KEMENTERIAN SOSIAL
REPUBLIK INDONESIA
PANDUAN
KUNJUNGAN RUMAH
KADER POSYANDU
Hana K. Wadoe & Asina Indira Indiriaty (editor)
Firda Dewi Yani (penulis)
PANDUAN
KUNJUNGAN RUMAH
KADER POSYANDU
Editor:
Hana K. Wadoe
Asina Indira Indiriaty
Penulis:
Firda Dewi Yani
Dicetak oleh:
Strengthening the Achievement of Child Rights Together
(START Program)
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Yayasan Sayangi Tunas Cilik partner of Save the
Maha Kuasa atas diterbitkannya Panduan Children telah membantu menggagas serta
Kunjungan Rumah Kader Posyandu, yang mensponspori Panduan ini.
diinisiasi dan disponsori oleh Yayasan Sayangi
Tunas Cilik partner of Save the Children. Semoga Panduan Kunjungan Rumah Kader
Posyandu ini dapat menjelaskan kinerja kader,
Buku ini diharapkan dapat semakin membuka cakupan sasaran serta mutu pelayanan
cakrawala Kader Posyandu dalam kesehatan di Posyandu. Dengan demikian,
melaksanakan tugas-tugas dan peranan kader harapan Pemerintah Daerah dalam
yang seharusnya, teristimewa untuk mewujudkan Kabupaten Sumba Barat yang
pelaksanaan Kunjungan Rumah. sehat dapat terlaksana melalui sumbangsih
Kader Posyandu yang semakin terintegrasi dan
Dalam hal peranan kader sebagai motivator, professional. Sekian dan Terima Kasih.
administrator, dan edukator, sangat diperlukan
suatu pedoman yang operasional dan terukur,
dan buku ini kami pilih sebagai salah satu
jawabannya.
Drg. Bonar Bernardus Sinaga, Mkes
Atas nama Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Kepala Dinas Kesehatan
Barat, kami mengucapkan terima kasih kepada Kabupaten Sumba Barat
Kata Pengantar Yayasan Sayangi Tunas Cilik
Puji dan Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha dll. Tujuannya untuk memberikan dukungan
Esa atas Rahmat dan Berkah-Nya sehingga moril atau material tehadap keluarga yang
Yayasan Sayangi Tunas Cilik partner of Save the dikunjungi. Kader Posyandu adalah bagian dari
Children melalui project START telah anggota masyarakat yang dilatih untuk
melakukan pendampingan kader Posyandu melakukan Kunjungan Rumah pada sasaran
dalam meningkatkan kualitas layanan Posyandu Posyandu di suatu wilayah kerja.
melalui Kunjungan Rumah.
Yayasan Sayangi Tunas Cilik telah memperkuat
Kunjungan Rumah merupakan salah satu kapasitas kader Posyandu di seluruh Posyandu
kegiatan yang diharapkan akan memastikan dampingan di 5 kecamatan di Sumba Barat
anak memperoleh perawatan dan pengasuhan melalui pendekatan yang lebih sistematis,
yang tepat sejak dalam kandungan, lahir, dan informatif, dan suportif dengan harapan
paska lahir. Selain itu, kunjungan rumah akan kunjungan rumah akan semakin efektif. Semoga
membantu keluarga mempersiapkan persalinan kegiatan ini akan membantu anak-anak
dengan sebaik-baiknya. Persiapan persalinan memperoleh hak-haknya untuk hidup yang
dan pengasuhan anak yang baik oleh keluarga lebih berkualitas.
akan sangat berkontribusi positif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak. Terima kasih untuk Pemerintah Daerah Sumba
Barat dan seluruh jajaran sampai pada tingkat
Kunjungan Rumah bukan sesuatu yang baru desa, kader-kader Posyandu, dan semua
namun salah satu 'local wisdom' (kearifan lokal) beneficiaries kami.
yang telah dilakukan oleh masyarakat Sumba
sejak lama misalnya mengunjungi tetangga yang
baru melahirkan, anggota keluarga yang sakit, Salam
Terima kasih kepada para kontributor:
1. Drg. Bonar Sinaga, MKes, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat.
2. Marthen Karnelis Naha, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat.
3. Aryani Ch. Kasman, S.KM, M.Giz, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas
Kesehatan Kabupaten Sumba Barat.
4. Daka Dapawole, AMKL, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga, Gizi Masyarakat, dan
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan Olah Raga.
5. Sukowinadi, AMKL, Kepala Seksi Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat, dan
Pengolahan Jaminan Kesehatan Nasional.
6. Selfia Y. Honin, Bidan Puskesmas Tana Rara.
7. Juniarti T. Sairo, Ketua Kader Posyandu Wee Lagate, Desa Ubu Raya.
8. Margaretha Lida, Kader Posyandu Wee Lagate, Desa Ubu Raya.
9. Paulina Rade, Ketua Kader Posyandu Kamboja, Desa Dokakaka.
10. Mince Olivia Keban, Kader Posyandu Kamboja, Desa Dokakaka.
11. Anastasia R. K. Kalowu, Ketua Kader Posyandu Seruni 3, Desa Dedekadu.
12. Antonetta D. Genya, Kader Posyandu Seruni 3, Desa Dedekadu.
13. Dr. Wahdini Hakim, Senior Health Manager YSTC.
14. Dr. Hana Koedji Wadoe, Project Manager Program START.
15. Asina Indira Indiriaty, MNCH Specialist Program START.
16. Zaldy Zulkifli, Child Protection Specialist Program START.
17. Edi Eduardus Umbu Katanga Yani, Project Officer Program START.
18. Neni Yuniarti Bora, Project Officer Program START.
19. Haryati P. Lobu, Project Officer Program START.
20. Erliana M. D. Zamba, Community Mobilizer Program START.
21. Nixon Dapa Ngara, Community Mobilizer Program START.
22. Yermin Rambu Boyi, Community Mobilizer Program START.
23. Hendrik Kabubu Du'u Bera, Community Mobilizer Program START.
24. Kristin Mely Udju, Community Mobilizer Program START.
25. Anita Apriyanti Dapa Mede, Community Mobilizer Program START.
26. Karolina Malo, Community Mobilizer Program START.
27. Peter Gusphiton Mega, Community Mobilizer Program START.
28. Rocy Rian Kale, Community Mobilizer Program START.
29. Yustina Oru Kahowi, MEAL Assistant Program START.
Daftar Singkatan
39 Lampiran
40 Tabel Daftar Catatan Sasaran Kunjungn Rumah
41 Formulir Kunjungan Rumah
Pendahuluan
Dalam Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 disebutkan bahwa salah
satu acuan bagi arah kebijakan Kementerian Kesehatan adalah penyelenggaraan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga melalui pendekatan pelayanan
kesehatan yang terintegrasi dan berkesinambungan (continuum of care) yang berarti
bahwa pelayanan kesehatan harus dilakukan terhadap seluruh tahapan siklus hidup
manusia (life cycle), sejak masih dalam kandungan, sampai lahir menjadi bayi, tumbuh
menjadi anak balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa muda (usia produktif), dan
akhirnya menjadi dewasa tua ata usia lanjut.
Di antara kematian neonatal, tiga perempat terjadi pada minggu pertama kehidupan,
sementara 25-45% terjadi dalam 24 jam pertama setelah kelahiran. Mayoritas terjadi
di rumah. Strategi yang mempromosikan akses universal terhadap perawatan
antenatal, kehadiran pendamping persalinan yang terampil, dan perawatan setelah
melahirkan berpotensi berkontribusi pada penurunan mortalitas bayi yang terus
berlanjut.1
Kunjungan rumah oleh petugas kesehatan masyarakat terlatih (kader) dalam 2 hari
pertama kehidupan telah ditujukan untuk secara signifikan mengurangi angka
kematian neonatal.2
Kunjungan rumah bukanlah sesuatu yang ‘baru’ namun sudah lazim dilakukan di
masyarakat ketika seorang ibu baru melahirkan, atau ada anggota
keluarga/masyarakat yang sakit. Di Sumba, kebiasaan saling berkunjung ini bertujuan
untuk memberikan dukungan doa atau material dan berbagi sukacita kepada
keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Kearifan lokal ini merupakan warisan
perilaku baik yang sudah dilakukan sejak dulu kala dan patut dilestarikan, serta
merupakan kesempatan emas untuk memberikan informasi-informasi yang relevan
untuk kesehatan ibu dan juga perkembangan bayi balita.
1
Diakses dari: ttp://www.who.int/bulletin/volumes/88/9/09-069369/en/
2
Diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4848742/
02
A. POSYANDU
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah salah satu bentuk upaya kesehatan berbasis
masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar
untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.3
a. Tujuan Posyandu
a. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita, dan angka kelahiran.
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR (Infant Mortality
Rate).
c. Mempercepat diterimanya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
d. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi
untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.
e. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan.
f. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak
geografis.
g. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.
h. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi, keluarga sejahtera, gerakan ketahanan
keluarga, dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
b. Layanan Posyandu
1 2 3 4 5
Pendaftaran Penimbangan Pengisian KMS Konseling dan Pelayanan
Pemberian Kesehatan
Informasi
3
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 19 Tahun 2011.
03 | Pendahuluan
c. Kader Posyandu
Kader Posyandu adalah seseorang yang dipilih oleh masyarakat untuk membantu
melaksanakan tugas kemasyarakatan dalam bidang kesehatan.4
4
Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Barat No. 4 Tahun 2012 tentang Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak.
Pendahuluan | 04
B. KUNJUNGAN RUMAH
Kunjungan rumah adalah salah satu kegiatan kader Posyandu yang bertujuan untuk
melakukan pendekatan kepada masyarakat tentang kegiatan di Posyandu dan manfaatnya.
Selain itu, kunjungan rumah juga dilakukan untuk menggerakkan mereka agar mau datang ke
Posyandu.
05 | Pendahuluan
b. Sasaran
1. Ibu hamil trimester ketiga (28-40 minggu).
2. Anak umur 0-7 hari dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
3. Anak yang tidak datang penimbangan.
4. Anak dengan status pertumbuhan Tidak Naik (T) 2 kali berturut-turut dan Bawah
Garis Merah (BGM).
a) Mencari data sasaran yang akan dikunjungi dari Buku Register Posyandu
Balita dan Ibu Hamil.
1) Jumlah ibu hamil yang bulan depan akan melahirkan (cari informasi ke bidan).
2) Jumlah anak baru lahir usia 0-7 hari; atau bayi baru lahir yang baru pulang 1-2
hari dari RS atau Puskesmas.
3) Jumlah anak yang tidak datang ke Posyandu dua kali berturut-turut.
4) Jumlah anak hasil timbangan bulan ini:
a. Hasil timbangan TETAP SAMA atau TURUN dari bulan lalu, 2 kali
TIDAK NAIK (2T).
b. Hasil penimbangan di bawah garis merah (BGM).
Ÿ Anak yang hasil timbangan 2T dan BGM, pastikan menerima
konseling di Posyandu dan langsung merujuk/meminta ibu
periksa ke Sarana Kesehatan (Pustu/Puskesmas).
Ÿ Kader mengunjungi untuk memastikan apakah anak sudah
dibawa ke Sarana Kesehatan (Pustu/Puskesmas), dukungan
keluarga dan lingkungan rumah.
Contoh:
Pendahuluan | 06
c) Pembagian Tugas Kader
Membagi kader yang akan mengunjungi, dengan metode pembagian antara lain:
1) Kader sesuai pembagian wilayah.
2) Pembagian sesuai sasaran yang dikunjungi.
Membawa peralatan untuk mengunjungi yang sudah dipersiapkan dan kebutuhan pribadi
selama perjalanan, misalnya payung (jika musim hujan), topi, menggunakan jaket, pakaian
yang nyaman, dan sesuaikan dengan kondisi alam dan budaya setempat.
Terdapat empat langkah yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan kunjungan rumah yang
dapat disingkat menjadi SAJI, yaitu:
S A J I
Salam Ajak Bercerita Jelaskan dan Ingatkan
Berikan Bantuan
Praktis
07 | Pendahuluan
a. Salam
Begitu sampai di rumah yang hendak
dikunjungi, sebaiknya ketuklah pintu dan
ucapkan salam. Misalnya: “Selamat Pagi” atau
“Assalamu'alaikum” atau ucapan salam dalam
bahasa setempat. Salam ini harus diucapkan
dengan suara yang ceria disertai wajah yang
cerah dan tersenyum.
b. Ajak Bicara
Tujuan berkunjung ke rumah keluarga bukanlah
untuk berbicara sendiri, melainkan berdialog
atau berdiskusi dengan keluarga. Kader bisa
menggunakan Kartu Konseling untuk
berdiskusi dan membahas permasalahan
dengan ibu dan keluarga.
d. Ingatkan
Pembina Keluarga sebelum mengakhiri
perbincangan, jangan lupa untuk mengingatkan
kembali pokok-pokok pesan yang telah
disampaikan dan tentang apa yang harus
dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah
yang bersangkutan. Pembicaraan tentang bayi
misalnya, dapat diingatkan pesan berikut:
Pendahuluan | 08
3. Sesudah Kunjungan Rumah
09 | Pendahuluan
d. Mendengarkan keluhan ibu/ayah/pengasuh.
e. Ulangi kembali apa yang dikatakan ibu/ayah/pengasuh.
f. Hindari penggunaan kata-kata yang menghakimi.
Pendahuluan | 10
Langkah dalam Melakukan Konseling:
1. Bertanya (Menilai):
Menanyakan tentang keadaan dan
kondisi anak, antara lain:
Ÿ Identitas, Berat Badan (KMS).
Ÿ Kesehatan dan penyakit anak.
Ÿ Menyusui.
Ÿ Cara pemberian makan. Hindari pertanyaan
Ÿ Kebersihan dan cuci tangan yang jawabannya
pakai sabun. “YA” dan “TIDAK”
2. Berpikir (Menganalisa)
Ÿ Mencatat dan memikirkan
permasalahan yang ada dari
berat badan, sakit, menyusui,
dan cara pemberian yang
salah.
Ÿ Memikirkan 1-2 saran sesuai dengan Kartu Konseling.
3. Bertindak
Ÿ Memberikan 1-2 saran.
Ÿ Menuntun ibu memahami Kartu Konseling.
Ÿ Kesepakatan rencana perbaikan yang akan dilakukan ibu dan keluarga.
11 | Pendahuluan
Pendahuluan | 12
BAB I
Ibu Hamil
Tujuan Kunjungan
a. Perencanaan persalinan.
b. Tanda bahaya.
c. Menyusui: IMD, kolostrum, posisi dan pelekatan, serta ASI ekslusif.
d. Perawatan bayi baru lahir yang optimal segera setelah lahir.
e. Keluarga Berencana.
14
Langkah-Langkah Kunjungan Rumah Ibu Hamil
Jika ibu bersedia, menanyakan apakah memiliki buku KIA dan supaya
4 menunjukkan.
Mulai dengan mengisi identitas sasaran, lalu tentukan bagian mana yang akan
6 ditanyakan sesuai dengan sasaran.
Mulailah menanyakan hal-hal yang tertera dalam lembaran dan isi sesuai
7 petunjuk.
Bahas bersama ibu, ayah, dan keluarga jika ada hal-hal yang harus dilakukan ibu
9 atau keluarga dalam waktu dekat, kemudian catat dalam lembaran.
15 | Ibu Hamil
Diskusikan dengan ibu hamil tentang hal-hal di bawah ini:
1. Pemeriksaan Kehamilan
Periksa Kehamilan sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan yaitu:
a. 1 kali pada trimester pertama
(0-3 bulan);
b. 1 kali pada trimester kedua
(4-6 bulan); dan
c. 2 kali pada trimester ketiga
(7-9 bulan).
16 | Ibu Hamil
2. Makanan Bergizi
untuk Ibu Hamil
Ibu Hamil makan beragam (4 bintang)
dengan pola gizi seimbang dan lebih
banyak sebelum kehamilan, minimal 2 Untuk ibu hamil yang
porsi lebih banyak. memiliki risiko, kader
Ÿ Melibatkan suami untuk makan menyarankan ibu
bersama ibu hamil. hamil untuk ke
fasilitas kesehatan
Informasi makanan bergizi untuk ibu
hamil, ajak ibu, suami, dan keluarga dan melakukan
membuka dan membahas: pemeriksaan lebih
Ÿ Buku KIA (tahun 2016): Halaman 7 lanjut, antara lain yaitu
Ÿ Kartu Konseling: Kartu 1 dan 16 pemeriksaan malaria,
pemeriksaan TBC, dan
3. Perawatan Kehamilan penyakit lainnya.
Saat kehamilan penting untuk merawat
kehamilan. Kader memastikan ibu hamil
mampu merawat kehamilan.
c. Aktivitas Fisik
Ÿ Ibu hamil sehat dapat melakukan aktivitas fisik dengan memperhatikan
keamanan janin.
Ÿ Suami membantu istri melakukan pekerjaan sehari-hari.
17 | Ibu Hamil
4. Tanda Bahaya Kehamilan dan Melahirkan
Muntah terus dan Demam tinggi Bengkak kaki, tangan, dan wajah,
tak mau makan atau sakit kepala disertai kejang
18 | Ibu Hamil
Tanda Bahaya pada Persalinan
Pendarahan lewat Tali pusar atau tangan bayi Ibu mengalami kejang
jalan lahir keluar dari jalan lahir
Ibu tidak kuat mengejan Air ketuban keruh Ibu gelisah atau mengalami
dan berbau kesakitan yang hebat
Sumber Gambar:
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
19 | Ibu Hamil
5. ASI (Air Susu Ibu) dan Menyusui
Hak Anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan
dipenuhi oleh orangtua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara. Prinsip-prinsip Hak
Anak tersebut mencakup (1) non-diskriminasi, (2) kepentingan terbaik bagi anak, (3) hak
kelangsungan hidup, dan (4) perkembangan dan penghargaan terhadap pendapat anak. UU
Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2003, Pasal 44 dan 45, yang direvisi dalam Undang-Undang
Perlindungan Anak No. 35 Tahun 2014, memuat tentang pelayanan kesehatan sebagai Hak
Anak.
Air Susu Ibu (ASI) merupakan Hak Anak yang diperoleh sejak lahir. Dalam Peraturan
Pemerintah No. 39 disebutkan jika setiap ibu harus memberikan ASI Eksklusif kepada bayi
yang dilahirkan (Pasal 6) dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dalam Pasal 9.
ASI adalah nutrisi terbaik untuk bayi karena mengandung zat gizi dan zat kekebalan yang
dibutuhkan bayi.
Manfaat IMD
20 | Ibu Hamil
Kolostrum adalah ASI awal yang keluar di hari
pertama dari payudara ibu, berwarna kekuningan dan
warnanya akan berangsur putih pada minggu-minggu
berikutnya. Kolostrum berisi banyak sekali zat
kekebalan tubuh (antibodi) yang memampukan bayi
dapat melawan kuman penyakit, sehingga kolostrum
sering disebut sebagai 'imunisasi awal dari Tuhan
melalui ibu'.
7. Perencanaan Persalinan
Perencanaan persalinan adalah hal yang sangat penting diperhatikan oleh suami atau
keluarga demi keselamatan ibu dan bayi. Perencanaan persalinan sesuai dengan Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) menyebutkan jika ibu dan
keluarga memastikan sudah mengisi catatan kesehatan ibu hamil “Menyambut Persalinan”
(hal. 19 Buku KIA tahun 2015).
21 | Ibu Hamil
Informasi tentang rencana persalianan bisa juga dicek di stiker P4K yang telah ditempel di
rumah ibu hamil sejak trimester I.
8. Keluarga Berencana
KB paska persalinan adalah pemanfaatan atau penggunaan alat kontrasepsi langsung sesudah
melahirkan sampai 6 minggu atau 42 hari sesudah melahirkan.
Prinsip pemilihan metode kontrasepsi yang digunakan tidak mengganggu produksi ASI.
22 | Ibu Hamil
Sumber Gambar:
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
23 | Ibu Hamil
24 | Ibu Hamil
BAB II
Bayi & Balita
Tujuan kunjungan:
1. ASI eksklusif.
2. Perawatan tali pusat.
3. Kartu Menuju Sehat dan Kartu Kembang Anak.
4. MP-ASI.
5. Perawatan Nifas.
26
Langkah-Langkah Kunjungan Rumah Bayi dan Balita
Jika ibu bersedia, buka buku pedoman kunjungan rumah, lihat lembar
4 pertanyaan.
Mulai dengan mengisi identitas sasaran, lalu tentukan bagian mana yang akan
5 ditanyakan sesuai dengan sasaran.
Mulailah menanyakan hal-hal yang tertera dalam lembaran dan isi sesuai
6 petunjuk.
Bahas bersama ibu dan keluarga jika ada hal-hal yang harus dilakukan ibu atau
8 keluarga dalam waktu dekat, kemudian catat dalam lembaran.
ASI Menyusui
3. ASI Eksklusif
Hak bayi mendapat ASI diartikan mendapat ASI sesuai dengan Resolusi WHA (2001), yaitu:
Ÿ Bayi mendapat ASI Eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, TANPA makanan dan
minuman tambahan lain.
Ÿ Selanjutnya diberikan MP-ASI dan pemberian ASI diteruskan sampai bayi berusia 2
tahun atau lebih.
Konseling mengenai ASI Ekslusif: Lihat kartu konseling No. 3-10 dan 17
Pemakaian popok
di bawah tali pusat
Sumber Gambar:
www.idai.or.id
Apabila ditemukan adanya infeksi pada tali pusat, maka yang seharusnya dilakukan adalah:
Ÿ Jangan panik.
Ÿ Bersihkan ujung tali pusat menggunakan air hangat dan dilap dengan kapas/kain
bersih.
Ÿ Bayi tetap diminumkan ASI selama bayi sadar.
Ÿ Segera dibawa ke Puskesmas atau dokter untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut.
Hal-hal yang sebaiknya dipastikan oleh kader saat kunjungan rumah jika ibu melakukan
pemeriksaan pelayanan kesehatan ibu setelah melahirkan (masa nifas):
a) Memastikan buku KIA kunjungan ibu nifas (Buku KIA tahun 2015 hal. 24-27),
mengenai: catatan kesehatan ibu bersalin, catatan hasil pelayanan ibu nifas, pelayanan
KB ibu nifas.
b) Mengunjungi ibu nifas dan bayinya yang baru lahir (lihat di Bab Bayi dan Balita).
Balita yang dikunjungi adalah anak sesuai sasaran Posyandu, yaitu anak usia 0 tahun (sejak
lahir) sampai dengan usia 5 tahun.
Lakukan observasi dan tanyakan ke ibu atau keluarga hal-hal di bawah ini:
1. Alasan tidak membawa balita ke Posyandu.
2. Kondisi kesehatan: sakit atau sehat.
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat grafik pertumbuhan normal anak
berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan KMS, gangguan
pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan
tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.
KMS Anak Laki-Laki berwarna biru (untuk anak laki-laki) dan KMS Anak Perempuan
berwarna merah muda (untuk anak perempuan).
Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan (1) menilai garis
pertumbuhannya; dan (2) menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan dengan
Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM).
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi, yang diberikan kepada bayi
atau anak umur 6-24 bulan secara bertahap sesuai dengan usia dan kemampuan pencernaan
bayi/anak, untuk memenuhi gizi selain dari ASI.
Pada usia 6-12 bulan, ASI hanya menyediakan ½ (setengah) atau lebih kebutuhan gizi bayi,
dan pada usia 12-24 bulan ASI menyediakan 1/3 (sepertiga) dari kebutuhan gizinya.
Bentuk MP-ASI
Ÿ Makanan lumat.
Contoh: tomat saring, pepaya lumat, bubur , tempe, sayuran yang dilumatkan.
Ÿ Makanan lembek atau cincang.
Contoh: bubur nasi campur, nasi tim halus, bubur kacang hijau.
Ÿ Makanan keluarga.
Contoh: nasi, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah.
1. Masuk 6 bulan 2 sampai 3 kali makan ditambah ASI. Mulai dengan 2 sampai 3 sendok
(selama 1 minggu) makan.
2. 6-9 bulan 2 sampai 3 kali makanan lumat 2 sampai 3 sendok makan penuh
dan ASI. setiap kali makan.
Kegiatan pemantauan perkembangan anak secara rutin sangat penting dengan menggunakan
Kartu Kembang Anak (KKA).
Kartu Kembang Anak (KKA) adalah kartu yang digunakan untuk memantau kegiatan asuh
orangtua dan tumbuh kembang anak. Pengisian KKA dilaksanakan setiap bulan untuk anak
usia 0-36 bulan dan setiap 3 bulan untuk anak usia 32-72 bulan.
1. Bagi Orangtua
Orangtua dapat memantau tumbuh kembang anak, membimbing serta membina
anaknya dengan cara asah, asih, dan asuh sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
2. Bagi Anak
Anak diharapkan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dengan pengasuhan
orangtua secara baik dan benar.
3. Bagi Kader
Kader dapat dengan mudah melakukan penyuluhan kepada orangtua.
(Sumber: Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN. Buku Pedoman Kartu Kembang Anak. 2015)
Ÿ Ajak ibu melihat KKA yang dimilikinya atau jika ibu belum punya, tunjukkan KKA
yang dibawa oleh kader.
Ÿ Diskusikan dengan ibu tentang kemampuan perkembangan yang sudah dicapai
sesuai dengan usia anak.
Ÿ Ajarkan ibu dan anggota keluarga lainnya untuk memberikan stimulasi (rangsangan)
kepada anak.
Ÿ Motivasi ibu dan anggota keluarga lainnya untuk menstimulasi anak secara rutin
dengan penuh kasih sayang.
Ÿ Motivasi ibu agar ikut kelas BKB.
Ÿ Pujilah ibu jika sudah menajdi anggota BKB.
Desa : .............................................................
Posyandu : .............................................................
Bulan : .............................................................
03 Anak 2 T
04 BGM
05 Tidak Datang
Alasan kunjungan : o Ibu hamil trimester 3 o Bayi baru lahir o Tidak datang Posyandu
Persalinan - Nifas
Melahirkan di Rumah Puskesmas Rumah Sakit
Persalinan ditolong Bidan Dukun Dokter
B IMD Ya Tidak
ASI Eksklusif Ya Tidak
Keluhan
Saran
Keluhan Batuk Mencret Demam Kejang/step
A
Tidak mau menyusu Muntah Lemas Lainnya...
KMS
B Kenaikan Berat Badan Naik (N) Tidak Naik (T)
Kunjungan ke Posyandu Tidak datang bulan ini Tidak datang bulan lalu
Menyusui
Bayi Umur 0 - 6 Bulan
IMD Ya Tidak
ASI Eksklusif Ya Tidak
Makanan/minuman tambahan Ya Tidak Jenis makanan:
Lama menyusui < (kurang) 15 menit > (lebih) 15 menit
Berapa kali < (kurang) 8 kali 8-12 kali > (lebih) 12 kali (semau bayi)
C
Posisi Kepala dan bahu Menghadap payudara Menempel perut ibu Seluruh badan
satu garis lurus ditopang/disanggah
Pelekatan Areola atas Mulut terbuka lebar Bibir bawah Dagu menempel
lebih terlihat terbuka lebar payudara
Kesulitan menyusui
Posisi Kepala dan bahu Menghadap payudara Menempel perut ibu Seluruh badan
satu garis lurus ditopang/disanggah
Makanan Pendamping ASI
Berapa kali 2-3 kali 3-4 kali > (lebih) 4 kali
Jumlah porsi 2-3 sendok ½ mangkok 250 ml 3/4 mangkok 250 ml
Bagaimana bentuk/tekstur Bubur encer Bubur kental/ Makanan keluarga/ Makanan keluarga/
B makanan bubur saring dicincang diiris
Jenis/variasi Kacang-kacangan Sayur dan buah Hewani Makanan pokok
Selingan Ya Tidak
Jajan Ya Tidak
Cairan lain Susu formula Kopi/teh Lainnya:
Melakukan stimulasi Ya Tidak Jika tidak kenapa:
C
sesuai umur
Saran
PMT Ya Tidak
Perbaikan
Gizi
Saran
Kebersihan Cuci tangan pakai sabun Masak air sebelum diminum
Kesehatan
Keluarga
di air mengalir
Merokok Ya Tidak
Pemakaian botol dot Ya Tidak
Tanda tangan kader Tanda tangan orangtua Tanda tangan kepala desa
Facebook : SaveChildrenID
Twitter : SaveChildren_ID
Instagram : savechildren_id
Youtube : SCIndonesia
www.stc.or.id