DINAS KESEHATAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
profil
Secara umum Puskesmas merupakan satuan organisasi yang
memberikan kewenangan kemandirian oleh dinas kesehatan untuk
melaksanakan satuan tugas operasional pembangunan di wilayah kerja.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, pada Pasal 4 disebutkan
bahwasanya puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Adapun fungsi puskesmas sebagaimana tertuang pada Pasal 5
Permenkes RI No 75/2014 meliputi:
1. Penyelenggaraan UKM (upaya kesehatan masyarakat) tingkat pertama di
wilayah kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP (upaya kesehatan perorangan) tingkat pertama di
wilayah kerjanya
Selain dua fungsi yang terdapat pada pasal 5, selanjutnya pasal 8
menyebutkan bahwa puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana
pendidikan tenaga kesehatan.
Kegiatan Utama Puskesmas I Cilongokadalah dalam usaha pelayanan
kesehatan perorangan dengan pendekatan pelayanan medis, tindakan medik
dan keperawatan, pelayanan penunjang medik, dan upaya rujukan serta
didukung dengan pelayanan kesehatan masyarakat. Dengan core bisnis
adalah pelayanan kesehatan berbasis masyarakat.
Dalam upaya menghadapi persaingan global, terutama terhadap
competitor layanan sejenis di Kabupaten Grobogan, Puskesmas I
Cilongokberusaha memenangkan persaingan dengan cara menjaga mutu
layanan, SDM, sarana prasarana, dan terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat. Bisnis yang dijalankan olehPuskesmas I Cilongokmerupakan
bisnis kepercayaan (Trusty Business/ Value Business) yang berarti bahwa
berkembang tidaknya organisasi ini tergantung pada besarnya kepercayaan
pelanggan/pengguna jasa pelayanan puskesmas.
Oleh Karena itu, Puskesmas I Cilongoksebagai organisasi pemerintah
dibawah kewenangan pemerintah daerah bertanggung jawab memberikan
pelayanan dasar kepada masyarakat dengan berbasis pada Total Quality
2
Management (TQM) yang menggabungkan antara konsep pelayanan
pemerintah dengan melihat kebutuhan pasar dalam hal ini masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Grobogan. Penerapan TQM yang dilakukan
diwujudkan dalam berbagai bentuk program dan kegiatan yang mengacu pada
visi dan misi Puskesmas Grobogan.
1) Profil Organisasi
a. Visi
b. Misi
c. Struktur
1) Struktur organisasi UPTD Puskesmas I Cilongokmengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014, yang
ditetapkan sebagai berikut:
Auditor Internal
d. Motto
e. Tata nilai
2) Kebijakan Mutu
3
Kami Jajaran Pengelola dan seluruh karyawan UPTD Puskesmas I
Cilongokdalam meningkatkan kepuasan pelanggan berkomitmen :
1. Memberikan Pelayanan yang berkualitas
2. Meningkatkan kompetensi Petugas untuk menunjang profesionalisme
tenaga kesehatan
3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperan aktif dalam
memberdayakan perilaku hidup bersih dan sehat
c. Indikator Mutu
1. Indikator Mutu Pelayanan Klinis/ UKP:
4
hipertensi sesuai SOP Pemeriksaan
Umum
5
Rawat Inap maks 4 hari
B. RuangLingkup
Lingkuppedomanmutuinidisusunberdasarkanpersyaratan Sistem Manajemen
Mutu danstandarakreditasipukesmas, yang meliputi:
1. persyaratanumum sistem manajemenmutu,
2. tanggungjawabmanajemen,
3. manajemenpengelolaan sumberdaya.
4. Proses pelayanan yang terdiridaripenyelenggaraanUpayaPuskesmas,
yang meliputi: :
- UKM : upaya Pelayanan promosi kesehatan, Pelayanan kesehatan
lingkungan, Pelayanan KIA dan KB, Pelayanan gizi, Pelayanan pencegahan
dan pengendalian penyakit, dengan pengembangan Pelayanan Usia Lanjut.
- UKP : rawat jalan, Ruang Bersalin, Unit Gawat Darurat dan rawat
Inap.Dalampenyelenggaraanupayapuskesmasdanpelayananklinismemperhati
kankeselamatanpasien/pelanggandenganmenerapkanmanajemenrisiko.
C. Tujuan
PedomanmutuinidisusunsebagaiacuanbagiPuskesmasdalammembangun
sistem
manajemenmutubaikuntukpenyelenggaraanupayapuskesmasmaupununtukpe
nyelenggaraanpelayananklinis.
8
BAB II
LANDASAN HUKUM DAN ACUAN
Landasanhukum yang digunakandalammenyusunpedomanmutuiniadalah:
1. Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 9 tahun 2014
tentang Klinik
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1691 tahun
2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 65 tahun 2013
tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 30 tahun 2014
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 269 tahun 208
tentang Rekam Medis
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 42 tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Imunisasi
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 37 tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
10. Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 296 tahun 2008
tentang Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas
Acuan yang digunakandalammenyusunManual mutuiniadalah: Pedoman
Penyusunan DokumenAkreditasiUPTD PuskesmasGrobogan.
9
BAB III
ISTILAH DAN DEFINISI
a. Dokumen adalah benda berupa barang atau tulisan yang memuat
informasiyang digunakan untuk melakukan pekerjaan meliputi pedoman,
surat keputusan, Kerangka acuan kerja dan standar operasional prosedur.
Biasanya, dokumen ditulis di kertas dan informasinya ditulis memakai tinta
baik memakai tangan atau memakai media elektronik.
b. Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat, berdaya guna dan
berhasil guna
c. Efisiensi adalah pencapaian tujuan dengan menggunakan cara, waktu dan
sumber daya minimum dengan hasil yang optimum
d. Kepuasanpelangganadalah perasaan positif pelanggan bahwa pelayanan
yang didapatkannya telah memenuhi harapan
e. Kebijakanmutu adalah azas kebijakan resmi dan tertulis dari
manajemenyang menjadi garis besar dan pondasi rencana dalam hal mutu
dalam aktifitas keseharian organisasi
f. Koreksi adalah pembetulan atau perbaikan
g. Pelanggan adalah individu atau keluarga atau lembaga yang mengakses
pelayanan kesehatan di puskesmas
h. Pasien adalah orang yang menerima pelayanan kesehatan di puskesmas
dengan tujuan meningkatkan kesehatan (promotif), atau mencegah
penyakit (preventif), atau pengobatan penyakit (kuratif) maupun dalam
rangka pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
i. Pedomanmutu adalah dokumen yang merincikan sistem manajemen mutu
puskesmas dalam rangka meningkatkan kepuasan pada pelanggan
j. Perencanaanmutu adalah proses yang dilakukan terhadap perencanaan
pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
k. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terlesenggaranya proses kegiatan
l. Proses adalah serangkaian langkah secara sistematis atau tahapan yang
jelas
m. Rekaman adalah jenis dokumen khusus yang berisi hasil dari suatu
kegiatan
10
n. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan
o. Sasaranmutu adalah target dari masing-masing bagian yang ingin dicapai
dalam jangka waktu tertentu
Sasaran mutu harus mempunyai syarat:
Scope/Specifik Jelas untuk bagian atau departemen misalnya bagian
personalia, keuangan dsb.
Measurable yang artinya sasaran mutu tersebut harus bisa diukur ( baik
dlm bentuk jumlah ataupun persentase)
Achievable : semestinya sasaran mutu itu harus dapat dicapai
Realible/ Rasional : Sasaran mutu haruslah sesuatu yang nyata
Time harus jelas, kapan seharusnya sasaran itu dicapai.
p. Tindakankorektifadalah proses yang dilakukan agar tidak terjadi
pengulangan kesalahan
q. Tindakanpreventif adalah tindakan yang dilakukan petugas kesehatan
dalam rangka pencegahan suatu kesalahan
11
BAB IV
SISTEMMANAJEMENMUTU
A. Persyaratanumum:
PuskesmasI Cilongokmenetapkan, mendokumentasikan, memelihara
sistem manajemenmutusesuaidenganstandarakreditasipuskesmas.
Sisteminidisusununtukmemastikantelahditerapkannyapersyaratanpengendalia
nterhadap proses-proses
penyelenggaraanpelayanankepadamasyarakatbaikpenyelenggaraanupayapus
kesmasmaupunpelayanananklinis, yang meliputikejelasan proses
pelayanandaninteraksi proses dalampenyelenggaraanpelayananan,
kejelasanpenanggungjawab, penyediaansumberdaya,
penyelenggaraanpelayananitusendirimulaidariperencanaan yang
berdasarkebutuhanmasyarakat/pelanggan, verifikasiterhadaprencana yang
disusun, pelaksanaanpelayanan, danverifikasiterhadap proses
pelayanandanhasil-hasil yang dicapai, monitoring
danevaluasisertaupayapenyempurnaan yang berkesinambungan.
B. Pengendaliandokumen:
Secaraumumdokumen-dokumendalam sistem manajemenmutu yang
disusunmeliputi:
Dokumen level 1 :Kebijakan
Dokumen level 2 : pedoman/manual
Dokumen level 3 : standarproseduroperasional
Dokumen level4 :rekaman-
rekamansebagaicatatansebagaiakibatpelaksanaankebijakan, pedoman,
danprosedur.
Pengendaliandokumen di UPTD PuskesmasI Cilongokmeliputi proses
penyusunandokumen, pengesahan, penomoran, pemberlakuan, distribusi,
penyimpanan, pencariankembali, proses penarikandokumen yang
kadaluwarsa, perubahan/revisi dan pemusnahan dokumen.
Adapun penjelasannya sebagai berikut :
12
1. Proses Penyusunan Dokumen
1. Pemegang program bersama koordinator administrasi manajemen/upaya
kesehatan/klinis
Membuat draft dokumen
Melakukan pembahasan terhadap draft dokumen tersebut dengan
unit terkait
13
3. Penomoran Dokumen
Metode penomoran dokumen menggunakan buku pedoman penyusunan
akreditasi UPTD Puskesmas Grobogan.
4. Pemberlakuan Dokumen
5. Distribusi
Dalam pendistribusian dokumen yang sudah disusun dan telah disahkan oleh
Kepala UPTD Puskesmas I Cilongokdikendalikan dengan:
6. Penyimpanan
7. Pencarian Kembali
14
Mendistribusikan dokumen kepada semua pemegang dokumen sesuai Daftar
Pemegang Dokumen.
Menarik dokumen lama, bila ada.
Memusnahkan dokumen lama yang sudah tidak berlaku.
Memberitahukan kepada seluruh unit kerja terkait tentang dokumen baru dan/
atau penarikan dokumen lama.
C. Pengendalianrekaman
Pengendalian rekaman di puskesmas meliputi:
1) Pengidentifikasian rekaman (jenis-jenis rekaman diidentifikasikan pada
masing-masing SOP).
2) Penggunaan Daftar Induk Rekaman yang menguraikan dimana saja rekaman
disimpan, bagian yang bertanggung jawab, dan masa simpan rekaman.
3) Pengambilan, pendisposisian, dan penggandaan rekaman secara internal dan
terbatas. Hal ini perlu diatur dalam prosedur karena pada umumnya seluruh
rekaman bersifat rahasia.
4) Pemusnahan rekaman yang berisi uraian mengenai tatacara penarikan
rekaman yang telah habis masa simpannya dan bagaimana cara
memusnahkannya.
15
BAB V
TANGGUNGJAWABMANAJEMEN
A. KomitmenManajemen
KepalaUPTD Puskesmas, PenanggungJawab Mutu/ WakilManajemenMutu,
Penanggung Jawab Admen/ Kepala Tata Usaha,PenanggungJawabUKM,
PenanggungJawabUKP, danseluruhkaryawan PuskesmasI
Cilongokbertanggungjawab untukmenerapkanseluruhpersyaratan yang
adapada manual mutuini.
Manajemen UPTD Puskesmas I Cilongokmembuktikan komitmen untuk
mengembangkan dan meningkatkan serta memperbaiki kinerja sistem
manajemen mutu dengan:
1. Mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai pentingnya
memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dengan melakukan kegiatan
5S ( Senyum, Sapa, Sopan, Santun, Sehat ).
2. Mensosialisasikankepada seluruh pegawai agar lebih memahami pedoman
program sebagai landasan dalam melakukan pekerjaan.
3. Mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai tentang fungsi dan tugas
masing-masing karyawan sesuai SK dan SOP yang telah ditetapkan.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi serta perbaikan mutu dan kinerja secara
berkesinambungan sebulan sekali.
B. FokuspadaSasaran/ Pasien:
Pelayanan yang
disediakanolehpuskesmasdilakukandenganberfokuspadasasaran/ pasien.
Sasaran/
pasiendilibatkanmulaidariidentifikasikebutuhandanharapanpelanggan,
perencanaanpenyelenggaraanupayapuskesmasdanpelayananklinis,
pelaksanaanpelayanan, monitoring danevaluasisertatindaklanjutpelayanan.
Oleh sebab itu Kepala UPTD Puskesmas:
1. Memastikan dimensi mutu pelanggan diidentifikasi dan dituangkan ke
dalam pernyataan kebijakan mutu.
16
2. Memastikan sasaran mutu yang ditetapkan, telah sesuai dengan
kebijakan mutu serta dimensi mutu pelanggan.
3. Memastikan bahwa seluruh pegawai memenuhi sasaran mutu yang telah
ditetapkan untuk memenuhi kepuasan pelanggan..
UPTD Puskesmas I Cilongokmelakukan identifikasi dan menetapkan dimensi
mutu dan kebutuhan pelanggan yang diakomodir pada pernyataan kebijakan
mutu dan sasaran mutu.
C. KebijakanMutu
Puskesmas menetapkan Kebijakan Mutu yang ditinjau secara berkala.
Kebijakan Mutu yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
17
e. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien
f. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
g. Peningkatan mutu pelayanan obat
h. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan
pasien
19
F. Wakil Manajemen Mutu/ Penanggung Jawab Mutu
Kepala UPTD Puskesmas I Cilongokmenunjuk seorang Wakil Manajemen
Mutu yang bertanggung Jawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan mutu di
UPTD Puskesmas Grobogan.
Selain itu Wakil Manajemen Mutu/ Penanggung Jawa Mutu juga :
Memastikan sistem manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan, dan
dipelihara.
Melaporkan kepada Kepala UPTD Puskesmas I Cilongoktentang kinerja dari
sistem manajemen mutu dan kinerja pelayanan.
Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan
sasaran/ pasien.
G. Komunikasi Internal
Komunikasi internal dilakukandengancara workshop (minilokakarya),
pertemuan, breafing pagi, diskusi, email, sms, dan media lain yang
tepatuntukmelakukankomunikasi.
20
BAB VI
TINJAUANMANAJEMEN
A. Umum
Tinjauan manajemen adalah kajian secara menyeluruh terhadap penerapan
sistem manajemen mutu, serta rekomendasi perbaikan dan peningkatan yang
diperlukan untuk efektivitas dan efisiensi penerapan sistem tersebut.
Rapattinjauanmanajemendilakukan minimal dua kali dalamsetahun. Prosedur ini
mencakup mulai proses penentuan jadwal dan peserta, pembuatan undangan,
pelaksanaan, pembuatan risalah rapat, distribusi hasil rapat, tindak lanjut hasil
rapat dan verifikasi hasil pelaksanaan keputusan rapat.
Penyelenggaraan Tinjauan Manajemen meliputi:
Tinjauan manajemen dihadiri oleh Kepala Puskesmas, penanggung jawab
manajemen mutu, Koordinator administrasi dan manajemen, Koordinator
Upaya puskesmas, koordinator klinis dan seluruh karyawan.
Tinjauan manajemen dilakukan untuk memastikan penerapan Sistem
Manajemen Mutu berjalan secara efektif dan efisien dan dilakukan sesuai
dokumentasi Sistem Manajemen Mutu sehingga dapat diketahui perlu
tidaknya mengadakan perubahan dalam Kebijakan Mutu dan dokumentasi
Sistem Manajemen Mutu.
Tinjauan Manajemen dilaksanakan secara periodik sekurang-kurangnya
setiap 6 (enam) bulan sekali.
Dalam tinjauan manajemen, agenda yang dibahas mencakup :
Kebijakan Mutu dan Pencapaian Sasaran Mutu setiap bagian.
Hasil pencapaian Rencana Manajemen Mutu, termasuk kinerja proses dan
Pelayanan
Hasil audit internal maupun eksternal.
Umpan balik pelanggan, termasuk hasil pengukuran kepuasan pelangganserta
keluhan pelanggan.
21
Status Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
Hasil tindak lanjut dari Tinjauan Manajemen sebelumnya.
Perubahan Sistem Manajemen Mutu
Rekomendasi untuk peningkatan
Tinjauan manajemen tidak terjadwal, dapat dilakukan bila dibutuhkan.
B. MasukanTinjauanManajemen,meliputi:
Hasil audit
Umpanbalikpelanggan
Kinerja proses
Pencapaiansasaranmutu
Status tindakankoreksidanpencegahan yang dilakukan
Tindaklanjuttehadaphasiltinjauanmanajemen yang lalu
Perubahanterhadapkebijakanmutu
Perubahan yang perludilakukanterhadap sistem manajemenmutu/sistem
pelayanan
C. LuaranTinjauan
Hasil yang diharapdaritinjauanmanajemenadalahpeningkatanefektivitas system
manajemenmutu, peningkatanpelayananterkaitdenganpersyaratanpelanggan,
danidentifikasiperubahan-perubahan, termasukpenyediaansumberdaya yang
perludilakukan.
22
BAB VII
MANAJEMENSUMBERDAYA
A. PenyediaanSumberDaya
Kepalapuskesmasberkewajibanmenyediakansumberdaya yang
dibutuhkanuntukpenyelenggaraanpelayanan di puskesmas.
Penyediaansumberdayameliputi: penyelenggaraanupayapuskesmas
maupunpelayananklinis. Untuk keperluan penyediaan SDM, proses pengajuan
dilakukan oleh Kepala UPTD Puskesmas kepada Kepala Dinas Kesehatan.
Selanjutnya prosedur dan pelaksanaan rekruitmen SDM dilakukan oleh Dinas
Kesehatan.
B. ManajemenSumberdayaManusia
Penyediaansumberdayamanusia, proses rekrutmen, proses kredensial, proses
pelatihandanpeningkatankompetensi
C. Infrastruktur
Penataan ruang pelayanan menjadi fokus manajemen agar terjadi kenyamaan
saat menunggu antrian maupun pada saat pelayanan berlangsung.
D. Lingkungankerja
Pemeliharaan lingkungan setiap saat untuk mempertahankan kebersihan,
keamanan dan keasrian.
23
BAB VIII
PENYELENGGARAANPELAYANAN
24
4. Penyelenggaraanupaya kesehatan masyarakat:
a. Pengendalian proses penyelenggaraanupaya dilakukan oleh tim mutu
upaya kesehatan masyarakat di UPTD puskesmas
b. Validasi proses penyelenggaraanupaya dilakukan secara
berkesinambungan melalui survei secara berkala kepada sasaran
c. Proses mengidentifikasisasaran harus jelas sehinggamamputelusur
d. Hakdankewajibansasaran
Hak sasaran:
1) Mendapatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang berorientasi
promotiv dan preventif
2) Mendapatkan informasi yang jelas terkait masalah kesehatan
masyarakat yang berkembang di wilayahnya
3) Memperoleh pelayanan kesehatan masyarakat yang manusiawi,
adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu , efektif dan efisien.
5) Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan yang diterima
Kewajiban sasaran:
1) Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatan di wilayah
2) Melaporkan kepada puskesmas bila ada kejadian luar biasa (KLB)
3) Mematuhi nasehat dan petunjuk tenaga kesehatan
e. Manajemenrisikodankeselamatan masyarakat diperhatikan guna terjadi
penularan penyakit di masyarakat
5. Pengukuran, analisis, danpenyempurnaan sasaran kinerja UKM:
a. Umum
Untuk mengukur kepuasan pelanggan, dilakukan survei kepuasan
pelanggan internal dan eksternal. Kepuasan pelanggan eksternal
melibatkan masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan dan lintas
sektor. Sedangkan kepuasan pelanggan internal dengan sasaran
petugas yang berkecimpung pada bidang pelayanan masyarakat.
b. Pemantauandanpengukuran:
1) Kepuasanpelanggan: dilaksanakan 2 kali setahun (pada Bulan Juni
dan Desember)
2) Audit internal: dilaksanakan 2 kali setahun
3) Pemantauandanpengukuran proses: dilakukan 2 kali setahun
4) Pemantauandanpengukuranhasillayanan: dilakukan 2 kali setahun
c. Pengendalianjikaadahasil yang tidaksesuai dilakukan oleh tim
manajemen mutu pelayanan kesehatan masyarakat.
25
d. Analisis data: dikelompokan menurut capaian hasil kinerja kepuasan
pelanggan, dicari unsur yang penyebab terhadap masalah kepuasan
pelanggan
e. Peningkatanberkelanjutan: seluruh petugas upaya kesehatan
berkomitmen dalam upaya perbaikan yang berkesinambungan
f. Tindakankorektif: diperlukan agar tidak terjadi pengulangan kesalahan
yang sama
g. Tindakanpreventif: diperlukan untuk mencegah kesalahan yang
dilakukan oleh petugas upaya puskesmas.
26
5. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
6. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
7. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
8. Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan yang diterima
Kewajiban pasien:
1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya
2. Mematuhi nasehat dan petunjuk tenaga kesehatan
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di puskesmas
4. Membayar retribusi bagi pasien yang tidak memiliki sistem jaminan
kesehatan
e. Pemeliharaanbarangmilikpelanggan (misalnya rekammedis) disimpan
pada tempat yang tidak lembab dan terang.
f. Manajemenrisikodankeselamatanpasien menjadi titik poin dalam
manajemen mutu
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien
a. Penilaian indikator kinerja klinis dengan melihat indikator mutu
pelayanan klinis apakah sesuai indikator tidak.
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien dengan
memantau apakah di unit-unit pelayanan klinis sudah tersedia sarana
prasarana untuk keselamatan pasien.
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien, dengan membuat format
pelaporan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang
mengakibatkan pasien cedera seperti pasien jatuh karena lantai licin,
dan lain-lain.
d. Analisis dan tindak lanjut, membuat analisa terhadap temuan masalah
yang mengakibatkan pasien cedera dan kemudian melakukan rencana
tindak lanjut untuk penanganan selanjutnya.
e. Penerapan Manajemen Resiko, melakukan kegiatan audit internal
terhadap unit-unit layanan secara berkesinambungan untuk melihat
seberapa jauh tingkat safety atau keamanan yang di punyai oleh unit
pelayanan klinis tersebut.
27
BAB IX
PENGUKURAN, ANALISIS DAN PENYEMPURNAAN
28
7) Tindakanpreventif: diperlukan untuk mencegah kesalahan yang
dilakukan oleh petugas upaya puskesmas
BAB X
PENUTUP
Manual mutu ini disusun oleh Tim Manajemen Mutu UPTD Puskesmas I
Cilongoksebagai acuan dalam proses kegiatan manajemen mutu UPTD Puskesmas
dan juga digunakan sebagai implementasi dari sistem manajemen mutu akreditasi
UPTD PuskesmasGrobogan.
Dengan mematuhi pedoman ini diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam
memberikan pelayanan sehingga mutu pelayanan dapat dioptimalkan, yang pada
akhirnya dapat mencapai kepuasan pelanggan.
29
DAFTAR PUSTAKA
30