PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian Bayi
(AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan beberapa indicator status kesehatan
masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan
Negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007,
AKI 228 per 100.000 kelahiran hidu, AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKN 19 per 1.000
kelahiran hidup, AKABA 44 per 1.000 kelahiran hidup.
Maka dari itu upaya untuk mempercepat penurunan AKI, AKN, AKB, AKABA, telah
dimulai sejak akhir tahun 1980-an melalui program Safe Motherhood Initiative yang
mendapat perhatian besar dan dukungan dari berbagai pihak baik dalam maupun luar
negeri. Pada akhir tahun 1990-an secara konseptual telah diperkenalkan lagi upaya untuk
menajamkan strategi dan intervensi dalam menurunkan AKI melalui Making Pregnancy
Safer (MPS) yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000. Sejak tahun 1985
pemerintah merancang Child Survival (CS) untuk penurunan AKB. Kedua strategi tersebut
diatas telah sejalan dengan Grand Strategi DEPKES tahun 2004.
Tujuan Umum KB
Menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
menggunakan kontrasepsi
2. Tujuan Khusus KIA
a. Memberikan Pelayanan Antenatal
b. Memberikan Pertolongan Persalinan
c. Memberikan Kesehatan Ibu Nifas
d. Memberikan Kesehatan Neonatus
e. Mendeteksi Dini dan Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Neonatus Oleh
Tenagan Kesehatan Maupun Masyarakat
f. Memberikan Penanganan Komplikasi Kebidanan
g. Memberikan Pelayanan Neonatus dengan Komplikasi
H. Memberikan Pelayanan Kesehatan Bayi
I. Memberikan Kesehatan Anak Balita
J. Memberikan Pelayanan KB Berkualitas
Tujuan Khusus KB
a. Memberikan pelayanan dan konseling KB
b. Memberikan pelayanan KB (IUD, Implan, Suntik, Pil, Kondom)
c. Memberikan efek samping dan komplikasi
d. Memberikan penyuluhan
e. Memberikan pelayanan dan konseling pada calon pengantin wanita, masa pra
hamil, dan masa antara dua kehamilan
f. Memberikan pelayanan PPIA
g. Memberikan pelayanan Iva dan Pap smear
h. Memberikan pelayanan rujuan
D . LANDASAN HUKUM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN
2015 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS ).
BAB II
PENGORGANISASIAN
KEPALA PUSKESMAS
Drg. Titik Suprihatin
BAB III
STANDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Tenaga teknis bidan didistribusikan untuk sub unit puskesmas pembantu satu
orang,selebihnya di PONKESDES, masing – masing tenaga teknis bidan juga
memiliki tugas tambahan yang di delegasikan oleh kepala puskesmas.
C. JADWAL KEGIATAN
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pendataan sasaran √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
( Terpadu) √
Pemantauan Bumil Resti √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pelaksanaan P4K
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kemitraan Bidan Dukun
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pembinaan Pelayanan
Kesehatan Ibu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pelaks Kelas ibu hamil
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pemantauan Kesehatan
Ibu Nifas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pemantauan Kesehatan
Neo termasuk Neo
Resti √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pelacakan kematian
Neo termasuk otopsi
Verbal √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pemantauan kesehatan
Balita(tumbang,Vita A
Imunisasi) √ √
Pemantauan Kesehatan
Apras √
D. Dalam rangka penyiapan dan pengembangan ketrampilan tenaga bidan maka
Puskesmas menyelenggarakan aktivitas sebagai berikut:
a. Setiap tenaga medis dan paramedis mempunyai kesempatan yang sama
untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.
b. Tenaga medis dan para medis harus memberi masukan pada pimpinannya
dalam menyusun program pengembangan staf.
c. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas,fungsi wewenang dan
Tanggung jawabnya.
d. Melakukan analisa kebutuhan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan
bagi tenaga medis dan para medis.
e. Tenaga medis dan para medis difasilitasi untuk mengikuti program yang di
adakan oleh organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan
berkelanjutan terkait.
f. Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktik ,magang
dan penelitian tentang pelayanan kesehatan di puskesmas.
BAB IV
STANDAR FASILITAS
Sarana adalah suatu tempat ,fasilitas dan peralatan yang langsung terkait dengan
Pelayanan klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat ,fasilitas dan peralatan yang secara
tidak langsung mendukung pelayanan kesehatan. Dalam upaya mendukung Pelayanan
klinik puskesmas diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.
DENAH PUSKESMAS JENANGAN
TERAS
TERAS RUANG TUNGGU
LAB
APOTEK
R. IMUNISASI
KAMAR PASIEN
MUSHOLA
TERAS
KAMAR PASIEN
KAMAR PASIEN
GIZI
BP
GUDANG
KANTIN UGD
K. ADM UGD
DAPUR
TERAS
LABORATOR OBAT
IUM
RUANG TERAS
PERAWAT
KIA RUANG
U RUANG OBSERVASI
K. MANDI
K. MANDI
LOKET R. GIGI RUANG
ARSIP
BERSALI
K. MANDI
UGD
N
B T
S
LANTAI II
RUANG
AULA GUDANGOBAT
DAPUR
KAMAR MANDI
U
RUANG
TU KAMAR MANDI
B T
S
KETERANGAN :
a. Luas ruangan 3 x 5 1/2 m²
b. Ruangan kering dan tidak lembab
c. Memiliki ventilasi yang cukup
d. Memiliki cahaya yang cukup
e. Lantai terbuat dari keramik
f. Dinding dicat warna cerah
A. STANDAR FASILITAS
1. PERLENGKAPAN
a. Meja pemeriksaan
b. Kursi
c. Wastafel
d. Almari alat
e. Kipas angin
f. Tensimeter
g. Stetoskop
h. Komputer
I . Kereta tindakan
J. LILA
2. PERALATAN
1 Setirilisator 1
2 Tabung O2 -
3 Kereta tindakan 1
4 Timbangan dewasa 1
6 Standar infuse 1
10 LILA 2
11 Stetoskop lidmen -
12 Manset dewasa 1
13 Manset anak -
14 Loop 2
17 Bengkok kecil 1
18 Bengkok besar 1
19 Sound timer -
20 Kom kecil 4
21 THT set -
23 Bak instrumen T -
24 Bak instrumen k -
25 Perlak kain,plastic -
28 implant 1 set
29 Minor set -
30 Tong spatel -
31 Speculum 10
32 Naal fudar -
35 Gunting luka -
36 Hendel mes -
37 Pincet cirurgi -
38 Pincet anatomi -
41 Tempat korentang 1
42 Korentang 1
43 Gunting verban 1
46 Thermometer 1
BAB V
TATA LAKSANA PELAYANAN
INTEREN
PULANG PENKES
Keterangan :
a.Pasien datang dari pendaftaran diterima oleh petugas pelayanan KIA
B. KEGIATAN
Lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat meliputi :
a. Timbang Badan
Langkah –langkah timbang badan
Timbangan dibersihkan
Jarum skala diluruskan ke angka 0
Alat pengukur tinggi digerakkan di gerakkan kearah kepala pasien
Kemudian pasien dianjurkan naik ketimbangan dengan melepas dulu alas kaki
atau sepatu yang dipakai
Pasien menghadap ke pemeriksaan / menghadap membelakangi alat
pengukur tinggi badan akan bergerak ke angka yang menunjukkan sesuai
berat badan pasien
Alat tinggi badan ditarik kearah atas sampai atas kepala kemudian
pembatasan ukuran tinggi badan ditegakkan diturunkan sampai nempel di
kepala
Dibaca angka yang menunjukkan berat badan dan tinggi badan, dicatat di KRJ
Pasien turun dari timbangan
Pengukur tinggi badan diturunkan dan pembatas ukuran tinggi dilipat kembali
f. Pemberian TT lengkap
Langlah –langkah pemberian TT lengkap
Lakukan identifikasi dan anamnesa dengan menanyakan pada paien, nama,
umur dan alamat, apakah ada alergi terhadap obat-obatan, riwayat TT
sebelumnya
Pastikan kondisi pasien dalam keadaan sehat
Siapkan bahan dan alat suntik
Ambil vaksin dengan jarum dan semprit disposable sebanyak 0,5ml
Persilahkan pasien duduk
Bersihkan tempat yang akan disuntik dengan kapas yang telah dibasahi
dengan air DTT lalu buang ditempat sampah medis
g. Pemberian tablet FE minimal 90 tablet selama kehamilan
Periksa konjungtiva pasien, untuk menentukan pasien anemis atau tidak
Catatan hasil pemeriksaan dalam kartu status dan buku KIA
Isi form pemeriksaan laboratorium
Jelaskan pada pasien tujuan pada pemeriksaan
Rujuk ke unit pelayananan laboratorium, jika hasil pemeriksaan Hb ˂ 11gr%
ibu diberi penyuluhan sesuai dengan hasil periksa laboratorium
Beri tablet zat besi pada semua ibu hamil, sedikitnya 1 tablet/hari, selama 30
hari berturut-turut untuk pasien hamil trimester I
Beri penyuluhan gizi pada semua ibu hamil disetiap kunjungan ANC, tentang
perlunya minum tablet zat besi dan vitamin C, kalk serta menghidari minum
teh/kopi/susu dalam 1 jam sebelum/sesudah makan, karena dapat
mengganggu penyerapan zat besi
h. Test laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang harus
dilakukan pada setiap ibu hamil, meliputi :
Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan kadar Hemoglobin Darah (Hb)
Pemeriksaan HBSAG
Pemeriksaan protein urine
Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan laboratorium khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain
yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan
antenatal, meliputi :
a) Pemeriksaan specific daerah endemis (malaria,HIV dll)
b) Pemeriksaan kadar gula darah
c) Pemeriksaan tes Sifilis
d) Pemeriksaan BTA
e) Temu wicara dan konseling
Temu wicara(konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi :
Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memriksakan kehamilannya secara rutin ke
tenaga kesehatan dan menganjuran ibu hamil agar beristirahat yang cukup
selama kehamilannya (sekitar9-10 jam per hari) dan tidak bekerja berat.
Perlilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama
kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari
dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum
tidur serta melakukan olahraga ringan
Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami
dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan
biaya persainan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah.
Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar
segera dibawa kefasilitas kesehatan
Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi kompliasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik selama
kehamilannya, persalinan, dan nifas msalnya perdarahan pada hamil muda
maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb.
Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang
cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses
tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil
disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia
pada kehamilan
Gejala penyakit menular dan tidak menular
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular dan
penyakit tidak menular karena dapat mempengaruhi pada kesehtan ibu dan
janinnya
Penawaran untuk melakukan testing dan konseling HIV di daerah
terkonsentrasi HIV / bumil resiko tinggi terinfeksi HIV
Setiap ibu hamil ditawarkan untuk tes HIV dan segera dikonseling mengenai
risiko penularan HIV dari ibu ke janinnya. Apabila ibu hamil tersebut HIV positif
maka dicegah agar tidak terjadi penularan HIV dari ibu kejanin, nanum
sebaliknya apabia ibu hamil tersebut HIV negative maka diberikan bimbingan
untuk tetap HIV negative selama kehamilannya, menyusi dan seterusnya.
Inisiasi menyusi dini (IMD) dan pemberian asi ekskusif
Setiap ibu hami dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera
setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting
untuk kesehatan bayi. Pemberian ASi dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.
Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi tetanus toksoid (TT) untuk
mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum. Setiap ibu hamil minimal
mempunyai status imunisasi T2 agar terlindungi terhadap infeksi tetanus.
Peningkatan kessehatan intelegasia pada kehamilan (brain booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu hamil
dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditor dan pemenuan nutrisi
pengungkitan otak (brain booster) secara bersamaan pada periode kehamilan.
4. Penyuluhan
Langkah pelaksanaan penyuluhan bidang kesehatan:
a. Mengkaji dan memahami apa yang menjadi kebutuhan masyarakat terutama
bidang kesehatan
b. Merumuskan secara tepat mengenai masalah keehatan
c. Menentukan prioritas masalah kesehatan yang menjadi target utama penyuluhan
segera
d. Mempersiapkan perencanaan penyuluhan
e. Mempersiapkan masyarakat sebagai bagian utama sebagai penerima penyuluhan.
f. Menyusun beberapa criteria penilaian dari hasil penyuluhan.
g. Merencanakan bagaimana tindak lanjut untuk proses selanjutnya serta evaluasi
6. Upaya Rujukan
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium,setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai
dengan standard an kewenangan tenaga kesehatan.Kasus-kasus yang tidak dapat
ditangani dirujuk sesuai dengan system rujukan.
Berikut ini adalah penanganan dan tindak lanjut kasus pada pelayanan antenatal
terpadu :
a. Ibu hamil dengan perddarahan antepartum
Keadaan emergensi, rujuk untuk penanganan perdarahan sesuai standar.
b. Ibu hamil dengan demam :
Tangani demam sesuai standar
Jika dalam 2 hari masih demam atau keadaan umum memburuk,segera rujuk.
Ibu hamil dengan hipertensi ringan (tekanan darah > 140/90 mmHg) tanpa
proteinuria:
a) Tangani hipertensi sesuai standar
b) Periksa ulang dalam 2 hari,jika tekanan darah meningkat segera dirujuk.
c) Jika ada gangguan lain segera dirujuk.
d) Konseling untuk gizi,diet makanan untuk hipertensi dalam kehamilan
c. Ibu hamil dengan hipertensi berat (diastole > 110 mmHg tanpa proteiuria)
Rujuk untuk penanganan hipertensi berat sesuai standar
d. Ibu hamil dengan preeclampsia ( hipertensi disertai edema wajah atau tungkai
bawah dan atau proteinuria (+) Keadaan emergensi, rujuk untuk penanganan
preeclampsia sesuai standar.
e. Ibu hamil BB kurang ( BB < 1 kg/bln) atau ibu hamil resiko KEK (LILA < 23,5 cm )
Rujuk untuk penanganan ibu hamil resiko KEK sesuai standar.
f. Ibu hamil BB Lebih (kenaikan BB > 2 kg/ bulan )
Rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.
g. TFU tidak sesuai dengan umur kehamilan
Rujuk untuk penanganan gangguan pertumbuhan janin.
h. Kelainan letak janin pada trimester III
Rujuk dengan penanganan kehamilan dengan kelainan letak janin.
i. Gawat Janin
Rujuk untuk penanganan gawat janin.
j. Ibu hamil dengan anemia
Rujuk untuk penanganan anemia sesuai standar
Konseling gizi ,diet makanan kaya zat besi dan protein
k. Ibu hamil dengan Diabetes Mellitus(DM)
Rujuk untuk penanganan DM sesuai standar.
Konseling gizi, diet makanan kaya zat besi dan protein
l. Ibu hamil dengan malaria
Konseling tidur menggunakan kelambu berinsektisida
Memberikan pengobatan sesuai wewenang
Rujuk untuk penanganan lebih lanjut pada malaria dengan komplikasi
m. Ibu hamil dengan Tuberkulosis (TB)
Rujuk untuk penanganan TB sesuai standar
Konseling gizi, diet makanan untuk ibu hamil TB
Pemantauan minum obat TB
n. Ibu hamil dengan Sifilis
Rujuk untuk penanganan Sifilis pada ibu hamil dan suami sesuai standar
o. Ibu hamil dengan HIV
Konseling rencana persalinan
Rujuk untuk penanganan HIV sesuai standar
Konseling gizi,diet makanan untuk ibu hamil HIV
Konseling pemberian makan bayi yang lahir dari ibu HIV
p. Ibu hamil kemungkinan ada masalah kejiwaan
Rujuk untuk pelayanan kesehatan jiwa
Pantau hasil rujukan balik
Kerjasama dengan fasilitas rujukan selama kehamilan
q. Ibu hamil yang mengalami kekerasan rumah tangga
Rujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)
terhadap korban kekerasan
9. Penatalaksanaan Adneksitis :
a. Antibiotic dengan spectrum yang luas
b. Terapi diatermi
c. Penderita tidak boleh melakukan berat
d. Operasi radikal (histerektomi dan salpingo ooferektomi bilateral) pada wanita yang
sudah hampir menopause.
10. Penatalaksanaan kista bartholin adalah :
a. Berendam dalam air hangat
b. Obat untuk mengurangi nyeri
c. Obat antibiotic
d. Pemasangan kateter
e. Marsupilasi kista
11. Pelayanan Ibu Menyusui
Cara menysu yang baik dan benar :
a. Beritahu ibu untuk cuci tangan dahulu
b. Keluarkan ASI sediki lalu oleskan pada putting susu dan areola sekitarnya
c. Ibu duduk dengan santai
d. Punggung bersandar dengan santai pada kursi
e. Pegang bayi dengan satu lengan,kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi terletak pada lengan ibu.
f. Kepala bayi tidak boleh tengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan
ibu dan diatas paha ibu di beri bantal
g. dibelakang badan ibu
h. Perut bayi menempel pada badan ibu,kepala bayi menghadap payudara ibu
i. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
j. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
k. Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas payudara dan jari lain menopang di
bawah payudara,jangan menekan putting susu atau areolanya saja.
l. Bayi diberi rangsangan untuk membka mulut dengan cara menyentuh pipi/sisi mulut
bayi dengan putting susu
m. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat punggung bayi didekatkan ke payudara
ibu dengan putting susu dan areola dimasukkan ke dalam mulut bayi.
n. Usahakan sebagian besar areola di masukkan ke dalam mulut bayi sehingga putting
berada di langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar
o. Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai payudara terasa kosong
p. Lanjtkan dengan menyusui pada payudara yang satu lagi.
4.1 RUJUKAN
Pelayanan UKM KIA/KB Puskesmas Jenangan tidak mampu melakukan pemeriksaan,
maka pasien dikirim ke rumah sakit / klinik swasta (di rujuk)
5.1 PENCATATAN DAN PELAPORAN
1. PENCATATAN
Pencatatan selain untuk pemantauan data juga untuk evaluasi. Macam-macam
pencatatan antara lain :
a. Buku register pendaftaran
b. Buku permintaan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan
c. Buku rujukan
d. Lembar in form concern
2. PELAPORAN
Pelaporan yang harus disampaikan secara berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
berupa laporan bulanan yang merupakan hasil rekapitulasi pencatan harian. Laporan
triwulan, semesteran dan tahunan sesuai ketentuan yang berlaku
Pelaporan untuk penyakit tertentu menggunakan formulir baku yang sudah ditentukan
oleh program.
BAB VI
LOGISTIK
Untuk yang pengadaan yang lewat DINKES, Puskesmas setiap tahun membuat
pengajuan logistik yang dibutuhkan. Kemudian Puskesmas tinggal menunggu logistik datang
dari DINKES.
No NAMA
3 Sterilitator 1 buah
4 Kereta tindakan
8 Komputer 1 set
9 Print 1 set
10 Kipas angin 2
11 Lampu tindakan 1
BAB VII
KENDALI MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
Untuk keamanan dan kenyamanan bagi petugas paramedic dan petugas medis dalam
memberikan pelayanan kesehatan, terutama untuk mencegah tertularnya penyakit dimana di
puskesmas banyak kasus –kasus penyakit menular misal; HIV AIDS dan penyakit yang
disebabkan virus lainya. maka petugas dalam melaksanakan pelayanan diwajibkan
memperhatikaan keamanan diri dengan pemakaian alat perlindungan diri (APD)menggunakan
masker ,sarung tangan ,dan clemek plastic,jas oprasi bila diperlukan. Dan selalu melakukan cuci
tangan sebelum dan setelah melaksanakan kegiatan atau pelayanan
Sanitasi tangan Ya ya Ya ya
Clemek plastik Tidak rutin Penilaian resiko Tidak rutin c Tidak rutin c
Ket:
a. prosedur tindakan yg menimbulkan aerosol dlm berbagai ukuran
( partikel besar dan kecil)
b. bila memungkinkan,prosedur tindakan yg menimbulkan aerosol hrs dilakukan didalam
ruangan yang bertekanan negative,ruangan terpisah atau ruangan untuk satu orang
pasien dng petugas lain yg hadir sedikit mungkin .APD harus menutupi dada,lengan,mata,
lengan, hidung dan mulut
c. gunakan clemek plastic jika jas oprasi yg tahan air tidak ada
d. jika masker respirator tidak ada ,gunakan masker bedah yg ketat
e. jika masker respirator tidak ada,gunakan masker bedah yg ketat dan penutup muka.
CARA MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR
2.telapak kanan diatas punggung tangan kiri dan telapak kiri diatas punggung
Tangan kanan.
4.letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci.
6.jari kiri menguncup ,gosok memutar ke kanan dan ke kiri pada telapak kanan dan
Sebaliknya
7. pegang pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya gerakkan
Memutar.
Liflet terlampir.
BAB IX
PENUTUP
Pedoman pelayanan UKM KIA/KB Puskesmas Jenangan ini digunakan sebagai acuan
pelaksanaan pelayanan poli KIA di Puskesmas Jenangan. Untuk keberhasilan pelaksanaan
Pedoman pelayanan UKM KIA/KB di Puskesmas Jenangan diperlukan komitmen dan kerja
sama semua pihak.
Hal tersebut akan menjadikan pelayanan UKM KIA/KB di Puskesmas Jenangan
semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada
akhirnya dapat meningkatkan citra puskesmas dan kepuasan pasien atau masyarakat.
Daftar Pustaka