jumlah seluruh anak balita disuatu wilayah kerja dalam kurun waktu 1 tahun
Frekuensi Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Waktu Pelaporan Data Setiap bulan
Periode Analisa Data Triwulan
Penyajian Data Tabel Grafik
Instrumen Pengambilan Data Buku KIA,Kohort anak,Register MTBS,Register hasil penimbangan di posyandu.
Penanggung Jawab Bidan Koordinator.
PROFIL INDIKATOR PROGRAM KIA-KB

Judul Cakupan Peserta KB Aktif


Dasar Pemikiran 1. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 2 Tahun 2010
2. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Nomor :
800/459/Kes/2021 tentang penetapan indikator kinerja Puskesmas pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Lombok Timur.

Tujuan Untuk menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia terlalu muda
atau terlalu tua atau akibat penyakit sistem reproduksi, bisa juga mencegah
terjadinya pernikahan usia dini
Definisi Operasional 1.Definisi KB : Upaya mengatur kelahiran anak , jarak, dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan, dan bantuan
sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas
(BKKN )
2. Definisi
Pasangan Usia Subur (PUS) : Pasangan yang istrinya berumur 15-49 tahun atau
pasangan suami istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah mendapatkan
menstruasi atau istri berumur 15 tahun tetapi masih haid (BKKBN, 2015).
3.Definisi Peserta KB Aktif : Cakupan peserta KB yang baru dan lama yang
masih aktif menggunakan alat dan obat kontrasepsi (alkon) dibandingkan dengan
jumlah pasangan usia subur di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Dimensi Mutu Efektif, keselamatan pasien, berorientasi kepada pasien, efisien, adil, terintegritasi
Tipe Indikator Output/ hasil
Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator Jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif dengan jumlah pasangan usia
subur di wilayah kerja Pkm Selong
Denumerator Jumlah sasaran KB aktif (PUS) di wilayah kerja Puskesmas Selong dalam 1 tahun

Target Pencapaian 78%


Kriteria INKLUSI : Semua pasangan usia subur
INKLUSI : -
Formula Jumlah perserta KB aktif / Jumlah pasangan usia subur X 100%

Desain Pengumpulan data Survey bulanan ( kohort ), survey harian (Register)


Sumber Data Data Primer

Besar Sampel Semua pasangan usia subur yang ada wilayah kerja Puskesmas Selong
Frekuensi Pengumpulan Data Setiap Hari
Periode Waktu Pelaporan Data Bulanan
Periode Analisa Data 3 Bulan
Penyajian Data Tabel, grafik
Instrumen Pengambilan Data Kohort dan Register
Penanggung Jawab Bidan Koordinator

Anda mungkin juga menyukai