Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN UKM ESENSIAL

PROGRAM KIA

PUSKESMAS POGALAN
TAHUN 2022
PANDUAN UKM ESSENSIAL
PROGRAM KIA

A. MAKSUD/ PENGERTIAN
Program KIA adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan yang meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan
komplikasi kebidanan, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, balita dan anak prasekolah
serta memberikan rujukan yang beresiko. Tujuan utama dibuatnya program KIA adalah
untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) melalui
pemantauan cakupan dan pelayanan KIA di Puskesmas Pogalan.

B. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Puskemas, Pustu, Polindes, Ponkesdes, Posyandu dan BPM merupakan tempat
pelayanan dasar, menyeluruh dan terpadu bagi masyarakat yang mana mempunyai tujuan
meningkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu sasaran KIA adalah ibu, bayi, anak balita
dan anak pra sekolah perlu mendapatkan pelayanan dan wawasan tentang kesehatan yang
mempunyai tujuan untuk menurunkan AKI dan AKB.
Berikut pelayanan program KIA :
1. Pemeriksaan ibu hamil terpadu (ANC TERPADU)
2. Kelas Ibu Hamil
3. Kunjungan ibu hamil resiko tinggi
4. Deteksi dini ibu hamil resiko tinggi
5. Pelacakan kasus bayi dan ibu
6. USG kebidanan
7. Pelayanan rujukan kasus resiko tinggi ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi secara
cepat, tepat dan benar
8. Pelayanan ibu nifas
9. Pelayanan ibu bersalin
10. Kunjungan rumah ibu hamil dan ibu bersalin
11. Kelas balita
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Tujuan program KIA adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan
derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan
anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi
peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatnya kemampuan ibu (penetahuan, sikap dan perilaku) dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarga dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam
upaya pembinaan kesehatan keluarga.
b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara
mandiri di dalam lingkungan keluarga.
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui.
d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
menyusui, bayi dan anak balita.
e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggota untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita dan anak prasekolah
terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.

D. PRINSIP UMUM
Prinsip umum program KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan serta mutu
pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan
pokok:
1. Peningkatan pelayanan antenatal disemua fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik
serta jangkauan yang setinggi tingginya.
2. Pengingkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan
pertolongan oleh tenaga profesional secara berangsur.
3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan maupun
dimasyarakat oleh kader serta penanganan dan pengamatannya secara terus menerus
4. Peningkatan pelayana neonatal (bayi berumur kurang dari 1 bulan) dengan mutu yang
baik.
Setiap kegiatan di luar gedung maupun di dalam gedung harus membuat KAK dan SOP
sesuai kegiatan yang dilaksanakan dan juga harus memperhatikan standar sesuai pedoman
internal maupun external program KIA.

E. PENERAPAN KEGIATAN/ LANGKAH


1. Pelayanan ibu hamil terpadu (ANC TERPADU)
Merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya
sesuai dengan standar pelayanan antenatal yaitu 10 T yang meliputi :
a. Timbang, Tinggi badan
b. Tensi
c. DJJ dan presentasi
d. TFU
e. Lila
f. TT
g. Pemeriksaan laborat
h. Pemberian tablet Fe
i. Tata laksana kasus
j. Temu wicara
Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 6 kali selama kehamilan dengan
ketentuan waktu minimal 2 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada triwulan
kedua, dan minimal 3 kali pada triwulan ketiga. Dan dilakukan pemeriksaan USG oleh
dokter terlatih 2 kali pada Trimeseter 1 dan trimester 3.
Prosedur :
a. Petugas memakai APD
b. Petugas mencuci tangan
c. Bidan melakukan anamnesa (tentukan status TT)
d. Bidan melakukan pemeriksaan fisik umum
(keadaan umum, ukur TB, BB, LILA, tanda vital, pemeriksaan fisik dari
kepala sampai ektremitas)
e. Bidan melakukan pemeriksaan fisik obstetri
(palpasi, ukur TFU dan denyut jantung janin)
f. Petugas laborat melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium rutin
g. Bidan melakukan kolaborasi dengan dokter umum, dokter gigi dan ahli
gizi
h. Lakukan pemeriksaan USG (sesuai kebutuhan)
i. Lakukan konseling/ temu wicara
2. Kelas Ibu Hamil
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu
hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan nifas, KB pasca
persalinan, pencegahan komplikasi, perawatan bayi baru lahir dan aktifitas fisik/ senam
ibu hamil Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan jumlah
peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi
dan tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan Anak (KIA) secara menyeluruh dan
sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan.Senam
hamil dan memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil.
Prosedur :
a. Petugas dan peserta mematuhi protokol kesehatan
b. Peserta mengisi daftar hadir dipandu oleh panitia
c. Fasilitator (Bidan) membuka acara kegiatan kelas ibu hamil
d. Peserta mengerjakan pre test
e. Bidan memberikan materi
f. Peserta mengerjakan post test
g. Bidan melakukan tanya jawab, memberikan kesimpulan dan
kesepakan
h. Bidan memandu senam peregangan
i. Bidan menutup acara kegiatan kelas ibu hamil
3. Kunjungan ibu hamil resiko tinggi
Merupakan kunjungan yang dilakukan oleh bidan desa kepada ibu hamil yang resiko
tinggi yang belum smepat melakukan kunjungan pemeriksaan di pelayana ksehatan.
Serta untuk memantau kondisi ibu dan bayi yang dikandungannya.
Prosedur :
a. Petugas menggunakan APD
b. Petugas mendata ibu hamil resiko tinggi yang tidak datang periksa
c. Petugas melakukan kunjungan ke rumah ibu hamil
d. Petugas melaukan anamnesa
e. Petugas melakukan pemeriksaan
f. Petugas melakukan penyuluhan :
1) Tanda bahaya kehamilan
2) Makanan bergizi seimbang
3) Persiapan persalinan bila sudah mendekati HPL
4) Jadwal kontrol kehamilan
g. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan register kunjungan
4. Deteksi dini ibu hamil resiko tinggi
Deteksi dini kehamilan dengan faktor resiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor resiko dan komplikasi kebidanan.
Deteksi faktor risiko pada ibu baik oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat
merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah kematian dan kesakitan.
Prosedur :
a. Petugas memakai APD
b. Petugas menyiapkan alat dan bahan
c. Petugas melakukan anamnesa
d. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
e. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
f. Petugas melakukan penapisan faktor resiko
g. Petugas membuat diagnosa kebidanan
h. Petugas melakukan tatalaksana
i. Petugas melakukan konseling/ rujukan bila diperlukan
j. Petugas melakukan pencatatan
5. Pelacakan kasus bayi dan ibu
Merupakan suatu kegiatan untuk mencari informasi tentang sebuah sebab kematian
untuk prioritas kesehatan masyarakat, pola penyakit dan untuk evaluasi dampak upaya
preventif maupun promotif
Prosedur :
a. Bidan menerima laporan tentang adanya kasus kematian ibu atau bayi dan melapor
kepada kepala puskesmas. Kepala puskesmas beserta tim surveilans yang terdiri
dari kepala puskesmas, dokter, bidan dan petugas surveilans mengecek kebenaran
informasi/ laporan kelapangan dengan mendatangi ketua RT setempat dan rumah
pasien.
b. Tim melakukan pelacakan kasus dengan melakukan wawancara ke pihak keluarga
diantaranya mengenai :
1) Identitas pasien
2) Perawatan ANC
3) Kronologi persalinan
4) Riwayat rujukan
5) Tindakan dan pengobatan yang telah diberikan kepada pasien
6) Riwayat persalinan sebelumnya
c. Tim melakukan pelacakan kasus dengan wawancara kepada bidan penolong
persalinan jika persalinan ditolong oleh bidan. Jika persalinan di rumah sakit maka
dinas kesehatan kota mengirim surat kepada pihak rumah sakit untuk melaporkan
kasus tersebut
d. Bidan melakukan pencatatan dan pelaporan.
6. USG kebidanan
Ultrasonografi (USG) adalah prosedur pengambilan gambar dari bagian tubuh tertentu
menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi. Selain memantau perkembangan
janin, USG juga sering dijadikan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis penyakit.
Hasilnya dapat mengarahkan dokter dalam memilih perawatan dan pengobatan yang
sesuai.
Prosedur :
a. Pasien berada dalam posisi berbaring.
b. Dokter mengoleskan gel khusus pada kulit di area pemeriksaan.
c. Transducer ditempelkan dan digerakkan di area tersebut.
d. Gelombang dari transducer akan direkam dan diubah menjadi gambar pada
monitor.
e. Setelah tes selesai, dokter akan membersihkan gel dari tubuh.
f. Tes ini membutuhkan waktu sekitar 15 hingga 20 menit.
g. Dalam beberapa kasus, pemeriksaan kehamilan dilakukan dengan memasukkan
transduser ke dalam vagina
7. Pelayanan rujukan kasus resiko tinggi ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi secara
cepat, tepat dan benar
Rujukan ibu hamil dan melahirkan adalah proses konsultasi atau pelimpahan tanggung
jawab dalam perawatan pasien ibu hamil dan ibu melahirkan yang mempunyai penyulit
dan komplikasi dari Puskesmas ke Rumah sakit
Prosedur :
a. Petugas menentukan diagnosa pasein.
b. Petugas merujuk ke Rumah Sakit apabila di temukan kelainan,Komplikasi atau
penyulit dan diperlukan tindakan,intervensi lebih lanjut
c. Petugas memberikan blangko informed consent.untuk di tanda tangani oleh pasein
atau keluarga
d. Petugas menyiapkan rujukan (BAKSOKU)dan mengisi blangko rujukan
e. Petugas melakukan stabilisasipasein (bila perlu)
f. Petugas mengantar pasein yang akan di rujuk
g. Petugas serah terima pasein dengan Petugas Rumah sakit rujukan
h. Petugas mencatat Data pasein di dalam buku register rujukan
8. Pelayanan ibu nifas
Pelayanan pemeriksaan ibu nifas adalah pemeriksaan yang dilakukan pada ibu setelah
bersalin yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu.
Prosedur :
a. Bidan memakai APD dan mencuci tangan;
b. Bidan melakukan anamnesa;
c. Bidan melakukan pemeriksaan umum : ukur berat badab dan ukur TTV
d. Bidan melakukan pemeriksaan khusus :
1) Payudara : bengkak/ tidak
2) ASI keluar / tidak
3) Abdomen : penurunan TFU, kontraksi uterus, luka bekas operasi
4) Genetalia : pengeluaran lockea, jahitan perineum bila ada
e. Bidan menentukan diagnosa kebidanan;
f. Bidan memberikan resep tablet Fe;
g. Bidan melakukan penyuluhan tentang personal hygiene, makanan bergizi,
pemberian ASI eksklusif, perawatan payudara, cara menyusui yang benar dan
motivasi penggunaan alat kontrasepsi;
h. Bidan melakukan rujukan bila ada indikasi;
i. Bidan melakukan pencatatan hasil kunjungan ke dalam kohort ibu, buku KIA dan
rekam medis;
9. Pelayanan ibu bersalin
Asuhan persalinan normal adalah perslinan yang dimulai secara spontan, beresiko
rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi
dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara
37 minggu hingga 42 minggu. Setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam
kondisi sehat.
Prosedur :
a. Bidan memakai APD dan mencuci tangan;
b. Bidan melakukan anamnesa pada pasien;
c. Bidan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan ginekologi;
d. Bidan melakukan penegakan diagnosa kebidanan;
e. Bidan melakukan tatalaksana sesuai kasus;
1) Kala I
2) Kala II
3) Kala III
4) Kala IV
f. Bidan mencatat semua kegiatan pada rekam medis pasien dan catatan rujukan bila
pasien dirujuk ke rumah sakit.
10. Kunjungan rumah ibu hamil dan ibu nifas
Kunjungan rumah ibu hamil dan nifas adalah pemeriksaan kepada ibu hamil
dan ibu nifas dengan cara kunjungan petugas kesehatan kepada setiap rumah ibu
setelah melahirkan dan ibu hamil yang belum kontrol ke pelayanan kesehatan.
Prosedur :
a. Petugas datang kerumah pasien
b. Petugas menjelaskan maksud kedatangnya kerumah pasien
c. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air lalu keringkan
d. Petugas memakai handscoon
e. Petugas melakukan pemeriksaan TTV, Inspeksi, Palpasi secara lengkap
f. Petugas melepas handscoon
g. Petugas mendokumentasikan kegiatan yang sudah dilakukan
h. Petugas memberikan konseling
i. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
11. Kelas balita
Kelas balita adalah dimana para ibu yang mempunyai anak Balita antara 0-5 tahun
secara bersama berdiskusi tukar pendapat, tukar pengalaman akan pemenuhan
pelayanan kesehatan gizi dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan.
Prosedur :
a. Petugas dan peserta mematui protokol kesehatan
b. Absensi peserta dipandu oleh panitia
c. Fasilitator membuka acara kegiatan kelas balita
d. Peserta mengerjakan pre test
e. Fasilitator menyampaikan materi
f. Fasilitator membahas pre test
g. Peserta mengerjakan post test
h. Fasilitator membuat kesimpulan dan kesepakatan
i. Fasilitator memimpin doa dan menutup kegiatan kelas balita

Anda mungkin juga menyukai