Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN KERJA UPAYA KESEHATAN IBU DAN

ANAK – KELUARGA BERENCANA (KIA-KB)


PUSKESMAS KORPRI
2015

Puskesmas Korpri
Kabupaten Kubu Raya
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana merupakan salah satu
pelayanan kesehatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang dilaksanakan oleh
Puskesmas. Keseahatan Ibu dan Anak juga merupakan bagian dari UKM esensial yang
harus dilaksanakan sebagai usaha untuk memprioritaskan derajat kesehatan ibu dan
anak serta menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Nenonatus (AKN),
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA).
Pelayanan Keluarga Berencana (KB) memberi kesempatan pada ibu untuk
merencanakan kelahiran sehingga menurunkan risiko ibu untuk mengalami gangguan
kehamilan dan persalinan.
Pelaksanaan upaya KIA-KB tersebut perlu direncanakan dengan baik dengan
melibatkan peran serta masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan, cara
pelaksanaan serta jadwal pelaksanaan. Dengan demikian perencanaan dan
pelaksanaan upaya KIA-KB di Puskesmas perlu memiliki pedoman yang jelas agar
penanggung jawab dan para pelaksana upaya dapat melaksanakan pelayanan
kesehatan dengan sebaik-baiknya.

B. Visi, Misi, Motto dan Tata Nilai


Puskesmas Korpri mempunyai Visi yaitu :
“Mewujudkan pelayanan kesehatan terdepan dan berkualitas”.
Dan mempunyai Misi :
1. Memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi masyarakat
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku sehat dan hidup dalam
lingkungan yang bersih
3. Mendorong masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam upaya kesehatan
secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.
Dengan Motto :
“Memberikan pelayanan yang baik dan bermutu”.

1
Tata Nilai di Puskesmas Korpri yaitu PRIMA (Prosedur, Responsif, Inovatif, Malu,
Akuntabel).
Prosedur berarti Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang baik.
Responsif berarti Memiliki sikap yang sopan dan santun kepada seluruh masyarakat
dan rekan kerja.
Inovatif berarti Memiliki kemampuan dan untuk bekerja mandiri dengan ide-ide kreatif
serta memberikan terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan.
Malu berarti Memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya.
Akuntabel berarti Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan pedoman dan
standar pelayanan yangditetapkan, dapat diukur dan dipertanggung
jawabkan.

C. Tujuan Upaya KIA-KB


- Tujuan Umum: Meningkatkan derajat kesehatan Ibu dan Anak di wilayah kerja
Puskesmas Korpri
- Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan Kunjungan dan pemeriksaan kehamilan melalui antenatal
terpadu, komprehensif dan berkualitas termasuk konseling kesehatan dan
gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI.
2. Meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan
3. Meningkatkan pelayanan nifas yang berkualitas
4. Melakukan rujukan kasus ke fasilitas kesehatan sesuai dengan system
rujukan yang berlaku.

D. Sasaran
Sasaran upaya KIA-KB adalah masyarakat khususnya ibu hamil, bersalin, nifas serta
bayi, balita dan anak pra sekolah, remaja dan pasangan usia subur di wilayah kerja
Puskesmas Korpri.

2
E. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan upaya KIA-KB meliputi perencanaan program, pelaksanaan program,
monitoring dan evaluasi program, serta rencana tindak lanjut program Puskesmas
Korpri. Pelaksanaan kegiatan upaya KIA-KB meliputi jaringan dan jejaring di wilayah
Kerja Puskesmas Korpri.

F. Definis Operasional
1. Cakupan Kunjungan K1
Adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapatkan pelayanan antenatal
oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indicator
akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta
kemampuan program dalam menggerakan masyarakat.
Cara perhitungan
Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah :
Jumalah ibu hamil yang pertama kali mendapat
Pelayanan oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah
kerja dan kurun waktu tertentu
X 100 %
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja
dalam 1 tahun.

2. Cakupan Kunjungan K4
Adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai
dengan standar, paling sedikit 4 kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester
ke-1, 1 kali pada trimester ke-2, dan 2 kali pada trimester ke-3 disuatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.
Dengan indicator ini dapat diketahui cakupan antenatal secara lengkap,
memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan, yang
menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil disuatu wilayah kerja dan
menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program KIA.
Cara perhitungan
Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah :
Jumalah ibu hamil yang mendapatkan antenatal minimal
4 kali sesuai standar oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
X 100 %
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja
dalam 1 tahun

3
3. Cakupan persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Pn)
Adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disuatu wilayah kerja dalam kurun
waktu tertentu. Dengan indicator ini dapat diperkirakan proporsi persalinan yang
ditangani oleh tenaga kesehatan menggambarkan kemampuan manajemen
program KIA dalam pertolongan persalinan sesuai standar.
Cara perhitungan
Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah :
Jumalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
kompeten disuatu wilayah kerja dan kurun waktu tertentu
X 100 %
Jumlah sasaran ibu bersalin disuatu wilayah kerja
dalam 1 tahun

4. Cakupan pelayanan nifas oleh Tenaga Kesehatan


Adalah cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari
pasca persalinan sesuai standar paling sedikit, 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam
s/d hari ke-3 (Kf1), hari ke-4 s/d hari ke-28 (Kf2) dan hari ke-29 s/d hari ke-42 (Kf3)
setelah bersalin disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indicator
ini dapat diketahui cakupan pelayanan nifas secara lengkap (memenuhi standar
pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan serta untuk menjaring KB pasca
persalinan) yang menggambarkan jangkauan dan kualitaspelayanan kesehatan ibu
nifas.
Cara perhitungan
Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah :
Jumalah ibu nifas yang telah 3 kali mendapat pelayanan
Nifas sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
X 100 %
Jumlah sasaran ibu nifas disuatu wilayah kerja
dalam 1 tahun

5. Cakupan penanganan komplikasi obstetric (PK)


Adalah cakupan ibu dengan komplikasi kebidanan disuatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu yang ditangani secara definitive sesuai dengan standar oleh
tenaga kesehatan yang kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Penanganandefinitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk

4
menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan. Indicator ini
mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara professional kepada ibu hamil, bersalin dan nifas
dengan komplikasi.
Cara perhitungan
Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah :
Jumalah komplikasi kebidanan yang mendapatkan penanganan
defenitif disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100 %
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

6. Cakupan peserta KB Aktif


Adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif
menggunakan alat dan obat kontrasepsi (alakon) dibandingkan dengan jumlah
pasangan usia subur disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indicator ini
menunjukan jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alkon
terus menerus hingga saat ini untuk menunda, menjarangkan kehamilan atau yang
mengakhiri kesuburan.
Cara perhitungan
Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah :
Jumalah peserta KB aktif disuatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
X 100 %
Jumlah seluruh PUS disuatu wilayah kerja
dalam 1 tahun

7. Pelayanan Kesehatan Neonatus


Adalah cakupan neonates yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
dilakukan pada 6 jam – 48 jam disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Dengan indicator ini dapat diketahui akses/ jangkauan pelayanan kesehatan
neonatal.
Cara perhitungan
Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah :
Jumalah neonates yang mendapatkan pelayanan sesuai
Standar pada 6 – 48 jam setelah lahir disuatu wilayah
kerja dan kurun waktu tertentu
X 100 %
Jumlah sasaran bayi disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

5
8. Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatus 0 – 28 hari (KN Lengkap)
Adalah cakupan pelayanan neonates yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6 – 48 jam, 1 kali pada hari
ke-3 sampai hari ke-7 dan 1 kali pada hari ke-8 sampai hari ke-28 setelah lahir
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indicator ini dapat
diketahui efektifitas dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal.
Cara perhitungan
Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah :
Jumalah neonates yang telah memperoleh 3 kali pelayanan
Kunjungan neonatal sesuai standar disuatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
X 100 %
Jumlah sasaran bayi disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

9. Cakupan Penanganan Komplikasai Neonatus


Adalah cakupan neonates dengan komplikasi yang ditangani secara definitive
oleh tenaga kesehatan yang kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Penanganan definitive adalah
pemberian tindakan akhir pada setiap kasus komplikasi neonates yang pelaporan
nya dihitung 1 kali pada masa neonatal. Kasus kompliksasi yang ditangani aadalah
seluruh kasus yang ditangani tanpa melihat hasilnya hidup atau mati.
Indicator ini menunjukan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam
menangani kasus-kasus kegawatdaruratan neonatal, yang kemudian ditindaklanjuti
sesuai dengan kewenangannya, atau dapat dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih
tinggi.
Cara perhitungan
Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah :
Jumalah neonates dengan komplikasi yang mendapat
Penanganan definitif disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
X 100 %
15% x Jumlah sasaran bayi disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

10. Deteksi faktor Resiko dan Komplikasi Oleh Masyarakat


Adalah cakupan ibu hamil dengan factor resiko atau kompliksai yangditemukan
oleh kader atau dukun bayi atau masyarakat serta dirujuk ke tenaga kesehatan

6
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Masyarakat disini bisa keluarha
ataupun ibu hamil, ibu bersalin atau ibu nifas itu sendiri.
Cara perhitungan
Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah :
Jumalah ibu hamil yang beresiko yang ditemukan kader
Atau dukun bayi atau masyarakat disuatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
X 100 %
20% x Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja
dalam 1 tahun

11. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi 29 hari – 12 bulan (Kunjungan Bayi)


Adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4 kali
yaitu 1 kali pada umur 29 hari – 2 bulan, 1 kali pada umur 3 – 5 bulan, 1 kali pada
umur 6 – 8 bulan dan 1 kali pada umur 9 – 11 bulan sesuai standar disuatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
Dengan indicator ini dapat diketahui efektifitas, continuum of care dan kualitas
pelayanan kesehatan bayi.
Cara perhitungan
Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah :
Jumalah bayi yang telah memperoleh 4 kali pelayanan
Kesehatan sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
X 100 %
Jumlah sasaran bayi disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

12. Cakupan Pelayanan Anak Balita (12 – 15 bulan)


Adalah cakupan anak balita (12 – 59 bulan) yang memperoleh pelayanan sesuai
standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan
perkembangan minimal 2x setahun, pemberian vitamin A 2x setahun.
Cara perhitungan
Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah :
Jumalah anak balita yang memperoleh pelayanan
sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100 %
Jumlah sasaran anak balita disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

7
13. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Sakit yang dilayani dengan MTBS
Adalah cakupan anak balita (umur 12 -59 bulan) yang berobat ke puskesmas
dan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar (MTBS) disuatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
Cara perhitungan
Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah :
Jumalah anak balita sakit yang memperoleh pelayanan
sesuai tatalaksana MTBS di Puskesmas disuatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
X 100 %
Jumlah seluruh anak balita sakit yang berkunjung ke
Puskesmas disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

8
BAB 2 PENGORGANISASIAN

A. Tenaga di Pelayanan KIA/KB Puskesmas Korpri


Tenaga pelayanan di KIA/KB Puskesmas Korpri sebagai berikut :
Tenaga Pelaksana
No Jenis Tenaga Pelaksana Yang Ada

1. Bidan Koordinator/ 1 orang


Penanggung jawab KIA/ KB

2. Pelaksana pelayanan KIA/ KB 5 orang

3 Bidan Di Desa 1 orang

B. Ketenagaan dan persyaratan kompetensi

No Penanggung Jawab Kompetensi Pendidikan


berdasarkan Ijazah

1. Bidan Koordinator/ DIII Kebidanan +


Penanggung jawab KIA/ KB Sarjana Kesmas

2. Pelaksana pelayanan KIA/ KB 2 orang DIV Kebidanan


3 orang DIII Kebidanan

3 Bidan Di Desa 1 orang DIII Kebidanan

9
C. Tugas dan Fungsi
1. Bidan Koordinator
Tugas pokok dan Fungsi
1) Melaksanakan/membantu Kepala Puskesmas dalam menyelenggarakan
kegiatan KIA dan KB di Puskesmas
2) Melaksanakan penyeliaan, pemantauan, evaluasi program dan kinerja bidan di
Wilayah kerjanya terhadap aspek klinis profesi dan manajemen program KIA.
3) Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektoral baik secara horizontal
dan vertikal ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun pihak lain yang
terkait.
4) Membina hubungan kerja bidan dalam tatanan organisasi puskesmas maupun
hubungannya dengan organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, serta
organisasi profesi yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi bidan.
5) Membimbing pengetahuan, keterampilan klinis profesi dan sikap bidan.
6) Membina bidan dalam pengelolaan program KIA.
7) Menbantu mengidentifikasi masalah, mencari dan menetapkan solusi serta
melaksanakan tindakan koreksi yang mengarah pada peningkatan mutu
pelayanan KIA.
8) Memberi dorongan motivasi dan membangun kerjasama tim serta memberikan
bimbingan teknis di tempat kerja kepada bidan di wilayah kerjanya.
9) Bersama dengan kepala Puskesmas mengusulkan pemberian penghargaan
terhadap bidan berprestasi, kesempatan untuk peningkatan pendidikan dan
pengembangan karir bidan.
2. Pelaksana pelayanan KIA / KB
Tugas pokok dan fungsi
1) Melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu hamil (antenatal care)
2) Melakukan asuha persalinan fisiologi kepada ibu bersalin (postnatal care)
3) Menyelenggarakan pelayanann terhadap ibu nifas dan bayi baru lahir
(kunjungan nifas dan neonatal care)
4) Pemeliharaan kesehatan anak balita di wilayah kerja
5) Mengupayakan kerjasama kemitraan dengan dukun bayi di wilayah kerja
Puskesmas.
6) Memberikan edukasi melalui penyuluhan kesehatan reproduksi dan kebidanan
7) Melaksanakan pelayanan keluarga berencana (KB) kepada wanita usia subur.

10
8) Melakukan pelacakan dan pelayanan rujukan kepada ibu hamil resiko tinggi.
9) Mengupayakan diskusi Audit Maternal Perinatal (AMP) bila ada kasus kematian
ibu dan bayi
10) Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra nikah
11) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, nifas, menyusui dan masa interval antara
dua persalinan dalam keluarga
12) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kegawatan obstetric di keluarga
13) Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan produksi
14) Melaksanakan mekanisme pencatatan dan pelaporan terpadu.

11
BAB 3 PELAKSANAAN

A. Perencanaan
Perencanaan upaya KIA-KB dibuat pada awal tahun melalui tahapan :
1. Pengumpulan data dan identifikasi masalah
Pengumpulan data didapatkan dari:
a. Hasil kegiatan KIA-KB tahun sebelumnya (H-1)
b. Hasil umpan balik kegiatan
c. Hasil Survei SMD dan survei lainnya
d. Hasil identifikasi hambatan dan masukan melalui pertemuan linsek, MMD dan
pertemuan pemberdayaan masyarakat
e. Pendataan jumlah sasaran
- Ibu hamil : 624
- Ibu bersalin : 595
- Ibu nifas : 595
- Bayi : 570
- Balita : 2996
- DRT : 125
2. Analisis masalah
Analisis masalah menggunakan diagram tulang ikan dilaksanakan oleh
penanggung jawab dan pelaksana upaya. Pemilihan pemecahan masalah
menggunakan metode USG, CARL, FISHBONE.

3. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)


RUK disusunberdasarkan pemecahan masalah untuk tahun berikutnya (H+1)
meliputi kegiatan prioritas, kegiatan rutin, kegiatan berdasarkan usulan dan
kebutuhan dari masyarakat dan kegiatan inovasi Puskesmas.
RUK disusun awal tahun (H) dan dapat dilakukan revisi pada perjalanan tahun
apabila diperlukan.

4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)


RPK untuk tahun berjalan (H) berdasarkan alokasi dana yang tersedia untuk
Puskesmas disesuaikan dengan RUK yang telah disusun sebelumnya. Sumber dana

12
dalam penyusunan RPK berasal dari dana APBD II, JKN dan BOK serta dana lain
dari masyarakat, sektor swasta atau swadaya.
RPK disusun pada awal tahun berjalan (H) dan dapat dilakukan perubahan jika
diperlukan melalui mekanisme Perubahan Anggaran.

5. Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)


KAK disusun berdasarkan pokok kegiatan yang telah direncanakan dalam RPK.
Setiap pokok kegiatan dibuat KAK yang memuat rincian kegiatan, sasaran,
pelaksana, jadwal dan cara melaksanakan kegiatan. KAK dibuat oleh penanggung
jawab upaya program dan dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan.

B. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan terintegrasi dengan berkoordinasi lintas program
dan serta mengoptimalkan kerjasama dan pemberdayaan masyarakat.

1. Jenis Kegiatan, Sasaran dan Pelaksana Kegiatan

No Jenis Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksana


Kegiatan
1 ANC Terpadu Pemeriksaan Ibu Hamil Bidan Puskesmas
kehamilan Bidan Desa
secara terpadu Dokter
Dokter Gigi
Laboratorium
Gizi
2 Pelayanan Ibu bersalin Persalinan Bidan puskesmas
Bidan desa
Dokter
BPM, Klinik Swasta
3 Pelayanan Ibu Nifas Pelayanan ibu Bidan puskesmas
Pasca salin Bidan desa
Dokter
BPM
Klinik Swasta

13
4 Pelayanan KB Pelayanan KB PUS Bidan Puskesmas
BIdan desa
Dokter
BPM, Klinik swasta
5 Pelayanan bayi dan anak Imunisasi, Bidan Puskesmas
balita SDIDDTK, BIdan desa
MTBM, MTBS Dokter
BPM, Klinik swasta
6

2. Indikator dan Target


Indikator kinerja adalah kegiatan-kegiatan yang menjadi indikator kinerja
Puskesmas untuk dilakukan evaluasi kinerja dan penilaian kinerja Puskesmas.
Target indikator kinerja mengacu kepada SPM Kabupaten, Renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Kubu Raya dan target Penilaian Kinerja Puskesmas
Kabupaten Kubu Raya.
Berikut indikator kinerja KIA-KB di Puskesmas Korpri beserta targetnya:

INDIKATOR KINERJA UPT PUSKESMAS KORPRI TAHUN 2017

TARGET
NO INDIKATOR KERJA
Target Capaian
2016 2016
1 Cakupan kunjungan ibu hamil ( K4 )
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompertensi kebidanan
4 Cakupan pelayanan nifas
5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang
ditangani
6 Cakupan kunjungan bayi
8 Cakupan pelayanan anak balita
12 Cakupan peserta KB aktif

14
Selanjutnya penetapan indikator kinerja dan target kinerja ditetapkan dalam SK
Kepala Puskesmas setiap tahun.

3. Monitoring
Monitoring kegiatan dilaksanakan oleh Penanggung jawab upaya setiap bulan
meliputi monitoring terhadap jadwal, sasaran, dan proses kegiatan. Hasil monitoring
dibahas bersama pelaksana upaya dan lintas program dalam kegiatan lokakarya
mini bulanan.
Kegiatan monitoring meliputi monitoring kegiatan, monitoring Indikator Kinerja,
monitoring Indikator mutu.

4. Umpan Balik
Penanggung jawab upaya melaksanakan proses untuk mendapatkan umpan
balik terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan dari sasaran kegiatan. Umpan balik
diperlukan untuk menilai proses kegiatan, kinerja pelaksana kegiatan dan manfaat
kegiatan terhadap sasaran. Umpan balik kegiatan diperoleh melalui kuesioner
umpan balik kegiatan, lokakarya mini lintas program dan lintas sector.

5. Pencatatan dan Pelaporan


Setiap kegiatan dicatat dalam formulir pencatatan. Laporan dan dokumentasi
kegiatan dilaksanakan oleh pelaksana upaya dan penanggung jawab upaya.
Laporan dibuat setiap bulan dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas dan Dinas
Kesehatan. Jenis-jenis laporan Upaya Kesehatan KIA-KB meliputi laporan PWS
KIA, Kohort Register, Kartu Ibu, Buku KIA, laporan LB3 KIA.
.
6. Evaluasi
Evaluasi kegiatan dilaksanakan setiap 6 bulan melalui ouput kegiatan. Evaluasi
kegiatan meliputi evaluasi kinerja tengah tahun, evaluasi kinerja akhir tahun dan
penilaian kinerja. Evaluasi output kegiatan dilaksanakan oleh penanggung jawab
upaya sesuai dengan indikator dan target yang telah ditetapkan. Pembahasan
evaluasi dilaksanakan dalam pertemuan evaluasi kegiatan.

15
7. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kegiatan, penanggung jawab upaya
membuat Rencana Tindak Lanjut untuk upaya perbaikan kinerja dan perbaikan
mutu pelayanan. RTL dibuat untuk setiap pokok kegiatan yang telah dilaksanakan.
RTL dilaporkan dan dibahas bersama Kepala Puskesmas dan digunakan untuk
proses perencanaan kegiatan berikutnya.

16
BAB.4 LOGISTIK

Kebutuhan logistik Upaya KIA-KB meliputi:


- Pemeriksaan ANC
1. Tempat tidur Obgyn
2. Dopler
3. Dll
- Pelayanan KB
1. Implant Kit
2. IUD KIt
3. Dll
- Pelayanan bayi dan balita

17
BAB.5 KESELAMATAN SASARAN PROGRAM

Pelaksanaan pelayanan UKM diselenggarakan dengan senantiasa memperhatikan


keselamatan pasien/ sasaran program melalui mekanisme pelaporan sesuai dengan Indeks
Keselamatan Pasien (IKP) yang telah ditetapkan.

18
BAB.6 KESELAMATAN KERJA PETUGAS

Pelaksanaan pelayanan UKM di Puskesmas Korpri diselenggarakan dengan senantiasa


memperhatikan keselamatan kerja tenaga kesehatan.

19
BAB 7 PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu pelayanan UKM ditetapkan oleh Kepala Puskesmas bersama Tim Mutu
Puskesmas berdasarkan acuan target yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan dengan
memperhatikan kemampuan sarana dan tenaga yang dimiliki puskesmas serta capaian
kegiatan sebelumnya. Indikator mutu dipantau melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan.
Kegiatan pengendalian mutu meliputi kegiatan sebagai berikut:

No Kegiatan Penanggung Waktu Sumber data


Jawab pelaksanaan
1 Penetapan indikator mutu Tim Mutu 1 x per tahun

2 Monitoring capaian mutu Tim Mutu Setiap bulan Lembar


monitoring
3 Audit Internal Tim audit Setiap bulan Form audit
internal internal
4 Rapat Tinjauan Tim Mutu 2 x per tahun
Manajemen

20
BAB 8 PENUTUP

Pelayanan UKM yang baik merupakan salah satu tolok ukur kinerja Puskesmas dan
diperlukan untuk peningkatan mutu pelayanan Puskesmas Korpri.

21
REFERENSI

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

22
LAMPIRAN

1. Laporan LB3
2. Form PWS –KIA
3. Kohort Ibu, Ikhtisar persalinan,
4. Buku KIA

23

Anda mungkin juga menyukai