Anda di halaman 1dari 27

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TEGALGEDE
Kp. Kibodasrea RT. 004 RW. 001 Ds. Tegalgede Kec. Pakenjeng – Garut 44164
Tlp. (082316358310) website : www.puskesmastegalgede.com,
e-mail : puskesmastegalgede@gmail.com

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Program Kesehatan Ibu dan Anak adalah salah satu upaya dibidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin,
ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Upaya pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya pemerintah dalam rangka
meningkatkan derajat Kesehatan Ibu dan Anak untuk menurunkan AKI dan
AKB. Dalam melaksanakan program KIA selalu membudidayakan nilai-nilai
organisasi yang mendukung visi dan misi puskesmas.

Kesehatan ibu dimulai sejak periode masa usia subur, kehamilan, persalinan,
nifas dan menyusui. Untuk kesehatan anak ditandai dengan anak yang memiliki
kebugaran jasmani,kecerdasan intelektual,emosional dan spiritual melalui upaya
pemenuhan, peningkatan dan perlindungan hak-hak anak, mulai dari bayi baru
lahir sehat, mempertahankan hidup,tumbuh dan berkembang secara optimal sejak
usia dini, usia sekolah, masa pubertas sampai usia dewasa.

Secara nasional dalam beberapa tahun ini akses dan kualitas terhadap
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak cenderung semakin membaik. Hal ini terlihat
dari adanya peningkatan cakupan pelayanan kesehatan ibu. Berdasarkan data dari
Riskesdas tahun 2010 dan 2013, Cakupan ibu hamil yang memperoleh pelayanan
antenatal telah meningkat dari 92,7 % pada tahun 2010 menjadi 95,2 % pada
tahun 2013. Cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan juga meningkat
dari 79,0% pada tahun 2010 menjadi 86,9 % pada tahun 2013. Walaupun
demikian, Indonesia masih menghadapi tantangan besar, yaitu Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi. Berdasarkan Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI)
mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB)
mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. Untuk itu perlu adanya pedoman
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. (http://www.depkes.go.id)

Rencana percepatan penurunan AKI mempunyai 3 tantangan utama yaitu


walaupun akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan sudah membaik,
tetapi cakupan dan kualitas pelayanan belum optimal, terbatasnya ketersediaan.
sumber daya strategis untuk kesehatan ibu dan neonatal serta masih rendahnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu.

Kajian kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu yang dilakukan pada tahun 2012
oleh Kementrian Kesehatan bersama HOGSI POGI, IBI, dan WHO
menunjukkan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan serius dalam hal
kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang belum sesuai harapan.
Kepatuhan tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan terhadap standart pelayanan.
Untuk itu diperlukan pedoman pelayanan kesehatan ibu dan anak.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan
yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatkan derajat kesehatan
anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan
landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
2. Tujuan khusus
a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi
tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, posyandu
dan sebagainya.
b. Meningkatnya upaya pembinaan balita dan anak prasekolah secara
mandiri didalam lingkungan keluarga,posyandu dan serta disekolah taman
kanak-kanak atau TK.
c. Meningkatnya jangkauan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui.
d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas,
ibu menyusui, bayi dan anak balita.
e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.
C. SASARAN
Sasaran kegiatan Kesehatan Ibu dan Anakadalah :
1. Ibu ( hamil, bersalin, nifas, menyusui)
2. Anak (bayi, balita dan anak prasekolah)
3. Remaja dan WUS
4. PUS
D. RUANG LINGKUP
1. Pelayanan KIA dalam gedung
a. Pelayanan ibu ( ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui ).
b. Pelayanan bayi dan balita ( MTBM, MTBS ).
c. Pelayanan Imunisasi
d. Pelayanan KB
e. Pelayanan kesehatan reproduksi.
2. Pelayanan KIA luar gedung
a. Pendataan sasaran (ibu hamil, ibu bersalin,ibu nifas, bayi, balita, remaja,
PUS, WUS, anak prasekolah, imunisasi BIAS).
b. Kunjungan rumah (kunjungan ibu hamil, kunjungan nifas, kunjungan
neonatal, kunjungan kasus resti ).
c. Penempelan stiker P4K.
d. Posyandu (Pemeriksaan ANC, KB).
e. Kelas ibu (ibu hamil, ibu balita).
f. Kerjasama lintas program dan lintas sector
E. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya untuk meningkatkan
derajat kesehatan yang bisa dilakukan didalam fasilitas kesehatan maupun diluar
fasilitas kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
BAB II
STANDART
KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya Kesehatan Ibu dan
Anak yang ada di Puskesmas :

Kegiatan Kualifikasi SDM Realis


asi
Upaya Kesehatan Ibu Pendidikan minimal Bidan terdiri 16 orang,terdiri
dan anak D-III dan D-IV dari 3 orang lulusan D-IV
dan 13 orang lulusan D-III

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Penanggung jawab program Upaya Kesehatan Ibu dan Anak dan latar
belakang profesinya adalah sebagai berikut:

Kegiatan Petug Profesi


as
Upaya Kesehatan Ibu Evi Nurhayati Bidan
dan Anak Yusma Yanti
Pera Andani
di puskesmas Siti Kholifah
Rima
Eneng Saripah
Upaya Kesehatan Ibu Siti Sa’adah Bidan
dan Anak di Neng Nurlela

desa
Tegalgede
Upaya Kesehatan Ibu Nur badriah Bidan
dan Anak di desa Ai Fatimah

Neglasari
Upaya Kesehatan Ibu Sopi Sopiah Bidan
dan Anak di desa Siti Zenab

Tanjungjaya
Upaya Kesehatan Ibu Desi Tutiyanti Bidan
dan Anak di
desa
Tanjungmulya
Upaya Kesehatan Ibu Siti Nurasiah Bidan
dan Anak di Aas Wasita
desa Neng Susi Susanti

Karangsari
C. JADWAL KEGIATAN
1. Pengaturan kegiatan upaya Kesehatan Ibu dan Anak dilakukan bersama oleh
para pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan
maupun tri bulanan/ lintas sektor dengan persetujuan Kepala Puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun,
dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan
pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan rencana kegiatan upaya kesehatan
dikoordinasikan oleh Kepala Puskesmas Tegalgede. Adapun jadwal kegiatan
upaya kesehatan dibagi menjadi 2, yaitu jadwal rutin (POSYANDU) dan
jadwal kondisional.
Jadwal Kesehatan Ibu Anak

N Jenis Pelayanan Senin- Jumat Sabtu


o Kamis
1 Pemeriksaan ANC 07:30 - 07:00 - 07:30 -
14:00 11:00 13:00
dan Nifas
2 Pelayanan KB 07:30 - 07:00 - 07:30 -
14:00 11:00 13:00
3 Imunisasi Selasa&Ka
mis

4 Bersalin 24 Jam 24 Jam 24 Jam


Jadwal Posyandu
N Desa Nama Tangg
o Posyandu al
1 Tegalgede Melati I 9
Melati II 10
Melati III 11
Melati IV & 12
V
Melati VI 13
Melati VII 14
Melati VIII
Melati IX
2 Neglasari Babakan R 11
Cukup 12
Cikoneng 13
Cikalong 14
Cidangrangda 15
n
Cihareuday 10
Pasirmuncang 10
Cihideung 11
3 Tanjungjaya Sawargi 11
Melati 12
Permata 12
As salam 13
Teratai 13
Mutiara 14
Binagkit 6
4 Tanjungmulya Laka 7
Kiara Kuning 8
Saradan 9
Pasarean 11
Bokor 12
&Sawahlampi
n
CIbeunying 14
15
5 Karangsari Hidayatul 16
Falah
Ar Rahamah 17
Mutiara 1 7
Permata 8
Intan 9
Al hikmah 11
Al Alaq 12
Mutiara 2 13
Delima 14
D. BATASAN OPERASIONAL

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya untuk meningkatkan


derajat kesehatan yang bisa dilakukan di dalam fasilitas kesehatan maupun diluar
fasilitas kesehatan untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
Ibu hamil adalah tumbuhnya janin dalam rahim seorang ibu.
Ibu nifas adalah dimana ibu dalam masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ
kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu.
Ibu menyusui adalah ibu yang memberikan susu kepada bayi atau anak kecil
dengan ASI dari payudara ibu.
Balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan yang paling hebat dalam
tumbuh kembang yaitu pada usia 1-5 tahun, masa ini merupakan masa yang
paling penting terhadap perkembangan kepandaian dan pertumbuhan intelektual.
PUS adalah pasangan yang sudah menikah, pasangan suami istri dimana kedua-
duanya masih hidup dengan batas umur 15-49 tahun.
WUS adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik
antara umur 20-45 tahun.
KB adalah usaha untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan.
ANC (Antenatal Care) adalah pemeriksaan kehamilan yang diartikan sebagai
pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim.
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh,
dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan.
Anak pra sekolah adalah anak yang memunyai usia di bawah tujuh tahun, pada
usia ini anak bisa diarahkan kearah yang positif atau kearah yang bisa membantu
perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang
diperlukan oleh anak tersebut.
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan antigen serupa tidak
terjadi penyakit.
Kunjungan ibu hamil adalah pelayanan kunjungan yang diberikan minimal 4 kali
kepada ibu hamil, dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan
sebagai berikut :
- Minimal 1 kali pada triwulan pertama
- Minimal 1 kali pada triwulan kedua
- Minimal 2 kali pada triwulan ketiga
Kunjungan Nifas adalah kunjungan pelayanan nifas yang diberikan sesuai
pelayanan standar 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan. Untuk deteksi dini
komplikasi ibu nifas kunjungan minimal 3 kali , terdiri :
- Kunjungan nifas ke-1: masa 6 jam sampai 3 hari setelah melahirkan.
- Kunjungan nifas ke-2 : dalam waktu 4 hari sampai hari ke 28 setelah
melahirkan.
- Kunjungan nifas ke-3 : dalam waktu 29 hari sampai 42 hari setelah
persalinan.
Kunjungan Resti adalah kunjungan pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil
resti.
Bumil Resti meliputi :
- Resti faktor usia <20 tahun dan usia >35 tahun,
- Grande multi >4,
- Ibu hamil anemia ,
- Ibu hamil riwayat obstetri jelek,
- Bumil KEK, bumil dengan hepatitis, bumil B20 dll.
Bufas Resti meliputi :
- Bufas dengan riwayat persalinan tindakan
- Bufas dengan anemia
- Bufas dengan riwayat peb/ hypertensi
Bayi Resti meliputi : Bayi dengan riwayat lahir dengan tindakan VE, ketuban
keruh, ikterik, BBLR dll
Balita Resti meliputi :
- Balita dengan gizi buruk/ kurus sekali
- Balita dengan kelainan tumbang

Kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak


Pelayanan Kegiat
an
1. Pendataan Bumil dan Bufas
2. Kelas Ibu
3. Pemasangan Stiker P4K
Pelayanan Kesehatan 4. Pelacakan Kematian Ibu
Ibu 5. Kunjungan Rumah Bumil, Bufas, Risti
6. Kegiatan imunisasi TT pada Calon
Pengantin,
ibu hamil dan TT WUS
Pelayanan 1. Pendataan neonatal, bayi normal, resiko
Kesehatan tinggi
2. Kunjungan rumah neonatal dan bayi resiko
Anak
tinggi
3. Pelacakan Kematian Neonatal, Bayi dan
balita
4. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak
balita dan anak pra sekolah / SDIDTK (TK,
PAUD)
5. Kegiatan imunisasi dasar pada bayi
dan imunisasi boster pada balita
dan anak sekolah
Pelayanan Kesehatan 1. KIE untuk remaja yang sekolah dan tidak

Reproduksi (Remaja sekolah


2. Konseling untuk remaja yang sekolah dan
danWUS)
yang tidak sekolah
1. Pendataan sasaran KB
2. Konseling dan penyuluhan
Pelayanan 3. Pelayanan dengan momen khusus (contoh
Keluarga Safari TNI KB Kes)
Berencana 4. Pelacakan kegagalan KB
BAB III
STANDART FASILITAS

A. DENAH RUANG

Tempat Me Me
tidur ja ja
pasien kurs kurs wast
Lemari Alkes i i afel

Bed gyn

Timb
a
n
g pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
a
Koordina
si pelaksanaan
n
Auto claft kegiatan

dilakukan oleh penanggungjawab UKM yang menempati ruang KIA dari gedung
Puskesmas. Pelaksanaan rapat koordinasi dilakukan di aula Puskesmas Gesi.
Untuk kegiatan luar gedung petugas mendatangi sasaran di rumahnya atau di
tempat yang sudah disepakati untuk melakukan kegiatan.

B. STANDART FASILITAS
Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya Kesehatan Ibu dan
Anak Puskesmas Tegalgede memiliki fasilitas penunjang sebagai berikut:

Kegiatan Pelayanan
Sarana- prasarana
Kesehatan Ibu dan
Anak

− Meja, kursi

− Alat tulis
Posyandu
− Buku Register kohort

− Timbangan

− Microtoice/ pengukur tinggi badan

− Buku KIA

− Pita lila

− Leaflet

Penyuluhan − Daftar hadir

− Notulen

− Laptop

− Alat peraga penyuluhan

Pendataan Bumil , Bayi − Register kohort hamil

− Register kohort bayi

− Buku Panduan Kelas ibu


Kelas Ibu
− Leaflet

− Alat peraga penyuluhan sesuai materi

− Stiker P 4 K
Pemasangan Stiker P4K
− Buku pencatatan

− Dokumentasi
Kunjungan Rumah Bumil, − Tensimeter
Bufas, Risti
− Stetoskop

− Buku pencatatan
Pendataan neonatal, bayi
− Buku pencatatan
normal,
dan resiko tinggi − Register kohort bayi

− Buku pencatatan
Kunjungan rumah neonatal,
bayi normal, dan resiko − Form MTBM
tinggi
− Thermometer

− Timer

Pemantauan tumbuh kembang − Timbangan


bayi,
anak balita, dan anak pra − Microtoise
sekolah/ SDIDTK (TK,
PAUD) − Buku KIA / Buku panduan SDIDTK

− Register kohort

− Buku
KIE untuk remaja yang sekolah Kesehat Reproduk
pencatatan an si
dan yang tidak sekolah
− Buku

Panduan
Remaja
− Leafl
et
Konseling untuk remaja yang
− Buku
Kesehat Reproduk
sekolah dan yang tidak sekolah pencatatan an si
− Buku

Panduan
Remaja
− Leafl
et
Pendataan sasaran KB − Buku pencatatan

− Leaflet
Konseling dan penyuluhan
− Laptop

− Alat peraga penyuluhan

− Buku pencatatan

Pelayanan dengan momen − Tensimeter, stetoskop,timbangan


khusus (Safari KB − K1 KB
Kesehatan)
− Inform konsen

− Kartu akseptor

− Obat KB

− Peralatan KB
Pelacakan kegagalan KB − Buku pencatatan
Sarana Prasarana di Puskesmas Tegalgede

N Nama Jumla Kondisi


o Alat h
1 Kit Bidan 2 Ba
ik
2 Kit KB 2 Ba
ik
3 Bed 1 Ba
ik
4 Gyn Bed 1 Ba
ik
5 Mebelair 4 Ba
ik
6 Box bayi 1 Ba
ik
7 Tensi meter 1 Ba
ik
8 Stetoskop 2 Ba
ik
9 Metlin 2 Ba
ik
10 Pita Lila 2 Ba
ik
11 Timbangan dewasa 1 Ba
ik
12 Pengukur TB 1 Ba
ik
13 Timbangan BB Bayi 1 Ba
ik
14 Stetoskop Monoculer 1 Ba
ik
15 Dopler 1 Ba
ik
16 Poster/ Leaflet 5 Ba
ik
17 Register Kohort Ibu 1 Ba
ik
18 Register Kohort Bayi 1 Ba
ik
19 Register Kohort KB 1 Ba
ik
20 Register Imunisasi 1 Ba
ik
21 Kohort Balita 1 Ba
ik
22 Buku KIA 1 Ba
ik
23 Form Laporan Kesehatan Ibu dan Anak 1 Ba
ik
24 Farm Laporan Imunisasi 1 Ba
ik
25 Farm Laporan KB 1 Ba
ik
26 Register MTBM dan MTBS 1 Ba
ik
27 Lampu Emergency 1 Ba
ik
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

A. LINGKUP KEGIATAN
1. Pelayanan KIA dalam gedung :
a. Pelayanan ibu ( ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui ).
Prosedur : Pasien datang dari ruang pendaftaran diantar petugas dengan
membawa kartu family folder, di anamnesa, dilakukan tindakan
pelayanan sesuai SOP masing-masing.
b. Pelayanan bayi dan balita ( MTBM, MTBS
Prosedur : Mengikuti alur bagan MTBM dan
MTBS
c. Pelayanan imunisasi
Prosedur : melakukan anamnesa, Screening, Inform Consent kemudian
diberikan pelayanan
d. Pelayanan KB.
Prosedur : melakukan anamnesa, Screening dan Inform Concent kemudian
diberikan pelayanan.
e. Pelayanan kesehatan reproduksi.
Prosedur : melakukan anamnesa dan konseling.
2. Pelayanan KIA luar gedung :
a. Pendataan sasaran (ibu hamil, ibu bersalin, bayi, balita, remaja, PUS,
WUS, anak prasekolah, dan anak sekolah).
Prosedur : Pendataan dengan melibatkan kader kesehatan dan kader
posyandu serta instansi terkait setiap bulan dan untuk anak
sekolah dilakukan setiap awal tahun ajaran baru.
b. Kunjungan rumah (kunjungan ibu hamil, kunjungan nifas, kunjungan
neonatal, kunjungan kasus resti ).
Prosedur : Pelayanan sesuai dengan tatalaksana kasus masing-masing.
c. Penempelan stiker P4K.
Prosedur : Dengan melibatkan kader posyandu dan kader kesehatan dan bidan
desa ke semua sasaran ibu hamil dimasing-masing
wilayah.
d. Posyandu (Pemeriksaan ANC, KB).
Prosedur : Pelayanan ANC sesuai standar minimal 10 T dan pelayanan KB
non MKJP. Khusus pelayanan imunisasi dilakukan di PKD
sesuia jadwal dan pelayanan imunisasi Puskesmas Jenar
dilaksanakan setiap hari kamis.
e. Kelas ibu hamil
Prosedur : Melaksanakan kelas ibu hamil di tujuh desa dengan minimal
dua fasilitator dan minimal 10 sasaran ibu hamil.
f. Kerjasama lintas program dan lintas sektor.
Prosedur : Bila ada kegiatan event tertentu misalkan safari KB dalam
rangka Harganas, TMMD, srawung warga, dan lain-lain.
B. METODE
Dalam upaya mencapai tujuan di bidang kesehatan Ibu dan Anak diperlukan
peran petugas kesehatan dan fasilitator, dimana petugas kesehatan memberikan
pelayanan dan fasilitator bertanggungjawab dalam
mengkomunikasikan inovasi dibidang kesehatan kepada masyarakat.
Metode yang digunakan adalah:
1. Pendataan sasaran : kunjungan bumil, kunjungan ibu nifas, dan neonatal.
2. Wawancara/anamnesa
3. Pemeriksaan :
− Bumil minimal pemeriksaan 10T.

− Bufas pemeriksaan : tensi, TFU, lochea, perdarahan, dan sebagainya.

− Neonatus pemeriksaan : BB, TB, suhu, detak jantung, respirasi, warna

kulit, tali pusat, dan sebagainya.

4. Penatalaksanaan kasus : sesuai dengan penatalaksanaan masing-masing


kasus.
5. Pencatatan dan pelaporan
C. LANGKAH KEGIATAN
1. Kegiatan dalam gedung
a. Wawancara/anamnesa
b. Pemeriksaan
c. Penatalaksanaan kasus : secara procedural bila masih bisa ditangani
di Puskesmas dilakukan penatalaksanaan kasus di Puskesmas Jenar,
bila tidak dapat ditangani selanjutnya dilakukan tindakan rujukan.
d. Pencatatan dan pelaporan
2. Kegiatan luar gedung
a. Perencanaan (P1)
Petugas membuat rencana kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak pada
RKA JKN (yang bersumber dari dana JKN) dan atau melalui RKA
BOK ( yang bersumber dari danan Bantuan Operasional Kesehatan)
berupa rencana tahunan:
1) Upaya kesehatan wajib :
- Menyusun usulan kegiatan
- Mengajukan usulan kegiatan
- Menyusun rencana pelaksana kegiatan
2) Upaya kesehatan pengembangan
- Kelas ibu hamil
- Kelas ibu balita
b. Penggerakan Pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan), petugas melakukan
kegiatan sesuai rencana. Contoh kegiatan kunjungan bumil resti dengan
Hepatitis, B20 atau kelas ibu hamil.
1) Membuat jadual kegiatan
2) Mengkoordinasikan dengan bendahara JKN dan bendahara BOK
3) Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang
akan dilaksanakan
4) Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3)
1) Petugas Mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
2) Petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
3) Petugas mengevaluasi kegiatan
Pengawasan terdiri dari :
- Internal : atasan langsung
- Eksternal : masyarakat, DKK, institusi terkait.
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanaannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program kemudian
diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Program Kesehatan
Ibu dan Anak direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini (Minlok) lintas program
dan lintas sektoral sesuai dengan tahapan kegiatan dan metode pemberdayaan yang
akan dilaksanakan.
a. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana
antara lain :
- Meja, Kursi
- Alat tulis
- Buku catatan Kegiatan
- Leaflet
- buku panduan
- komputer
b. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana
yangmeliputi :
- Tensimeter
- Stetoskop
- Timbangan
- Leaflet
- Buku catatan kegiatan
- Metlin
- Pita Lila
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator Program KIA
berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini
lokakarya (Minlok) puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas.
Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh
koordinator kesehatan lingkungan berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan
dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat
perencanaan kegiatan ( POA – Plan Of Action ).
BAB VI
KESELAMATAN
SASARAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak,
baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko
yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran
harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja
melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan
dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan.Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan
kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan.
Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu
dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam
menangani resiko yang terjadi.
Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau
dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan.
Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi
resiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering


disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan
hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja
yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan
serta penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi
petugas pelaksana dan petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada
perlindungan fisik petugas terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan
kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan
lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana
kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas
kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan,
untuk itu`semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan,
epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan
untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai
dan dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius dengan benar dan harus
menggunakan alat pelindung diri yang benar. Beberapa upaya untuk menjaga
keselamatan kerja dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) antara
lain:
Penggunaan APD ( Masker, Handscoon, celemek, Alas
kaki ) Pengelolaan bahan yang terkontaminasi
Cuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan
dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya
untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan
menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
a. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
b. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
c. Ketepatan metode yang digunakan
d. Tercapainya indikator hasil pelaksanaan, kegiatan monitoring dan evaluasi
serta permasalahan yang ditemukan dapat dibahas pada tiap pertemuan
lokakarya mini tiap bulan.
e. Dokumentasi masing-masing kegiatan.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan kesehatan Ibu dan Anak ini dibuat untuk memberikan
petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas
Tegalgede Penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi nyata yang ada di
puskesmas sehingga masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman
yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan
sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Tegalgede agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan ibu dan anak yang baik sehingga tujuan pembangunan nasional
di bidang kesehatan yakni meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai