0%(1)0% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
28 tayangan29 halaman
Berdasarkan data yang diberikan, Bidan E melayani program KIA di Puskesmas A yang melayani 1 desa dengan penduduk 5.000 jiwa. Data menunjukkan cakupan pelayanan antenatal, persalinan, dan nifas telah terpenuhi standarnya meskipun masih perlu peningkatan, khususnya untuk deteksi dini komplikasi dan rujukan.
Berdasarkan data yang diberikan, Bidan E melayani program KIA di Puskesmas A yang melayani 1 desa dengan penduduk 5.000 jiwa. Data menunjukkan cakupan pelayanan antenatal, persalinan, dan nifas telah terpenuhi standarnya meskipun masih perlu peningkatan, khususnya untuk deteksi dini komplikasi dan rujukan.
Berdasarkan data yang diberikan, Bidan E melayani program KIA di Puskesmas A yang melayani 1 desa dengan penduduk 5.000 jiwa. Data menunjukkan cakupan pelayanan antenatal, persalinan, dan nifas telah terpenuhi standarnya meskipun masih perlu peningkatan, khususnya untuk deteksi dini komplikasi dan rujukan.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO PWS-KIA sebagai salah satu wujud tertib administrasi di wilayah kerja puskesmas “Lakukan apa yang ditulis dan tulis apa yang dilakukan”
PWS-KIA adalah alat manajemen untuk
melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat. PWS-KIA • Program pelayanan kesehatan ibu dan anak dilaksanakan secara berkesinambungan sejak ibu hamil sampai anak usia sekolah dan remaja yang merupakan hak untuk semua ibu dan anak mendapatkannya tanpa kecuali. • Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien sehingga dapat mencapai keberhasilan sesuai target yang ditetapkan. INDIKATOR PWS-KIA 1. Akses Pelayanan Antenatal / 8. Cakupan penanganan cakupan K1 komplikasi obstetri/PK 2. Cakupan yan ibu 9. Cakupan penanganan hamil/cakupan K4 komplikasi neonatus 3. Cakupan Persalinan o/nakes 10. Cakupan Pelayanan Kes bayi ( /Pn 29 hr-12 bl ) 4. Cakupan Pelayanan Nifas 11. Cakupan Pelayanan Anak o/nakes /KF3 Balita ( 12-59 bl ) 5. Cakupan Pelayanan 12. Cakupan Pelayanan Kes anak Neonatus pertama/ KN1 balita sakit yg dilayani dg 6. Cakupan Pelayanan Kes Neo MTBS 0-28 hr / KN lengkap 13. Cakupan peserta KB Aktif 7. Deteksi Faktor resiko dan komplikasi o/msy YANG AKAN KITA BAHAS BERSAMA ADALAH: 1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua fasilitas kesehatan. 2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten diarahkan ke fasilitas kesehatan. 3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua fasilitas kesehatan. 4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua fasilitas kesehatan. 5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat. YANG AKAN KITA BAHAS BERSAMA ADALAH: CAKUPAN K1 (Akses Pelayanan Antenatal)
• Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil yang
pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat. CAKUPAN K1 (Akses Pelayanan Antenatal)
• Rumus yang dipakai untuk perhitungannya
adalah: Jumlah ibu hamil yang pertama kali memdapat pelayanan antenatal oleh tenaga X 100 kesehatan di suatu wilayah kerja dan kurun waktu tertentu Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun CAKUPAN K4 (Cakupan Pelayanan Ibu Hamil)
• Cakupan K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. • Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan), yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah, di samping menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program KIA. CAKUPAN K4 (Cakupan Pelayanan Ibu Hamil)
• Rumus yang dipakai untuk perhitungannya
adalah: Jumlah ibu hamil yang memdapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali sesuai standar X 100 oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun CAKUPAN Pn (Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan) • Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu bersalin yangmendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu. • Dengan indikator ini dapat diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan dan ini menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam pertolongan persalinan sesuai standar. CAKUPAN Pn (Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan)
• Rumus yang dipakai untuk perhitungannya
adalah: Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan kompeten di suatu wilayah kerja X 100 pada kurun waktu tertentu Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun KF3 (Cakupan Pelayanan Nifas oleh Tenaga Kesehatan) • Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan adalah cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam s.d. hari ke-3 (KF1), hari ke-4 s.d. hari ke-28 (KF2) dan hari ke-29 s.d. hari ke-42 (KF3) setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. • Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan nifas secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan serta untuk menjaring KB Pasca Persalinan), yang menggambarkan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu nifas, Keluarga Berencana di samping menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program KIA. KF3 (Cakupan Pelayanan Nifas oleh Tenaga Kesehatan)
• Rumus yang dipakai untuk perhitungannya
adalah: Jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai X 100 standar oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu Jumlah sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun KN1 (Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama)
• Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama adalah
cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6–48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. • Dengan indikator ini dapat diketahui akses/ jangkauan pelayanan kesehatan neonatal. KN1 (Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama)
• Rumus yang dipakai untuk perhitungannya
adalah: Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada X 100 6-48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun KN Lengkap (Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatus 0-28 Hari)
• Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatus 0–28
hari adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6–48 jam, 1 kali pada hari ke-3 s.d. hari ke-7, dan 1 kali pada hari ke-8 s.d. hari ke-28 setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. • Dengan indikator ini dapat diketahui efektivitas dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal. KN1 (Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama)
• Rumus yang dipakai untuk perhitungannya
adalah: Jumlah neonatus yang telah memperoleh 3 kali pelayanan kunjungan X 100 neonatal sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun DFR (Deteksi Dini Faktor Resiko dan Komplikasi oleh Masyarakat • Deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh Masyarakat adalah cakupan ibu hamil dengan faktor risiko atau komplikasi yang ditemukan oleh kader atau dukun bayi atau masyarakat serta dirujuk ke tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Masyarakat disini, bisa keluarga ataupun ibu hamil, bersalin, nifas itu sendiri. • Indikator ini menggambarkan peran serta dan keterlibatan masyarakat dalam mendukung upaya peningkatan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas. DFR (Deteksi Dini Faktor Resiko dan Komplikasi oleh Masyarakat • Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah: Jumlah ibu hamil yang berisiko yang ditemukan kader atau dukun bayi X 100 atau masyarakat di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu 20% × Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun SASARAN DALAM PWS-KIA • Sasaran dalam PWS KIA merupakan perhitungan yang didasarkan pada rumus. • Dalam PWS KIA ada sasaran; – Ibu hamil – Ibu bersalin – Ibu nifas – Bayi Contoh kasus Kabupaten K merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai beberapa puskesmas yang melayani kesehatan ibu dan anak. Bidan E dinas di Puskesmas A dan membawahkan 1 desa dengan jumlah penduduk sebanyak 5.000 jiwa (dengan angka CBR 25,1 untuk provinsi J). Bidan E rata-rata melayani ibu hamil setiap harinya 40 orang. Sampai akhir bulan ini total 200 orang. Pada saat kunjungan trimester 1 sebanyak 45 orang, trimester 2 sebanyak 100 orang, pada trimester 3 sebanyak 55 orang. Data ibu yang melahirkan 200 orang. Dari data tersebut 125 orang melahirkan normal, yang dirujuk ke RS karena kasus patologis sebanyak 10 orang, jumlah neonatus yang dirujuk karena asfiksia berat sebanyak 5 orang, yang tertolong hanya 3 bayi. Rata-rata pasien yang dirawat sekitar 1–2 hari. Pada 1 minggu pertama yang kontrol 75 bayi. Dua minggu kemudian, ibu yang kontrol sebanyak 65 orang. Pada hari ke-42 yang yang kontrol menjadi lebih sedikit yaitu 60 orang, karena masih banyak ibu nifas yang dilarang keluar rumah sebelum 40 hari. Contoh kasus Di antara 200 ibu yang ANC diantar suami karena mengeluh pusing mencapai separuhnya. Sebulan sekali Bidan E melaksanakan posyandu di setiap dusun. Saat posyandu balita yang datang 80 orang. Hasil penimbangan 8 ×/tahun sebanyak 80 orang. Pemberian vitamin A dosis tinggi diberikan kepada semua sasaran sesuai umurnya. Saat pemeriksaan ANC dilakukan ada 12 orang ibu yang mengeluh kakinya bengkak. Kader menemukan 15 orang ibu yang pucat sekali, lemas, tidak mau makan sampai berat badan turun terus. Ada 5 orang rujukan dukun untuk ANC di posyandu karena letak sungsang. Seminggu sekali Bidan E jaga di puskesmas pembantu dengan dibantu pekarya 1 orang. Hasil kegiatan yang dilaporkan imunisasi BCG sebanyak 10 bayi, DPT 2 sebanyak 30 orang, yang seharusnya DPT 3 tetapi lambat 3 bulan sebanyak 12 orang, yang campak 32 orang. Balita yang masih di bawah 1 tahun banyak batuk pilek sekitar 30 orang, sementara yang berumur sekitar 2-3 tahun yang diare sebanyak 19 orang. Semua yang sakit ditangani dengan sistem MTBS. Jumlah ibu KB baru 5 orang, yang lama 35 orang. SASARAN IBU HAMIL
Untuk menghitung perkiraan
jumlah ibu hamil di Kabupaten K yang mempunyai penduduk sebanyak 5.000 jiwa dan angka CBR terakhir provinsi J 25,1/ 5000 penduduk. Rumus: 1,10 x CBR x jml.penduduk MAKA: Jumlah ibu hamil = 1,10 × 0,0251 × 5000 = 137,5 Jadi jumlah sasaran ibu hamil di Kabupaten K adalah 138 orang. SASARAN IBU BERSALIN
Angka kelahiran kasar (CBR): 25,1
Jumlah penduduk 5000 jiwa Jumlah sasaran ibu bersalin dalam 1 tahun dihitung dengan rumus: 1,05 × CBR × jumlah penduduk MAKA: 1,05 × 0,0251 × 5000 = 131,77 Jadi sasaran ibu bersalin di Kabupaten K 132 orang SASARAN BAYI
Jumlah penduduk di Kabupaten K
5000 jiwa. Kode CBR Provinsi J 25,1 Rumus: Jumlah sasaran bayi = CBR × jumlah penduduk MAKA: 0,0251 × 5000= 125,5 orang Jadi, sasaran bayi di Kabupaten K adalah 126 bayi. SASARAN NIFAS
Sasaran ibu nifas difokuskan pada
ibu nifas yang sampai 40 hari melakukan kunjungan ulang/kontrol ke Bidan E yakni: 60 Tugas kalian selanjutnya adalah: 1. Menghitung K1 2. Menghitung K4 3. Menghitung Pn 4. Menghitung KF3 5. Menghitung KN1 6. Menghitung KN lengkap 7. Menghitung DFR di Kabupaten K, sesuai kasus
Jawaban di upload pada GCR
yang sudah ibu sediakan. Maksimal sampai jam 23.00 hari ini (27 April 2021)