Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derjat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Puskesmas bertugas memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerja
melalui program pokok dan program pengembangan’
Salah satu program essensial Puskesmas adalah Program Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA). Dalam pelaksanaannya, Kesehatan Ibu dan Anak dibagi dalam 2 jenis
pelayanan, yaitu pelayanan yang bersifat Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), dan
pelayanan yang bersifat Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP).
Beberapa kegiatan KIA dimasukkan ke dalam Upaya Kesehatan Masyarakat
seperti kegiatan kelas ibu hamil, kelas ibu balita, pelayanan neonatus, DDTK,
pelayanan anak pra sekolah, dan lain – lain.
Beberapa kegiatan yang berbau UKP, diantaranya : pelayanan pemeriksaan
ibu hamil, pemeriksaan ibu nifas, ibu menyusui, pelayanaan KB.
Dalam penataan ruangan, ruangan pelayanan Ibu diintegrasikan dengan
ruangan pelayanan Keluarga Berencana.
Untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan di ruangan pelayanan ibu
dan anak, perlu dibuat panduan pelayanan yang akan memandu semua petugas
yang bertugas di ruangan pelayanan ini.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Terlaksananya Pelayanan ibu dan anak yang bermutu di Puskesmas
Pasongsongan.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya pelayanan kesehatan pada ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu
nifas yang bermutu,
b. Terlaksananya pelayanan kesehatan reproduksi yang bermutu,
1
c. Terlaksananya pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang bermutu,
d. Terlaksananya pelayanan Calon Pengantin (Catin) yang bermutu,
e. Terlaksananya pelayanan Immunisasi dasar untuk bayi yang bermutu.

1.3. Sasaran
Panduan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Pasongsongan ini
disusun untuk digunakan bagi semua staf Puskesmas Pasongsongan yang bertugas
sebagai pelaksana pelayanan di ruang Pelayanan Kesehatan ibu dan anak.

1.4. Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari panduan ini meliputi :
a. Ibu Hamil, Ibu Nifas dan Ibu Menyusui
b. Bayi usia 0-28 Hari,
c. Remaja dan calon pengantin
d. Pasangan Usia subur.

1.5. Landasan Hukum


a. Permenkes No.43 Tahun 2019 tentang Puskesmas,
b. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 tahun 2011 tentang Keselamatan
Pasien,
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI no 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa sesudah
Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan
Kesehatan Seksual,
d. Peraturan Menteri Kesehatan RI no 43 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan,
e. Permenkes RI No 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaran Imunisasi,
f. Peraturan Menteri Kesehatan 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan
Kesehatan,
g. Peraturan Menteri Kesehatan No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat,
h. Peraturan Menteri Kesehatan No 83 Tahun 2019 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan.

2
BAB II

STANDAR TENAGA, FASILITAS, DAN PERALATAN

Untuk dapat melaksanakan fungsinya dalam menyelenggarakan pelayanan


kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, dibutuhkan sumber daya manusia yang
mencukupi, baik jumlah maupun mutunya. Kualifikasi tenaga pelayanan Ibu dan
Anak di Puskesmas Pasongsongan adalah sebagai berikut :

2.1. Jenis dan Kualifikasi Tenaga Pemberi Pelayanan

N KUALIFIKASI
JENIS TENAGA KETERANGAN JUMLAH
O PENDIDIKAN
1 Penanggung Dokter Mempunyai STR dan SIP 3
Jawab
2 Koordinator Minimal D3 Mempunyai STR dan SIPB, 1
pelayanan ibu Kebidanan Sudah mengikuti pelatihan
APN
3 Petugas Dokter Mempunyai STR dan SIP 3
pelaksana D3 Kebidanan Mempunyai STR dan SIPB, 1
D4 Kebidanan Mempunyai STR dan SIPB 3

2.2. Uraian Tugas Pemberi Pelayanan

2.2.1. Penanggung jawab


a. Bertanggung jawab terhadap penyusunan semua SOP pelayanan ibu dan
anak,
b. Bertanggung jawab terhadap penyusunan rencana peningkatan mutu
pelayanan,
c. Menyelesaikan masalah yang mungkin timbul dalam proses pelayanan,
d. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan alat, kebersihan dan kerapian
ruangan,
e. Bertanggung jawab terhadap upaya – upaya keselamatan pasien dan sistem
pelaporan insiden,
f. Melakukan evaluasi secara berkala.

3
2.2.2. Koordinator pelayanan Ibu
a. Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan ibu secara komprehensif sesuai jenis –
jenis pelayanan yang disediakan,
b. Mengkoordinir kegiatan peningkatan mutu pelayanan,
c. Mengkoordinir upaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3),
d. Mengkoordinir pemeliharaan alat serta kebersihan dan kerapian ruangan,
e. Mengkoordinir upaya - upaya keselamatan pasien.

2.2.3. Petugas pelaksana pelayanan


1) Dokter
a. Melakukan anamnesis terfokus terhadap pasien,
b. Melakukan pemeriksaan fisik,
c. Menegakan diagnosis dan diagnosis banding,
d. Membuat rencana layanan klinis,

2) Bidan Pelaksana Pelayanan Ibu


a. Melakukan anamnesis tentang keluhan utama, riwayat penyakit dahulu,
riwayat penyakit keluarga, riwayat kebiasaan, riwayat alergi, riwayat
obstetric, riwayat peslainan terdahulu, dan riwayat penggunaan
kontrasepsi,
b. Melakukan pemeriksaan vital sign berupa pengukuran TB, BB, Tekanan
Darah, Frekuensi Nadi, Frekuensi Nafas, Suhu,
c. Melakukan inspeksi, palpasi, auscultasi, percusi, dan pemeriksaan dalam
pada ibu dan calon akseptor keluarga berencana,
d. Memberikan konseling KB pada ibu dan catin,
e. Memberikan pelayanan imunisasi pada ibu hamil dan catin,
f. Melakukan konsultasi ke dokter,
g. Melakukan layanan terpadu dengan profesi lain sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan diagnosis kebidanan,
h. Melakukan asuhan kebidanan,
i. Membuat pencatatan dan pelaporan pasien rawat jalan.

4
2.3. Jadwal Pelayanan

a. Senin-Kamis : 08.00-12.00 WIB,


b. Jumat : 08-00-10.00 WIB,
c. Sabtu : 08.00-11.30 WIB,

2.4. Standar Ruangan


2.4.1. Ruang Pelayanan Ibu
a. Ruangan kering dan tidak lembab,
b. Memiliki ventilasi yang cukup,
c. Memiliki pencahayaan yang cukup,
d. Lantai terbuat dari keramik,
e. Dinding dicat warna putih.

Denah Ruangan Pelayanan Ibu

PINTU MASUK Meja


PINTU MASUK VK
Koordinator Ibu
PELAYANAN KIA
Lemari
arsip

Meja
Lemari
Petugas
Arsip

Meja Petugas Lemari


alat

Bed Periksa Meja


Troli
alat
5
2.5 Standar Fasilitas dan Peralatan
2.5.1. Standar Fasilitas Pelayanan Ibu

NO FASILITAS JUMLAH
1 Meja Administrasi 2 Buah
2 Meja Petugas 1 Buah
3 Kursi Petugas 4 Buah
4 Kursi Pasien 2 Buah
5 Bed Periksa 1 set
6 Tangga (Alat bantu naik Bed) 1 set
7 Lemari arsip 5 buah
8 Meja Alat 1 buah
9 Tempat Sampah Medis 1 Buah
10 Tempat sampah Non Medis 1 Buah
11 Safety Box 1 Buah
13 Tirai Pembatas 1 Buah
13 Komputer 1 Set
14 Printer 1 Set
15 Kipas Angin 1 Set
16 AC 1 Set
17 Sumber arus listrik dan Internet
18 Papan nama “ Ruang Pelayanan Ibu “

2.5.2. Standar Peralatan Pelayaanan Ibu

NO PERALATAN JUMLAH
1 Alat pengukur tensi/tensimeter dengan manset 1 buah
dewasa
2 Alat ukur LILA 1 buah
3 Dopler 1 buah
4 Palu Refleks 1 buah
5 Stetoskop dewasa 1 buah
6 Sudip lidah 1 buah
7 Tempat tidur periksa 1 buah
8 Thermometer 1 buah
9 Timbangan 2 buah
10 Alat ukur tinggi badan(mikrotice) 1 buah

6
11 Senter periksa 1 buah
12 Implan Set 1 Set
13 AKDR Set 1 Set
14 Perbekalan kesehatan lain

2.5.3. Bahan Habis Pakai Pelayaanan Ibu

NO BAHAN HABIS PAKAI

1 Cairan Handrubs
2 Disposable syringe 2.5 – 3 cc
3 Disposable syringe 0.5 cc
4 Kapas
5 Kasa steril
6 Kapas lidi steril
7 Implant
8 AKDR
9 Depo Injeksi
10 Pil KB
11 Kondom
\12 Sarung Tangan
13 Lublikan gel
14 Tissue
15 Vaksin TT
16 Dermafik
17 Folifik/Plester
18 Cairan asam Asetat
19 Disposable Speculum
20 Masker
21

2.5.4. Buku Pencatatan dan Pelaporan Pelayaanan Ibu

NO BUKU PENCATATAN
1 Register harian ibu
2 Register Catin
3 Register Ibu menyusui
4 Register harian KB
5 Register IVA
6 Register rujukan internal
7
8
7
9

2.5.5. Blangko - blanko Pelayanan Ibu

NO BLANKO
1 Kertas Resep
2 Formulir Permintaan Pemeriksaan Labor
3 Formulir Informed Consent
4 Formulir K1 KB
5 Formulir K4 KB
6 Formulir Keterangan Catin
7 Buku KIA
8 Formulir Kajian Awal
9 Media cetak berupa poster,lembar balik,leaflet dan
brosur
10 Kohor ibu

8
BAB III
TATALAKSANA PELAYANAN

3.1. Pelayanan ibu


3.1.1. Jenis – jenis Pelayanan :
a. Pelayanan pemeriksaan ibu hamil,
b. Pelayanan pemeriksaan ibu nifas,
c. Pelayanan pemeriksaan gangguan reproduksi,
d. Pelayanan pemeriksaan ibu menyusui,
e. Pelayanan Konseling dan Imunisasi catin,
f. Pelayanan Pemasangan Kontrasepsi,
g. Pelayanan Membuka alat kotrasepsi IUD dan Implan,
h. Pelayanan Konseling KB,
i. Pelayanan Pemeriksaan IVA,
j. Rujukan internal dalam lingkungan puskesmas,
k. Pelayanan Rujukan ke rumah sakit berdasarkan diagnosis dan kriteria yang
telah di tetapkan dokter.

3.1.2. Metode Pelayanan


1) Anamnesis
Untuk semua jenis pelayanan ibu, sebelum anamnesis dilakukan, sebaiknya
dikonfirmasi dahulu identitas pasien. Anamnesis adalah wawancara terhadap pasien
atau keluarganya tentang keluhan yang dirasakan (Subjektif). Anamnesis yang
dilakukan oleh bidan adalah :
a. Keluhan utama
Adalah keluhan yang paling dirasakan atau yang paling berat, sehingga
mendorong pasien datang berobat atau mencari pertolongan medis. Bagi
calon akseptor, keluhan utama bisa diganti dengan rencana pemasangan alat
kontrrasepsi.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Merupakan informasi tentang riwayat penyakit dahulu yang harus digali
secara lengkap dan runut, karena seringkali keluhan yang diderita sekarang

9
merupakan kelanjutan atau komplikasi dari penyakit dahulu. Penggalian
informasi termasuk riwayat pengobatan yang pernah diterimanya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Merupakan penyakit yang berhubungan dengan faktor keturunan seperti
diabetes melitus, hipertensi, asma, dan lain - lain. Petugas menanyakan
riwayat penyakit orang tua, kakek, nenek dan lain - lain.
d. Riwayat Alergi
Riwayat apakah pasien pernah mengalami reaksi alergi setelah
mengkonsumsi atau memakai obat-obatan, atau alat kontrasepsi tertentu,
atau makanan tertentu.
e. Riwayat Kebiasaan/Sosial Budaya
Kebiasaan yang biasa dilakukan oleh pasien yang bisa mempengaruhi kondisi
kesehatannya, seperti kebiasaan merokok, atau minum alkohol, sering
melakukan ritual tertentu, dan lain lain.
f. Riwayat obstetric gynekologi
Menanyakan riwayat kehamilan sekarang, kehamilan dan persalinan yang
lalu
g. Riwayat Keluarga Berencana
Menanyakan Riwayat kontrasepsi yang dipakai sebelumnya
2) Pemeriksaan tanda – tanda vital
Untuk seluruh pelayanan ibu, dilakukan pemeriksaan tanda – tanda vital,
meliputi :
1. Tinggi badan,
2. Berat badan,
3. Tekanan darah,
4. Frekuensi nadi,
5. Frekuensi nafas,
6. Suhu,

3) Pelayanan ibu hamil


Setelah anamnesis, bidan melakukan pemeriksaan fisik dan penatalaksanaan
ibu hamil sesuai standart (10 T plus) terdiri dari :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan,

10
2. Penimbangan dilakukan disetiap kunjungan untuk mendeteksi gangguan
pertumbuhan janin sedangkan pengukuran tinggi badan hanya dilakukan
sekali selama kunjungan,
3. Ukur tekanan darah,
4. Pengukuran dilakukan disetiap kunjungan untuk mendeteksi hipertensi
pada kehamilan,
5. Nilai status gizi (ukur LILA/ lingkar lengan atas),
6. Pengukuran dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil
berisiko KEK,
7. Ukur tinggi fundus,
8. Pengkuran dilakukan disetiap kunjungan untuk mendeteksi pertumbuan
sesuai atau tidak dengan usia kehamilan,
9. Tentukan presentasi dan denyut jantung janin,
10. Pengukuran dilakukan pada kehamilan akhir trimester 2 sampai kelahiran
dengan tujuan untuk mengetahui letak dan bagian terbawah janin serta
pengukuran frekuensi denyut jantung janin,
11. Skrining status imunisasi tetanus,
12. Skrining ini dilakukan pada saat kontak pertama dengan ibu hamil,
13. Riwayat konsumsi tablet tambah darah,
14. Ibu hamil harus meminum 90 tablet FE selama kehamilan,
15. Pemeriksaan laboratorium rutin, terdiri dari :
a. Golongan darah,
b. HB,
c. Protein,
d. Kadar gula darah,
e. Tes sifilis,
f. HIV,
g. HBSag,
h. BTA ( untuk pasien di curigai TB).
16. Setelah melakukan pelayanan dengan standar 10 T plus, dilakukan temu
wicara atau koseling, meliputi :
a. Kesehatan ibu,
b. PHBS,

11
c. Peran suami/ keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan,
d. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan, nifas dan kesiapan
menghadapi komplikasi,
e. Asupan gizi seimbang,
f. Gejala penyakit menular dan tidak menular,
g. IMD dan ASI Esklusif,
h. Imunisasi,
i. KB pasca salin.

12
13
14
4) Pelayanan Ibu Nifas
1. Setelah anamnesis dan pemeriksaan tanda – tanda vital, bidan melakukan
pemeriksaan jalan lahir, lochia, tinggi fundus uteri, kontraksi Rahim, dan
pemeriksaan payudara. Bila diperlukan dilakukan pemeriksaan
laboratorium Hb, HbSAg, reduksi urine, dan protein urine.
2. Menegakkan diagnosis kebidanan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik dan penunjang..
3. Menyusun rencana asuhan kebidanan,
4. Melakukan edukasi :
- Tekhnik menyusui yang benar,
- Perawatan luka perineum,
- Perawatan bayi baru lahir,
- Merencanakan KB pasca salin,
- Melakukan konsultasi ke dokter bila diperlukan.

5) Pelayanan Calon Pengantin (catin)


Setelah anamnesis dan pemeriksaan tanda – tanda vital, bidan melakukan :
1. Perencanaan tindakan immunisasi,
2. Memberikan konseling immunisasi,
3. Memberikan penjelasan tentang kesehatan reproduksi,
4. Melakukan pengisian inform concent,
5. Memberikan immunisasi catin.

15
6) Pelayanan Ginekologi Dasar.
Pelayanan ginekologi dasar yang bisa diberikan adalah masalah gangguan
haid dan mendeteksi kelainan – kelainan pada alat reproduksi. Setelah anamnesis
dan pemeriksaan tanda – tanda vital, bidan melakukan konsultasi ke dokter.

7) Pelayanan bagi WUS, meliputi pelayanan kontrasepsi dan pelayanan


Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) :
1. Pelayanan Kontrasepsi.
Setelah anamnesis dan pemeriksaan tanda – tanda vital, bidan menggali
data – data sebagai berikut :
16
a. Bio data kedua pasangan,
b. Jumlah anak (laki – laki dan perempuan),
c. Usia anak terkecil,
d. Status kepesertaan KB, apakah baru atau lama,
e. Cara KB terakhir,
Khusus untuk peserta KB baru atau ganti cara dilakukan penapisan :
a. Informasi hari pertama haid terakhir,
b. Apakah hamil atau diduga hamil,
c. Apakah menyusui atau tidak,
d. Riwayat penyakit sebelumnya (sakit kuning, perdarahan per vaginam,
keputihan, tumor payudara, tumor Rahim, tumor indung telur),
e. Pemeriksaan penunjang laboratorium HCG.
Setelah semua assesmen dilakukan dan diputuskan bahwa WUS ini
bisa dipasang alat kontrasepsi yang sesuai, dilakukan :
a. Perencanaan pemasangan alat kontrasepsi,
b. Melakukan pengisian inform concent,
c. Menjadwalkan kunjungan ulang.

17
18
19
20
21
22
2. Pelayanan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
Setelah anamnesis dan pemeriksaan tanda – tanda vital, bidan menggali
data – data calon pasien yang akan diperiksa IVA sebagai berikut :
a. Bio data kedua pasangan,
b. Riwayat perkawinan,
c. Jumlah anak (laki – laki dan perempuan),
d. Faktor – faktor risiko,
e. Riwayat kanker di keluarga,
f. Riwayat tumor.
Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, meliputi :
a. Pemeriksaan payudara (kulit, areola, papilla, benjolan kalau ada),
b. Pemeriksaan vulva, vagina, dan cerviks,
c. Bila ditemukan benjolan, dilakukan palpasi untuk mengidentifikasi
benjolan.
Setelah semua assesmen dilakukan dan diputuskan bahwa WUS ini akan
dilakukan pemeriksaan IVA, dilakukan tindakan :
a. Perencanaan pemeriksaan IVA,
b. Melakukan pengisian inform concent,
c. Melakukan pemeriksaan IVA,
d. Mengkonsultasikan ke dokter untuk menginterpretasikan hasil
pemeriksaan dan tindakan selanjutnya,
e. Bila hasil pemeriksaan IVA positif dan menurut dokter memungkinkan
akan dilakukan krioterapi, dilakukan persiapan krioterapi.
f. Menjadwalkan kunjungan ulang.

23
24
25
26
3.2. Pelayanan anak
3.2.1. Jenis – jenis Pelayanan Anak :
a. Pelayanan pemeriksaan bayi umur 0-28 Hari,
b. Pelayanan Tindik

3.2.2. Metode Pelayanan


3.2.2.1. Kajian Oleh Bidan untuk bayi umur 0-28 hari
Kajian oleh bidan dilaksanakan dengan urutan – urutan anamnesis dan
pemeriksaannya adalah sebagai berikut :
1. Menanyakan keluhan utama
Adalah keluhan yang paling dirasakan atau yang paling berat, sehingga
mendorong pasien datang untuk memeriksa bayinya.
2. Memeriksa kondisi bayi baru lahir :
a. Menanyakan apakah bisa minum atau menyusu,
b. Memeriksa adakah terdengar stridor,
c. Memeriksa apakah anak tampak kuning,
d. Memeriksa apakah seluruh tubuh kuning.
e. Memeriksa apakah talipusat lepas
3. Memeriksa Pemberian ASI
a. Ditanyakan berapa kali bayi diberi ASI sepanjang pagi, siang dan malam ?
b. Apakah bayi diberi makan / minum selain ASI. Jika iya, berapa kali selama
24 jam. Alat apa yang digunakan untuk memberi minum bayi.
4. Memeriksa Status Vitamin K, apakah diberikan atau tidak.
3.2.2.3. Kajian Oleh dokter
Kajian oleh dokter dalam pelayanan ibu dan anak hanya jika menerima
rujukan oleh bidan. Kajian oleh dokter meliputi pemeriksaan rekam medis yang
sudah diisi oleh bidan, anamnesis terfokus pada riwayat penyakit sekarang,
pemeriksaan fisik menyeluruh, malkukan permintaan pemeriksaan penunjang,
penegakan diagnosis, dan membuat rencana penatalaksanaan.
1. Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang (Subjektif)
Dokter melakukan anamnesis sederhana secara terfokus setelah memeriksa
rekam medis yang dibuat oleh bidan, baik untuk pelayanan ibu maupun untuk
pelayanan anak.

27
2. Pemeriksaan fisik (Objektif)
Pemeriksaan fisik oleh dokter mencakup :
a. Inspeksi : Keadaan umum pasien secara visual,
b. Palpasi : Pemeriksaan raba (perabaan benjolan),
c. Perkusi : Pemeriksaan ketuk (batas jantung, paru hepar),
d. Auskultasi : Periksa dengan menggunakan stetoskop,
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari kepala hingga kaki
(head to toe) dan pemeriksaan fisik per sistem tubuh )seperti system cardiovaskuler,
pencernaan, musculoskeletal, pernafasan, endokrin, integument, neurologi,
reproduksi, dan perkemihan).
3. Pemeriksaan penunjang sederhana (Objektif)
Bila pemeriksaan penunjang yang diperlukan belum diminta oleh bidan, dokter
melakukan permintaan pemeriksaan penunjang untuk memperkuat penegakkan
diagnosis.
4. Penegakan diagnosis (Assesment)
Dokter menetapkan diagnosis bila jenis penyakit yang diderita oleh pasien
berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
yang dilakukan oleh dokter atau oleh bidan.
5. Rencana penatalaksanaan komprehensif (Plan)
Rencana penatalaksanaan hanya dibuat oleh dokter untuk kasus – kasus yang
dirujuk oleh bidan ke dokter. Bagian ini berisi rencana tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien. Rencana penatalaksanaan meliputi :
a. Pengobatan.
Pengobatan diberikan sesuai dengan diagnosis. Pengobatan juga
memberikan kesempatan kepada pasien untuk memilih menerima atau pun
menolak akan tindak lanjut terapi yang akan diberikan kepada pasien.
b. Tindakan medis.
Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan kompetensi dokter yang
melakukan tindakan dan disetujui oleh pasien atau keluarga pasien.
Mekanisme inform concent dilaksanakan sbelum tindakan diambil.
c. Rujukan internal.
Adalah rujukan yang ditujukan ke unit – unit pelayanan lain dalam lingkungan
Puskesmas meliputi ; Konsultasi gizi, konsultasi sanitasi, dan konsultasi gigi.

28
d. Rujukan Eksternal.
Apabila penatalaksanaan tidak memungkinkan dilakukan di Puskesmas,
maka dilakukan rujukan eksternal ke rumah sakit rujukan yang bekerjasama
dengan UPTD Puskesmas Mungo. Rujukan eksternal dilaksanakan
berdasarkan persetujuan dari pasien.
e. Pengisian rekam medis.
Dokter mengisi rekam medis untuk melengkapi isi rekam medis yang
sebelumnya sudah diisi oleh bidan yang bertugas. Setiap Rencana Pelyanan
Klinis yang akan diberikan harus melibatkan pasien. Karena itu di rekam
medis dibubuhkan nama, SIP, dan tanda tangan bidan dan dokter pemberi
pelayanan sebagai tanda bahwa rencana pelayanan tersebut sudah disetujui
oleh pasien atau keluarga pasien.

3.3. Pencatatan dan Pelaporan


a. Pencatatan
Pencatatan hasil pelayanan ibu dan anak, dilakukan sebagai bahan
pemantauan dan untuk keperluan evaluasi. Pencatatan pelayanan ibu dan anak
antara lain :
1. Register harian pelayanan pemeriksaan,
2. Register surat keluar / rujukan,
b. Pelaporan
Pelaporan yang harus disampaikan secara berkala berupa laporan bulanan
dari hasil rekapitulasi pencatatan harian berupa :
1) Laporan jumlah kunjungan ibu,
2) Laporan rasio rujukan,
3) Laporan 10 penyakit terbanyak,
4) dan laporan LB1.

29
BAB IV

UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

4.1. Penyusunan Indikator Mutu Pelayanan

Untuk mencapai mutu pelayanan yang baik, diperlukan indikator. Indikator


adalah tolok ukur untuk menilai sesuatu yang ingin dicapai. Banyak teori
bermunculan sebagai pegangan menetapkan indikator mutu pelayanan. Pada
umumnya untuk menentukan indikator mutu, didasarkan kepada :
a. Dipersyaratkan peraturan,
b. Dipersyaratkan pemilik,
c. Dipersyaratkan pelanggan,
d. Mempertimbangkan Hihg Risk, High Cost, High Volume, dan Problem Prone,
e. Konsensus,
f. Ketersediaan Data
Menurut Donadebian (1996), ada 3 aspek mutu yang bisa diukur, yaitu :
a. Input (fasilitas, staf, peralatan, perlengkapan),
b. Proses (kepatuhan terhadap protokol dan standar),
c. Output atau hasil.
Berdasarkan teori ini, maka indikator mutu di ruang pelayann ibu dan anak
dikaji dari 3 variabel sebagai berikut :
a. Variabel input :
 Tenaga,
 Fasilitas,
 Peralatan Pelayanan,
b. Variabel Proses :
 Kepatuhan terhadap Standar Operasional Prosedur Kajian oleh bidan,
 Kepatuhan terhadap Standar Operasional Prosedur Kajian oleh dokter.
c. Variabel Out put :
 Kelengkapan isi rekam medis.

30
4.1.1. Indikator Mutu Pelayanan Ibu
1) Dari variabel tenaga, ada 2 indikator mutu, yaitu :
1. Bidan , jumlah 5 orang, berpendidikan minimal D3 kebidanan memiliki
STR dan SIPB,
2. Dokter, jumlah 3 orang, memiliki STR dan SIP.

2) Dari variabel fasilitas pelayanan, ada 14 indikator, yaitu :


1. Punya papan nama “Ruang Pelayanan Ibu”,
2. Tangga (Alat bantu naik Bed),
3. Meja Petugas
4. Meja alat,
5. Kipas angina,
6. AC
7. Sumber arus listrik,
8. Safety box,
9. Tersedia 2 meja dan 6 kursi,
10. Tersedia Bed Periksa dengan sampiran pembatas,
11. Tersedia komputer dan printer,
12. Tersedia lemari alat periksa,
13. Tersedia lemari arsip,
14. Tersedia tempat sampah medis dan non medis.

3) Dari variabel peralatan, ada 21 indikator, yaitu :


1. Head Lamp/Senter untuk periksa,
2. Tensimeter,
3. Set pemerikasaan dalam,
4. Sudip lidah,
5. Pengukur tinggi badan,
6. Stetoskop,
7. Termometer,
8. Palu Reflex,
9. Alat ukur LILA,
10. Doppler,

31
11. Metline( pengukur lingkar pinggang),
12. Timbangan injak dewasa,
13. Masker wajah,
14. Sarung tangan non steril,
15. Hand sanitizer,
16. Buku Register Harian,
17. Kertas Resep,
18. Formulir Permintaan pemeriksaan laboratorium,
19. Formulir Rujukan Eksternal,
20. Formulir Rujukan Internal,
21. Formulir Informed Consent,

4) Dari variabel proses pelayanan ibu, ada 9 indikator mutu, yaitu :


1. Tingkat kepatuhan terhadap SOP Pelayanan pemeriksaan ibu hamil,
2. Tingkat kepatuhan terhadap SOP Pelayanan pemeriksaan ibu nifas,
3. Tingkat kepatuhan terhadap SOP Pelayanan pemeriksaan gangguan
reproduksi,
4. Tingkat kepatuhan terhadap SOP Pelayanan pemeriksaan ibu menyusui,
5. Tingkat kepatuhan terhadap SOP Pelayanan Konseling dan Imunisasi
catin,
6. Tingkat kepatuhan terhadap SOP Pelayanan Pemasangan Kontrasepsi,
7. Tingkat kepatuhan terhadap SOP Pelayanan Membuka alat kotrasepsi
IUD dan Implan,
8. Tingkat kepatuhan terhadap SOP Pelayanan Konseling KB,
9. Tingkat kepatuhan terhadap SOP Pelayanan Pemeriksaan IVA,

5) Dari variabel Kelengkapan Isi Rekam Medis, ada 4 indikator mutu, yaitu :
1. Kelengkapan isi rekam medis di kolom Anamnesis,
2. Kelengkapan isi rekam medis di kolom Pemeriksaan fisik dan (bila perlu)
peneriksaan penunjang,
3. Kelengkapan isi rekam medis di kolom Diagnosis,
4. Kelengkapan isi rekam medis di kolom Rencana Layanan Klinis.

32
6) Dari Variabel Perilaku Pemberi Layanan, ada 6 indikator mutu, yaitu :
1. Ketanggapan petugas terhadap Pasien,
2. Keramahan Petugas,
3. Kejelasan Petugas dalam Memberikan Informasi,
4. Kecepatan Pelayanan,
5. Kenyamanan Ruang Tunggu,
6. Kebersihan dan Kerapian Ruang Pemeriksaan.

4.2 Upaya Peningkatan Mutu

Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu


system kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan
menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian
mutu pada pelayanan klinis diperlukan agar kualitas pelayanan yang diberikan dapat
memuaskan masyarakat sebagai pelanggan. Dalam pelayanan kesehatan
keseluruhan proses yang diselenggarakan oleh puskesmas ditujukan pada
pemenuhan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen. Upaya pengendalian mutu
pelayanan ibu dan anak dilakukan dengan cara sebagai berikut :

4.2.1. Audit Internal


Audit internal merupakan salah satu upaya yang paling penting untuk
dilaksanakan dalam menjaga mutu pelayanan ibu dan anak. Kegiatan audit internal
dilaksanakan dengan mengumpulkan informasi faktual dan signifikan (dapat
dipertanggung jawabkan) melalui interaksi (pemeriksaan, pengukuran dan penilaian
yang berujung pada penarikan kesimpulan) secara sistematis, objektif, dan
terdokumentasi yang berorientasi pada azas penggalian nilai atau manfaat.
Secara sederhana, pengertian audit internal adalah kegiatan untuk melihat
sejauh mana penerapan sistem pelayanan yang sudah disusun, apakah sudah
sesuai standar atau belum. Dalam pelaksanaannya, tim audit internal Puskesmas
akan membandingkan praktek pelayanan dengan standar atau indikator yang sudah
disusun. Sistimatika audit internal secara ringkas adalah sebagai berikut :
1. Menentukan objek audit,
2. Menyusun instrument audit (jadwal, auditor, metoda, kriteria audit),
3. Melaksanakan audit,
33
4. Menyimpulkan temuan audit,
5. Melakukan analisis temuan audit,
6. Membuat rekomendasi perbaikan,
7. Menentukan jadwal audit kedua untuk objek audit yang sama.
Bagi tim audit internal, indikator mutu yang disusun bisa dijadikan sebagai
“kriteria audit”. Kriteria audit adalah pembanding (denumerator) dari “hasil audit”
untuk variabel yang sama. Perbandingan antara kriteria audit dengan hasil audit
akan menjadi “temuan audit”. Temuan audit inilah yang akan diinterpretasikan oleh
tim audit internal untuk dianalisis. Interpretasi dari audit internal, akan menghasilkan
tiga kemungkinan yaitu ;
1. Mutu pelayanan umum dikatakan baik apabila temuan audit di satu variabel
> 80%,
2. Mutu pelayanan umum dikatakan sedang apabila temuan audit di satu
variabel 60 – 80%,
3. Mutu pelayanan umum dikatakan kurang apabila temuan audit < 60%.
Berdasarkan interpretasi di atas, tim audit internal akan memberikan
rekomendasi untuk ditindaklanjuti. Berdasarkan rekomendasi ini, dibuat rencana
tindak lanjut untuk perbaikan mutu layanan umum selanjutnya. Dengan demikian,
diharapkan mutu pelayanan umum di Puskesmas akan bisa ditingkatkan secara
berkesinambungan (Continues Quality Improvement).

4.2.2. Survey Kepuasan Pelanggan

Survei kepuasan pelanggan dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kepuasan


penerima layanan di Ruang Pelayanan Ibu dan Anak. Survei adalah salah satu
metode untuk mengukur mutu pelayanan dari sisi pengguna layanan. Metode survei
juga macam – macam. Secara umum, proses survei bisa dilaksanakan dengan
urutan sebagai berikut :
1. Menentukan topik survei,
2. Membuat instrumen survei,
3. Menentukan penanggung jawab,
4. Menentukan pelaksana,
5. Menentukan jadwal,
6. Melaksanakan survei,

34
7. Menyusun laporan hasil survei,
8. Menganalisis hasil survei,
9. Membuat rekomendasi perbaikan.

4.2.3. Penanganan Keluhan Pelanggan

Penanganan keluhan pelanggan atau pengguna adalah salah satu upaya yang
bisa dilakukan untuk peningkatan mutu pelayanan ibu dan anak. Merespon keluhan
pelanggan secara psikologis akan menimbulkan kesan adanya kerjasama dan
interaksi yang intens antara pemberi pelayanan dengan penerima pelayanan. Secara
umum, proses penangan keluhan pelanggan dilakukan dengan cara berikut :
1. Menentukan penanggungjawab penanganan keluhan pelanggan,
2. Membuat sistim pengaduan pelanggan melalui kotak saran, SMS, WA, dll,
3. Menentukan jadwal membuka kotak saran, merekap SMS, WA, dll,
4. Melakukan identifikasi keluhan pelanggan, dan menglompokkan keluhan
yang sama atau relatif sama,
5. Lakukan analisis keluhan pelanggan untuk menentukan prioritas
penanganan,
6. Membuat rekomendasi untuk perbaikan.

4.2.4. Kaji Banding

Kaji banding adalah proses membandingkan pelaksanaan pelayanan ibu dan


anak yang dilaksanakan Puskesmas Pasongsongan ke Puskesmas lain yang
dianggap lebih baik. Dengan melakukan kaji banding, Puskesmas bisa menggali ke
Puskesmas yang lebih baik tersebut berbagai trik dan cara memberikan pelayanan,
sehingga bisa dijadikan acuan untuk melakukan berbagai perbaikan. Proses kaji
banding bisa melakukan dengan urutan sebagai berikut:
1. Menentukan penanggung jawab,
2. Membuat instrumen kaji banding ,
3. Menentukan jadwal,
4. Melaksanakan kaji banding,
5. Menyusun laporan kaji banding,
6. Melakukan analisis hasil kaji banding,

35
7. Menyusun rekomendasi perbaikan.

4.3. Upaya Keselamatan Pasien


Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan ibu dan anak perlu
diidentifikasi dan dikelola dengan baik untuk mengupayakan keselamatan
pasien,yang dilayani. Terdapat enam sasaran keselamatan pasien yang perlu
diperhatikan dalam upaya meningkatkan keselamatan pasien di Puskesmas
Pasongsongan, yaitu :
a. Tidak terjadinya salah identifikasi pasien,
b. Komunikasi efektif dalam pelayanan,
c. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat,
d. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan,
e. Pengurangan terjadinya risiko infeksi dalam pelayanan klinis,
f. Tidak terjadinya pasien jatuh.
Dari enam sasaran keselamatan pasien, maka yang sesuai dengan
karakteristik pelayanan ibu dan anak adalah :
a. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien di pelayanan ibu dan anak,
b. Komunikasi efektif dalam pelayanan ibu dan anak,
c. Pengurangan resiko infeksi terkait pelaksanaan pelayanan,
d. Pengurangan resiko pasien jatuh.
Agar ke-empat sasaran keselamatan pasien tersebut dapat dicapai maka
perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang nyata untuk mencapai sasaran - sasaran
tersebut, untuk selanjutnya dimonitor secara periodik dengan menggunakan indikator
yang jelas dan terukur. Indikator keselamatan pasien yang disusun di Puskesmas
Pasongsongan disesuaikan dengan kondisi sarana dan prasarana yang ada, sebagai
berikut :

Sasaran Indikator Upaya Mencapai


No Keselamatan Keselamatan Target Sasaran Keselamatan
Pasien Pasien Pasien
a. Tidak terjadinya Kepatuhan 100 % 1.Melakukan identifikasi
kesalahan melakukan pasien minimal dengan
identifikasi pasien identifikasi pasien dua cara yaitu dengan
dalam pelayanan pada saat akan memanggil nama dan
umum melaksanakan alamat pasien,

36
pelayanan 2.Menyusun prosedur
identifikasi pasien,
3.Sosialisasi pelaksanaan
identifikasi pasien,
4.Kepatuhan
melaksanakan
identifikasi pasien,
5.Monitoring dan tindak
lanjut terhadap
kepatuhan identifikasi
pasien.
b Komunikasi Kepatuhan 100 % 1. Menyusun prosedur
efektif dalam melaksanakan komunikasi efektif dalam
Pelayanan umum prosedur pada saat pemberian edukasi
Pemberian kepasien,
Informasi dan 2. Sosialisasi SOP ke
edukasi pada petugas pemberi
pasien layanan,
3. Memonitor dan
menindak lanjut
pelaksanaan sosialisasi
SOP
c Pengurangan Kepatuhan hand 100% 1. Petugas melakukan 6
resiko infeksi higine dan APD langkah cuci tangan di
terkait pelayanan lima waktu cuci tangan,
kesehatan 2. Pemakaian APD
( Masker)
d Pengurangan Pencegahan 100%1. Pemberian tangga naik
resiko pasien pasien terjatuh dari turun
jatuh tempat tidur 2. adanya pelindung kiri
pemeriksaan kanan tempat tidur

37
BAB V
PENUTUP
Pelayanan ibu dan anak merupakan bagian penting dari upaya pelayanan
kesehatan perseorangan di Puskesmas. Agar pelayanan ibu dan anak bisa
dilaksanakan sesuai standar mutu, telah disusun Panduan Pelayanan Ibu dan Anak
yang berlaku di Puskesmas Pasongsongan. Dengan selesainya panduan ini,
selanjutnya perlu ditinjau ulang kembali seluruh Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang sudah disusun, untuk disesuaikan dengan panduan ini.
Panduan ini juga dilengkapi dengan upaya – upaya peningkatan mutu
pelayanan seperti audit internal, survei kepuasan pelanggan, penanganan keluhan
pelanggan, dan pelaksanaan kaji banding.
Panduan ini tentu saja tidak akan ada artinya apabila para pemberi pelayanan
tidak menerapkan proses pelayanan secara disiplin dan konsisten sesuai panduan.
Demikian juga dengan ketersediaaan pendukung pelayanan seperti fasilitas dan
peralatan yang dibutuhkan, harus diupayakan untuk dilengkapi.
Diharapkan dengan adanya panduan ini, pelayanan ibu dan anak di
Puskesmas Pasongsongan semakin hari semakin baik.

38

Anda mungkin juga menyukai