Anda di halaman 1dari 12

PEDOMAN INTERNAL

PENYELENGGARAAN PROGRAM KIA

DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER


PUSKESMAS KALISAT

Jl. M. Arifin No. 3 Kalisat – Jember


Telp. (0331) 593096 Kode Pos 69193

2017
(2)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya Pedoman Internal Pelayanan
Program KIA UPT Puskesmas Kalisat tahun 2017. Pedoman ini merupakan pedoman
pelaksanaan berbagai kegiatan KIA bagi masyarakat yang ada di wilayah kerja UPT
Puskesmas Kalisat. Tentunya amat penting keberadaan pedoman ini agar pemberian
pelayanan kesehatan bagi masyarakat akan lebih efesien, efektif, proporsional, rasional,
komprehensif dengan harapan agar lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Dalam kesempatan ini tidak lupa saya sampaikan terima kasih kepada teman-teman
yang telah membantu penyusunan pedoman ini. Tentunya dalam penyusunan pedoman
ini masih ditemukan banyak kekurangan, untuk itu adanya kritik dan masukan yang
bersifat membangun dari semua fihak sangat kami harapkan agar dalam penyusunan
Pedoman di waktu mendatang dapat lebih sempurna lagi.
Jember, Januari 2017 Koordinator Program KIA
Ira Kristanti, Amd.Keb
NIP.19820121 200501 2 005
(3)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA ) merupakan salah satu prioritas utama
pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab terhadap
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu tujuan
program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, bu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita
serta prasekolah. Pemberdayaan masyarakat di bidang KIA merupakan upaya
memfasilitasi masyarakat untuk membangun system kesiagaan masyarakat dalam upaya
mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan.
Sistem kesiagaan merupakan system tolong menolong, yang dibentuk dari oleh dan
untuk masayarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi / komunikasi (telepon
genggam, telepon rumah) pendanan, pendonor darah, pencatatan pemantauan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat
melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk
atau mempercepat pencapaian target pembengunan Kesehatan Indonesia , serta
meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang
optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
2. Tujuan Khusus
- Meningktakan kemampuan ibu ( pengetahuan, sikap dan perilaku ) dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarganya
- Meningkatkan upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri
di lingkungan keluarga , Dasa Wisma, Posyandu
- Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan bayi , anak balita , ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui
- Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bayi , anak balita , ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas dan ibu menyusui
C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, bayi, balita , apras
di wilayah kerja Puskesmas Kalisat
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi :
(4)
- Pemeriksaan K1 - Pemeriksaan K4
- Penjaringan Resiko Tinggi oleh Masyarakat dan tenaga kesehatan - Komplikasi
kebidanan yang di tangani
- Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
- Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan - Pemeriksaan Nifas Paripurna
2. Pemantauan Kesehatan Bayi - KN 1 Murni
- KN lengkap
- Neonatal Komplikasi yang di tangani - Kunjungan Bayi paripurna
3. Pemantauan Kesehatan Balita dan anak prasekolah - Pemantauan Balita Paripurna
- Pemantauan Anak prasekolah paripurna
E. Batasan Operasional
Batasan operasional pelayanan Program KIA baik di dalam gedung ataupun di luar
gedung (UKM) melalui posyandu, penyuluhan, kunjungan rumah.
F. Landasan Hukum
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa Nifas, Persalinan dan Masa sesudah Melahirkan
Penyelenggaraan Pelayanan Konntrasepsi serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Pengelola program KIA adalah petugas yang telah mendapat pelatihan program KIA.
Petugas pelaksana KIA adalah petugas pelaksana yang telah memenuhi standar
kualifikasi sebagai tenaga pelaksana dan telah mendapat pelatihan sesuai dengan
tugasnya.
No Nama Jabatan Kualifikasi Formal Keterangan 1 Penanggung jawab Program
UKM Dokter 2 Pengelola Program KIA Bidan
3 Petugas Pelaksana Bidan Perawat
Melaksanakan
pelayanan kesehatan ibu dan anak baik di dalam
(5)
gedung atau di luar gedung
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadwalan kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak dikoordinir
oleh penanggung jawab program UKM dan Pengelola Program KIA di sesuaikan dengan
tugas dan penanggung jawab desa.
(6)
C. Jadwal Kegiatan Program KIA
N
o. Kegiatan
Jan Februar i
Maret April Mei Juni Juli Agt Sept Okt November Des 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Grebeg desa 2 ANC
Terpadu 3 Pemantauan Bumil Resiko tinggi 4 Kelas bidan 5 Monev kohort dan PWS
wilayah 6 Pelaksanaan Kelas Ibu 7 Kemitraan Bidan dukun 8 Audit Maternal Perinatal
(7)
Internal 9 Supervisi suportif 10 Pelacakan Kematian maternal/neo natal 11
Pemantaua n Kesehatan ibu nifas
(8)
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG PELAYANAN PROGRAM KIA
Ruang pelayanan program KIA di luar gedung dilaksanakan di Posyandu, TK/PAUD,
Kunjungan rumah pasien dan kelompok masyarakat.
B. STANDAR FASILITAS
Fasilitas yang dipakai pada pelayanan Program KIA adalah ANC kit, INC kit, PNC kit dan
Kunjungan Neonatus kit
1. ANC Kit
- Timbangan BB - Metelin
- Ukur LILA - Protein urin tes - HB sahli
- funandoskop
- Tensi meter dan stetoskop - Kertas lakmus
- APD 2. INC Kit
- Partus set
- Infus set dan abocat - Cairan infus
- Spuit 3 ml, kapas, kasa - Jarum heting dan benang - Lidokain, alcohol, betadine
- Obat emergency : MgSO4, Ca Glukonas, epinefrin, dexa - Oksigen
- Dower kateter dan kateter foley - APD
3. PNC Kit - APD - Betadine
- Tensimeter dan stetoskop - Senter
4. Kunjungan Neonatus Kit - Timbangan BB Bayi - Metelin
- Penghisap lender deele - Oksigen
- Senter - APD
(9)
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan Pelayanan KIA di UKP
1. Pemantauan Kesehatan Ibu diantaranya :
- Pelayanan Kesehatan bagi Bumil sesuai standart, untuk kunjungan lengkap (K4) adalah
cakupan Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit
empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan
pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur
kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu. Target 94%
K1 adalah pemeriksaan awal yang dilakukan ibu hamil. Diharapkan K1 dilakukan sejak
tahu kehamilan atau kurang lebih usia kehamilan 6 minggu – sampai 12 minggu
kehamilan (1-3 bulan kehamilan) sehingga K1 tersebut bisa di sebut juga K1 murni.
- Drop Out pelayanan ANC (K1-K4) adalah Jumlah ibu hamil di kontak awal pada tenaga
kesehatan ( KI ) dikurangi jumlah ibu hamil kunjungan ke 4(K4) diwilayah kerja pada
periode januari s/d desember.
Penghitungan:
Jumlah ( KI – K4 ) x 100% Jumlah Bumil
- Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten adalah jumlah
pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten
periode januari s/d Desember . Target 95%.
(10)
Penghitungan:
Jumlah Pertolongan persalinan oleh nakes x 100% Jumlah ibu bersalin
- Pelayanan Nifas lengkap sesuai standar adalah jumlah ibu nifas yang memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai standar (Termasuk penanganan anemi, involusi uteri,
konseling KB, pemasangan KB pasca salin), deteksi dini komplikasi termasuk infeksi,
pemeriksaan laboratorium dengan distribusi pelayanan 6 jam pasca persalinan s/d 3 hari
mnimal 1x, hari ke4 s/d 28 minimal 1x, hari ke29 s/d 42 hari minimal 1x, dari tenaga
kesehatan di wilayah kerjanya pada periode s/d Desember 2014. Target 95%.
- Pelayanan maternal risti/komplikasi yang ditangani adalah Jumlah ibu hamil, ibu
bersalin dan ibu nifas risiko tinggi yang mendapatkan pelayanan sesuai hasil penilaian
KSPR periode Januari s/d Desember tahun sebelumnya. Target 80%.
Penghitungan:
Jumlah bumil risti oleh nakes x 100% 20% Jumlah ibu hamil
- Jumlah kematian maternal yang diaudit adalah jumlah kasus kematian maternal yang
ditelusuri factor penyebabnya oleh tim yang berwenang (Tim PONED) di tingkat
Puskesmas maupun kabupatn agar tidak terulang kembali di wilayah kerjanya periode
Januari s/d Desember
2. Pemantauan Kesehatan Bayi
- Pelayanan Neonatal resti/komplikasi yang ditangani adalah jumlah resiko
tinggi/komplikasi yang ditangani sesuai standart yang menyebabkan
kesakitan/kematian periode Januari- Desember. Target 80 %.
- Pelayanan Neonatal sesuai standar ( KN lengkap ) adalah jumlah kontak neonatal
dengan petugas minimal 3 kali untuk mendapatkan pelayanan kesehatn neonatal sesuai
standart dengan syarat minimal 1-3 hari sebanyak 1x, umur 4-7 hari sebanyak 1 kali dan
umur 8-42 hari sebanyak 1 kali periode januari- desember. Target 99%.
- Pelayanan Bayi paripurna adalah Jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai standart oleh petugas kesehatan minimal 4 kali setelah mendapat pelayanan
neonatal (KN2) dengan distribusi pelayanan minimal umur 1-3 bulan 1x, umur 4-6 bulan
1x, umur 7-9 bulan 1x dan umur 1-12 bulan 1x. Pelayanan kesehatan meliputi
pemberian imunisasi dasar, vit A, DDTK, MTBM (bagi petugas kesehatan yang sudah
dilatih MTBM), vit.K1 injeksi, dalam periode Januari s/d Desember. Target 90%.
(11)
3. Upaya Kesehatan Balita dan Anak Prasekolah
- Pelayanan kesehatan anak balita adalah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh
pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan perkembangan
minimal 2x setahun, pemberian vitamin A 2x setahun. Target 90%.
- Pelayanan kesehatan Anak Prasekolah adalah anak pra sekolah (60-72 bulan) yang
memperoleh pelaynan pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun dan pemantauan
perkembangan minimal 2x setahun. Target 90 %.
B. Lingkup Kegiatan Pelayanan KIA di UKM
1. Kegiatan Grebeg Desa Terpadu
Kegiatan Grebeg Desa Terpadu (GERDU) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat dan lintas sektor untuk meningkatkan kualitas kesehatan di masyarakat desa
khususnya di wilayah kecamatan Kalisat. Kegiatan ini mencakup upaya promotif dan
preventif yang meliputi penjaringan K1, pencarian suspect TB, dan Pemberantasan
sarang nyamuk serta beberapa program lokal dan spesifik lainnya sesuai dengan
kebutuhan program.
Dalam kegiatan GERDU diharapkan masyarakat, lintas sektor dan petugas kesehatan
yang terlibat mampu menjadi role model bagi masyarakat yang lain bagaimana upaya
untuk menjaga derajat kesehatannya secara mandiri. Berkenaan dengan hal tersebut
maka pelayanan Grebeg Desa Terpadu dianggap perlu untuk dilaksanakan kepada
seluruh lapisan masyarakat dengan harapan masyarakat akan mencontoh dan
melaksanakan secara mandiri.
2. ANC Terpadu
Pelayanan ANC Terpadu merupakan pelayanan antenatal komprehensif dan terpadu,
mencakup upaya promotif, preventif sekaligus kuratif dan rehabilitative yang meliputi
pelayanan KIA, gizi, pengendalian penyakit menular & imunisasi, HIV &AIDS,malaria,
PMS, penanganan penyakit tidak menular serta beberapa program lokal dan spesifik
lainnya sesuai dengan kebutuhan program.
Dalam ANC Terpadu, tenaga kesehatan harus dapat memastikan bahwa kehamilan
berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit yang dialami ibu
hamil, melakukan intervensi secara adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani
persalinan normal. Berkenaan dengan hal tersebut maka pelayanan antenatal terpadu
dianggap perlu untuk dilaksanakan kepada seluruh ibu hamil di wilayah kerja UPT.
Puskesmas Kalisat.
3. Pemantauan Bumil Resti
Pemantauan Bumil Resti adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
dalam mendampingi dan memantau kondisi kehamilan ibu hamil resiko tinggi dengan
harapan dapat mendeteksi secara dini kegawatdaruratan yang akan terjadi sehingga
bisa dilakukan upaya pencegahan dan penanganan yang tepat dan cepat.
4. Kelas Ibu Hamil
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus agar dapat
berlangsung dengan baik. Kehamilan berkaitan dengan kehidupan
(12)
ibu dan janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena itu ibu yang pada mulanya
normal, secara tiba-tiba dapat menjadi beresiko tinggi. Untuk itu dalam masa ini perlu
untuk memperdalam pengetahuan tentang kehamilan dan selalu melakukan
pemantauan atau pemeriksaan kehamilan. Kelas ibu hamil merupakan tempat bagi ibu
hamil untuk mendapatkan pengetahuan, baik tentang kehamilan, persalinan dan nifas
serta mendapatkan konseling seputar masalah yang dihadapi ibu hamil.
5. Kelas Ibu Balita
Kegiatan kelas ibu balita merupakan sarana untuk belajar kelompok yang dilakukan oleh
ibu yang mempunyai anak usia 0 sampai dengan 5 tahun tentang kesehatan balita.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara berdiskusi, tukar pendapat, tukar pengalaman akan
pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
yang di bimbing oleh fasilisator dengan menggunakan Buku KIA.
6. Kemitraan Bidan Dukun
Kemitraan Bidan Dukun adalah suatu pembinaan yang di berikan kepada dukun bayi
oleh tenaga kesehatan yang menitik beratkan pada peningkatan pengetahuan dukun
terutama dalam hal hygiene sanitasi, yaitu mengenai perawatan bayi baru lahir,
perawatan ibu nifas, resiko tinggi pada ibu dan bayi, dan KB.
7. AMP Internal
Pelayanan Audit Maternal Perinatal adalah kegiatan penelusuran sebab kematian atau
kesakitan maternal, perinatal, dan neonatal guna mencegah kesakitan dan atau
kematian serupa di masa yang akan datang. Diharapkan dengan adanya kegiatan audit,
petugas bisa mengambil pelajaran untuk kasus yang sama dan mencegah adanya
keterlambatan dalam mengambil keputusan untuk bertindak, merujuk dan mengambil
keputusan.
C. METODE
Metode yang dilaksanakan dalam kegiatan program KIA : 1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan Penunjang ( HB, Golda, PITC,Protein urin, Sputum dahak dll) 4. Rujukan
Lintas Program/Unit
5. Rujukan ke Faskes sekunder 6. Pengobatan sederhana 7. Tindakan awal pra rujukan 8.
Kunjungan Rumah
D. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN
1. Perencanaan
- Dilakukan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat yang berasal dari survey,
kotak saran dan keluhan, temu wicara dan umpan balik
(13)
- Dari saran dan harapan masyarakat dituangkan dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK).
Selain dari masyarakat RUK juga berasal dari rencana lima tahunan puskesmas, Standar
Pencapaian Minimal dan Indikator Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP).
- Setelah ada pendanaan maka RUK diubah menjadi RPK, yang kemudian di lengakapi
dengan matrik kegiatan dan jadwal selama setahun
2. Pencatatan
Pencatatan Hasil kegiatan Pelayanan KIA di UPT. Puskesmas Kalisat secara umum di
kelompokkan menjadi
 Buku KIA
 Kartu Ibu/ Anak
 Form MTBM/MTBS
 Form DDTK
 Regester Kohort (Ibu hamil, bayi, balita dan Apras)
 Form Asuhan Kebidanan
 Lembar Observasi
 Partograf 3. Pengolahan Data
Setiap bulan bidan desa menjumlah hasil kegiatan pelayanan KIA di kohort sesuai
indikator program KIA. Dari kumulatif indikator tersebut diolah dalam bentuk PWS
(Pemantauan Wilayah Setempat) sehingga dapat dianalisa hasil pencapaian bulan lalu
dibanding bulan ini, hasil capaian kumulatif total samapai dengan bulan ini, selisih
capaian dengan target, pencapaian tertinggi, pencapaian terendah dan continuum of
care pelayanan KIA.
(14)
LOGISTIK
Logistik yang diperlukan dalam pelayanan KIA antara lain: A. Bahan Habis pakai
1. Larutan klorin
2. APD: masker, sarung tangan, celemek, kacamata google, penutup kepala
3. Kapas dan kasa 4. Spuit
5. Antiseptik/ betadine 6. Obat anestesi
7. Obat emergency: Adrenalin 1;1000/ noradrenalin/ epinefrin/norepinefrin
8. Alkohol 70%
9. Cairan infuse: RL, Dextrose, NaCl 10. Infus set, Abocat
11. Aquadest B. Alat
1. ANC kit 2. Partus Kit 3. PNC kit
4. Kunjungan Neonatus kit
BAB VI
KESELAMATAN PASEN
Keselamatan pasen (patient safety) adalah suatu system dimana puskesmas membuat
asuhan kebidanan lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk
menekan timbulnya resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cidera yang di sebabkan oleh
kesalahan
(15)
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
Tujuan penerapan keselamatan pasen adalah terciptanya budaya keselamatan pasen,
meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap pasen dan masyarakat, menurunkan
kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas, terlaksananya program2 pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak di harapkan.
Pelayanan KIA memperhatikan keselamatan pasien dengan cara : A. Identifikasi Potensi
- Kemungkinan kesalahan pemberian terapi yang sudah kadaluarsa B. Pencegahan
terjadinya kesalahan
- Petugas dalam melakukan pemberian terapi harus memperhatikan kadaluarsanya.
C. Pelaporan
- Pengaduan barang yang sudah kadaluarsa di laporkan ke petugas gudang obat
D. Penanganan / tindak lanjut
Mengembalikan obat/bahan ke petugas obat
BAB VII KESELAMATAN KERJA
A. Tujuan
- Petugas Kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajiban nya dapat melindungi
diri sendiri, pasen dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
- Petugas kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko
tinggi terinfeksi penyakit menular di lingkungan tempat kerjanya, untuk menghindarkan
paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip Universal Precaution.
B. Tindakan yang beresiko terpajan - Cuci tangan yang kurang benar
- APD tidak dipakai ( Penutup kepala, kaca mata goggle, masker, sarung tangan,
celemek, boots)
- Masih recapping setelah melakukan tindakan injeksi C. Prinsip keselamatan Kerja
(16)
- Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga hygiene sanitasi individu,hygiene sanitasi ruangan .
- Ke dua prinsip tersebut di jabarkan menjadi 2 kegiatan pokok yaitu : 1. Cuci tangan 6
langkah guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian APD sesuai prosedur
3. Langsung membuang spuit yang sudah di pakai ke safety box tanpa recaping
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan pada pelayanan KIA di UKP UPT. Puskesmas Kalisat
dalam memberikan pelayanan adalah pelayanan ANC dengan 10 T pada pasien K1 dan
ketepatan pelaksanaan penanganan PE sesuai SOP .
Indikator mutu akan di pantau oleh tim Mutu Puskesmas melalui monitoring dan
evaluasi pelaksanaan. Pencapaian indikator mutu dibahas dalam pertemuan tinjauan
manajemen dan di laporkan kepada kepala puskesmas.
(17)
BAB IX PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sector terkait dalam
pelaksanaan kegiatan pelayanan KIA di UPT. Puskesmas Kalisat.
Keberhasilan kegiatan upaya pelayanan KIA merupakan keberhasilan upaya penurunan
angka kematian ibu dan bayi dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan KIA.
Berbagai permasalahan mendasar yang selama ini menjadi kendala di dalam
operasional pencatatan dan pelaporan pelayanan Program KIA, diharapkan dapat diatasi
dengan tersusunnya Pedoman Internal Pelayanan KIA di UPT. Puskesmas Kalisat.

Anda mungkin juga menyukai