Diajukan Oleh :
MUH. KHAIRUL HADI (P07131120013A)
NURLAILI SURYANI (P07131120018A)
BAIQ LISNIARTI NINGSIH (P07131120006A)
NUNIK MEDIYANTI (P07131120017A)
FITHRIANI ULFAH (P07131120010A)
Usulan “Evaluasi Sisa Makanan Pada Diet Makanan Biasa Pada Pasien Rawat Inap
Di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Selong ” ini telah mendapat persetujuan
pada
Menyetujui
Evaluasi Sisa Makanan Pada Diet Makanan Biasa Pada Pasien Rawat Inap Di Ruang
Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Selong Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat,
Sisa Makanan Pada Diet Makanan Biasa Pada Pasien Rawat Inap Di Ruang Nifas
Rumah Sakit Umum Daerah Selong” tanpa izin, kemudahan, ridho-Nya, niscaya
sedalam-dalamnya kepada :
Mataram
2. Bapak Gde Narda Widiada, (gelar) selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik
4. Kepada Kedua Orang Tua dan teman-teman yang telah banyak memberikan
dukungan baik dari segimateri, moril maupun spiritual selama penulis menyusun
proposal ini.
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
LEMBARPERSETUJUAN........................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
B.Tujuan Penelitian.............................................................................. 11
C.Manfaat Penelitian........................................................................... 12
B. Sampel Penelitian…………………………………………………… 14
......................................................................................................................
B. Saran …………………………………………………………………….. 24
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil penelitian sisa makanan lauk hewani (ayam) Pasien rawat inap ruang
perawatan Nifas…………………………………………………………18
Tabel 1. 2 Evaluasi sisa makanan pasien yaitu lauk hewani pada pasien di ruang
perawatan Nifas…………………………………………………………20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Pelayanan Gizi Rumah sakit
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan
berkualitas tinggi agar mampu bersaing dengan Negara lain. Kesehatan dan
tinggi hanya dapat dicapai oleh orang sehat dan status gizi baik. Untuk itu
pelayanan gizi pada individu yang karena suatu hal mereka harus tinggal di
tindakan medis, asuhan nutrisi dan diagnostic serta upaya rehabilitasi untuk
biasanya berada didalam satu tempat yaitu asrama, panti asuhan, rumah
makanan khusus orang sakit yang memiliki diet khusus hingga makanan
yang memiliki jenis diet biasa. Setiap kelas mempunyai berbagai macam
makanan yang berbeda dalam setiap jenis diet serta makanan yang
diberikan.
yang mengandung protein. Protein merupakan zat gizi yang multifungsi bagi
sebagai sumber energi cadangan. Protien bersumber dari lauk hewani dan
nabati. Protein hewani tidak kalah bagusnya dengan protein nabati, karena
2. Sisa Makanan
a. Pengertian Sisa Makanan
dengan melihat sisa makanan yang tidak dikonsumsi oleh pasien. Adanya
zat gizi pasien. Artinya semakin banyak sisa makanan maka semakin
tidak terpenuhi asupan zat gizi pasien yang berdampak pada status gizi
semakin terpenuhi asupan zat gizi yang berdampak pada status gizi
dan dibuang sebagai sampah (Azwar, 1990 dalam jurnal daya terima atau
tidak habis dimakan atau tidak makan dan dibuang sebagai sampah. Sisa
makanan merupakan salah satu dari berbagai hal yang ada di rumah sakit
dalam jangka waktu yang lama akan mempengaruhi status gizi pasien
kelas perawatan, dan lama rawat inap. Data sisa makanan umumnya
digunakan untuk mengevaluasi efektifitas program penyuluhan gizi
selera makan
cukup dan syarat serta hormon ikut mengatur pengiriman ketika selera
untuk makan
1) Metode Penimbangan
20%
Dalam metode penimbangan, yang perlu diperhatikan adalah
Ibadiri, 2012) :
yang tersisa.
o Tidak praktis
makanan.
bisa dalam bentuk berat makanan (gram) atau dalam bentuk skor
persen dan dikalikan dengan berat awal. Hasil dari penelitian tersebut
2012).
menurut jenisnya.
terampil.
Memerlukan kemampuan menaksir dan mengamati yang
terima atau gizi pasien rumah sakit membuktikan daya terima pasien
atau sisa makanan pasien ditentukan oleh cita rasa serta kualitas
oleh Lau dan Gregoire tahun 1996 makanan sisa lebih disebabkan
(2011) pada 58 orang pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta
2011).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nida (2011) di Rumah
Sakit Jiwa Sambang Lihum, rata- rata sisa makanan pasien bersisa
(2009) dalam karya tulis ilmiah Baiq Liza menunjukkan bahwa sisa
42,9 %.
Dari hasil study pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan April
perawatan rawat inap Nifas di Badan Rumah Sakit Umum Daerah Selong
(BRSUD Selong). Data yang didapatkan dari 6 orang pasien yang di rawat
tentang evaluasi sisa makanan sumber lauk hewani yaitu ayam pada diet
makanan biasa pada pasien rawat inap di ruang Nifas Badan Rumah
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
biasa pada pasien rawat inap di ruang nifas Badan Rumah Sakit Umum
Daerah Selong.
2. Tujuan Khusus
pasien.
makanan biasa pada pasien rawat inap di ruang Nifas Badan Rumah
biasa pada pasien rawat inap di ruang Nifas Badan Rumah Sakit Umum
Daerah Selong.
pasien.
C. MANFAAT
1. Bagi Peneliti
biasa pada pasien rawat inap di ruang Nifas Badan Rumah Sakit Umum
Daerah Selong.
evaluasi sisa makanan pada diet makanan biasa pada pasien rawat inap di
3. Bagi Masyarakat
keluarga pasien yang sedang rawat inap di Rumah Sakit sehingga dapat
METODELOGI PENELITIAN
1. Tempat penelitian
b. Di ruang Nifas merupakan salah satu ruang perawatan rawat inap yang
2. Waktu Penelitian
dengan cara pengamatan / pemantauan. Dilihat dari segi waktu penelitian ini
bersifat Cross Sectional karena variabel bebas dan variabel terikatnya
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien rawat inap di ruang
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah adalah semua pasien rawat inap di
ruang Nifas Badan Rumah Sakit Umum Daerah Selong yang diambil pada
1. Data Primer
1. Data Primer
a. Identitas sampel (nama, usia, jenis penyakit) dikumpulkan melalui
1. Data Primer
a. Data identitas sampel meliputi nama, usia, jenis kelamin, jenis penyakit
penyakit
makanan.
Dengan kategori :
Habis :0%
G. Analisa Data
Data tentang sisa makanan pasien akan dianalisis secara deskriptif yang
responden yang mendapat diet makanan biasa (tanpa diet khusus) dan diambil dari
ruang rawat inap nifas. Gambaran sisa makanan responden ditampilkan pada tabel 1.
kelompok bahan makanan makanan pokok dan sayur dimana untuk skala 2 atau
tingkat konsumsi makanan sebesar 50% yaitu sebanyak 13,3% atau 2 orang
respondens. Demikian juga untuk tingkat konsumsi 25% ada 6,7% dari total
Berdasarkan hasil pengamatan hari kedua untuk sisa makan siang, didapatkan
dari data tabel diatas untuk asupan makanan pokok terjadi peningkatan menjadi
66,7% dari total respondens untuk skala 100% makanan yang dihabiskan, untuk lauk
hewani dan nabati sebanyak 60,0% dari total respondens dan yang palih rendah
adalah tingkat konsumsi sayur yaitu 46,7% atau sekitar 7 orang respondesn yang
menghabiskan menu sayur tanpa sisa. Untuk sisa (waste) kelompok makanan sayur
yang memiliki waste paling tinggi dari skala 2 sampai dengan skala 6 yaitu sebesar
Dari tabel diatas bisa dilihat terjadi peningkatan waste untuk konsumsi kelompok
makanan sayur dimana terjadi penurunan asupan untuk kategori skala 0 (100%)
makanan dihabiskan yaitu sebesar 33,3% dari total respondens atau sekitar 5 orang
Grafik 1. Gambaran
Waste Makanan Pokok
Sisa Makanan
180.0 Kelompok Makanan
160.0
60.0 Hari III Hari II Hari I
140.0 Pokok
120.0
100.0
66.7
80.0
Dari data
60.0 13.3
40.0 13.3 13.3
grafik diatas bisa
46.7 13.3
20.0 26.7 6.7 0.0
13.3 6.7 6.7
0.0
6.7 6.7
0.0 digambarkan
100% 75% 50% 25% 4% 0%
bahwa angka sisa
(waste) untuk makanan pokok yang paling banyak yaitu di hari III dan I dengan melihat
jumlah komulatif persentase dari nilai pada skala 2 sampai dengan skala 5 yaitu
50.0
40.0 33.3
30.0
20.0
20.0 13.3
10.0 6.7 6.7
0.0 0.0 0.0 0.0
0.0
100% 75% 50% 25% 4% 0%
Sedangkan untuk waste pada kelompok bahan makanan lauk hewani yaitu
dapat dilihat dari grafik diatas bahwa rata – rata respondens yang menghabiskan lauk
hewani sebanyak 62,22%, sedangkan untuk yang tingkat konsumsi 75% sebanyak
28,89%, dan yang menghabiskan setengahnya yaitu sebanyak 4,44%, dan 2,22%
0.4
0.3
0.5
0.4 0.4
adanya waste makan pasien yaitu rata-ratanya sebesar 6,66% lebih rendah dari sisa
makanan lauk hewani, tapi dibandingkan dengan tingkat asupan kategori seratus
persen atau untuk skala 0 memilki nilai yang sama yaitu sebesar 62,22% respondens
Waste Sayur
0.2 0.4 0.3 0.5 0.5
0.4
0.3
0.3
0.3 0.5
0.4
0.3 0.3
0.3
0.0 0.0
100% 75% 50% 25% 4% 0%
Berdasarkan data dari grafik diatas dapat digambarkan bahwa tingkat asupan
pasien untuk konsumsi sayur masih rendah yaitu rata – rata konsumsi selama
pengamatn selama 3 hari masih dibawah 50% atau sekitar 44,44%. Dan waste
dikatakan bahwa ketepatan diet adalah memberikan pelayanan atau servis makanan
kepada pasien sesuai dengan keadaan pasien atau penyakit yang diderita pasien
mempengaruhi yang berakibat pada asupan makan selain faktor yang berasal dari
dalam diri pasien atau faktor internal, juga faktor di luar pasien atau faktor eksternal.
Faktor internal meliputi nafsu makan, kebiasaan makan, rasa bosan dan adanya
makanan tambahan dari luar. Pada umumnya, bagi pasien yang berada dalam
keadaan sedih, merasa takut karena menderita suatu penyakit, ketidakbebasan gerak
karena adanya penyakit tertentu sering menimbulkan rasa putus asa, sehingga pasien
kehilangan nafsu makan. Sebaliknya, bila pasien dalam keadaan sehat dan senang
makanan yang disajikan. Bila kebiasaan makan sesuai dengan makanan yang
disajikan baik dalam susunan menu maupun besar porsi, maka pasien cenderung
dapat menghabiskan makanan yang disajikan. Sebaliknya bila tidak sesuai dengan
kebiasaan makan pasien, maka akan dibutuhkan waktu untuk penyesuaian dan ada
bervariasi, sehingga sudah hafal dengan jenis makanan yang disajikan. Rasa bosan
juga dapat timbul bila suasana lingkungan pada waktu makan tidak berubah. Untuk
mengurangi rasa bosan tersebut, selain meningkatkan variasi menu, juga perlu
adanya perubahan suasana lingkungan pada waktu makan. Faktor eksternal meliputi
cita rasa makanan, penampilan, cara penyajian, waktu penyajian, dan sikap petugas.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA