Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN

PERSALINAN
Kata Pengantar
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program Kesehatan Ibu dan Anak adalah salah satu upaya dibidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,
ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak
prasekolah. Upaya pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan
upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat Kesehatan Ibu
dan Anak untuk menurunkan AKI dan AKB. Dalam melaksanakan
program KIA selalu membudidayakan nilai-nilai organisasi yang
mendukung visi dan misi puskesmas.

Kesehatan ibu dimulai sejak periode masa usia subur, kehamilan,


persalinan, nifas dan menyusui. Untuk kesehatan anak ditandai
dengan anak yang memiliki kebugaran jasmani,kecerdasan
intelektual,emosional dan spiritual melalui upaya pemenuhan,
peningkatan dan perlindungan hak-hak anak, mulai dari bayi baru
lahir sehat, mempertahankan hidup,tumbuh dan berkembang secara
optimal sejak usia dini, usia sekolah, masa pubertas sampai usia
dewasa.
Secara nasional dalam beberapa tahun ini akses dan kualitas
terhadap pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak cenderung semakin
membaik. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan cakupan
pelayanan kesehatan ibu. Berdasarkan data dari Riskesdas tahun
2010 dan 2013, Cakupan ibu hamil yang memperoleh pelayanan
antenatal telah meningkat dari 92,7 % pada tahun 2010 menjadi
95,2 % pada tahun 2013. Cakupan persalinan yang ditolong tenaga
kesehatan juga meningkat dari 79,0% pada tahun 2010 menjadi 86,9
% pada tahun 2013. Walaupun demikian, Indonesia masih
menghadapi tantangan besar, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi. Berdasarkan Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian
Ibu (AKI) mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka
Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. Untuk
itu
B. Tujuan Pedoman
a. Tujuan Umum
Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat
kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju
Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatkan
derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang
optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia
seutuhnya.
b. Tujuan khusus
a) Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan
perilaku) dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya
dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya
pembinaan kesehatan keluarga, posyandu dan sebagainya.
b) Meningkatnya upaya pembinaan balita dan anak prasekolah
secara mandiri didalam lingkungan keluarga,posyandu dan
serta disekolah taman kanak-kanak atau TK.
c) Meningkatnya jangkauan kesehatan bayi, anak balita, ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui.
d) Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu
bersalin, nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita.
e) Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat,
keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah
kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui
peningkatan peran ibu dan keluarganya.

C. Sasaran Pedoman
Sasaran kegiatan Kesehatan Ibu dan Anakadalah :
a) Ibu ( hamil, bersalin, nifas, menyusui)
b) Anak (bayi, balita dan anak prasekolah)
c) Remaja dan WUS
d) PUS

D. Ruang Lingkup Pedoman


Ruang lingkup pedoman meliputi :
1. Pelayanan KIA dalam gedung
a. Pelayanan ibu ( ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui ).
b. Pelayanan bayi dan balita ( MTBM, MTBS ).
c. Pelayanan Imunisasi
d. Pelayanan KB
e. Pelayanan kesehatan reproduksi.
2. Pelayanan KIA luar gedung
a. Pendataan sasaran (ibu hamil, ibu bersalin,ibu nifas, bayi, balita,
remaja, PUS, WUS, anak prasekolah, imunisasi BIAS).
b. Kunjungan rumah (kunjungan ibu hamil, kunjungan nifas,
kunjungan neonatal, kunjungan kasus resti ).
c. Penempelan stiker P4K.
d. Posyandu (Pemeriksaan ANC, KB).
e. Kelas ibu (ibu hamil, ibu balita).
f. Kerjasama lintas program dan lintas sector

E. Batasan Operasional
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang bisa dilakukan didalam fasilitas
kesehatan maupun diluar fasilitas kesehatan untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya Kesehatan
Ibu dan Anak yang ada di Puskesmas :

Kegiatan Kualifikasi Realisasi


SDM
Upaya Kesehatan Ibu Pendidikan Bidan terdiri 16
dan anak minimal orang,terdiri dari 3
D-III dan D-IV orang lulusan D-IV
dan 13 orang lulusan
D-III

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Penanggung jawab program Upaya Kesehatan Ibu dan Anak dan
latar belakang profesinya adalah sebagai berikut:

Kegiatan Petugas Profesi


Upaya Kesehatan Evi Nurhayati Bidan
Ibu dan Anak Yusma Yanti
Pera Andani
di puskesmas Siti Kholifah
Rima
Eneng Saripah
Upaya Kesehatan Siti Sa’adah Bidan
Ibu dan Anakdi Neng Nurlela
desa
Tegalgede
Upaya Kesehatan Nur badriah Bidan
Ibu dan Anak di Ai Fatimah
desa Neglasari
Upaya Kesehatan Sopi Sopiah Bidan
Ibu dan Anak di Siti Zenab
desa Tanjungjaya
Upaya Kesehatan Desi Tutiyanti Bidan
Ibu dan Anakdi
desa
Tanjungmulya
Upaya Kesehatan Siti Nurasiah Bidan
Ibu dan Anakdi Aas Wasita
desa Neng Susi Susanti
Karangsari
C. JADWAL KEGIATAN
1. Pengaturan kegiatan upaya Kesehatan Ibu dan Anak dilakukan
bersama oleh para pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini
bulanan maupun tri bulanan/ lintas sektor dengan persetujuan
Kepala Puskesmas.
Jadwal kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun,
dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan
pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
2. Secara keseluruhan jadwal dan rencana kegiatan upaya
kesehatan dikoordinasikan oleh Kepala Puskesmas
Tegalgede. Adapun jadwal kegiatan upaya kesehatan dibagi
menjadi 2, yaitu jadwal rutin (POSYANDU) dan jadwal
kondisional.

Jadwal Kesehatan Ibu Anak

N Jenis Pelayanan Senin- Jumat Sabtu


o Kamis
1 Pemeriksaan ANC 07:30 - 07:00 - 07:30 -
14:00 11:00 13:00
dan Nifas
2 Pelayanan KB 07:30 - 07:00 - 07:30 -
14:00 11:00 13:00
3 Imunisasi Selasa&Ka
mis

4 Bersalin 24 Jam 24 Jam 24 Jam

Jadwal Posyandu
N Desa Nama Posyandu Tanggal
o
1 Tegalgede Melati I 9
Melati II 10
Melati III 11
Melati IV & V 12
Melati VI 13
Melati VII 14
Melati VIII
Melati IX
2 Neglasari Babakan R 11
Cukup 12
Cikoneng 13
Cikalong 14
Cidangrangdan 15
Cihareuday 10
Pasirmuncang 10
Cihideung 11
3 Tanjungjaya Sawargi 11
Melati 12
Permata 12
As salam 13
Teratai 13
Mutiara 14
Binagkit 6
4 Tanjungmulya Laka 7
Kiara Kuning 8
Saradan 9
Pasarean 11
Bokor &Sawahlampin 12
CIbeunying 14
15
5 Karangsari Hidayatul Falah 16
Ar Rahamah 17
Mutiara 1 7
Permata 8
Intan 9
Al hikmah 11
Al Alaq 12
Mutiara 2 13
Delima 14
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang

3 1

4 7

Keterangan : 5
1 = Pintu Masuk 5 = Meja Tulis
2 = Bad 6 = Kursi Petugas
3 = Troli 7 = Kursi Pasien
4 = Wastafel 8 = Tempat Sampah

B. Standar Fasilitas
Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya Kesehatan Ibu
dan Anak Puskesmas Tegalgede memiliki fasilitas penunjang sebagai
berikut:

Kegiatan Pelayanan
Sarana- prasarana
Kesehatan Ibu dan
Anak

● Meja, kursi

● Alat tulis
Posyandu
● Buku Register kohort

● Timbangan

● Microtoice/ pengukur tinggi badan

● Buku KIA

● Pita lila

● Leaflet

● Daftar hadir
Penyuluhan
● Notulen

● Alat peraga penyuluhan


Pendataan Bumil , Bayi ● Register kohort hamil

● Register kohort bayi

● Buku Panduan Kelas ibu


Kelas Ibu
● Leaflet

● Alat peraga penyuluhan sesuai materi

● Stiker P 4 K
Pemasangan Stiker P4K
● Buku pencatatan

● Dokumentasi
Kunjungan Rumah Bumil, ● Tensimeter
Bufas, Risti
● Stetoskop

● Buku pencatatan
Pendataan neonatal, bayi
● Buku pencatatan
normal,
dan resiko tinggi ● Register kohort bayi

● Buku pencatatan
Kunjungan rumah neonatal,
bayi normal, dan resiko ● Form MTBM
tinggi
● Thermometer

● Timer

Pemantauan tumbuh kembang ● Timbangan


bayi,
anak balita, dan anak pra ● Microtoise
sekolah/ SDIDTK (TK,
PAUD) ● Buku KIA / Buku panduan SDIDTK

● Register kohort
Keseh Reprod
● Buku pencatatan
KIE untuk remaja yang sekolah atan uksi
dan yang tidak sekolah ● Buku Panduan
Remaja

● Leaflet
Konseling untuk remaja yang Keseh Reprod
● Buku pencatatan
atan uksi
sekolah dan yang tidak
sekolah ● Buku Panduan
● Remaja

● Leaflet
Pendataan sasaran KB ● Buku pencatatan

● Leaflet
Konseling dan penyuluhan
● Laptop

● Alat peraga penyuluhan

● Buku pencatatan

Pelayanan dengan momen ● Tensimeter, stetoskop,timbangan


khusus (Safari KB
Kesehatan) ● K1 KB

● Inform konsen

● Kartu akseptor

● Obat KB

● Peralatan KB
Pelacakan kegagalan KB ● Buku pencatatan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

1. Lingkup Kegiatan
1. Pelayanan KIA dalam gedung :
a) Pelayanan ibu ( ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
menyusui ).
Prosedur : Pasien datang dari ruang pendaftaran diantar
petugas dengan membawa kartu family folder, di anamnesa,
dilakukan tindakan pelayanan sesuai SOP masing-masing.
b) Pelayanan bayi dan balita ( MTBM, MTBS Prosedur : Mengikuti
alur bagan MTBM dan MTBS.
c) Pelayanan imunisasi
Prosedur : melakukan anamnesa, Screening, Inform Consent
kemudian diberikan pelayanan
d) Pelayanan KB.
Prosedur : melakukan anamnesa, Screening dan Inform
Concent kemudian diberikan pelayanan.
e) Pelayanan kesehatan reproduksi.
Prosedur : melakukan anamnesa dan konseling.

2. Pelayanan KIA luar gedung :


1) Pendataan sasaran (ibu hamil, ibu bersalin, bayi, balita, remaja,
PUS, WUS, anak prasekolah, dan anak sekolah).
Prosedur : Pendataan dengan melibatkan kader kesehatan dan
kader posyandu serta instansi terkait setiap bulan dan untuk
anak sekolah dilakukan setiap awal tahun ajaran baru.
2) Kunjungan rumah (kunjungan ibu hamil, kunjungan nifas,
kunjungan neonatal, kunjungan kasus resti ).
Prosedur : Pelayanan sesuai dengan tatalaksana kasus masing-
masing.
3) Penempelan stiker P4K.
4) Prosedur : Dengan melibatkan kader posyandu dan kader
kesehatan dan bidan desa ke semua sasaran ibu hamil
dimasing-masing wilayah.
5) Posyandu (Pemeriksaan ANC, KB).
Prosedur : Pelayanan ANC sesuai standar minimal 10 T dan
pelayanan KB non MKJP. Khusus pelayanan imunisasi
dilakukan di PKD sesuia jadwal dan pelayanan imunisasi
Puskesmas Tegalgede dilaksanakan setiap hari kamis.
6) Kelas ibu hamil
Prosedur : Melaksanakan kelas ibu hamil di tujuh desa dengan
minimal dua fasilitator dan minimal 10 sasaran ibu hamil.
7) Kerjasama lintas program dan lintas sektor.
Prosedur : Bila ada kegiatan event tertentu misalkan safari KB
dalam rangka Harganas, TMMD, srawung warga, dan lain-lain.
2. Metode
Dalam upaya mencapai tujuan di bidang kesehatan Ibu dan Anak
diperlukan peran petugas kesehatan dan fasilitator, dimana petugas
kesehatan memberikan pelayanan dan fasilitator bertanggungjawab
dalam mengkomunikasikan inovasi dibidang kesehatan kepada
masyarakat. Metode yang digunakan adalah:
a. Pendataan sasaran : kunjungan bumil, kunjungan ibu nifas,
dan neonatal.
b. Wawancara/anamnesa
c. Pemeriksaan :
● Bumil minimal pemeriksaan 10T.

● Bufas pemeriksaan : tensi, TFU, lochea, perdarahan, dan


sebagainya.
● Neonatus pemeriksaan : BB, TB, suhu, detak jantung,
respirasi, warna kulit, tali pusat, dan sebagainya.
d. Penatalaksanaan kasus : sesuai dengan penatalaksanaan
masing-masing kasus.
e. Pencatatan dan pelaporan

3. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan dalam gedung
a. Wawancara/anamnesa
b. Pemeriksaan
c. Penatalaksanaan kasus : secara procedural bila masih bisa
ditangani di Puskesmas dilakukan penatalaksanaan kasus di
Puskesmas Tegalgede, bila tidak dapat ditangani selanjutnya
dilakukan tindakan rujukan.
d. Pencatatan dan pelaporan
2. Kegiatan luar gedung
a. Perencanaan (P1)
Petugas membuat rencana kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak
pada RKA JKN (yang bersumber dari dana JKN) dan atau
melalui RKA BOK ( yang bersumber dari danan Bantuan
Operasional Kesehatan) berupa rencana tahunan:
1). Upaya kesehatan wajib :
● Menyusun usulan kegiatan

● Mengajukan usulan kegiatan

● Menyusun rencana pelaksana kegiatan


2). Upaya kesehatan pengembangan
● Kelas ibu hamil

● Kelas ibu balita


b. Penggerakan Pelaksanaan (P2)
Padakegiatan P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan), petugas
melakukan kegiatan sesuai rencana. Contoh kegiatan
kunjungan bumil resti dengan
Hepatitis, B20 atau kelas ibu hamil.
1) Membuat jadual kegiatan
2) Mengkoordinasikan dengan bendahara JKN dan bendahara
BOK
3) Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan
4) Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3)
1. Petugas Mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil
kegiatan
2. Petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa
pertemuan
3. Petugas mengevaluasi kegiatan Pengawasan terdiri dari :
Internal : atasan langsung
Eksternal : masyarakat, DKK, institusi terkait
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanaannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab
program kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-
masing organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Program
Kesehatan Ibu dan Anak direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini
(Minlok) lintas program dan lintas sektoral sesuai dengan tahapan
kegiatan dan metode pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
a. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan
prasarana antara lain :

● Meja, Kursi

● Alat tulis

● Buku catatan Kegiatan

● Leaflet

● buku panduan

● komputer
b. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan
prasarana yangmeliputi :

● Tensimeter

● Stetoskop

● Timbangan

● Leaflet

● Buku catatan kegiatan

● Metlin

● Pita Lila

Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator Program KIA


berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam
pertemuan mini lokakarya (Minlok) puskesmas untuk mendapatkan
persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koordinator kesehatan
lingkungan berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas
dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat
perencanaan kegiatan ( POA – Plan Of Action ).
BAB VI
PEDOMAN KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko
atau dampak, baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai
sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada petugas sebagai
pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan
karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja
melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya.
Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.Identifikasi resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat
perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak
yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan
risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap
resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah
diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah-
langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap
selanjutnya adalah menentukan rencana yang akan dilakukan
untuk mencegah terjadinya resiko atau dampak yang mungkin
terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan
oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak
yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan
kegiatan sedang berjalan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-


hari sering disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya.
Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan.

Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk


menciptakan suasana kerja yang aman, kondisi keselamatan yang
bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan
kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi
petugas pelaksana dan petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih
terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko pekerjaan.

Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang


kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja
harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi
gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan
lingkungan sekitarnya.

Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana


dan prasarana kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas
kesehatan semakin meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang
pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua
petugas kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan,
epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan
kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat.
Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar,
mengelola limbah infeksius dengan benar dan harus menggunakan
alat pelindung diri yang benar. Beberapa upaya untuk menjaga
keselamatan kerja dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan
anak (KIA) antara lain:

● Penggunaan APD ( Masker, Handscoon, celemek, Alas kaki )

● Pengelolaan bahan yang terkontaminasi

● Cuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang
dirancang untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan.
Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktifitas
pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya
untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai
rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
a. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
b. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
c. Ketepatan metode yang digunakan
d. Tercapainya indikator hasil pelaksanaan, kegiatan monitoring dan
evaluasi serta permasalahan yang ditemukan dapat dibahas pada
tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
e. Dokumentasi masing-masing kegiatan.
BAB IX
PETUTUP
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang
dirancang untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan.
Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktifitas pengawasan
mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk
menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana
dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
a. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
b. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
c. Ketepatan metode yang digunakan
d. Tercapainya indikator hasil pelaksanaan, kegiatan monitoring dan
evaluasi serta permasalahan yang ditemukan dapat dibahas pada
tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
e. Dokumentasi masing-masing kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai