Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KERJA

SOSIALISASI P4K
DI KECAMATAN KREJENGAN

A. PENDAHULUAN

Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal di wilayah


kecamatan Krejengan, maka puskesmas Krejengan berkomitmen dengan VISI, MISI,
Tujuan dan Tata Nilai. VISI dari Puskesmas Krejengan adalah “Terwujudnya Kecamatan
Krejengan Sehat” adapun MISI Puskesmas Krejengan adalah menggerakkan
pembangunan berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian hidup sehat, memelihara
dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan, memberikan
pelayanan bagi perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya. Untuk
menyempurnakan Visi dan Misi puskesmas Krejengan mempunyai tujuan : menjadi
puskesmas terbaik pilihan masyarakat, memberikan layanan kesehatan yang berorientasi
pada kepuasan pasien, mewujudkan tata kelola puskesmas yang profesional, akuntabel,
efektif dan efisien. Dan Tata Nilai puskesmas Krejengan adalah “SIIPLAH” yang
berisikan
SMART : Merencanakan kegiatan dengan jelas,
INISIATIF & INOVATIF : memiliki kemampuan bekerja mandiri dengan ide-ide kreatif
yang baru,
INDAH : Tempat pelayanan dan petugas kesehatan indah dipandang,
PROFESIONAL : Memberikan pelayanan sesuai dengan standart,
LOYAL : Patuh pada peraturan yang ada di Puskesmas,
AKUNTABILITAS : Memberikan pelayanan yang dapat diukur dan dipertanggung
jawabkan,
HARMONIS : Hidup rukun dan bersama-sama melaksanakan komitmen Puskesmas.
Serta selalu meaplikasikan budaya yang ada di puskesmas Krejengan yaitu 3 S Senyum,
Sapa, Salam.

B. LATAR BELAKANG

Desa Siaga merupakan desa yg telah menjalankan sistem kesehatan yang adil
bagi masyarakat bersama pemerintah. Tujuannya menjaga kesehatan masyarakat,
terutama untuk mencegah Kematian Ibu dan Bayi dengan mengutamakan kebutuhan,
kepentingan dan tindakan yang didasarkan atas pilihan dan kemampuan masyarakat
sendiri. Cakupan Desa Siaga sangat luas, tetapi prioritas pelaksanaan : Kesehatan Ibu dan
Anak (kesehatan Bumil, melahirkan dan bayi baru lahir sangat mempengaruhi status
kesehatan masyarakat). Masih tingginya AKI dan AKB di Indonesia: AKI /MMR = 307 /
100 ribu KH (SDKI 2002) AKB/IMR = 35 / 1.000 KH (SDKI 2002)
Penyebab tidak langsung adalah keterlambatan yang diidentifikasi sebagai 3T, yaitu :
Pertama : Terlambat mengenali tanda bahaya selama kehamilan, persalinan dan nifas
sehingga terlambat mengambil keputusan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu
dan bayi. Kedua : Terlambat merujuk ke fasilitas kesehatan karena kondisi wilayah dan
sulit mendapatkan transportasi. Ketiga : Terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan
yang memadai di tempat rujukan.

Masalah tingginya AKI dan AKB merupakan masalah yang kompleks. Perlu
penanganan Lintas Program dan Lintas Sektor. Perlu peningkatan kemandirian
masyarakat. Siap Antar Jaga (SIAGA) adalah simbol untuk promosi peran serta
masyarakat dalam menyelamatkan Ibu dan Bayi; Desa Siaga, Bidan Siaga dan Kegiatan
Siaga. Perencanaan PersalinanKegiatan dalam ANC yang dilakukan bidan . Terkait
dengan pelayanan kebidanan social. Bertujuan meningkatkan pengetahuan bumil, suami,
dan keluarga tentang resiko dan tanda bahaya kehamilan dan persalinan agar mereka
dapat membuat perencanaan persalinan.

C. TUJUAN :

1. Meningkatkan Persalinan oleh Kesehatan terlatih sehingga menjamin keselamatan


ibu hamil dalam persalinan
2. Menurunkan ‘unmet need’ KB pada ibu hamil
3. Dipahaminya setiap persalinan berisiko oleh Suami, keluarga, masyarakat luas
4. Memfokuskan pola motivasi kepada keluarga saat ANC oleh bidan
5. Adanya rencana persalinan aman yang disepakati antara ibu hamil, suami, keluarga
dgn bidan
6. Adanya rencana untuk menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan yang
disepakati oleh ibu hamil, suami, keluarga dan Bidan
7. Adanya dukungan masyarakat/ bagas/ kader/ tokoh di desa siaga dalam rencana
persalinan & KB setelah melahirkan (amanah persalinan)
8. Memantapkan kerjasama antara Bidan, Dukun bayi dan kader

D. WAKTU
Tanggal 22 Maret 2016
E. TEMPAT
Ruang Pertemuan Puskesmas Krejengan
F. PESERTA/ SASARAN
Lintas Sektor : Camat, Danramil, Kapolsek, Kepala Desa dan Ketua TPPKK Desa
G. NARA SUMBER/ PENDAMPING

Kapus, Bikor
H. METODE

Pertemuan
I. ALAT BANTU

LCD, Materi

J. SUMBER PEMBIAYAAN

Kegiatan ini dibiayai dari Dana BOK Puskesmas Krejengan Kabupaten Probolinggo
Tahun Anggaran 2016.
K. KELUARAN

1. Ibu Hamil mendapat pelayanan antenatal


2. Ibu Hamil yang mendapat pelayanan antenatal punya Perencanaan Persalinan
3. Ibu Hamil yang di pelayanan antenatal dan dikunjungi ke rumah
4. Ibu Hamil yang di pelayanan antenatal dan persalinan oleh Tenaga Kesehatan
5. Ibu Hamil yang di pelayanan antenatal ada rencana menggunakan alat kontrasepsi
setelah persalinan
6. Ibu bersalin di tolong oleh tenaga kesehatan menggunakan alat kontrasepsi dalam 42
hari setelah melahirkan.
7. Bidan / Bidan di Desa memberikan ANC yang sesuai standar medis dan non medis
(aspek sosial)
8. Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana persalinan dan KB yang dibuat
bersama dengan penolong persalinan : Bidan atau Bidan dan dukun
9. Keluarga mempersiapkan persalinan baik secara material, dan juga persiapan
lingkungan (sosial-budaya)
10. Adanya keterlibatan secara nyata dari tokoh-tokoh di desa siaga
11. Adanya kerjasama yang mantap antara Bidan, Petugas Pustu, dukun bayi dan kader

L. PERAN LINTAS PROGRAM

M. PERAN LINTAS SEKTOR

DESA : Memobilisasi kegiatan P4K di desa


CAMAT : Mensosialisasikan dan membuat komitmen dengan desa untuk kegiatan
P4K

Mengetahui :
KEPALA PUSKESMAS Pelaksana
KREJENGAN

Dr. ACHMAD HANAFI, M.Si SOLAWATI


NIP : 10670315 200012 1003 NIP: 19741114 199302 2001

Anda mungkin juga menyukai