Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pembangunan kesehatan sesuai dengan Indonesia sehat 2010, bertujuan


meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (UU No.36 / 2009 : tentang
Kesehatan Pasal 9)

Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian Bayi
(AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan beberapa indicator status kesehatan
masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan
Negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007,
AKI 228 per 100.000 kelahiran hidu, AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKN 19 per 1.000
kelahiran hidup, AKABA 44 per 1.000 kelahiran hidup.

Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan


UKP LP dan LS serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen
Puskesmas. Puskesmas merupakan penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan
tingkat pertama. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat dengan
Puskesmas Pembantu, PONKESDES, Puskesmas Keliling, Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat ( UKBM ) yang disebut sebagai Puskesmas dan jejaringnya.

Maka dari itu upaya untuk mempercepat penurunan AKI, AKN, AKB, AKABA, telah
dimulai sejak akhir tahun 1980-an melalui program Safe Motherhood Initiative yang
mendapat perhatian besar dan dukungan dari berbagai pihak baik dalam maupun luar
negeri. Pada akhir tahun 1990-an secara konseptual telah diperkenalkan lagi upaya untuk
menajamkan strategi dan intervensi dalam menurunkan AKI melalui Making Pregnancy
Safer (MPS) yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000. Sejak tahun 1985
pemerintah merancang Child Survival (CS) untuk penurunan AKB. Kedua strategi tersebut
diatas telah sejalan dengan Grand Strategi DEPKES tahun 2004.

Sesuai dengan konsep diatas Puskesmas Jenangan (KIA) perlu menyusun


Rencana Usulan Kegiatan (RUK) baik tahunan maupun bulanan sehingga AKI, AKN, AKB,
AKABA dapat ditekan seminimal mungkin dan semua program KIA akan tercapai sesuai
target.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum KIA


Menurunkan AKI, AKN, AKB, AKABA

Tujuan Umum KB
Menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
menggunakan kontrasepsi
2. Tujuan Khusus KIA
a. Memberikan Pelayanan Antenatal
b. Memberikan Pertolongan Persalinan
c. Memberikan Kesehatan Ibu Nifas
d. Memberikan Kesehatan Neonatus
e. Mendeteksi Dini dan Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Neonatus Oleh
Tenagan Kesehatan Maupun Masyarakat
f. Memberikan Penanganan Komplikasi Kebidanan
g. Memberikan Pelayanan Neonatus dengan Komplikasi
H. Memberikan Pelayanan Kesehatan Bayi
I. Memberikan Kesehatan Anak Balita
J. Memberikan Pelayanan KB Berkualitas

Tujuan Khusus KB
a. Memberikan pelayanan dan konseling KB
b. Memberikan pelayanan KB (IUD, Implan, Suntik, Pil, Kondom)
c. Memberikan efek samping dan komplikasi
d. Memberikan penyuluhan
e. Memberikan pelayanan dan konseling pada calon pengantin wanita, masa pra
hamil, dan masa antara dua kehamilan
f. Memberikan pelayanan PPIA
g. Memberikan pelayanan Iva dan Pap smear
h. Memberikan pelayanan rujuan

C . RUANG LINGKUP PELAYANAN


Pelayanan UKM KIA/KB di Puskesmas Jenangan secara garis besar meliputi empat
kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat promotif ,prefentif, kuratif dan rehabilitative,
dimana Pelayanan Poli KIA termasuk ke dalam upaya kuratif .

D . LANDASAN HUKUM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN
2015 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS ).
BAB II
PENGORGANISASIAN

STRUKTUR ORGANISASI PELAYANAN UKM KIA / KB


PADA PUSKESMAS JENANGAN

KEPALA PUSKESMAS
Drg. Titik Suprihatin

PENANGGUNG JAWAB UKM

Lilik Setiyani, S.Kep Ns

PENANGGUNG JAWAB PROGRAM


KIA/KB

Siti Fatkhul Janah, Amd.Keb


PELAKSANA KIA / KB

1. Pustu Ngrupit : Ismiatin, Amd.Keb

2. Ponkesdes Nglayang : Aimatul Ma’arifah, Amd.Keb

3. Ponkesdes Paringan : Dewi Kurnia, Amd.Keb

4. Ponkesdes Wates : Alif Nurdina, Amd.Keb

5. Ponkesdes Sraten : Lia Nugraheni, Amd.Keb

6. Ponkesdes Sedah : Restiana, Amd.Keb

7. Ponkesdes Semanding : Sundari, Amd.Keb

8. Polindes Panjeng : Leli Rohmatul H, Amd.Keb

9. Ponkesdes Tanjungsari : Nunik S, Amd.Keb

10. Ponkesdes Kemiri : Sri Inganah, Amd.Keb

BAB III
STANDAR KETENAGAAN

A. SUMBER DAYA MANUSIA


Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan pelayanan UKM
KIA/KB di Puskesmas, dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi baik
jumlah maupun mutunya. Pola ketenagaan minimal harus dimiliki oleh
Puskesmas. Adapun tenaga di UKM KIA/KB Puskesmas Jenangan sebagai
berikut :

No JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH


1 PENANGGUNG JAWAB DOKTER / 1
KEPALA
PUSKESMAS

2 TENAGA TEKNIS D3 Bidan 2

3 TENAGA NON TEKNIS - -


Untuk pembagian kerja masing masing petugas berdasarkan TUPOKSI yang
sesuai kompetensinya.
1. Penanggung jawab pelayanan UKM KIA/KB di Puskesmas mempunyai tugas:

a. Pelaksana pengobatan dan pelayanan medis di poli KIA

b. Pemegang program sesuai tupoksi


c. Tenaga pelaksana pelayanan UKM KIA/KB yang diberi kewenangan
sebagai tenaga medis untuk memberikan pengobatan pada pasien rawat
jalan.
d. Bertanggung jawab terhadap pelayanan medis UKM KIA/KB sesuai
dengan peraturan yang berlaku serta menjaga kelancaraan pelayanan
medis di Puskesmas

2. Tenaga teknis perawat mempunyai tugas :


a. Mempersiapkan dan melaksanakan pelayanan medis serta
melaksanakaan kegiatan administrasi teknis pelayanan medis
b. Melaksanakaan pemeriksaan dan pengobatan medis dasar
c. Melaksanakan tindakan medis dasar sederhana
d. Melaksanakan Penulisan resep obat – obat tertentu di pelayanan UKM
KIA/KB
e. Bertanggung jawab terhadap pelayanan medis dasar UKM KIA/KB sesuai
dengan peraturan yang berlaku serta menjaga kelancaran pelayanan
medis di puskesmas
f. Melaksanakan pelayanan medis di puskesmas
g. Melaksanakan pendokumentasian pelayanan di pelayanan UKM KIA/KB
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan langsung berkaitan
dengan tugas pokok organisasi guna mendukung kinerja organisasi

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Tenaga teknis bidan didistribusikan untuk sub unit puskesmas pembantu satu
orang,selebihnya di PONKESDES, masing – masing tenaga teknis bidan juga
memiliki tugas tambahan yang di delegasikan oleh kepala puskesmas.

C. JADWAL KEGIATAN

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pendataan sasaran √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
( Terpadu) √
Pemantauan Bumil Resti √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Pelaksanaan P4K

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kemitraan Bidan Dukun

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pembinaan Pelayanan
Kesehatan Ibu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pelaks Kelas ibu hamil
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pemantauan Kesehatan
Ibu Nifas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pemantauan Kesehatan
Neo termasuk Neo
Resti √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pelacakan kematian
Neo termasuk otopsi
Verbal √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pemantauan kesehatan
Balita(tumbang,Vita A
Imunisasi) √ √
Pemantauan Kesehatan
Apras √
D. Dalam rangka penyiapan dan pengembangan ketrampilan tenaga bidan maka
Puskesmas menyelenggarakan aktivitas sebagai berikut:
a. Setiap tenaga medis dan paramedis mempunyai kesempatan yang sama
untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.
b. Tenaga medis dan para medis harus memberi masukan pada pimpinannya
dalam menyusun program pengembangan staf.
c. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas,fungsi wewenang dan
Tanggung jawabnya.
d. Melakukan analisa kebutuhan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan
bagi tenaga medis dan para medis.
e. Tenaga medis dan para medis difasilitasi untuk mengikuti program yang di
adakan oleh organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan
berkelanjutan terkait.
f. Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktik ,magang
dan penelitian tentang pelayanan kesehatan di puskesmas.

BAB IV
STANDAR FASILITAS

Sarana adalah suatu tempat ,fasilitas dan peralatan yang langsung terkait dengan
Pelayanan klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat ,fasilitas dan peralatan yang secara
tidak langsung mendukung pelayanan kesehatan. Dalam upaya mendukung Pelayanan
klinik puskesmas diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.
DENAH PUSKESMAS JENANGAN

TERAS
TERAS RUANG TUNGGU

LAB

APOTEK

R. IMUNISASI

KAMAR PASIEN
MUSHOLA
TERAS

KAMAR PASIEN

KAMAR PASIEN
GIZI

BP
GUDANG

KANTIN UGD

K. ADM UGD
DAPUR

PARKIR KARYAWAN RUANG TUNGGU


RUANG RUANG

TERAS
LABORATOR OBAT
IUM

RUANG TERAS
PERAWAT
KIA RUANG
U RUANG OBSERVASI

K. MANDI
K. MANDI
LOKET R. GIGI RUANG
ARSIP
BERSALI
K. MANDI
UGD
N
B T

S
LANTAI II

RUANG

KAPUS GUDANG OBAT

AULA GUDANGOBAT

DAPUR

KAMAR MANDI
U
RUANG

TU KAMAR MANDI

B T

S
KETERANGAN :
a. Luas ruangan 3 x 5 1/2 m²
b. Ruangan kering dan tidak lembab
c. Memiliki ventilasi yang cukup
d. Memiliki cahaya yang cukup
e. Lantai terbuat dari keramik
f. Dinding dicat warna cerah

A. STANDAR FASILITAS
1. PERLENGKAPAN
a. Meja pemeriksaan
b. Kursi
c. Wastafel
d. Almari alat
e. Kipas angin
f. Tensimeter
g. Stetoskop
h. Komputer
I . Kereta tindakan
J. LILA

2. PERALATAN

NO JENIS ALAT JUMLAH

1 Setirilisator 1

2 Tabung O2 -

3 Kereta tindakan 1

4 Timbangan dewasa 1

5 Timbangan bayi 1 rusak

6 Standar infuse 1

7 Alat ukur tinggi badan 1

8 Tensi meter air raksa 1

9 Tensi meter air raksa dinding -

10 LILA 2

11 Stetoskop lidmen -

12 Manset dewasa 1

13 Manset anak -

14 Loop 2

15 Bak instrumen besar 1


16 Haart mirror -

17 Bengkok kecil 1

18 Bengkok besar 1

19 Sound timer -

20 Kom kecil 4

21 THT set -

22 Tromol kasa kecil 1

23 Bak instrumen T -

24 Bak instrumen k -

25 Perlak kain,plastic -

26 Headlight with adapl -

27 Iud kit 2 set

28 implant 1 set

29 Minor set -

30 Tong spatel -

31 Speculum 10

32 Naal fudar -

33 Arteri klem besar -

34 Arteri klam kecil -

35 Gunting luka -

36 Hendel mes -

37 Pincet cirurgi -

38 Pincet anatomi -

39 Pinset bengkok kecil -

40 Gunting hacting aff -

41 Tempat korentang 1

42 Korentang 1

43 Gunting verban 1

44 Ambu bag - set


45 ECG - set

46 Thermometer 1

BAB V
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. ALUR KEGIATAN PEMERIKSAAN

ANAMNESA TTV DIAGNOSA


PASIEN

RUJUK RESEP OBAT

INTEREN

PULANG PENKES
Keterangan :
a.Pasien datang dari pendaftaran diterima oleh petugas pelayanan KIA

b.Petugas pelayanan KIA melakukan anamnesa


c. Petugas pelayanan KIA melakukan penegakan diagnosa

d.Petugas pelayanan KIA melakukan pengobatan

e.petugas pelayanan KIA melakukan interen ( bila perlu)

f.Petugas pelayanan KIA melakukan penyuluhan kesehatan.

g.Petugas pelayanan KIA melakukan pelepasan pasien.

B. KEGIATAN
Lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat meliputi :

Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)


1. Pelayanan Ibu Hamil
Merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan untuk ibu
selama kehamilannya,yang disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal 10T yang
meliputi :

a. Timbang Badan
Langkah –langkah timbang badan
 Timbangan dibersihkan
 Jarum skala diluruskan ke angka 0
 Alat pengukur tinggi digerakkan di gerakkan kearah kepala pasien
 Kemudian pasien dianjurkan naik ketimbangan dengan melepas dulu alas kaki
atau sepatu yang dipakai
 Pasien menghadap ke pemeriksaan / menghadap membelakangi alat
pengukur tinggi badan akan bergerak ke angka yang menunjukkan sesuai
berat badan pasien
 Alat tinggi badan ditarik kearah atas sampai atas kepala kemudian
pembatasan ukuran tinggi badan ditegakkan diturunkan sampai nempel di
kepala
 Dibaca angka yang menunjukkan berat badan dan tinggi badan, dicatat di KRJ
 Pasien turun dari timbangan
 Pengukur tinggi badan diturunkan dan pembatas ukuran tinggi dilipat kembali

b. Ukur Tekanan Darah


Langkah langkahnya :
a. Petugas mempersiapkan peralatan
- Tensimeter lengkap
- Stestoskop
- Buku catatan
- Alat tulis
b. Petugas memberi tahu pasien untuk membuka atau menggulung Lengan baju.
c.Petugas memasang manset tensimeter pada lengan atas dengan pipa
karetnya berada disisi luar tangan.
d.Petugas memompa tensimeter.
f. Petugas meraba Denyut arteri brachialis lalu stetoskope ditempatkan pada
daerah tersebut.
g. Petugas menutup Sekrup balon karet, pengunci air raksa dibuka, selanjutnya
balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa
didalam pipa gelas naik.
h. Petugas membuka Sekrup balon perlahan-lahan sambil memperhatikan
turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama dan terakhir.
i .Petugas mencatat hasil pengukuran
j .Petugas melepaskan tensimeter

c. Nilai status gizi (LILA)

1. Petugas melakukan pengkajian Status Gizi


- Pengukuran Antropometri ( BB dan TB )
- Pengukuran LILA, indikator KEK jika LILA ˂ 23,5 cm
2. Pengamatan fisik, kelopak mata, telapak tangan dan kuku tampak pucat, lemah,
lesu, letih
3. Petugas melakukan Anamnesis riwayat gizi dan pola makan
4. Petugas membuat rencana diet sesuai hasil anamnesis dan pola kebiasaan
makan pasien yaitu dengan diet Kalori Tinggi Protein Tinggi (KTPT)
5. Petugas mengisi leaflet diet dan siapkan daftar bahan makanan penukar dan
food model
6. Petugas memberi penjelasan diet, pembagian makanan sehari, bahan makanan
yang dianjurkan, yang dibatasi dan yang dilarang
7. Petugas menjadwalkan kunjungan ulang
8. Petugas mencatat hasil konseling pada kartu status pasien

d. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)


Langkah-langkah menentukan ukuran tinggi fundus uteri
 Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk mementukan
tinggi fudus

e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin(DJJ)


Langkah-langkah menentukan presentasi janin
 Bidan menjelaskan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan tujuananya
 Persilahkan ibu untuk berbaring
 Sisihkan pakaian ibu hingga seluruh bagian perut ibu tampak jelas
 Mintak ibu untuk meletakkan kedua telapak kaki padaa pada ranjang sehingga
terjadi sedikit fleksi pada sendi pada dan genu, untuk mengurangi
keteganggan dinding perut
 Tutup paha dan kaki ibu dengan selimut yang disediakan
 Cuci tangan petugas
 Keringkan dengan handuk
 Pemeriksa berada di sisi kanan ibu, menghadap bagian lateral kanan
 Beritahu ibu hamil bahwa pemeriksaan akan memulai pemeriksaan
 Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara :
a) LEOPOLD I
b) LEOPOLD II
c) LEOPOLD III
d) LEOPOLD IV
Langkah-langkah menentukan denyut jantung janin (DJJ) :
 Menjelaskan pada pasien
 Dopler dihidupkan
 Perut ibu di beri/diolesi jelli
 Denyut jantung dicari dengan probe pada titik yang terdengar paling keras.
Bila bayi presentasi kepala dicari dibawah pusat. Bila presentasi bokong, dicari
diatas pusat
 Dimulai mencari DJJ bayi dengan alat
 Pasien diharapkan mendengarkan denyut jantung janin agar menimbulkan
rasa puas
 Denyut jantung janin dihitung tiap 15 detik maka ketemu jumlah dalam waktu
1 menit
 Pasien diberitahu jumlah DJJ tiap menit
 Selesai dopler dimatikan

f. Pemberian TT lengkap
Langlah –langkah pemberian TT lengkap
 Lakukan identifikasi dan anamnesa dengan menanyakan pada paien, nama,
umur dan alamat, apakah ada alergi terhadap obat-obatan, riwayat TT
sebelumnya
 Pastikan kondisi pasien dalam keadaan sehat
 Siapkan bahan dan alat suntik
 Ambil vaksin dengan jarum dan semprit disposable sebanyak 0,5ml
 Persilahkan pasien duduk
 Bersihkan tempat yang akan disuntik dengan kapas yang telah dibasahi
dengan air DTT lalu buang ditempat sampah medis
g. Pemberian tablet FE minimal 90 tablet selama kehamilan
 Periksa konjungtiva pasien, untuk menentukan pasien anemis atau tidak
 Catatan hasil pemeriksaan dalam kartu status dan buku KIA
 Isi form pemeriksaan laboratorium
 Jelaskan pada pasien tujuan pada pemeriksaan
 Rujuk ke unit pelayananan laboratorium, jika hasil pemeriksaan Hb ˂ 11gr%
ibu diberi penyuluhan sesuai dengan hasil periksa laboratorium
 Beri tablet zat besi pada semua ibu hamil, sedikitnya 1 tablet/hari, selama 30
hari berturut-turut untuk pasien hamil trimester I
 Beri penyuluhan gizi pada semua ibu hamil disetiap kunjungan ANC, tentang
perlunya minum tablet zat besi dan vitamin C, kalk serta menghidari minum
teh/kopi/susu dalam 1 jam sebelum/sesudah makan, karena dapat
mengganggu penyerapan zat besi
h. Test laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang harus
dilakukan pada setiap ibu hamil, meliputi :
 Pemeriksaan golongan darah
 Pemeriksaan kadar Hemoglobin Darah (Hb)
 Pemeriksaan HBSAG
 Pemeriksaan protein urine
 Pemeriksaan HIV
 Pemeriksaan laboratorium khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain
yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan
antenatal, meliputi :
a) Pemeriksaan specific daerah endemis (malaria,HIV dll)
b) Pemeriksaan kadar gula darah
c) Pemeriksaan tes Sifilis
d) Pemeriksaan BTA
e) Temu wicara dan konseling
Temu wicara(konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi :
 Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memriksakan kehamilannya secara rutin ke
tenaga kesehatan dan menganjuran ibu hamil agar beristirahat yang cukup
selama kehamilannya (sekitar9-10 jam per hari) dan tidak bekerja berat.
 Perlilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama
kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari
dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum
tidur serta melakukan olahraga ringan
 Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami
dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan
biaya persainan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah.
Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar
segera dibawa kefasilitas kesehatan
 Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi kompliasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik selama
kehamilannya, persalinan, dan nifas msalnya perdarahan pada hamil muda
maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb.
 Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang
cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses
tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil
disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia
pada kehamilan
 Gejala penyakit menular dan tidak menular
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular dan
penyakit tidak menular karena dapat mempengaruhi pada kesehtan ibu dan
janinnya
 Penawaran untuk melakukan testing dan konseling HIV di daerah
terkonsentrasi HIV / bumil resiko tinggi terinfeksi HIV
Setiap ibu hamil ditawarkan untuk tes HIV dan segera dikonseling mengenai
risiko penularan HIV dari ibu ke janinnya. Apabila ibu hamil tersebut HIV positif
maka dicegah agar tidak terjadi penularan HIV dari ibu kejanin, nanum
sebaliknya apabia ibu hamil tersebut HIV negative maka diberikan bimbingan
untuk tetap HIV negative selama kehamilannya, menyusi dan seterusnya.
 Inisiasi menyusi dini (IMD) dan pemberian asi ekskusif
Setiap ibu hami dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera
setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting
untuk kesehatan bayi. Pemberian ASi dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.
 Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi tetanus toksoid (TT) untuk
mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum. Setiap ibu hamil minimal
mempunyai status imunisasi T2 agar terlindungi terhadap infeksi tetanus.
 Peningkatan kessehatan intelegasia pada kehamilan (brain booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu hamil
dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditor dan pemenuan nutrisi
pengungkitan otak (brain booster) secara bersamaan pada periode kehamilan.

2. Pelayanan Ibu Bersalin


Kegiatan Ibu bersalin meliputi kegiatan:
a. Pertolongan Persalinan dengan standar APN 58 langkah
b. Pencegahan Infeksi
c. Rujukan Kasus yang memerlukan pelayanan ke tingkat yang lebih tinggi

3. Pelayanan Ibu Nifas


Kegiatan Pelayanan Ibu Nifas oleh tenaga kesehatan yang sesuai standar pelayanan
pada ibu Nifas sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu:
a. Pelayanan Nifas pertama (KF1) : 6 jam -3 hari pasca persalina
b. Pelayanan Nifas kedua (KF 2) : 4-28 hari pasca persalinan
c. Pelayanan Nifas ketiga (KF 3) : 29-42 hari pasca persalinan

4. Penyuluhan
Langkah pelaksanaan penyuluhan bidang kesehatan:
a. Mengkaji dan memahami apa yang menjadi kebutuhan masyarakat terutama
bidang kesehatan
b. Merumuskan secara tepat mengenai masalah keehatan
c. Menentukan prioritas masalah kesehatan yang menjadi target utama penyuluhan
segera
d. Mempersiapkan perencanaan penyuluhan
e. Mempersiapkan masyarakat sebagai bagian utama sebagai penerima penyuluhan.
f. Menyusun beberapa criteria penilaian dari hasil penyuluhan.
g. Merencanakan bagaimana tindak lanjut untuk proses selanjutnya serta evaluasi

5. Pelayanan Ibu dengan komplikasi Kebidanan


a. Deteksi Dini Faktor Resiko dan komplikasi kebidanan
Deteksi dini kehamilan dengan faktor resiko adalah kegitan yang dilakukan untuk
menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor resiko dan komplikasi kebidanan.
Faktor resiko pada ibu hamil adalah :
 primigravida < 20 thn atau >35 tahun
 Anak > 4 orang
 Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun
 Kurang energi kronis (KEK)dengan LILA <23,5 cm atau penambahan berat
badan > 9 kg selama kehamilan
 Anemia dengan Hb< 11 gr/dl
 TB <145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang
 Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau pada kehamilan
sekarang.
 Sedang menderita penyakit kronis antaranya:TBC,kelainan
jantung,ginjal,hati,kelainan endokrin,tumor dan keganasan.
 Riwayat kehamilan buruk(abortus berulang,mola hidatidosa,KPD,kehamilan
ektopik,bayi dengan cacat konginetal)
 Riwayat persalinan dengan komplikasi(section cesaria,ekstraksi
vakum/forceps)
 Kelainan jumlah janin (kehamilan ganda)
 Kelainan besar janin
 Kelainan letak janin
b. Penanganan Komplikasi Kebidanan
Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan
komplikasi kebidanan untuk mendapatkan penanganan definitive sesuai standar
oleh tenaga kesehatan yang kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Pelayanan obstetri :
 Penanganan perdarahan pada kehamilan,persalinan dan nifas
 Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan
 Pencegahan dan penanganan infeksi
 Penanganan partus lama/macet
 Penanganan abortus
 Stabilisasi komplikasi obstetric untuk dirujuk atau transportasi rujukan
 Pelayanan Bayi Baru Lahir
 Pelayanan Neonatus dengan komplikasi
 Pelayanan Bayi sehat
 Pelayanan Balita sehat
 Pelayanan PONED

6. Upaya Rujukan
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium,setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai
dengan standard an kewenangan tenaga kesehatan.Kasus-kasus yang tidak dapat
ditangani dirujuk sesuai dengan system rujukan.
Berikut ini adalah penanganan dan tindak lanjut kasus pada pelayanan antenatal
terpadu :
a. Ibu hamil dengan perddarahan antepartum
 Keadaan emergensi, rujuk untuk penanganan perdarahan sesuai standar.
b. Ibu hamil dengan demam :
 Tangani demam sesuai standar
 Jika dalam 2 hari masih demam atau keadaan umum memburuk,segera rujuk.
 Ibu hamil dengan hipertensi ringan (tekanan darah > 140/90 mmHg) tanpa
proteinuria:
a) Tangani hipertensi sesuai standar
b) Periksa ulang dalam 2 hari,jika tekanan darah meningkat segera dirujuk.
c) Jika ada gangguan lain segera dirujuk.
d) Konseling untuk gizi,diet makanan untuk hipertensi dalam kehamilan
c. Ibu hamil dengan hipertensi berat (diastole > 110 mmHg tanpa proteiuria)
 Rujuk untuk penanganan hipertensi berat sesuai standar
d. Ibu hamil dengan preeclampsia ( hipertensi disertai edema wajah atau tungkai
bawah dan atau proteinuria (+) Keadaan emergensi, rujuk untuk penanganan
preeclampsia sesuai standar.
e. Ibu hamil BB kurang ( BB < 1 kg/bln) atau ibu hamil resiko KEK (LILA < 23,5 cm )
 Rujuk untuk penanganan ibu hamil resiko KEK sesuai standar.
f. Ibu hamil BB Lebih (kenaikan BB > 2 kg/ bulan )
 Rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.
g. TFU tidak sesuai dengan umur kehamilan
 Rujuk untuk penanganan gangguan pertumbuhan janin.
h. Kelainan letak janin pada trimester III
 Rujuk dengan penanganan kehamilan dengan kelainan letak janin.
i. Gawat Janin
 Rujuk untuk penanganan gawat janin.
j. Ibu hamil dengan anemia
 Rujuk untuk penanganan anemia sesuai standar
 Konseling gizi ,diet makanan kaya zat besi dan protein
k. Ibu hamil dengan Diabetes Mellitus(DM)
 Rujuk untuk penanganan DM sesuai standar.
 Konseling gizi, diet makanan kaya zat besi dan protein
l. Ibu hamil dengan malaria
 Konseling tidur menggunakan kelambu berinsektisida
 Memberikan pengobatan sesuai wewenang
 Rujuk untuk penanganan lebih lanjut pada malaria dengan komplikasi
m. Ibu hamil dengan Tuberkulosis (TB)
 Rujuk untuk penanganan TB sesuai standar
 Konseling gizi, diet makanan untuk ibu hamil TB
 Pemantauan minum obat TB
n. Ibu hamil dengan Sifilis
 Rujuk untuk penanganan Sifilis pada ibu hamil dan suami sesuai standar
o. Ibu hamil dengan HIV
 Konseling rencana persalinan
 Rujuk untuk penanganan HIV sesuai standar
 Konseling gizi,diet makanan untuk ibu hamil HIV
 Konseling pemberian makan bayi yang lahir dari ibu HIV
p. Ibu hamil kemungkinan ada masalah kejiwaan
 Rujuk untuk pelayanan kesehatan jiwa
 Pantau hasil rujukan balik
 Kerjasama dengan fasilitas rujukan selama kehamilan
q. Ibu hamil yang mengalami kekerasan rumah tangga
 Rujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)
terhadap korban kekerasan

7. Pelayanan Penanganan penyakit Vaginitis :


a. Menjaga agar vagina dan sekitarnya tetap bersih serta kering.
b. Pastikan menggunakan sabun tanpa bahan pewangi dan menyekanya dengan
benar-benar kering
c. Hindari berendan air hangat selama infeksi belum pulih sepenuhnya
d. Jangan membasuh bagian dalam vagina
e. Gunakan kompres air dingin untuk mengurangi ketidaknyamanan pada vagina
f. Kenakan pakaian dalam yang tidak ketat dan berbahan katun

8. Penatalaksanaan penyakit servisitis :


a. Selalu gunakan kondom dengan benar saat berhubungan seksual
b. Hindari produk-produk kewanitaan pada umumnya,karena bisa menyebabkan iritasi
pada vagina maupun serviks.
c. Tidak berganti-ganti pasangan seksual
d. Hindari berhubungan seksual ketika pasangan mengidap penyakit menular seksual
e. Bagi penderita Diabetes,disarankan untuk menjaga kadar gula dalm darah

9. Penatalaksanaan Adneksitis :
a. Antibiotic dengan spectrum yang luas
b. Terapi diatermi
c. Penderita tidak boleh melakukan berat
d. Operasi radikal (histerektomi dan salpingo ooferektomi bilateral) pada wanita yang
sudah hampir menopause.
10. Penatalaksanaan kista bartholin adalah :
a. Berendam dalam air hangat
b. Obat untuk mengurangi nyeri
c. Obat antibiotic
d. Pemasangan kateter
e. Marsupilasi kista
11. Pelayanan Ibu Menyusui
Cara menysu yang baik dan benar :
a. Beritahu ibu untuk cuci tangan dahulu
b. Keluarkan ASI sediki lalu oleskan pada putting susu dan areola sekitarnya
c. Ibu duduk dengan santai
d. Punggung bersandar dengan santai pada kursi
e. Pegang bayi dengan satu lengan,kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi terletak pada lengan ibu.
f. Kepala bayi tidak boleh tengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan
ibu dan diatas paha ibu di beri bantal
g. dibelakang badan ibu
h. Perut bayi menempel pada badan ibu,kepala bayi menghadap payudara ibu
i. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
j. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
k. Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas payudara dan jari lain menopang di
bawah payudara,jangan menekan putting susu atau areolanya saja.
l. Bayi diberi rangsangan untuk membka mulut dengan cara menyentuh pipi/sisi mulut
bayi dengan putting susu
m. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat punggung bayi didekatkan ke payudara
ibu dengan putting susu dan areola dimasukkan ke dalam mulut bayi.
n. Usahakan sebagian besar areola di masukkan ke dalam mulut bayi sehingga putting
berada di langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar
o. Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai payudara terasa kosong
p. Lanjtkan dengan menyusui pada payudara yang satu lagi.

Tahap pelaksanaan terkait kegiatan audit maternal perinatal :


a. Menemukan dan mengumpulkan data kematianMaternaPerinatal/Neonatal dalam 3
hari setelah kematian.
b. Otopsi Verbal dan mengumplkan data non medis dalam 7-14 hari setelah kematian
c. Mencari data medis yang diperlukan di tempat pelayanan terakhir (RS)
d. Meencari data medis yang diperlukan di tempat pelayanan terakhir selain RS.
e. Mencari data medis yang diperlukan di tempat pelayanan antara(sebelum pelayanan
terakhir)
f. Mengumpulkan dan merekapitulasi daftar kematian yang dikirimkan dari RS dan
PKM
g. Mempersiapkan untuk pertemuan kaji kasus.
h. Pelaksanaan Pertemuan Kaji Kasus
i. Tindak lanjut rekomendasi dan perumusan pembelajaran
j. Supervisi kegiatan AMP
k. Mengupayakan kelangsungan kegiatan AMP
l. Koordinasi untuk kematian lintas batas

12. Tata laksana pelayanan Imunisasi


a. Tata laksana SDIDTK
 Deteksi Dini penyimpangan pertumbuhan dilakukan di semua tingkat
pelayanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut
:
a) Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB / TB)
Pengukuran Berat Badan / BB
- Menggunakan timbangan bayi
- Menggunakan timbangan injak
Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi badan (TB)
- Cara mengukur dengan posisi berbaring
- Cara mengukur dengan posisi berdiri
- Penggunaan Tabel BB / TB

b) Pengukuran Lingkar Kepala Anak ( LKA)


- Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi,
menutupi alis mata,diatas kedua telinga,dan bagian belakang
kepala yang menonjol,tarik agak kencang
- Baca angka pada pertemuan dengan angka 0
- Tanyakan tanggal lahir bayi / anak,hitung umur bayi / anak
- Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut
umur dan jenis kelamin anak
- Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan
ukuran sekarang.
 Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan anak
c) Skrining / pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuisioner pra
Skrining Perkembangan ( KPSP )
d) Tes Daya Dengar (TDD)
e) Tes Daya Lihat (TDL)
 Deteksi Dini penyimpangan mental emosional
a) Deteksi Dini Masalah Mental Emosional
b) Deteksi Dini Autis Pada Anak Prasekolah
c) Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatiann dan Hiperaktivitas
(GPPH) pada Anak Sekolah
b. Tata laksana MTBM dan MTBS
 Bayi Muda Umur Kurang dari 2 bulan
a) Penilaian dan Klasifikasi Bayi Muda:
- Memeriksa kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi
bakteri
- Memeriksa apakah bayi diare
- Memeriksa apakah bayi ikterus
- Memeriksa kemungkinan berat badan rendah dan/ atau masalah
pemberian ASI
Tindakan /pengobatan :
- Bayi muda yang memerlukan rujukan segera
- Tindakan/pengobatan untuk bayi muda yang tidak memerlukan
rujukan
- Memberikan asuhan dasar bayi muda
- Menangani diare Dehidrasi Berat sesuai Rencana terapi C
Konseling bagi ibu / keluarga
Pelayanan Tindak Lanjut :
- Menangani infeksi Bakteri Lokal
- Menangani Ikterus
- Menangani diare dehidrasi ringan/sedang
- Menangani diare tanpa dehidrasi
- Menangani Berat badan Rendah menurut umur
- Menangani masalah pemberian ASI
- Menangani luka atau bercak (trrush) di mulut.
b) Penilaian dan klasifikasi anak sakit
Penilaian, klasifikasi dan menentukan tindakan
- Memeriksa tanda bahaya umum
- Menanyakan keluhan utama:
 Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas?
 Apakah anak menderita diare?
 Apakah anak demam (klasifikasi malaria,campak,demam
berdarah)?
 Apakah anak mempunyai masalah telinga ?
- Memeriksa status gizi
- Memeriksa anemia
- Memeriksa immunisasi dan vitamin A
- Menilai masalah/keluhan lain
Pengobatan :
- Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah:
- Antibiotic oral
- Anti malaria oral
- Parasetamol
- Vitamin A
- Zat Besi/ Tablet Tambah Darah
- Obat cacingan
- Mengajari ibu cara mengobati infeksi local di rumah
- Mengobati infeksi mata dengan tetes/ salep mata
- Mengeringkan telinga dengan kain/kertas penyerap
- Mengobati luka di mulut dengan gentian violet
- Pengobatan di klinik
- Antibiotika intramuscular
- Suntikan artemeter untuk malaria berat
- Mencegah agar gula darah tidak turun
- Pemberian cairan tambahan pada diare
- Rencana terapi A : penanganan diare di rumah
- Rencana terap B : penanganan dehidrasi ringan / sedang dengan
oralit
- Rencana terapi C : penanganan dehidrasi Berat
- Pemberian tablet zinc untuk semua penderita diare
- Pemberian cairan pra rujukan untuk DEmam Berdarah Dengue
- Tindakan pra rujukan untuk anak sangat kurus disertai diare
- Konseling bagi ibu
Makanan :
- Menilai cara pemberian makanan
- Anjuran makan untuk aak sehat maupun sakit
- Menasehati ibu tentang masalah pemberian makan
Cairan :
- Meningkatkan Pemberian cairan selama anak sakit
- Kapan harus kembali:
- Menasehati ibu kapan harus kembali
- Kapan kembali segera
Pelayanan tindak lanjut:
- Menangani Pneumona
- Menangani diare persisten
- Menangani disentri
- Menangani malaria (daerah resiko tinggi atau resiko rendah)
- Demam-mungkin bukan malaria(daerah resiko rendah dan tanpa
resiko malaria)
- Campak dengan komplikasi pada mata atau mulut
- Mungkin DBD / demam mungkin bukan DBD
- Infeksi telinga
- Masalah pemberian makan
- Menangani anak kurus
- Menangani anemia.
3.1 KEMAMPUAN PELAYANAN
1. KEMAMPUAN PELAYANAN
Kemampuan pelayanan UKM KIA/KB di Puskesmas Jenangan meliputi pemeriksaan
dasar seperti :
a. Pengobatan
b. konsultasi
c. penyuluhan kesehatan

4.1 RUJUKAN
Pelayanan UKM KIA/KB Puskesmas Jenangan tidak mampu melakukan pemeriksaan,
maka pasien dikirim ke rumah sakit / klinik swasta (di rujuk)
5.1 PENCATATAN DAN PELAPORAN
1. PENCATATAN
Pencatatan selain untuk pemantauan data juga untuk evaluasi. Macam-macam
pencatatan antara lain :
a. Buku register pendaftaran
b. Buku permintaan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan
c. Buku rujukan
d. Lembar in form concern
2. PELAPORAN
Pelaporan yang harus disampaikan secara berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
berupa laporan bulanan yang merupakan hasil rekapitulasi pencatan harian. Laporan
triwulan, semesteran dan tahunan sesuai ketentuan yang berlaku
Pelaporan untuk penyakit tertentu menggunakan formulir baku yang sudah ditentukan
oleh program.

BAB VI
LOGISTIK

Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan pelayanan UKM KIA/KB Puskesmas Jenangan


direncanakan dalam renstra, POA dan lokmin bulanan. Pengadaan logistik berasal dari Dinas
Kesehatan Kabupaten.

Untuk yang pengadaan yang lewat DINKES, Puskesmas setiap tahun membuat
pengajuan logistik yang dibutuhkan. Kemudian Puskesmas tinggal menunggu logistik datang
dari DINKES.

Daftar logistik yang di Puskesmas Jenangan

No NAMA

1. Almari besi 2 buah

2 Almari kaca 1 buah

3 Sterilitator 1 buah

4 Kereta tindakan

5 Tempat tidur pasien 2 buah


6 Meja 2 buah

7 Kursi kerja 8 buah

8 Komputer 1 set

9 Print 1 set

10 Kipas angin 2

11 Lampu tindakan 1

BAB VII
KENDALI MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan UKM KIA/KB


perlu diperhatikan keselamatan pasien dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko
terhadap pasien harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
Pengendalian mutu pelayanan klinis merupakan kegiatan untuk mencegah terjadinya
masalah terkait pelayanan pengobatan atau mencegah terjadinya kesalahan pengobatan /
medikasi (medication error), yang bertujuan untuk keselamatan pasien.
Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan sebagai berikut:
a. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana, ketersediaan
dana, dan Standra Prosedur Operasional.
b. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama.
c. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya, respond an tingkat
pendidikan masyarakat.
Pengendalian mutu pelayanan klinis terintegrasi dengan program pengendalian mutu pelayanan
klinis Puskesmas yang dilaksanakan secara berkesinambungan.
Kegiatan pengendalian mutu pelayanan klinis meliputi:
a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi untuk
peningkatan mutu standar.
b. Pelaksanaan, yaitu:
1. Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja(membandingkan
antara capaian dengan rencana kerja)
2. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu:
1. Melakukan perbaikan kualitas pelayanan standar
2. Meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.
Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung untuk
memastikan bahwa aktifitas berlangsung sesuai dengan yang direncanakan. Monitoring
dapat dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis yang melakukan proses. Aktifitas
monitoring perlu direncanakan untuk mengoptimalkan hasil pemantauan.
Contoh ; monitoring pelayanan pasien, monitoring kinerja tenaga kesehatan
Sedangkan untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan pelayanan klinis, dilakukan
evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang diperleh melalui
metode berdasarkan waktu, cara dan teknik pengambilan data.
Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas:
a. Retrospektif
Pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan.
Contoh : survey kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang.
b. Prospektif
Pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan.
Contoh : waktu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:
a. Langsung (data primer);
Data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil data.
Contoh: survey kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan kilnis
b. Tidak langsung (data sekunder);
Data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung
Contoh: catatan riwayat penyakit yang lalu
a. Survei
Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.
Contoh : survey kepuasan pelanggan.
b. Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung aktifitas atau proses dengan menggunakan
ceklist atau perekaman.
Contoh : pengamatan konseling pasien.

Pelaksanaan evaluasi terdiri atas :


a. Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan dengan
pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan menentukan kinerja
yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan dengan menyempurnakan
kinerja tersebut. Oleh karena itu, audit merupakan alat untuk menilai, mengevaluasi,
menyempurnakan pelayanan klinis secara sistematis.

Terdapat 2 macam audit, yaitu:


1. Audit Klinis
Audit Klinis yaitu analisis kritis sistematis terhadap pelayanan klinis, meliputi
prosedur yang digunakan untuk pelayanan, penggunaan sumber daya, hasil yang
didapat dan kualitas hidup pasien. Audit klinis dikaitkan dengan pengobatan
berbasis bukti.
2. Audit Profesional
Audit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan klinis oleh seluruh tenaga medis
dan paramedis terkait dengan pencapaian sasaran yang disepakati, penggunaan
sumber daya dan hasil yang diperoleh.
Contoh : audit pelaksanaan system manajemen mutu
b. Review (pengkajian)
Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaan pelayanan
klinis tanpa dibandingkan dengan standar.
Contoh : kajian penggunaan antibiotika.

BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
Untuk keamanan dan kenyamanan bagi petugas paramedic dan petugas medis dalam
memberikan pelayanan kesehatan, terutama untuk mencegah tertularnya penyakit dimana di
puskesmas banyak kasus –kasus penyakit menular misal; HIV AIDS dan penyakit yang
disebabkan virus lainya. maka petugas dalam melaksanakan pelayanan diwajibkan
memperhatikaan keamanan diri dengan pemakaian alat perlindungan diri (APD)menggunakan
masker ,sarung tangan ,dan clemek plastic,jas oprasi bila diperlukan. Dan selalu melakukan cuci
tangan sebelum dan setelah melaksanakan kegiatan atau pelayanan

PEMAKAIAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)

Kontak erat Memasuki kontak erat Melakukan


(<1m) Dengan ruang isolasi flu (<1m) dengan prosedur yg
pasien yg burung tanpa pasien yg menggunakan
Menderita kontak erat terinfeksi flu aerosol pada
infeksiSal.nafas dengan pasien burung 31id lm pasien flu burung
yg akut at diluar ruang A,b
isolasi

Sanitasi tangan Ya ya Ya ya

Sarung tangan Tidak rutin Penilaian resiko Ya ya

Clemek plastik Tidak rutin Penilaian resiko Tidak rutin c Tidak rutin c

Jas oprasi Tidak rutin Penilaian resiko Ya c Ya c

Penutup kepala Tidak rutin Tidak rutin Tidak rutin ya

Masker bedah Ya Tidak rutin d Tidak rutin d Tidak rutin e


(petugas
kesehatan)

Masker respirator Tidak rutin ya Ya ya

Kaca mata Penilaian Penilaian resiko Ya ya


pelindung resiko

Masker bedah Ya Tidak Tidak rutin Tidak


(pasien)

Ket:
a. prosedur tindakan yg menimbulkan aerosol dlm berbagai ukuran
( partikel besar dan kecil)
b. bila memungkinkan,prosedur tindakan yg menimbulkan aerosol hrs dilakukan didalam
ruangan yang bertekanan negative,ruangan terpisah atau ruangan untuk satu orang
pasien dng petugas lain yg hadir sedikit mungkin .APD harus menutupi dada,lengan,mata,
lengan, hidung dan mulut
c. gunakan clemek plastic jika jas oprasi yg tahan air tidak ada
d. jika masker respirator tidak ada ,gunakan masker bedah yg ketat
e. jika masker respirator tidak ada,gunakan masker bedah yg ketat dan penutup muka.
CARA MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR

Tujuh langkah mencuci tangan dengan sabun

1.mencuci telapak dengan telapak .

2.telapak kanan diatas punggung tangan kiri dan telapak kiri diatas punggung

Tangan kanan.

3.telapak dengan telapak dan jari saling terkait

4.letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci.

5.jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri dan sebaliknya

6.jari kiri menguncup ,gosok memutar ke kanan dan ke kiri pada telapak kanan dan

Sebaliknya

7. pegang pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya gerakkan

Memutar.

Liflet terlampir.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelayanan UKM KIA/KB Puskesmas Jenangan ini digunakan sebagai acuan
pelaksanaan pelayanan poli KIA di Puskesmas Jenangan. Untuk keberhasilan pelaksanaan
Pedoman pelayanan UKM KIA/KB di Puskesmas Jenangan diperlukan komitmen dan kerja
sama semua pihak.
Hal tersebut akan menjadikan pelayanan UKM KIA/KB di Puskesmas Jenangan
semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada
akhirnya dapat meningkatkan citra puskesmas dan kepuasan pasien atau masyarakat.
Daftar Pustaka

1. Buku standart Puskesmas Propinsi Jawa Timur, 2013


2. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Edisi kedua 2015
3. Pedoman pelaksanaan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang di tingkat
4. Pelayanan kesehatan dasar Kemenkes RI 2012
5. Buku saku pelayanan kesehatan neonatal esensial
6. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai