PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS - PK) dicanangkan oleh pemerintah
Indonesia sejak 2015. Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda ke - 5 Nawa Cita, yaitu
meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia. Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu
Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia
Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan
pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 - 2019, yang ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK. 02. 02/ Menkes/ 52/ 2015. Dasar hukum yang lengkap untuk
melaksanakan PIS - PK yaitu 1) Permenkes N. 39 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga, 2) Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, 3)
Permenkes No 44 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas, 4) Permenkes No 19 tentang Pendanaan
Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga, 5) Kepmenkes No 85 Tahun 2017 tentang SK
Lokus PIS - PK 2017.
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan
finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015 - 2019,
yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3)
meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal
dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan
kualitas pengelolaan SJSN kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta (6)
meningkatnya responsivitas sistem kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga
pilar utama, yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan
jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan
kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan
masyarakat.
Upaya pencapaian prioritas pembangunan kesehatan 2015 - 2019 dalam PIS - PK dilaksanakan
dengan mendayagunakan segenap potensi yang ada, baik dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota,
maupun masyarakat. Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat, yaitu pembangunan
keluarga, sebagaimana dimaksud dalam UU No 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga serta UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, adalah upaya
mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Penguatan pelayanan kesehatan
dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan
peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan.
Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali
mutu dan biaya. Semua upaya dilakukan demi tercapainya keluarga - keluarga sehat.
Kecamatan Suela merupakan salah satu kabupaten di Kabbupaten Lombok Timur yang menjadi
salah satu lokasi pelaksanaan PIS - PK. Kecamatan Suela memiliki 8 Desa dengan jumlah target atau sasaran
Keluarga yang akan dikunjungi sebesar 13.431 Kepala Keluarga. Kecamatan Suela melaksanakan PIS - PK
sejak 2017 dengan berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi. Laporan Monitoring dan evaluasi ini
untuk menggambarkan pelaksanaan PIS - PK 2019 perlu dilakukan untuk menunjukkan hasil pelaksanaan PIS -
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Laporan Monitoring dan evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan Program
Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Kecamatan Suela.
2. Tujuan Khusus
a. Memantau pelaksanaan PIS-PK yang telah dilakukan
b. Memberikan gambaran pelaksanaan PIS-PK terkait hasil capaian pendataan yang telah dilakukan.
c. Mengidentifikasi hambatan dan faktor-faktor nya dalam pelaksanaan PIS-PK.
d. Mengidentifikasi rekomendasi yang diperlukan untuk meningkatkan pelaksanaan
PIS-PK.
C. Manfaat Kegiatan
1. Pemerintah Pusat
a) Kementerian Kesehatan; menjadi salah satu bukti pelaksanaan PIS-PK untuk membantu
perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan terkait pelaksanaan PIS-PK di Kabupaten/
Kota.
b) Kementerian / Lembaga lain: memperkuat kerjasama antar sektor dalam memperkuat sistem
kesehatan di Kabupaten/ Kota.
2. Pemerintah Daerah
a) OPD Kesehatan; menjadi dasar pertimbangan untuk memperkuat sistem kesehatan dan
perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan bidang kesehatan.
b) OPD lain; memperkuat kerjasama sektor dalam penyelenggaraan sistem kesehatan di
daerah dan koordinasi perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan prioritas daerah.
3. Puskesmas (kecamatan) Suela
a) Mendapatkan kesempatan untuk memperkuat bukti ilmiah sebagai upaya mengembangkan dan
berkontribusi untuk dalam memperkuat sistem kesehatan di daerah.
b) Mendapatkan bukti-bukti ilmiah untuk memperkuat dalam pendampingan perencanaan dan
penganggaran program dan kegiatan bidang kesehatan di daerah.
A. Konsep Keluarga
Konsep keluarga ini disadur utuh dari website Kementerian Kesehatan yang menjelaskan bahwa
pendekatan keluarga yaitu salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar
gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya. Keluarga sebagai fokus dalam
pendekatan pelaksanaan program Indonesia Sehat karena menurut Friedman (1998) cit (Kementerian Kesehatan
PIS-PK, 2018), terdapat Lima fungsi keluarga, yaitu:
1) Fungsi afektif (The Affective Function) yaitu keluarga mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial anggota keluarga.
2) Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan
interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini
berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3) Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) yaitu keluarga mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function) adalah keluarga
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. Sedangkan tugas-tugas
keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya
b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian
anggota keluarganya
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan.
Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini merupakan pengembangan dari
kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas),
yang meliputi kegiatan berikut.
1) Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data Profil Kesehatan Keluarga dan peremajaan
(updating) pangkalan datanya.
2) Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif.
3) Kunjungan keluarga untuk menindaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung.
4) Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk pengorganisasian/ pemberdayaan
masyarakat dan manajemen Puskesmas.
C. Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat menurut Winslow (1920), Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah ilmu
dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui “Usaha-usaha
Pengorganisasian Masyarakat” untuk Perbaikan sanitasi lingkung, Pemberantasan penyakit-penyakit menular,
Pendidikan untuk kebersihan perorangan, Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk
diagnosis dini dan pengobatan, Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi
kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya. Kelompok disiplin ilmu yang mendasari ilmu
kesehatan masyarakat antara lain, Ilmu biologi, Ilmu kedokteran, Ilmu kimia, Fisika, Ilmu Lingkungan, Sosiologi,
Antropologi (ilmu yang mempelajari budaya pada masyarakat), Psikologi, Ilmu pendidikan. Oleh karena itu ilmu
kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multidisiplin. Perkembangan global, disiplin ilmu tersebut akan terus
berkembang, sehingga kesehatan masyarakat akan lebih banya mempengaruhi lintas sektor dalam organisasi
pemerintahan atau kemasyarakatan.
Konsep Kesehatan Masyarakat diambil dari Modul Cetak dari Pusat Pendidikan Sumber Daya
Manusia Kementerian Kesehatan 2016. Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi
dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha - usaha pengorganisasian masyarakat (Ikatan Dokter
Amerika, AMA, 1948 cit. Eliana, Sumiati, Modul PPSDMK, Kementerian Kesehatan, 2016). Kesehatan
masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dan pengobatan dalam
mencegah penyakit yang melanda penduduk atau masyarakat. Kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara
teori (ilmu) dan praktik (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat). Kesehatan masyarakat sebagai aplikasi keterpaduan antara
ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi di masyarakat.
Bagaimana pendapat Anda tentang pengertian tersebut? Apakah dengan membaca pengertian itu Anda sudah
dapat membayangkan tentang kesehatan masyarakat? Apakah Anda sudah dapat menjelaskan, apa itu
kesehatan masyarakat dan bagaimana cara mencapainya kesehatan tersebut. Jika pertanyaan tersebut sudah
dapat Anda jawab, berarti Anda sudah dapat menjelaskan pengertian kesehatan masyarakat.
Seiring dengan cepatnya era globalisasi, adanya transisi demografi dan epidemiologi penyakit,
masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan gaya hidup berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya
semakin kompleks. Perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan, juga pada lingkungan
serta merekayasa kependudukan atau faktor keturunan, namun memperhatikan faktor perilaku yang secara
teoritis memiliki andil 30 - 35 % terhadap derajat kesehatan. Dampak dari perilaku terhadap derajat
kesehatan cukup besar, sehingga diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi
sehat.
Program Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah diluncurkan sejak tahun 1996 oleh Pusat
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, yang sekarang bernama Pusat Promosi Kesehatan. Berbagai kegiatan
dilakukan untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan program PHBS, mulai dari pelatihan petugas pengelola
A. Metode Pendataan
Untuk mendapatkan data PIS-PK dilakukan dengan menggunakan metode, wawancara, observasi,
dan pengukuran dengan menggunakan alat / instrumen Prokesga (Profil Kesehatan Keluarga) dan PIN Kesga.
Dalam melakukan pendataan yang dilakukan ditingkat rumah tangga perlu diperhatikan etika waktu
melaksanakan pendataan :
Menghormati norma sosial setempat.
Menerangkan secara jelas tujuan wawancara dan pengukuran
Menciptakan suasana yang baik, memperhatikan dan bersikap netral terhadap respon dari Anggota
Keluarga (AK), tidak memberi kesan memaksa, tidak emosi, tidak mengarahkan jawaban, menghindari
percakapan yang menyimpang atau bertele-tele, minta maaf sebelumnya untuk pertanyaan yang sensitif.
Mengucapkan terima kasih saat berpamitan.
Hal-hal yang perlu diingat sebelum melakukan kunjungan rumah :
Pilih waktu yang tepat
Mengupayakan mengetahui kapan responden ada di tempat
Hindari pengaruh orang ketiga pada saat wawancara
Bila orang ketiga tidak dapat dihindari, sampaikan pada orang ketiga tersebut untuk tidak mempengaruhi
jawaban
B. Monitoring dan Evaluasi
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu metode deskriptif, yaitu metode yang memberikan
gambaran fenomena tertentu atau aspek kehidupan tertentu dari masyarakat yang dikaji. Selain itu metode
ini mendeskripsikan gejala-gejala yang dianalisa dan mempelajari hubungan antara gejala-gejala yang dianalisa.
Metode deskriptif tidak hanya terbatas pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang
arti data tersebut.
B. Tempat, Waktu, dan Subyek Studi
Kegiatan ini dilakukan di Kecamatan Suela, dilakukan pada bulan September 2019. Subyek Monev yaitu
wilayah kerja Puskesmas Suela yaitu 8 Desa. Dokumen sekunder dari sistem PIS-PK Kementerian Kesehatan
menjadi material utama untuk analisis. Dokumen sekunder lain adalah materi – materi PIS-PK OPD Kesehatan.
C. Tahapan Analisis Data
MANAJEMEN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
MANAJEMEN SARANA
DAN PRASARANA
MANAJEMEN SISTEM
INFORMASI PUSK DAN
MUTU
Namun, Pemerintah Daerah dapat menetapkan indikator tambahan selain indikator utama sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan daerah.
Peran Puskesmas sebagai Organisasi Perangkat Daerah adalah mengupayakan dengan sungguh-
sungguh agar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 terpenuhi untuk semua Puskesmas di
wilayah kerjanya, yakni melalui:
1. Koordinasi dan bimbingan,
2. Pemantauan dan pengendalian (Pemantauan dan pengendalian dilaksanakan dengan mengembangkan
sistem pelaporan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas dapat mengetahui IKS
tingkat kecamatan dari masing-masing Desa di wilayah kerjanya.
Upaya pencapaian prioritas pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 dalam Program Indonesia Sehat
dilaksanakan dengan mendayagunakan segenap potensi yang ada, baik dari pemerintah pusat, provinsi,
kabupaten/kota, maupun masyarakat. Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat, yaitu
8.001. KK
8.672 KK
8.672 KK
13,431
14,000
12,000
10,000
8,672
8,001
8,000
6,000
4,000
2,362
1,800 1,831 1,675 1,681 1,804 1,949
1,635 1,540 1,710
1,176 1,178 1,292 1,291 1,333 1,329 1,270
2,000 1,079 1,068
407
510
- 3 181
-
Sapit Suela Suntalangu Ketangga Selaparang Perigi Mekarsari Puncak Puskesmas
Jeringo
80.00
57.25
60.00
36.22 38.02
29.07
40.00 20.92 23.91
20.00
0.00
Penderita Penderita Penderita Keluarga Anggota Keluarga Keluarga Ibu Keluarga Bayi Balita Bayi
hipertensi tuberkulosis gangguan sudah keluarga tidak mengikuti mempunyai melakukan mempunyai mendapat air mendapatkan mendapat
melakukan paru jiwa menjadi ada yang program akses atau persalinan di akses sarana susu ibu (ASI) pematauan imunisasi
pengobatan mendapatkan mendapatkan anggota merokok Keluarga menggunakan fasilitas air bersih eksklusif pertumbuhan dasar lengkap
secara teratur pengobatan pengobatan Jaminan Berencana jamban sehat kesehatan
sesuai dan tidak Kesehatan (KB)
standar ditelantarkan Nasional
(JKN)
Capaian Indeks Keluarga Sehat (Nilai IKS) berdasarkan wilayah Tahun 2019
1.00
0.80
0.60
0.40 0.33
0.00
Perigi Puncak Suntalangu Puskesmas Suela Ketangga Selaparang Mekarsari Sapit
Jeringo
Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa Desa sapit merupakan desa yang paling tinggi nilai IKS nya
yaitu sebesar (0,33), dan yang paling rendah adalah Desa Puncak Jeringo dengan nilai (0,04). Sedangkan untuk
Desa Perigi belum bisa dilakukan analisis karena cakupan kunjungan dan entry data belum total coverage. Untuk
lebih detailnya cakupan Indikator Keluarga Sehat dan Nilai Indeks per RT dan Dusun bisa dilihat di lampiran.
Akses atau menggunakan jamban sehat 0 79.56 84.55 85.06 90.19 90.90 91.98 97.61 97.96
Anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 0 21.13 31.99 32.93 34.61 36.22 37.41 37.49 48.80
5.88
ODGJ mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan 0.00
0 11.11 21.05 29.07 40.00 50.00 81.82
(ASI) eksklusif 0 92.50 95.92 97.47 97.78 98.67 100.00 100.00 100.00
Imunisasi dasar lengkap 0 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Akses sarana air bersih 0 83.11 88.16 94.99 97.37 98.95 99.23 99.26 99.52
Anggota keluarga tidak ada yang merokok 0 28.26 29.01 32.74 38.02 39.08 39.94 42.57 52.15
Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur 0 12.67 13.14 17.46 18.44 20.92 26.46 28.94 29.93
Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan 0 98.33 98.48 98.80 99.08 99.25 99.40 100.00 100.00
Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan 0 76.67 93.90 94.52 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) 0 40.86 43.51 53.20 55.08 55.93 57.25 62.32 77.29
Perigi Puncak Jeringo Suntalangu Selaparang Suela Mekarsari Puskesmas Ketangga Sapit
Indikator Keluarga Sapit Suela Suntalangu Ketangga Selaparang Perigi Mekarsari Puncak Puskesmas
Jeringo
Keluarga mengikuti program 77,29 55,08 43,51 62,32 53,20 0,00 55,93 40,86 57,25
Keluarga Berencana (KB)
Ibu melakukan persalinan di 100,00 100,00 76,67 94,52 100,00 0,00 100,00 100,00 93,90
fasilitas kesehatan
Bayi mendapat imunisasi dasar 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 100,00
lengkap
Bayi mendapat air susu ibu (ASI) 100,00 97,78 92,50 100,00 98,67 0,00 95,92 100,00 97,47
eksklusif
Balita mendapatkan pematauan 100,00 98,48 98,80 98,33 99,25 0,00 99,40 100,00 99,08
pertumbuhan
Penderita tuberkulosis paru 20,00 26,92 25,00 24,00 38,46 0,00 14,81 #DIV/0! 23,91
mendapatkan pengobatan sesuai
standar
Penderita hipertensi melakukan 13,14 18,44 12,67 26,46 29,93 0,00 28,94 17,46 20,92
pengobatan secara teratur
Penderita gangguan jiwa 5,88 40,00 81,82 21,05 50,00 0,00 11,11 0,00 29,07
mendapatkan pengobatan dan
tidak ditelantarkan
Anggota keluarga tidak ada yang 32,74 42,57 52,15 39,94 39,08 0,00 29,01 28,26 38,02
merokok
Keluarga sudah menjadi anggota 34,61 48,80 37,41 37,49 32,93 0,00 31,99 21,13 36,22
Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN)
Keluarga mempunyai akses 99,23 97,37 88,16 99,52 83,11 0,00 98,95 99,26 94,99
sarana air bersih
Keluarga mempunyai akses atau 97,96 85,06 90,19 97,61 84,55 0,00 91,98 79,56 90,90
menggunakan jamban sehat
1,710
1800 1,675
1600
1,333
1400 1236 1264 1,292
1,176
1200 1,079
930 911
1000 866
800 689
600 407
323 304
400 248 269
143
197 158
144 142 184 232 191
103 128
200 10 -
0
Keluarga Sehat Keluarga Pra Sehat Keluarga Tidak Sehat Total
Aplikasi IKS Wilayah tidak realtime, data Perhitungan dengan software dan
Keluarga Sehat dashboard tidak bisa di kutip di aplikasi secara manual melalui Ms. Excell
Entry Manual
Tabel diatas menunjukkan 8 masalah dalam pelaksanaan program PIS-PK. Masalah yang paling krusial
terletak pada SDM yang melakukan kunjungan keluarga dan sistem pengelolaan data karena kedua hal
tersebut menjadi kunci utama program PIS-PK. Oleh karena itu pada alternatif solusi lebih diarahkan untuk
penguatan tim PIS-PK melalui rekrutmen tenaga kontrak dan kerja sama universitas, dan penggunaan
metode input manual untuk mengantisipasi masalah pada aplikasi keluarga sehat maupun kendala jaringan
internet.
Kegiatan inovasi diharapkan bisa dikembangkan untuk mendukung pelaksanaan PIS- PK. Atau bahkan
Laporan PIS-PK PKM Suela Hal 19
sebaliknya, PIS-PK mendukung program inovasi tersebut. Koordinasi antar perencana program dengan PIS-PK
menjadi penting agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Koordniasi tidak hanya terbatas
pada lintas program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tetapi juga Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).
Kebijakan ini tentunya harus mendapat dukungan dari pengambil kebijakan.
Sementara rencana intervensi untuk indikator keluarga sehat yang masih bermasalah akan diuraikan di
bawah ini.
Tabel 4. Pemetaan Intervensi Indikator dan Pelaksana Intervensi
Untuk melaksanakan rencana intervensi keluarga sehat, ada beberapa strategi intervensi yang dilakukan
terutama agar indikator yang bermasalah dapat menjadi lebih baik, seperti:
1) Integrasi dengan kegiatan program
2) Pelaksanaan Posbindu
3) Hasil analisis PIS-PK disampaikan dalam forum lokakarya mini, pertemuan UKP, UKM, RTM, Tim
Manajemen menjadi dasar perencanaan puskesmas RPK/RUK
4) Koordinasi dengan lintas sektor untuk permasalahan yang ada dari kajian data PIS- PK (SMD, MMD,
Muserenbangdes / Musrembangcam)
A. Kesimpulan
1. Hasil monitoring satu tahun pelaksanaan program PIS - PK di Kecamatan Suela menunjukkan capaian
kunjungan keluarga baru mencapai 64.57% dari total jumlah sasaran 13.431 jiwa, status pendataan belum
tersebar merata di setiap Desa (baru 7 Desa dari total keseluruhan wilayah sebanyak 8 desa), dan hanya 6
indikator keluarga sehat yang telah tercapai dengan baik. Sementara itu, terdapat capaian 6 indikator
keluarga sehat yang masih harus ditingkatkan seperti:
a. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur 18,38%
b. Penderita TB paru pengobatan sesuai standar 18,65%
c. ODGJ mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan 26,23%
d. Anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 30,54%
e. Anggota keluarga tidak ada yang merokok 32,97%
f. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) 48,52%, sehingga menjadi fokus perhatian
program selanjutnya.
2. Pelaksanaan PIS - PK sangat tergantung dengan adanya input manual ke sistem Kementerian
Kesehatan, belum adanya laporan lengkap pada IKS wilayah Kecamatan suela menunjukkan
bahwa sistem PIS - PK untuk Kecamatan suela belum baik, sehingga tidak optimal memberikan
informasi pemantauan pelaksanaan PIS - PK secara real time oleh Puskesmas sebagai pelaksana
maupun oleh Dinas Kesehatan.
3. Sistem online yang belum real time, belum bisa menggambarkan Dusun/ Desa mana yang menjadi prioritas
intervensi. Bukan hanya Dusun mungkin perlu menelaah lebih jauh ke RT yang menjadi sasaran intervensi.
B. Rekomendasi
1. Kementerian Kesehatan
a. Penyempurnaan sistem PIS PK , sehingga pelaksana dapat memantau secara real time atas hasil
pelaksanaan PIS PK.
b. Kebijakan penggunaan kontrak untuk melakukan PIS-PK.
2. Dinas Kesehatan Provinsi
a. Melakukan pelatihan PIS PK bagi pelaksana program di awal sampai pertengahan tahun
b. Bekerjasama dengan lintas sektor dan universitas atau lembaga lain untuk melakukan PIS-PK
3. Dinas Kesehatan Kabupaten
a. Meninjau kembali kebutuhan tenaga di tingkat Puskesmas karena perlu ada penambahan staf untuk
membantu penerapan program PIS-PK
b. Melakukan pemetaan pencapaian target pelaksanaan PIS-PK. Semakin cepat pencapaian target
semakin cepat kita melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit, perbaikan lingkungan,
daln lain sebagainya.
c. Menggandeng lintas sektor dan lembaga lain yang berkompeten untuk melakukan intervensi di
bidang kesehatan.
d. Bekerjasama dengan lintas sektor dan universitas atau lembaga lain untuk melakukan PIS-PK.
Sistem kontrak ini perlu diujicoba, namun perlu melihat apakah ada regulasi yang mendukung sitem
kontrak ini.
e. Intervensi yang akan dilakukan perlu dimasukkan dalam perencanaan dan penganggaran kesehatan