Anda di halaman 1dari 13

PEDOMAN PELAYANAN KB

PUSKESMAS INDUSTRI

2015

UPT Puskesmas Industri


Jl. Arif Rahman Hakim no 100
Telp/Fax: 0313985877
Email :puskesmas industri.
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Alllah SWT, Panduan Kegiatan Program Keluarga Berencana di Puskesmas
Industri Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik telah selesai disusun.

Permasalahan pelaksanaan Program KB dan Kesehatan Reproduksi lainnya dalam aspek pelayanan
di lapangan sudah teramat lama berjalan.Permasalahan awal yang muncul adalah keragu-raguan
terhadap validitas data yang didapat.Kesimpang siuran tentang data di lapangan diakibatkan tidak
adanya pedoman tertulis tentang apa dan bagaimana variabel variabel indikator pelayanan KB dan
Kesehatan Reproduksi Lainnya.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa pedoman ini masih jauh dari sempurna,untuk itu kritik dan
saran sangat kami harapkan guna perbaikan dimasa mendatang

Wassalam

Kepala UPT Puskesmas Industri

Drg.Anisah Machmudah
NIP: 196301191989112002

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mewujudkan derajat Kesehatan Ibu yang setinggi-tingginya adalah salah satu agenda
pembangunan yang tercakup dalam Tujuan Pembangunan Milenium (MilleniumDevelopment
Goals (MDGs).
Target 5a MDGs menyatakan sasaran untuk mengurangi tiga
per empat Angka Kematian Ibu (AKI) dalam kurun waktu 1990 sampai 2015, sementara
Target 5b adalah tercapainya akses universal terhadap layanan Kesehatan Reproduksi. Ada
4 parameter yang digunakan untuk menilai akses terhadap layanan Kesehatan Reproduksi,
yaitu Kesertaan Aktif Keluarga Berencana (Contraceptive Prevalence Rate,CPR),

B. Pengetian
Pelayanan Keluarga Berencana adalah merupakan bagian dari upaya kesehatan wajib yang
harus dilaksanakan oleh Puskesmas,dan merupakan bagian dari Upaya Kesehatan Ibu dan
Anak serta Keluarga Berencana.Sekaitan terminologi ini,maka Puskesmas menjadi
tanggung jawab setiap pelaksanaan pelayanan KB di wilayahnya,mancakup pelayanan yang
dilakukan oleh Puskesmas Pembantu,Polindes,Klinik Swasta termasuk BPS dan DPS yang
ada di wilayah Puskesmas tersebut.

C. Tujuan
Pedoman Operasional Pelayanan KB bagi petugas Kesehatan ini disusun dengan maksud
memberikan persamaan pemahaman antara para pengelola pada jajaran kesehatan mulai dari tingkat
puskesmas sampai pada tingkat propinsi,sehingga diharapkan dapat meminimalkan kesalahan pada
tingkat Administrasi pada kegiatan pencatatan dan pelaporan sehingga data yang dikompilasi lebih
mendekati kebenaran dan dapat dipertanggung jawabkan.Selain itu,pedoman ini diharapkan dapat
menjadi pedoman para petugas kesehatan dalam menjalankan program KB di jajaran Kesehatan,baik
yang meliputi aspek pelayanan medis Kontrasepsi maupun pada aspek manajemen operasional di
tingkat puskesmas,Rumah Sakit maupun Dinas Kwesehatan Kabupaten/Kota.

D. Sasaran
Sasaran buku Pedoman Operasional adalah Para petugas Kesehatan yang melakukan Pelayanan
Medis Kontrasepsi sesuai kewenangannya serta para pengelola program pada Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota.

2
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Survei Kepuasan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Puskesmas Industri
sesuai dengan Permenpan dan RB No 16 tahun 2014 mencakup:
1. Persyaratan untuk mendapatkan pelayanan di Puskesmas
2. Prosedur pelayanan Puskesmas
3. Waktu pelayanan Puskesmas
4. Biaya/tarif pelayanan Puskesmas
5. Jenis pelayanan kesehatan di Puskesmas
6. Kompetensi/ketrampilan petugas Puskesmas
7. Perilaku/sikap petugas Puskesmas
8. Maklumat pelayanan (kesanggupan petugas Puskesmas untuk melayani sesuai standar
Puskesmas)
9. Penanganan pengaduan, saran dan masukan

F. Batasan Operasional
Survei Kepuasan Masyarakat menurut Permenpan adalah pengukuran secara komprehensif
kegiatan tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran atas
pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari penyelenggara pelayanan publik .
Survei Kepuasan Masyarakat di Puskesmas Industri dilaksanakan kepada
pelanggan/pengunjung yang datang ke Puskesmas Industri untuk menilai kepuasan terhadap
pelayanan yang telah diterima.Survei dilakukan pada waktu tertentu dengan metode
pemilihan responden tertentu dan dilaksanakan secara berkala.

3
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pengelola program KB petugas yang telah mendapat pelatihan Program KB.
Petugas pelaksana adalah petugas pelaksana yang telah memenuhi standar kualifikasi sebagai
tenaga pelaksana dan telah mendapat pelatihan sesuai dengan tugasnya.

KUALIFIKASI
NO NAMA JABATAN
FORMAL KETERANGAN

Penanggung Jawab Program Dokter


1
UKM
2 Pengelola Program KB Bidan
3 Petugas Pelaksana Bidan Melaksanakan
pelayanan Alat
Kontrasepsi di
dalam gedung atau
diluar gedung

B Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadwalan kegiatan pelayanan KB dikoordiner penaggung jawab program
UKM dan pengelola Program KB di sesuaikan dengan tugas dan penanggung jawab desa

C Jadwal Kegiatan
a. Setiap hari kerja kegiatan pelayanan KB selalu dilaksanakan di poli KIA
b.Setiap posyandu penimbangan Balita ada penyuluhan dan pelayanan KB suntik dan
pemberian pil KB

4
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

RUANG :
PELAYANAN BUMIL - R.Tunggu
KB,IVA RUANG PERIKSA

B. STANDAR FASILITAS

Poli KIA berlokasi di gedung puskesmas Industri,dan hanya terdiri dari satu ruangan dimana
ruangan pemeriksaan ibu Hamil dan pelayanan KB serta IVA masih menjadi satu.
Mempunyai Fasilitas air mengalir untuk cuci tangan dan Alat.

Peralatan pelayanan KB adalah alat pemeriksaan yang di pergunakan untuk melaksanakan


pemberian alat kontraspsi KB
A. Alat-alat Kotrasepsi KB

1. Suntik KB
2.Pil KB
3.Implant
4.IUD
B.Alat2 kesehatan: ( IUD )
1.Speculum cocor bebek besar 1
2.Speculum cocor bebek sedang 5
3.Tenaculum 5
4.Sonde Uterus 5
5.Gunting benang IUD 5
5
6.Lampu Gynecologi 1
7.Bad Gynecologi 1

( IMPLAN)

1.U Klem

2.Pisau bedah

3.Bak Instrumen

4.Klem Implan

5.Trocart

C.Bahan Habis Pakai

1.Alkohol

2.Plester

3.betadhin

4.Kasa

5.Lidokain 1 %

6.Spuit desposibel

7.Sarung tangan DTT

8.Larutan chlorine 0,5%

9. Sabun cuci tangan

6
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
Adalah : hasil kegiatan pelayanan KB yang dilaksanakan pada unit
Pemerintah( Posyandu,Polindes,Pustu,Puskesmas dan RS Pemerintah) dan Unit Pelayanan
Kesehatan Swasta yang meliputi al: BPS,DPS,dan RS Swasta
1) Peserta KB baru:
Adalah PUS yang baru pertama kali menggunakan metode kontrasepsi pada suatu
periode tahun kalender termasuk peserta KB paska keguguran/ kehamilan/ Paska istirahat
minimal 3 bulan.
Cara penghitungan : Jumlah Peserta KB baru x 100%
10 % dari PUS

2) Peserta KB Aktif ( Current User / CU )


Cara penghitungan : Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
75 % dari PUS

3) Peserta KB Drop Out


Cara penghitungan : Jumlah Peserta DO x 100%
Toleransi < 10% peserta KB aktif
4) Peserta KB Kegagalan
Cara penghitungan : Jumlah Peserta hamil x 100%
Toleransi < 0,19 % peserta KB aktif
5) Peserta KB Efek Samping
Cara penghitungan : Jumlah Peserta hamil x 100%
Toleransi < 12,5 % peserta KB aktif
6) Peserta KB Komplikasi
Cara penghitungan : Jumlah Peserta hamil x 100%
Toleransi < 3,5 % peserta KB aktif

B. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN:


a. Data Sasaran
 Jumlah PUS di wilayah Puskesmas Industri
7
 Pendataan semua aseptor Aktif di wilayah Puskesmas Industri
 Jumlah Aceptor Baru di wilayah Puskesmas Industri
 BPS,DPS dan RS Swasta
b. Data Pelayanan
 Jumlah PUS sumber dari Dinas Kesehatan
 Pelayanan aceptor Baru Semua Metode
 Peserta KB aktif
 Peserta KB DO
 Peserta KB Kegagalan
 Peserta KB Efek Samping
 Peserta KB Komplikasi

C. PENCATATAN
Pencatatan Hasil kegiatan Pelayanan KB di Puskesmas secara umum di kelompokkan
menjadi
 Regester Kohort dan Regester Alkon.
 Selain itu dalam kaitan dengan Pelayanan KB di Puskesmas masih
digunakan K1 /KB dan K IV /KB yang merupakan kartu kunjungan yang
harus disediakan Puskesmas untuk setiap peserta KB dan diberikan pada
waktu menjadi peserta baru.
 K IV /KB adalah Kartu Status Pserta KB yang berisi data data Peserta
KB,baik secara klinis maupun non klinis,yang harus diisi dan digunakan
oleh petugas kesehatan yang melakukan pelayanan /pemeriksaan pada
peserta KB.
 K1 maupun K IV ini hendaknya disimpan secara rapi dan di perlakukan
sam seperti Family folder atau Kartu Status Penderita.

D. PENGLAHAN DATA
Setiap bulan Bidan di Desa menyerahkan data yang tercantum dalam kohort dan di jadikan
sebagai bahan laporan bulanan KB.
Bidan Koordinator KB menerima laporan bulanan dan merekap dari semua laporan bidan
untuk menjadikan acuan pemantauan pencapaian dari seluruh kegiatan KB

8
BAB V
LOGISTIK

Logistik kebutuhan Pelayanan KB antara lain :


- Kohort KB
- K IV / KB
- K 0 / KB
- Regester Harian
- Komputer untuk pengolahan data

BAB VI
KESELAMATAN PASEN

- Keselamatan pasen ( patient safety) adalah suatu system dimana puskesmas membuat asuhan
kebidanan lebih aman.Hal ini termasuk asesmen resiko,identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien,pelaporan dan analisis insiden,kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya implementasi solusi untuk menimbulkan timbulnya
resiko.Sistim ini mencegah terjadinya cidera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
- Tujuan penerapan keselamatan pasen adalah terciptanya budaya keselamatan
pasen,meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap pasen dan masyarakat,menrunkan
kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas,terlaksananya program2 pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak di harapkan.

Pelayanan KB memperhatikan keselamatan pasien dengan cara :


A Identifikasi Potensi
- Kemungkinan kesalahan pemberian alat kontrasepsi KB yang sudah kadaluarsa
B Pencegahan terjadinya kesalahan
- Petugas dalam melakukan pemberian alat kontrasepsi harus memperhatikan
kadaluarsa nya alat kontrasepsi
C Pelaporan

9
Pengaduan barang yang sudah kadaluarsa di laporkan ke BKKBN
( Selama ini di puskesmas Industri belum pernah mengalami )
D Penanganan / tindak lanjut
Mengembalikan paket/ barang yang sudah kadaluarsa ke BKKBN

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A Tujuan
- Petugas Kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajiban nya dapat melindungi
diri sendiri, pasen dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
- Petugas kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko
tinggi terinfeksi penyakit menular di lingkungan tempat kerjanya,untuk
menghindarkan paparan tersebut,setiap petugas harus menerapkan prinsip Universal
Precaution.

B Tindakan yang beresiko terpajan


- Cuci tangan yang kurang benar
- Masker
C Prinsip keselamatan Kerja
- Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga hygiene sanitasi individu,hygiene sanitasi ruangan .
- Ke dua prinsip tersebut di jabarkan menjadi 2 kegiatan pokok yaitu:
1 Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2 Pemakaian alat pelindung di antaranya pemakaian masker.

10
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan poli pelayanan KB Puskesmas Industri


dalam memberikan pelayanan adalah keberhasilan pencapaian acceptor baru KB.Dalam keberhasilan
pencapaian acceptor baru 100 % dari target 10 % dari PUS yang ada.
Indikator mutu akan di pantau oleh tim Mutu Puskesmas melalui monitoring dan evaluasi
pelaksanaan.
Pencapain indicator mutu dibahas dalam pertemuan tinjauan manajemen dan di laporkan kepada
kepala puskesmas.

BAB IX
PENUTUP

Potret hasil kinerja didalam operasional Pelayanan Program KB/ Kesehatan Reproduksi di
puskesmas Industri sangat tergantung dari semangat dan dedikasi para pengelola program dan
pelaksanaan pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi lainnya didalam menuangkan hasil kerjanya
pada lembar pencatatan dan pelaporan
Berbagai permasalahan mendasar yang selama ini menjadi kendala di dalam opersional pencatatan
dan pelaporan pelayanan Program KB dan Kesehatan Reproduksi,diharapkan dapat diatasi dengan
tersusunnya Pedoman Pelyanan KB di puskesmas Industri.

11
12

Anda mungkin juga menyukai