Anda di halaman 1dari 54

Yayasan Sayangi Tunas Cilik

KEMENTERIAN SOSIAL
REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN
KUNJUNGAN RUMAH
KADER POSYANDU
Hana K. Wadoe & Asina Indira Indiriaty (editor)
Firda Dewi Yani (penulis)
PANDUAN
KUNJUNGAN RUMAH
KADER POSYANDU

Editor:
Hana K. Wadoe
Asina Indira Indiriaty

Penulis:
Firda Dewi Yani

Dicetak oleh:
Strengthening the Achievement of Child Rights Together
(START Program)

Copyright © April 2018


by Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC)
partner of Save the Children
Kata Sambutan Dinas Kesehatan

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Yayasan Sayangi Tunas Cilik partner of Save the
Maha Kuasa atas diterbitkannya Panduan Children telah membantu menggagas serta
Kunjungan Rumah Kader Posyandu, yang mensponspori Panduan ini.
diinisiasi dan disponsori oleh Yayasan Sayangi
Tunas Cilik partner of Save the Children. Semoga Panduan Kunjungan Rumah Kader
Posyandu ini dapat menjelaskan kinerja kader,
Buku ini diharapkan dapat semakin membuka cakupan sasaran serta mutu pelayanan
cakrawala Kader Posyandu dalam kesehatan di Posyandu. Dengan demikian,
melaksanakan tugas-tugas dan peranan kader harapan Pemerintah Daerah dalam
yang seharusnya, teristimewa untuk mewujudkan Kabupaten Sumba Barat yang
pelaksanaan Kunjungan Rumah. sehat dapat terlaksana melalui sumbangsih
Kader Posyandu yang semakin terintegrasi dan
Dalam hal peranan kader sebagai motivator, professional. Sekian dan Terima Kasih.
administrator, dan edukator, sangat diperlukan
suatu pedoman yang operasional dan terukur,
dan buku ini kami pilih sebagai salah satu
jawabannya.
Drg. Bonar Bernardus Sinaga, Mkes
Atas nama Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Kepala Dinas Kesehatan
Barat, kami mengucapkan terima kasih kepada Kabupaten Sumba Barat
Kata Pengantar Yayasan Sayangi Tunas Cilik

Puji dan Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha dll. Tujuannya untuk memberikan dukungan
Esa atas Rahmat dan Berkah-Nya sehingga moril atau material tehadap keluarga yang
Yayasan Sayangi Tunas Cilik partner of Save the dikunjungi. Kader Posyandu adalah bagian dari
Children melalui project START telah anggota masyarakat yang dilatih untuk
melakukan pendampingan kader Posyandu melakukan Kunjungan Rumah pada sasaran
dalam meningkatkan kualitas layanan Posyandu Posyandu di suatu wilayah kerja.
melalui Kunjungan Rumah.
Yayasan Sayangi Tunas Cilik telah memperkuat
Kunjungan Rumah merupakan salah satu kapasitas kader Posyandu di seluruh Posyandu
kegiatan yang diharapkan akan memastikan dampingan di 5 kecamatan di Sumba Barat
anak memperoleh perawatan dan pengasuhan melalui pendekatan yang lebih sistematis,
yang tepat sejak dalam kandungan, lahir, dan informatif, dan suportif dengan harapan
paska lahir. Selain itu, kunjungan rumah akan kunjungan rumah akan semakin efektif. Semoga
membantu keluarga mempersiapkan persalinan kegiatan ini akan membantu anak-anak
dengan sebaik-baiknya. Persiapan persalinan memperoleh hak-haknya untuk hidup yang
dan pengasuhan anak yang baik oleh keluarga lebih berkualitas.
akan sangat berkontribusi positif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak. Terima kasih untuk Pemerintah Daerah Sumba
Barat dan seluruh jajaran sampai pada tingkat
Kunjungan Rumah bukan sesuatu yang baru desa, kader-kader Posyandu, dan semua
namun salah satu 'local wisdom' (kearifan lokal) beneficiaries kami.
yang telah dilakukan oleh masyarakat Sumba
sejak lama misalnya mengunjungi tetangga yang
baru melahirkan, anggota keluarga yang sakit, Salam
Terima kasih kepada para kontributor:

1. Drg. Bonar Sinaga, MKes, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat.
2. Marthen Karnelis Naha, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat.
3. Aryani Ch. Kasman, S.KM, M.Giz, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas
Kesehatan Kabupaten Sumba Barat.
4. Daka Dapawole, AMKL, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga, Gizi Masyarakat, dan
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan Olah Raga.
5. Sukowinadi, AMKL, Kepala Seksi Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat, dan
Pengolahan Jaminan Kesehatan Nasional.
6. Selfia Y. Honin, Bidan Puskesmas Tana Rara.
7. Juniarti T. Sairo, Ketua Kader Posyandu Wee Lagate, Desa Ubu Raya.
8. Margaretha Lida, Kader Posyandu Wee Lagate, Desa Ubu Raya.
9. Paulina Rade, Ketua Kader Posyandu Kamboja, Desa Dokakaka.
10. Mince Olivia Keban, Kader Posyandu Kamboja, Desa Dokakaka.
11. Anastasia R. K. Kalowu, Ketua Kader Posyandu Seruni 3, Desa Dedekadu.
12. Antonetta D. Genya, Kader Posyandu Seruni 3, Desa Dedekadu.
13. Dr. Wahdini Hakim, Senior Health Manager YSTC.
14. Dr. Hana Koedji Wadoe, Project Manager Program START.
15. Asina Indira Indiriaty, MNCH Specialist Program START.
16. Zaldy Zulkifli, Child Protection Specialist Program START.
17. Edi Eduardus Umbu Katanga Yani, Project Officer Program START.
18. Neni Yuniarti Bora, Project Officer Program START.
19. Haryati P. Lobu, Project Officer Program START.
20. Erliana M. D. Zamba, Community Mobilizer Program START.
21. Nixon Dapa Ngara, Community Mobilizer Program START.
22. Yermin Rambu Boyi, Community Mobilizer Program START.
23. Hendrik Kabubu Du'u Bera, Community Mobilizer Program START.
24. Kristin Mely Udju, Community Mobilizer Program START.
25. Anita Apriyanti Dapa Mede, Community Mobilizer Program START.
26. Karolina Malo, Community Mobilizer Program START.
27. Peter Gusphiton Mega, Community Mobilizer Program START.
28. Rocy Rian Kale, Community Mobilizer Program START.
29. Yustina Oru Kahowi, MEAL Assistant Program START.
Daftar Singkatan

ANC : Antenatal Care


ASI : Air Susu Ibu
BB : Berat Badan
BBL : Berat Badan Lahir
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
BGM : Bawah Garis Merah
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu dan Anak
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
Kades : Kepala Desa
KB : Keluarga Berencana
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KIS : Kartu Indonesia Sehat
KKA : Kartu Kembang Anak
KMS : Kartu Menuju sehat
KPA : Kelompok Peduli Anak
Nakes : Tenaga Kesehatan
P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
PMBA : Pemberian Makan Bayi dan Anak
Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
Renstra : Rencana Strategi
RS : Rumah Sakit
Daftar Isi
01 Pendahuluan
03 A. Posyandu
03 a. Tujuan Posyandu
03 b. Layanan Posyandu
04 c. Kader Posyandu
04 d. Tugas-Tugas Kader Posyandu
04 e. Peran Kader Posyandu
05 B. Kunjungan Rumah
05 a. Manfaat Kunjungan Rumah
06 b. Sasaran
06 c. Langkah-Langkah Kunjungan Rumah
06 1. Persiapan
07 2. Pelaksanaan Kunjungan Rumah
09 3. Sesudah Kunjungan Rumah
09 C. Teknik Konseling dalam Kunjungan Rumah

13 Bab I - Ibu Hamil


15 Langkah-Langkah Kunjungan Rumah Ibu Hamil
16 Pemeriksaan Kehamilan
17 Makanan Bergizi untuk Ibu Hamil
17 Perawatan Kehamilan
18 Tanda Bahaya Kehamilan dan Melahirkan
20 ASI (Air Susu Ibu) dan Menyusui
20 Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Kolostrum
21 Perencanaan Persalinan
22 Keluarga Berencana

25 Bab II - Bayi & Balita


27 Langkah-Langkah Kunjungan Rumah Bayi dan Balita
28 A. Kunjungan Rumah Bayi Baru Lahir
28 1. Cara Menyusui Bayi
29 2. Posisi dan Pelekatan dalam Menyusui
30 3. ASI Eksklusif
31 4. Kerugian Tidak Menyusui
32 5. Perawatan Tali Pusat
33 6. Kontrol Ibu Setelah Melahirkan (Nifas)
33 B. Kunjungan Rumah Kepada Balita
34 1. Kartu Menuju Sehat (KMS)
35 2. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
36 3. Kartu Kembang Anak (KKA)

39 Lampiran
40 Tabel Daftar Catatan Sasaran Kunjungn Rumah
41 Formulir Kunjungan Rumah
Pendahuluan
Dalam Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 disebutkan bahwa salah
satu acuan bagi arah kebijakan Kementerian Kesehatan adalah penyelenggaraan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga melalui pendekatan pelayanan
kesehatan yang terintegrasi dan berkesinambungan (continuum of care) yang berarti
bahwa pelayanan kesehatan harus dilakukan terhadap seluruh tahapan siklus hidup
manusia (life cycle), sejak masih dalam kandungan, sampai lahir menjadi bayi, tumbuh
menjadi anak balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa muda (usia produktif), dan
akhirnya menjadi dewasa tua ata usia lanjut.

Untuk dapat melaksanakan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan terhadap


seluruh tahapan siklus hidup manusia, maka fokus pelayanan kesehatan harus pada
keluarga. Pemberian pelayanan kesehatan pada individu harus dilihat dan
diperlakukan sebagai bagian dari keluarganya.

Di antara kematian neonatal, tiga perempat terjadi pada minggu pertama kehidupan,
sementara 25-45% terjadi dalam 24 jam pertama setelah kelahiran. Mayoritas terjadi
di rumah. Strategi yang mempromosikan akses universal terhadap perawatan
antenatal, kehadiran pendamping persalinan yang terampil, dan perawatan setelah
melahirkan berpotensi berkontribusi pada penurunan mortalitas bayi yang terus
berlanjut.1

Kunjungan rumah oleh petugas kesehatan masyarakat terlatih (kader) dalam 2 hari
pertama kehidupan telah ditujukan untuk secara signifikan mengurangi angka
kematian neonatal.2

Kunjungan rumah bukanlah sesuatu yang ‘baru’ namun sudah lazim dilakukan di
masyarakat ketika seorang ibu baru melahirkan, atau ada anggota
keluarga/masyarakat yang sakit. Di Sumba, kebiasaan saling berkunjung ini bertujuan
untuk memberikan dukungan doa atau material dan berbagi sukacita kepada
keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Kearifan lokal ini merupakan warisan
perilaku baik yang sudah dilakukan sejak dulu kala dan patut dilestarikan, serta
merupakan kesempatan emas untuk memberikan informasi-informasi yang relevan
untuk kesehatan ibu dan juga perkembangan bayi balita.

1
Diakses dari: ttp://www.who.int/bulletin/volumes/88/9/09-069369/en/
2
Diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4848742/

02
A. POSYANDU
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah salah satu bentuk upaya kesehatan berbasis
masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar
untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.3

a. Tujuan Posyandu
a. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita, dan angka kelahiran.
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR (Infant Mortality
Rate).
c. Mempercepat diterimanya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
d. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi
untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.
e. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan.
f. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak
geografis.
g. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.
h. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi, keluarga sejahtera, gerakan ketahanan
keluarga, dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.

b. Layanan Posyandu

Meja Meja Meja Meja Meja

1 2 3 4 5
Pendaftaran Penimbangan Pengisian KMS Konseling dan Pelayanan
Pemberian Kesehatan
Informasi

3
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 19 Tahun 2011.

03 | Pendahuluan
c. Kader Posyandu
Kader Posyandu adalah seseorang yang dipilih oleh masyarakat untuk membantu
melaksanakan tugas kemasyarakatan dalam bidang kesehatan.4

d.Tugas-Tugas Kader Posyandu


1. Melakukan kegiatan bulanan Posyandu: mempersiapkan pelaksanaan Posyandu,
kegiatan bulanan Posyandu, kegiatan setelah pelayanan Posyandu.
2. Melaksanakan kegiatan di luar Posyandu: melaksanakan kunjungan rumah,
menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan
Posyandu, membantu petugas kesehatan dalam pendaftaran, penyuluhan, dan
berbagai usaha kesehatan masyarakat.

e. Peran Kader Posyandu


Peran Kader Posyandu dibagi dalam 3 kategori yaitu:

Motivator Administrator Edukator

Melakukan kunjungan Melakukan tugas Mengajarkan orangtua


rumah dan memberi administrasi saat melalui informasi dan
tahu serta mengajak ibu- penyelenggaraan edukasi.
ibu, bayi, dan balita Posyandu.
datang ke Posyandu.

4
Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Barat No. 4 Tahun 2012 tentang Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak.

Pendahuluan | 04
B. KUNJUNGAN RUMAH
Kunjungan rumah adalah salah satu kegiatan kader Posyandu yang bertujuan untuk
melakukan pendekatan kepada masyarakat tentang kegiatan di Posyandu dan manfaatnya.
Selain itu, kunjungan rumah juga dilakukan untuk menggerakkan mereka agar mau datang ke
Posyandu.

a. Manfaat Kunjungan Rumah


1. Mengetahui keadaan anak dan orangtua saat kunjungan rumah:
a. Anak dalam kandungan ibu pada kehamilan trimester ketiga (21-40 minggu).
b. Bayi umur 0-7 hari: Bayi baru lahir dan BBLR.
c. Bayi dengan gizi kurang: BGM dan BB tidak naik 2 kali.
d. Bayi atau balita yang tidak datang penimbangan: Memastikan apakah anak sakit
dan sudah menerima imunisasi.
2. Melakukan pendampingan dengan metode konseling untuk mengetahui solusi.
3. Mengajarkan orangtua mempraktikkan secara langsung sesuai permasalahan anak.

05 | Pendahuluan
b. Sasaran
1. Ibu hamil trimester ketiga (28-40 minggu).
2. Anak umur 0-7 hari dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
3. Anak yang tidak datang penimbangan.
4. Anak dengan status pertumbuhan Tidak Naik (T) 2 kali berturut-turut dan Bawah
Garis Merah (BGM).

c. Langkah-Langkah Kunjungan Rumah


1. Persiapan

a) Mencari data sasaran yang akan dikunjungi dari Buku Register Posyandu
Balita dan Ibu Hamil.
1) Jumlah ibu hamil yang bulan depan akan melahirkan (cari informasi ke bidan).
2) Jumlah anak baru lahir usia 0-7 hari; atau bayi baru lahir yang baru pulang 1-2
hari dari RS atau Puskesmas.
3) Jumlah anak yang tidak datang ke Posyandu dua kali berturut-turut.
4) Jumlah anak hasil timbangan bulan ini:
a. Hasil timbangan TETAP SAMA atau TURUN dari bulan lalu, 2 kali
TIDAK NAIK (2T).
b. Hasil penimbangan di bawah garis merah (BGM).
Ÿ Anak yang hasil timbangan 2T dan BGM, pastikan menerima
konseling di Posyandu dan langsung merujuk/meminta ibu
periksa ke Sarana Kesehatan (Pustu/Puskesmas).
Ÿ Kader mengunjungi untuk memastikan apakah anak sudah
dibawa ke Sarana Kesehatan (Pustu/Puskesmas), dukungan
keluarga dan lingkungan rumah.

b) Memilih dan mencatat sasaran yang akan dikunjungi di Tabel Pencatatan


Setelah mengetahui nama-nama sasaran, catat di Tabel Pencatatan.

Contoh:

No. Sasaran Jumlah Nama-Nama Alamat

1. Ibu hamil yang akan 1) Yublina Kampung ...


3 orang
melahirkan bulan depan 2) ... Dusun ...
2. Bayi Baru Lahir ... ... ...
3. Anak 2 T ... ... ...
4. BGM ... ... ...
5. Tidak Datang ... ... ...

Pendahuluan | 06
c) Pembagian Tugas Kader

Membagi kader yang akan mengunjungi, dengan metode pembagian antara lain:
1) Kader sesuai pembagian wilayah.
2) Pembagian sesuai sasaran yang dikunjungi.

d) Materi Kunjungan Rumah

Ÿ Materi-materi sebagai informasi yang akan disampaikan saat melakukan


konseling kepada ibu/ayah/keluarga.
Ÿ Saran/nasihat yang akan disampaikan kepada sasaran yang akan dikunjungi.
Ÿ Pedoman Kunjungan Rumah.
Ÿ Kartu Konseling PMBA, alat bantu pelatihan, brosur.
Ÿ Boneka, contoh payudara, kelereng (contoh ukuran lambung bayi baru lahir).
Ÿ Buku Register.
Ÿ Formulir Kunjungan Rumah.

2. Pelaksanaan Kunjungan Rumah

Membawa peralatan untuk mengunjungi yang sudah dipersiapkan dan kebutuhan pribadi
selama perjalanan, misalnya payung (jika musim hujan), topi, menggunakan jaket, pakaian
yang nyaman, dan sesuaikan dengan kondisi alam dan budaya setempat.

Terdapat empat langkah yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan kunjungan rumah yang
dapat disingkat menjadi SAJI, yaitu:

S A J I
Salam Ajak Bercerita Jelaskan dan Ingatkan
Berikan Bantuan
Praktis

07 | Pendahuluan
a. Salam
Begitu sampai di rumah yang hendak
dikunjungi, sebaiknya ketuklah pintu dan
ucapkan salam. Misalnya: “Selamat Pagi” atau
“Assalamu'alaikum” atau ucapan salam dalam
bahasa setempat. Salam ini harus diucapkan
dengan suara yang ceria disertai wajah yang
cerah dan tersenyum.

b. Ajak Bicara
Tujuan berkunjung ke rumah keluarga bukanlah
untuk berbicara sendiri, melainkan berdialog
atau berdiskusi dengan keluarga. Kader bisa
menggunakan Kartu Konseling untuk
berdiskusi dan membahas permasalahan
dengan ibu dan keluarga.

c. Jelaskan dan Berikan Bantuan Praktis


Dalam langkah ini, bertitik tolak dari perilaku,
sikap, dan pemahaman keluarga terhadap
masalah yang dihadapi (contohnya: menyusui,
cara pemberian makan, imunisasi), kader mulai
memberikan penjelasan dan membantu.
Penjelasan ini disampaikan sambil menjajaki
perkembangan pemahaman dan perubahan
sikap keluarga, sampai diyakini bahwa mereka
telah menyadari adanya masalah.

d. Ingatkan
Pembina Keluarga sebelum mengakhiri
perbincangan, jangan lupa untuk mengingatkan
kembali pokok-pokok pesan yang telah
disampaikan dan tentang apa yang harus
dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah
yang bersangkutan. Pembicaraan tentang bayi
misalnya, dapat diingatkan pesan berikut:

“Mama/Bapak, tetap membawa bayi ke


Posyandu bulan depan supaya bisa
mendapatkan imunisasi.”

Pendahuluan | 08
3. Sesudah Kunjungan Rumah

Ÿ Mencatat hasilnya di Buku Kunjungan Rumah.


Ÿ Melaporkan hasil kunjungan ke tenaga kesehatan/kepala dusun/KPA/kepala desa.

C. TEKNIK KONSELING DALAM KUNJUNGAN RUMAH


Saat melakukan kunjungan rumah, kita dapat menggunakan beberapa teknik konseling.
Teknik konseling yang bisa digunakan antara lain:

1. Mendengarkan dan Mempelajari


a. Gunakan komunikasi non-verbal yang dapat membantu:
Ÿ Kepala anda sejajar dengan kepala ibu/ayah/pengasuh.
Ÿ Berikan perhatian (kontak mata).
Ÿ Singkirkan penghalang (meja dan catatan-catatan).
Ÿ Sediakan waktu.
Ÿ Sentuhan yang wajar.
b. Ajukan pertanyaan yang memungkinkan ibu/ayah/pengasuh memberikan informasi
yang rinci.
c. Gunakan respon dan isyarat yang menunjukkan bahwa anda tertarik.

09 | Pendahuluan
d. Mendengarkan keluhan ibu/ayah/pengasuh.
e. Ulangi kembali apa yang dikatakan ibu/ayah/pengasuh.
f. Hindari penggunaan kata-kata yang menghakimi.

2. Membangun Kepercayaan Diri dan Memberikan Dukungan


a. Terima saja apa yang dikatakan dan dirasakan oleh ibu/ayah/pengasuh.
b. Akui dan berikan pujian atas apa yang dilakukan oleh ibu/ayah/pengasuh dan bayi
secara benar.
c. Berikan bantuan praktis.
d. Berikan informasi yang relevan.
e. Gunakan bahasa yang sederhana.
f. Gunakan Kartu Konseling yang tepat.
g. Berikan satu atau dua saran, bukan perintah.

Pendahuluan | 10
Langkah dalam Melakukan Konseling:

1. Bertanya (Menilai):
Menanyakan tentang keadaan dan
kondisi anak, antara lain:
Ÿ Identitas, Berat Badan (KMS).
Ÿ Kesehatan dan penyakit anak.
Ÿ Menyusui.
Ÿ Cara pemberian makan. Hindari pertanyaan
Ÿ Kebersihan dan cuci tangan yang jawabannya
pakai sabun. “YA” dan “TIDAK”
2. Berpikir (Menganalisa)
Ÿ Mencatat dan memikirkan
permasalahan yang ada dari
berat badan, sakit, menyusui,
dan cara pemberian yang
salah.
Ÿ Memikirkan 1-2 saran sesuai dengan Kartu Konseling.

3. Bertindak
Ÿ Memberikan 1-2 saran.
Ÿ Menuntun ibu memahami Kartu Konseling.
Ÿ Kesepakatan rencana perbaikan yang akan dilakukan ibu dan keluarga.

11 | Pendahuluan
Pendahuluan | 12
BAB I
Ibu Hamil
Tujuan Kunjungan

Ÿ Memastikan persiapan ibu hamil dan keluarga menjelang persalinan.


Ÿ Memotivasi ibu dan keluarga untuk melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan.
Ÿ Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang menyusui.
Ÿ Memotivasi ibu untuk melakukan KB paska persalinan.

Topik yang Dibahas

a. Perencanaan persalinan.
b. Tanda bahaya.
c. Menyusui: IMD, kolostrum, posisi dan pelekatan, serta ASI ekslusif.
d. Perawatan bayi baru lahir yang optimal segera setelah lahir.
e. Keluarga Berencana.

Alat dan Bahan

1. Buku Pedoman Kunjungan Rumah Kader.


2. Kartu Konseling.
3. Buku KIA sasaran yang dikunjungi.
4. Formulir kunjungan.

Sasaran Kunjungan Rumah


Ibu hamil trimester ketiga khususnya yang dalam bulan depan akan melahirkan.

14
Langkah-Langkah Kunjungan Rumah Ibu Hamil

1 Sapa dan sampaikan terima kasih atas waktunya.

2 Sampaikan maksud kedatangan dan kunjungan yang dilakukan.

Pastikan bahwa ibu, ayah, atau keluarga bersedia untuk berbincang-bincang


3 dalam waktu sekitar 30 menit.

Jika ibu bersedia, menanyakan apakah memiliki buku KIA dan supaya
4 menunjukkan.

5 Buka buku pedoman kunjungan rumah, lihat lembar pertanyaan.

Mulai dengan mengisi identitas sasaran, lalu tentukan bagian mana yang akan
6 ditanyakan sesuai dengan sasaran.

Mulailah menanyakan hal-hal yang tertera dalam lembaran dan isi sesuai
7 petunjuk.

Sampaikan informasi-informasi seperti yang tertera dalam lembaran informasi,


8 dilengkapi dengan kartu konseling.

Bahas bersama ibu, ayah, dan keluarga jika ada hal-hal yang harus dilakukan ibu
9 atau keluarga dalam waktu dekat, kemudian catat dalam lembaran.

15 | Ibu Hamil
Diskusikan dengan ibu hamil tentang hal-hal di bawah ini:

1. Pemeriksaan Kehamilan
Periksa Kehamilan sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan yaitu:
a. 1 kali pada trimester pertama
(0-3 bulan);
b. 1 kali pada trimester kedua
(4-6 bulan); dan
c. 2 kali pada trimester ketiga
(7-9 bulan).

Menanyakan ibu hamil pelayanan yang pernah diperoleh saat kehamilan:

a. Apakah sudah pernah melakukan pemeriksaan kehamilan ke bidan atau fasilitas


kesehatan dalam 3 bulan terakhir.
b. Memotivasi ibu hamil yang belum melakukan pemeriksaan untuk segera melakukan
pemeriksaan ke bidan atau fasilitas kesehatan.
c. Memberi informasi ke bidan desa bahwa ada ibu hamil yang belum pernah
melaksanakan pemeriksaan kehamilan.

16 | Ibu Hamil
2. Makanan Bergizi
untuk Ibu Hamil
Ibu Hamil makan beragam (4 bintang)
dengan pola gizi seimbang dan lebih
banyak sebelum kehamilan, minimal 2 Untuk ibu hamil yang
porsi lebih banyak. memiliki risiko, kader
Ÿ Melibatkan suami untuk makan menyarankan ibu
bersama ibu hamil. hamil untuk ke
fasilitas kesehatan
Informasi makanan bergizi untuk ibu
hamil, ajak ibu, suami, dan keluarga dan melakukan
membuka dan membahas: pemeriksaan lebih
Ÿ Buku KIA (tahun 2016): Halaman 7 lanjut, antara lain yaitu
Ÿ Kartu Konseling: Kartu 1 dan 16 pemeriksaan malaria,
pemeriksaan TBC, dan
3. Perawatan Kehamilan penyakit lainnya.
Saat kehamilan penting untuk merawat
kehamilan. Kader memastikan ibu hamil
mampu merawat kehamilan.

a. Menjaga Kebersihan Diri


Ÿ Cuci tangan dengan sabun di air mengalir sebelum makan, setelah buang air
besar dan buang air kecil.
Ÿ Sikat gigi secara benar dan teratur, minimal setelah sarapan pagi dan sebelum
tidur.
Ÿ Mandi 2 kali sehari.
Ÿ Mencuci rambut minimal 2-3 kali sehari.
Ÿ Mengganti pakaian luar dan pakaian dalam setiap hari.
Ÿ Memeriksa gigi ke fasilitas kesehatan saat periksa kehamilan.

b. Istirahat yang Cukup


Ÿ Tidur malam (minimal 6-7 jam) dan siang (1-2 jam).
Ÿ Menggunakan kelambu.
Ÿ Bersama suami melakukan stimulasi/rangsangan kepada janin dalam
kandungan dengan mengelus perut ibu dan mengajak janin bicara.
Ÿ Boleh melakukan hubungan suami-istri selama hamil, tanyakan kepada petugas
kesehatan/bidan cara yang aman.

c. Aktivitas Fisik
Ÿ Ibu hamil sehat dapat melakukan aktivitas fisik dengan memperhatikan
keamanan janin.
Ÿ Suami membantu istri melakukan pekerjaan sehari-hari.

17 | Ibu Hamil
4. Tanda Bahaya Kehamilan dan Melahirkan

Tanda Bahaya pada Kehamilan

Muntah terus dan Demam tinggi Bengkak kaki, tangan, dan wajah,
tak mau makan atau sakit kepala disertai kejang

Janin dirasakan kurang Pendarahan pada hamil Air ketuban pecah


bergerak dibandingkan muda dan hamil tua sebelum waktunya
sebelumnya
Sumber Gambar:
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.

Segera bawa ibu hamil ke Puskesmas, rumah sakit,


dokter, atau bidan bila dijumpai keluhan dan
tanda-tanda seperti di atas.

18 | Ibu Hamil
Tanda Bahaya pada Persalinan

Pendarahan lewat Tali pusar atau tangan bayi Ibu mengalami kejang
jalan lahir keluar dari jalan lahir

Ibu tidak kuat mengejan Air ketuban keruh Ibu gelisah atau mengalami
dan berbau kesakitan yang hebat

Sumber Gambar:
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.

Jika muncul salah satu tanda di atas,


segera rujuk ibu ke rumah sakit.

19 | Ibu Hamil
5. ASI (Air Susu Ibu) dan Menyusui
Hak Anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan
dipenuhi oleh orangtua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara. Prinsip-prinsip Hak
Anak tersebut mencakup (1) non-diskriminasi, (2) kepentingan terbaik bagi anak, (3) hak
kelangsungan hidup, dan (4) perkembangan dan penghargaan terhadap pendapat anak. UU
Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2003, Pasal 44 dan 45, yang direvisi dalam Undang-Undang
Perlindungan Anak No. 35 Tahun 2014, memuat tentang pelayanan kesehatan sebagai Hak
Anak.

Air Susu Ibu (ASI) merupakan Hak Anak yang diperoleh sejak lahir. Dalam Peraturan
Pemerintah No. 39 disebutkan jika setiap ibu harus memberikan ASI Eksklusif kepada bayi
yang dilahirkan (Pasal 6) dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dalam Pasal 9.

ASI adalah nutrisi terbaik untuk bayi karena mengandung zat gizi dan zat kekebalan yang
dibutuhkan bayi.

6. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Kolostrum


Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses segera setelah bayi lahir untuk proses kontak
kulit ke kulit antara ibu dan bayi dengan meletakkan bayi di perut atau dada ibu untuk
mencari puting susu selama minimal satu jam. Faktor utama IMD adalah kontak kulit, dan
bayi diusahakan sampai berhasil menyusu dan melepas sendiri.

Manfaat IMD

1. Bayi segera mendapat kolostrum


yang mengandung antibodi yang
sangat dibutuhkan tubuh bayi dan
mengeluarkan zat-zat racun dari
tubuh bayi dengan segera.
2. Bayi merasa nyaman dalam dekapan
ibu dan meningkatkan ikatan kasih
sayang antara anak dan ibunya.
3. Memicu produksi dan pengeluaran
ASI lebih banyak.
4. Mencegah pendarahan pada ibu
setelah melahirkan.
5. Pengaturan suhu bayi akan lebih
baik.
6. Bayi cepat mendapat nutrisi yang
sesuai kebutuhannya untuk tumbuh
dan berkembang dengan sehat.

20 | Ibu Hamil
Kolostrum adalah ASI awal yang keluar di hari
pertama dari payudara ibu, berwarna kekuningan dan
warnanya akan berangsur putih pada minggu-minggu
berikutnya. Kolostrum berisi banyak sekali zat
kekebalan tubuh (antibodi) yang memampukan bayi
dapat melawan kuman penyakit, sehingga kolostrum
sering disebut sebagai 'imunisasi awal dari Tuhan
melalui ibu'.

7. Perencanaan Persalinan
Perencanaan persalinan adalah hal yang sangat penting diperhatikan oleh suami atau
keluarga demi keselamatan ibu dan bayi. Perencanaan persalinan sesuai dengan Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) menyebutkan jika ibu dan
keluarga memastikan sudah mengisi catatan kesehatan ibu hamil “Menyambut Persalinan”
(hal. 19 Buku KIA tahun 2015).

Saat kunjungan rumah kader memastikan:


1. Tanggal tafsiran persalinan (lihat di Buku KIA tahun 2015 halaman 20).
2. KTP, BPJS/KIS, Kartu Keluarga (KK), Surat Nikah.
3. Bidan penolong persalinan dan fasilitas kesehatan tujuan.
4. Pastikan golongan darah ibu telah diketahui, jika belum diketahui segera diperiksa
golongan darah di Puskesmas.
5. Menyiapkan 1 orang atau lebih yang memiliki golongan darah sama dan bersedia
menjadi pendonor.
6. Biaya persalinan dan pendamping ibu.
7. Transportasi atau kendaraan jika sewaktu-waktu diperlukan.
8. Nama untuk perempuan dan laki laki (untuk keperluan Akta Kelahiran).
9. Pakaian ganti ibu yang berkancing depan, kain panjang, pembalut, sabun mandi, sikat
gigi, sisir, handuk, dan shampo.
10. Perlengkapan bayi (baju, loyar, kain alas, selimut, topi, sarung tangan, kaos kaki, sabun,
handuk.
11. Rencana ikut Keluarga Berencana (KB) setelah melahirkan, dan menyarankan agar
membicarakannya dengan petugas kesehatan.
12. Tempat menyimpan ari-ari.
13. Buku KIA.
14. Pendamping saat di fasilitas kesehatan dan tikar untuk penunggu pasien.

21 | Ibu Hamil
Informasi tentang rencana persalianan bisa juga dicek di stiker P4K yang telah ditempel di
rumah ibu hamil sejak trimester I.

Stiker P4K yang ditempel di depan


rumah ibu hamil guna memantau
perkembangan kesehatan ibu hamil.

8. Keluarga Berencana
KB paska persalinan adalah pemanfaatan atau penggunaan alat kontrasepsi langsung sesudah
melahirkan sampai 6 minggu atau 42 hari sesudah melahirkan.

Prinsip pemilihan metode kontrasepsi yang digunakan tidak mengganggu produksi ASI.

Mengapa perlu ikut ber-KB?


Ÿ Mengatur jarak dan mencegah kehamilan agar tidak terlalu rapat (minimal 2 tahun
setelah melahirkan).
Ÿ Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Ÿ Menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu, bayi, dan balita.
Ÿ Ibu memiliki waktu dan perhatian yang cukup untuk dirinya sendiri, anak, dan
keluarga.

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang


a. Metode Operasi Wanita (MOW), Metode Operasi Pria (MOP).
b. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/spiral, jangka waktu penggunaan bisa sampai
10 tahun.
c. Implan (alat kontrasepsi bawah kulit), jangka waktu penggunaan 3 tahun.

Metode Kontrasepsi Jangka Pendek


a. Suntik, terdapat 2 jenis suntikan yaitu suntikan 1 bulan dan suntikan 3 bulan. Untuk
ibu menyusui, tidak disarankan menggunakan suntikan 1 bulan karena akan
mengganggu produksi ASI.
b. Pil KB.
c. Kondom.

22 | Ibu Hamil
Sumber Gambar:
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.

Memberi saran kepada ibu dan suami


agar menyepakati metode kontrasepsi
yang akan digunakan.

23 | Ibu Hamil
24 | Ibu Hamil
BAB II
Bayi & Balita
Tujuan kunjungan:

1. Memastikan ibu memahami cara perawatan bayi baru lahir.


2. Memotivasi ibu untuk membawa bayi-balitanya ke Posyandu dan mengikuti
kelas BKB.
3. Memotivasi ibu untuk memberikan makanan bayi-balita sesuai dengan standar
pemberian makanan bayi (PMBA).
4. Memotivasi ibu melakukan stimulasi sesuai umur bayi-balita.
5. Memotivasi ibu melakukan kunjungan nifas.
6. Memotivasi ibu dan keluarga untuk merujuk bayi-balita sakit ke fasilitas
kesehatan.

Topik yang dibahas:

1. ASI eksklusif.
2. Perawatan tali pusat.
3. Kartu Menuju Sehat dan Kartu Kembang Anak.
4. MP-ASI.
5. Perawatan Nifas.

Alat dan bahan:

1. Buku Pedoman Kunjungan Rumah Kader.


2. Form kader.
3. Kartu Konseling.
4. Buku KIA sasaran yang dikunjungi.

Sasaran Kunjungan Rumah


Ÿ Bayi baru lahir khususnya di antara hari ke-1 sampai hari ke-7.
Ÿ Balita anggota Posyandu.

26
Langkah-Langkah Kunjungan Rumah Bayi dan Balita

1 Sapa dan sampaikan terima kasih atas waktunya.

2 Sampaikan maksud kedatangan dan kunjungan yang dilakukan.

Pastikan bahwa ibu atau keluarga bersedia untuk berbincang-bincang dalam


3 waktu sekitar 30 menit.

Jika ibu bersedia, buka buku pedoman kunjungan rumah, lihat lembar
4 pertanyaan.

Mulai dengan mengisi identitas sasaran, lalu tentukan bagian mana yang akan
5 ditanyakan sesuai dengan sasaran.

Mulailah menanyakan hal-hal yang tertera dalam lembaran dan isi sesuai
6 petunjuk.

Sampaikan informasi-informasi seperti yang tertera dalam lembaran


7 informasi, dilengkapi dengan kartu konseling.

Bahas bersama ibu dan keluarga jika ada hal-hal yang harus dilakukan ibu atau
8 keluarga dalam waktu dekat, kemudian catat dalam lembaran.

27 | Bayi dan Balita


A. KUNJUNGAN RUMAH BAYI BARU LAHIR

Diskusikan dengan ibu hal-hal di bawah ini:

ASI dan Menyusui


Air Susu Ibu (ASI) merupakan CAIRAN HIDUP.

1. Cara Menyusui Bayi


• Susui anak sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8 kali sehari.
• Bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui.
• Menyusui sampai payudara terasa kosong, lalu pindahkan ke payudara sisi yang lain.
• Bila bayi sudah kenyang, tapi payudara masih terasa penuh atau kencang, perlu
dikosongkan dengan diperah untuk disimpan. Hal ini agar payudara tetap
memproduksi ASI yang cukup.

ASI Menyusui

Ÿ Zat gizinya lengkap. Ÿ Membantu menjarangkan


Ÿ Mudah dicerna dan efisien kehamilan.
digunakan. Ÿ Melindungi kesehatan ibu.
Ÿ Melindungi terhadap infeksi.
Ÿ Harga lebih murah dibandingkan
susu buatan.

Air Susu Ibu (ASI) merupakan


CAIRAN HIDUP.

28 | Bayi dan Balita


2. Posisi dan Pelekatan dalam Menyusui
Posisi yang Baik dan Benar
Ÿ Kepala dan badan bayi berada dalam satu garis lurus.
Ÿ Ibu mendekap badan bayi dekat dengan tubuhnya.
Ÿ Ibu menopang seluruh badan bayi, bukan hanya kepala atau bahu bayi.
Ÿ Wajah bayi menghadap payudara dengan hidung menghadap puting.

Pelekatan yang Baik dan Benar


Ÿ Mulut bayi terbuka lebar.
Ÿ Areola di atas lebih banyak masuk ke mulut bayi.
Ÿ Bibir bawah bayi memutar keluar atau terbembem.
Ÿ Dagu bayi menyentuh payudara ibu.

Posisi normal Posisi di bawah Posisi normal


lengan menyilang, untuk bayi kembar
baik untuk bayi kecil

Posisi berbaring menyamping Posisi di bawah lengan/ketiak Posisi menyilang


(baik untuk beristirahat (digunakan setelah operasi sesar, untuk bayi kembar
sambil menyusui dan di jika puting ibu sakit atau
malam hari) jika ibu menyusui bayi kembar
atau bayi mungil)

29 | Bayi dan Balita


Pelekatan yang Baik

Pelekatan yang Tidak Baik

3. ASI Eksklusif
Hak bayi mendapat ASI diartikan mendapat ASI sesuai dengan Resolusi WHA (2001), yaitu:
Ÿ Bayi mendapat ASI Eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, TANPA makanan dan
minuman tambahan lain.
Ÿ Selanjutnya diberikan MP-ASI dan pemberian ASI diteruskan sampai bayi berusia 2
tahun atau lebih.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat menyusui:


1. Hanya berikan ASI (umur 0-6 bulan).
2. Jangan beri makanan/minuman selain ASI.
3. Susui bayi sesering mungkin terutama saat bayi demam atau diare.
4. Susui setiap bayi menginginkan, paling sedikit 8 kali sehari.
5. Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan, lalu susui.
6. Susui dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian.
7. Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara sisi lainnya.

30 | Bayi dan Balita


8. Posisi dan pelekatan yang benar saat menyusui akan mendukung keberhasilan
pemberian ASI dan mencegah lecet puting susu.
9. Jika ibu bekerja, cari informasi ke bidan/dokter/perawat tenaga gizi tentang cara
memerah ASI dan cara menyimpan ASI perah.

Konseling mengenai ASI Ekslusif: Lihat kartu konseling No. 3-10 dan 17

4. Kerugian Tidak Menyusui


Risiko bagi Bayi/Anak:
1. Risiko kematian pada bayi yang tidak diberi ASI 14x lebih besar dibanding bayi yang
menyusu ASI selama 6 bulan.
2. Tidak mendapatkan zat kekebalan tubuh (antibody).
3. Anak akan mengalami gangguan pertumbuhan, berisiko lebih cepat terkena penyakit
seperti diare, infeksi saluran pernafasan, telinga, gangguan pertumbuhan gigi,
pertumbuhan berat badan kurang, mengakibatkan kurang gizi, dan risiko stunting
(pertumbuhan anak tidak sesuai dengan umur).
4. Anak juga kemungkinan mengalami kelebihan berat badan dan berisiko terkena
penyakit diabetes, asma, dan hati/liver.
5. Ikatan antara ibu dan anak kurang sehingga bayi kurang percaya diri.

Risiko bagi Ibu:


1. Ibu berisiko lebih mudah hamil.
2. Ibu berisiko terkena kanker indung telur (rahim) dan payudara.
3. Mengurangi ikatan antara ibu dan anak.
4. Ibu akan lebih mudah mengalami stres, depresi, pikun, dan melakukan kekerasan
terhadap anak.

Risiko bagi Keluarga:


1. Ibu dan anak akan lebih mudah sakit sehingga menambah beban biaya pengobatan.
2. Menambah beban biaya bagi ibu dan keluarga dalam hal pengeluaran untuk membeli
susu buatan ataupun membeli bahan bakar.
3. Kurang efektif dan menghabiskan waktu bersama keluarga, karena membuat susu,
mengambil kayu bakar, melakukan perjalanan untuk berobat.

Risiko bagi Masyarakat dan Negara:


1. Anak lebih gampang sakit sehingga hilang generasi penerus yang sehat, cerdas, dan
produktif.
2. Meningkatkan angka kematian bayi.
3. Biaya kesehatan akan tinggi karena banyak anak sakit.
4. Merusak lingkungan dari limbah susu, pembuatan susu, kardus, menebang pohon
untuk kayu bakar dan bahan baku.
5. Menghemat biaya untuk membeli bahan baku susu buatan.

31 | Bayi dan Balita


5. Perawatan Tali Pusat
Bila bayi sudah dipulangkan sebelum tali pusat lepas lakukan perawatan tali pusat di rumah
dengan cara tepat.
Ÿ Upayakan tali pusat dalam kondisi tidak basah.
Ÿ Tali pusat tidak perlu dibersihkan oleh sabun ataupun cairan lainnya.
Ÿ Biarkan terbuka tanpa ditutup dengan kasa kering.
Ÿ Saat memakaikan popok bayi, usahakan tali pusat tidak tertutup popok (seperti pada
gambar di bawah ini). Tujuan tali pusat tidak tertutup popok agar tidak terkena atau
tercemar air seni dan tinja untuk menghindari terjadinya infeksi tali pusat.
Ÿ Setelah memandikan bayi di rumah, pastikan tali pusat dilap kering dan tidak basah.
Minyak, bedak, atau jamu-jamuan tidak perlu diberikan pada tali pusat karena akan
membuat basah dan lembab.

Tali pusat umumnya akan terlepas dalam waktu satu minggu


pertama kehidupan, namun pada beberapa kasus dapat lebih
lambat hingga 10-14 hari setelah bayi lahir. Tali pusat akan
mengering dengan sendirinya dan terlepas dari tubuh bayi.
Orangtua tidak perlu memaksakan untuk melepas tali pusat
bayi karena akan menyebabkan pendarahan dan adanya
risiko terinfeksi.

Cara Pemakaian Popok

Pemakaian popok
di bawah tali pusat

Sumber Gambar:
www.idai.or.id

32 | Bayi dan Balita


Beberapa tanda umum infeksi pada tali pusat antara lain:
Ÿ Tali pusat tercium bau.
Ÿ Dapat terlihat nanah.
Ÿ Tampak kemerahan pada kulit sekeliling tali pusat.
Ÿ Nyeri tekan di sekitar pusat.
Ÿ Dapat diikuti dengan demam.

Apabila ditemukan adanya infeksi pada tali pusat, maka yang seharusnya dilakukan adalah:
Ÿ Jangan panik.
Ÿ Bersihkan ujung tali pusat menggunakan air hangat dan dilap dengan kapas/kain
bersih.
Ÿ Bayi tetap diminumkan ASI selama bayi sadar.
Ÿ Segera dibawa ke Puskesmas atau dokter untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut.

6. Kontrol Ibu Setelah Melahirkan (Nifas)


Lakukan pemeriksaan rutin setelah persalinan ke fasilitas kesehatan sebanyak:
Ÿ 1 kali pada periode 6 jam sampai dengan 3 hari setelah melahirkan;
Ÿ 1 kali pada periode 4 hari sampai dengan 28 hari setelah melahirkan; dan
Ÿ 1 kali pada periode 29 hari sampai dengan 42 hari setelah melahirkan.

Hal-hal yang sebaiknya dipastikan oleh kader saat kunjungan rumah jika ibu melakukan
pemeriksaan pelayanan kesehatan ibu setelah melahirkan (masa nifas):
a) Memastikan buku KIA kunjungan ibu nifas (Buku KIA tahun 2015 hal. 24-27),
mengenai: catatan kesehatan ibu bersalin, catatan hasil pelayanan ibu nifas, pelayanan
KB ibu nifas.
b) Mengunjungi ibu nifas dan bayinya yang baru lahir (lihat di Bab Bayi dan Balita).

B. KUNJUNGAN RUMAH KEPADA BALITA

Balita yang dikunjungi adalah anak sesuai sasaran Posyandu, yaitu anak usia 0 tahun (sejak
lahir) sampai dengan usia 5 tahun.

Sasaran balita yang dikunjungi:


1. Balita dengan berat badan 2 kali Tidak Naik (2T).
2. Balita yang berat badannya berada di Bawah Garis Merah (BGM).
3. Balita yang tidak datang penimbangan dan sakit.

Lakukan observasi dan tanyakan ke ibu atau keluarga hal-hal di bawah ini:
1. Alasan tidak membawa balita ke Posyandu.
2. Kondisi kesehatan: sakit atau sehat.

33 | Bayi dan Balita


3. Berat Badan dengan mengecek Kartu Menuju Sehat (KMS): status pertumbuhan
(naik atau tidak naik).
4. Praktik Pemberian ASI Eksklusif (bagi bayi 0-6 bulan).
5. Praktik Pemberian MP-ASI (bagi bayi di atas 6 bulan).
6. Perilaku Hidup Bersih (sumber air bersih, kebersihan rumah dan lingkungan, perilaku
cuci tangan pakai sabun).
7. Aktif responsif dan stimulasi pada balita sesuai Kartu Kembang Anak.

Diskusikan dengan ibu hal-hal di bawah ini:

1. Kartu Menuju Sehat (KMS)


(Lihat Kartu Konseling No. 19)

Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat grafik pertumbuhan normal anak
berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan KMS, gangguan
pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan
tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.

KMS Anak Laki-Laki berwarna biru (untuk anak laki-laki) dan KMS Anak Perempuan
berwarna merah muda (untuk anak perempuan).

Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan (1) menilai garis
pertumbuhannya; dan (2) menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan dengan
Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM).

Contoh di bawah menggambarkan status pertumbuhan berdasarkan grafik pertumbuhan


anak dalam KMS:

a. NAIK (N); grafik berat badan memotong


garis pertumbuhan di atasnya;
kenaikan berat badan > KBM (>900 gram).
b. NAIK (N); grafik berat badan mengikuti
garis pertumbuhannya;
kenaikan berat badan > KBM (>500 gram).
c. TIDAK NAIK (T); grafik berat badan
memotong garis pertumbuhan di bawahnya;
kenaikan berat badan < KBM (<800 gram).
d. TIDAK NAIK (T); grafik berat badan
mendatar;
kenaikan berat badan < KBM (<400 gram).
e. TIDAK NAIK (T); grafik berat badan
menurun;
grafik berat badan < KBM (<300 gram).

34 | Bayi dan Balita


2. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
(Lihat Kartu Konseling No. 12-16 dan 18)

MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi, yang diberikan kepada bayi
atau anak umur 6-24 bulan secara bertahap sesuai dengan usia dan kemampuan pencernaan
bayi/anak, untuk memenuhi gizi selain dari ASI.

Mengapa bayi dan anak harus mendapatkan ASI?

Pada usia 6-12 bulan, ASI hanya menyediakan ½ (setengah) atau lebih kebutuhan gizi bayi,
dan pada usia 12-24 bulan ASI menyediakan 1/3 (sepertiga) dari kebutuhan gizinya.

Bentuk MP-ASI

Ÿ Makanan lumat.
Contoh: tomat saring, pepaya lumat, bubur , tempe, sayuran yang dilumatkan.
Ÿ Makanan lembek atau cincang.
Contoh: bubur nasi campur, nasi tim halus, bubur kacang hijau.
Ÿ Makanan keluarga.
Contoh: nasi, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah.

Frekuensi dan Jumlah MP-ASI yang Diberikan

No. Umur Frekuensi Jumlah

1. Masuk 6 bulan 2 sampai 3 kali makan ditambah ASI. Mulai dengan 2 sampai 3 sendok
(selama 1 minggu) makan.

Mulai dengan pengenalan rasa dan


secara perlahan tingkatkan
jumlahnya.

2. 6-9 bulan 2 sampai 3 kali makanan lumat 2 sampai 3 sendok makan penuh
dan ASI. setiap kali makan.

1 sampai 2 kali makanan selingan. Tingkatkan secara perlahan sampai


½ dari mangkuk ukuran 250ml.

3. 9-12 bulan 3 sampai 4 kali makanan lembek ½ mangkuk ukuran 250ml.


dan ASI.

1 sampai 2 kali makanan selingan.

4. 12-24 bulan 3 sampai 4 kali makanan keluarga ¾ mangkuk ukuran 250ml.


dan ASI.

1 sampai 2 kali makanan selingan.

35 | Bayi dan Balita


3. Kartu Kembang Anak (KKA)
Peran orangtua sangat penting dalam mengasuh, membimbing, dan memberikan berbagai
stimulasi agar tumbuh kembang anak berlangsung secara optimal. Melalui pengasuhan yang
tepat, kualitas sumber daya manusia di Indonesia akan meningkat.

Kegiatan pemantauan perkembangan anak secara rutin sangat penting dengan menggunakan
Kartu Kembang Anak (KKA).

Kartu Kembang Anak (KKA) adalah kartu yang digunakan untuk memantau kegiatan asuh
orangtua dan tumbuh kembang anak. Pengisian KKA dilaksanakan setiap bulan untuk anak
usia 0-36 bulan dan setiap 3 bulan untuk anak usia 32-72 bulan.

Manfaat dari KKA

1. Bagi Orangtua
Orangtua dapat memantau tumbuh kembang anak, membimbing serta membina
anaknya dengan cara asah, asih, dan asuh sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
2. Bagi Anak
Anak diharapkan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dengan pengasuhan
orangtua secara baik dan benar.
3. Bagi Kader
Kader dapat dengan mudah melakukan penyuluhan kepada orangtua.
(Sumber: Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN. Buku Pedoman Kartu Kembang Anak. 2015)

Langkah-Langkah Konseling Menggunakan KKA

Ÿ Ajak ibu melihat KKA yang dimilikinya atau jika ibu belum punya, tunjukkan KKA
yang dibawa oleh kader.
Ÿ Diskusikan dengan ibu tentang kemampuan perkembangan yang sudah dicapai
sesuai dengan usia anak.
Ÿ Ajarkan ibu dan anggota keluarga lainnya untuk memberikan stimulasi (rangsangan)
kepada anak.
Ÿ Motivasi ibu dan anggota keluarga lainnya untuk menstimulasi anak secara rutin
dengan penuh kasih sayang.
Ÿ Motivasi ibu agar ikut kelas BKB.
Ÿ Pujilah ibu jika sudah menajdi anggota BKB.

36 | Bayi dan Balita


37 | Bayi dan Balita
Contoh Kartu Kembang Anak (KKA)
(sisi luar)
Contoh Kartu Kembang Anak (KKA)
(sisi dalam)

38 | Bayi dan Balita


Lampiran
Yayasan Sayangi Tunas Cilik
Partner of

Tabel Daftar Catatan


Sasaran Kunjungan Rumah

Desa : .............................................................
Posyandu : .............................................................
Bulan : .............................................................

No. Sasaran Jumlah Nama-Nama Alamat

Ibu Hamil yang akan


01 melahirkan bulan depan

02 Bayi Baru Lahir

03 Anak 2 T

04 BGM

05 Tidak Datang

40 | Bayi dan Balita


Yayasan Sayangi Tunas Cilik
Partner of

Formulir Kunjungan Rumah


Desa : .............................................................
Posyandu : .............................................................
Tanggal Kunjungan : .............................................................
Nama Orangtua : ............................................................. NIK Orangtua : ..................................................
Nama Anak : ............................................................. NIK Anak : ..................................................
Jenis Kelamin : .............................................................
Umur / Tanggal Lahir : .............................................................

Alasan kunjungan : o Ibu hamil trimester 3 o Bayi baru lahir o Tidak datang Posyandu

o 2T o BGM o Ibu nifas

Masa Kehamilan Saran


HPHT
Tanggal Tafsiran Melahirkan
Rencana Melahirkan di
Keluhan

Buku KIA Ya Tidak


Pemeriksaan Kehamilan 1 kali 2 kali > (lebih) 2 kali
Tanggal Pemeriksaan
A
Kehamilan Terakhir
Lembar Menyambut Persalinan Ya Tidak * Jika tidak bantu untuk mengisikan
Ibu Hamil

(Hal. 19 Buku KIA)


Stiker P4K terisi dan ditempel Ya Tidak * Dibantu langsung ditempelkan
di pintu
BPJS/KIS Ya Tidak
Risiko Kehamilan Ya Tidak
Keluhan

Persalinan - Nifas
Melahirkan di Rumah Puskesmas Rumah Sakit
Persalinan ditolong Bidan Dukun Dokter
B IMD Ya Tidak
ASI Eksklusif Ya Tidak
Keluhan

Saran
Keluhan Batuk Mencret Demam Kejang/step
A
Tidak mau menyusu Muntah Lemas Lainnya...
KMS
B Kenaikan Berat Badan Naik (N) Tidak Naik (T)
Kunjungan ke Posyandu Tidak datang bulan ini Tidak datang bulan lalu
Menyusui
Bayi Umur 0 - 6 Bulan

IMD Ya Tidak
ASI Eksklusif Ya Tidak
Makanan/minuman tambahan Ya Tidak Jenis makanan:
Lama menyusui < (kurang) 15 menit > (lebih) 15 menit
Berapa kali < (kurang) 8 kali 8-12 kali > (lebih) 12 kali (semau bayi)
C
Posisi Kepala dan bahu Menghadap payudara Menempel perut ibu Seluruh badan
satu garis lurus ditopang/disanggah
Pelekatan Areola atas Mulut terbuka lebar Bibir bawah Dagu menempel
lebih terlihat terbuka lebar payudara
Kesulitan menyusui

Melakukan stimulasi Ya Tidak Jika tidak kenapa:


D
sesuai umur

41 | Bayi dan Balita


Saran
Menyusui
ASI Ya Tidak
Lama menyusui < (kurang) 15 menit > (lebih) 15 menit
A
Berapa kali < (kurang) 8 kali 8-12 kali > (lebih) 12 kali (semau bayi)
Bayi Umur 6 bulan - 2 tahun

Posisi Kepala dan bahu Menghadap payudara Menempel perut ibu Seluruh badan
satu garis lurus ditopang/disanggah
Makanan Pendamping ASI
Berapa kali 2-3 kali 3-4 kali > (lebih) 4 kali
Jumlah porsi 2-3 sendok ½ mangkok 250 ml 3/4 mangkok 250 ml
Bagaimana bentuk/tekstur Bubur encer Bubur kental/ Makanan keluarga/ Makanan keluarga/
B makanan bubur saring dicincang diiris
Jenis/variasi Kacang-kacangan Sayur dan buah Hewani Makanan pokok
Selingan Ya Tidak
Jajan Ya Tidak
Cairan lain Susu formula Kopi/teh Lainnya:
Melakukan stimulasi Ya Tidak Jika tidak kenapa:
C
sesuai umur
Saran
PMT Ya Tidak
Perbaikan
Gizi

Saran
Kebersihan Cuci tangan pakai sabun Masak air sebelum diminum
Kesehatan
Keluarga

di air mengalir
Merokok Ya Tidak
Pemakaian botol dot Ya Tidak

Tanda tangan kader Tanda tangan orangtua Tanda tangan kepala desa

(.......................................................) (.......................................................) (.......................................................)

42 | Bayi dan Balita


Seringkali tujuan Save the Children dianggap mustahil,
bahwa selalu ada anak yang menderita dan akan selalu begitu.
Kami sadari itu. Mustahil hanya jika kami membiarkannya begitu.
Mustahil hanya jika kami menolak untuk berusaha.

Eglantyne Jebb (1876-1928)


Pendiri Save the Children
Yayasan Sayangi Tunas Cilik
KEMENTERIAN SOSIAL
REPUBLIK INDONESIA

Yayasan Sayangi Tunas Cilik telah terdaftar sebagai yayasan lokal


melalui Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia
No. AHU-01712.50.10.2014 pada tanggal 21 Mei 2014.

Jalan Bangka IX No. 40, Mampang Perapatan, Jakarta Selatan, 12720


Indonesia.

Facebook : SaveChildrenID
Twitter : SaveChildren_ID
Instagram : savechildren_id
Youtube : SCIndonesia

www.stc.or.id

27 | Bayi dan Balita

Anda mungkin juga menyukai