Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN UMUM PKL

MANAJEMEN ASUHAN GIZI KLINIK

DI INSTALASI GIZI RSUD SAWAHLUNTO

DISUSUN OLEH :

1. NISA RAHMA ILAHI 172210659


2. NUR LAILATUL RAHMI 182210714
3. TIARAHMA RONA ALMASA 182210724
4. WELLY INNELVA RIZKIA 182210727
5. WINDY OKTRI 182210728

PEMBIMBING :

NURFITA SARI, S.Gz

JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Dia-lah Tuhan Yang Maha Pengasih

dan Maha Penyayang kepada seluruh hamba-Nya. Dia lah yang memberikan jalan

menuju kebenaran. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad

SAW. Utusan dan manusia pilihan-Nya. Berkat pertolongan dan hidayah-Nya

kami dapat menyelesaikan Laporan ini.

Penulisan dan penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan

Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Instalasi Gizi RSUD Sawahlunto

ini merupakan suatu rangkaian dari proses pendidikan secara menyeluruh dari

PKL Rumah Sakit mahasiswa Jurusan Gizi dan sebagai prasyarat dalam

menyelesaikan pendidikan program studi S1 Terapan Gizi dan Dietetika pada

masa akhir pendidikan.

Penulis menyadari bahwa laporan akhir kegiatan ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca untuk kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Sawahlunto, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Tujuan ......................................................................................................... 4

1. Tujuan Umum ........................................................................................... 4

2. Tujuan Khusus .......................................................................................... 4

BAB II LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PELAYANAN GIZI .............. 5


A. Mekanisme Pelayanan Gizi Rumah Sakit ..................................................... 5

1. Asuhan Gizi Rawat Jalan .......................................................................... 6

2. Asuhan Gizi Rawat Inap ........................................................................... 7

BAB III URAIAN KASUS AGK ..................................................................... 14


A. Skrinning Gizi ........................................................................................... 14

B. Kasus Harian ............................................................................................. 14

C. Kasus Besar ............................................................................................... 15

D. Konseling Rawat Jalan............................................................................... 17

E. Penyuluhan ................................................................................................ 19

BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 20


A. Kesimpulan ............................................................................................... 20

B. Saran ......................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam berbagai

aspek, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar mampu

bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena

secara langsung dan pengaruh terhadap kualitas SDM disuatu negara, yang

digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, usia harapan hidup, dan tingkat

pendidikan (Kemenkes,2013).

Tenaga SDM yang berkualitas tinggi hanya dapat dicapai oleh tingkat

kesehatan dan status gizi yang baik. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi yang

bertujuan meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi di dalam

keluarga dan pelayanan gizi pada individu yang karena kondisi kesehatannya harus

dirawat disuatu sarana pelayanan kesehatan misalnya Rumah Sakit (RS)

(Kemenkes,2013).

Gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap

kualitas sumber daya manusia (SDM), oleh karena itu perlu pelayanan gizi yang

berkualitas pada individu dan masyarakat. Pelayanan gizi merupakan salah satu sub-

sistem dalam pelayanan kesehatan paripurna,yang berfokus kepada keamanan pasien.

Dengan demikian pelayanan gizi wajib mengacu kepada standar yang berlaku.

Mengingat masih dijumpai kejadian malnutrisi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan

1
kesehatan lainnya, maka perlu upaya pendekatan yang lebih strategis

(Kemenkes,2014).

Masalah gizi di Rumah Sakit dinilai sesuai kondisi perorangan secara

langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses penyembuhan.

Kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait gizi (nutrition-related

disease) pada semua kelompok rentan dimuali dari ibu hamil, bayi, anak, remaja,

hingga lanjut usia (lansia), memerlukan penatalaksanaan gizi secara khusus. Oleh

karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang bermutu untuk mencapai dan

mempertahankan status gizi yang optimal dan mempercepat penyebuhan

(Kemenkes,2013).

Sejak tahun 2003 American Dietetic Associatation (ADA) menyusun Standar

Nutrition care process (NCP). Kemudian pada tahun 2006, Asosiasi Dietisien

Indonesia (ASDI) mulai mengadopsi NCP-ADA menjadi proses asuhan gizi

terstandar (PAGT) (Kemenkes,2014).

Pelaksanaan pelayanan gizi di rumah sakit memerlukan sebuah pedoman

sebagai acuan untuk pelayanan bermutu yang dapat mempercepat proses penyebuhan

pasien, memperpendek lama hari rawat, dan menghemat biaya rawatan

(Kemenkes,2013).

Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan

dengan keadaan pasien berdasarkan dengan keadaan klinis, status gizi, dan status

metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses

penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh

terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien yang semakin buruk

2
karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi

organ yang terganggu akan lebih memburuk dengan adanya penyakit dan kekurangan

gizi. Selain itu masalah gizi lebih atau obesitas erat hubungannya dengan penyakit

degeneratif, seperti diabetes melitus, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan

penyakit kanker, memerlukan terapi gizi untuk membantu penyembuhannya

(Kemenkes,2013).

Terapi gizi atau terapi diet adalah bagian dari perawatan penyakit atau kondisi

klinis yang harus diperhatikan agar pemberiannya tidak melebihi kemampuan organ

tubuh untuk melaksanakan fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu disesuaikan

dengan perubahan fungsi organ. Pemberian diet pasien harus dievaluasi dan

diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hwasil pemeriksaan

laboratorium, baik pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan. Upaya peningkatan

status gizi dan kesehatan masyarakat baik di dalam maupun di luar rumah sakit,

merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan, terutama tenaga gizi

(Kemenkes,2013).

Untuk pelayanan gizi di rumah sakit terbagi menjadi beberapa bagian yaitu

yang pertama Pelayanan Gizi Rawat Jalan adalah serangkaian proses kegiatan asuhan

gizi yang berkesinambungan dimulai dengan assessment atau pengkajian, pemberian

diagnosis, intervensi gizi, dan monitoring evaluasi kepada klien atau pasien di rawat

jalan. Asuhan gizi rawat jalan pada umumnya disebut kegiatan konseling gizi dan

dietetik atau edukasi/penyuluhan gizi. Dan yang kedua adalah Pelayanan Gizi Rawat

Inap merupakan pelayanan gizi yang dimulai dari proses pengkajian gizi, diagnosis

3
gizi, intervensi gizi meliputi perencanaan, penyedian makanan, penyuluhan /edukasi

dan konseling gizi, serta monitoring dan evaluasi gizi (Kemenkes, 2013).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Terciptanya sistem pelayanan gizi yang bermutu dan dapat

melaksanakan asuhan gizi di Rumah Sakit secara mandiri.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan penapisan gizi (nutrition screening) pada klien/pasien kasus

umum.

b. Membantu dalam pengkajian gizi (nutrition assessment) pasien dengan

komplikasi (yang membutuhkan diet khusus).

c. Melaksanakan asuhan gizi untuk klien sesuai kondisi klinis, biokimia,

sosial budaya dan kepercayaan dari berbagai golongan umur.

d. Melakukan monitoring dan evaluasi intervensi gizi pasien dan tindak

lanjut.

e. Mendidik pasien/klien dalam rangka promosi kesehatan, pencegahan

penyakit dan terapi gizi untuk kondisi dengan komplikasi.

f. Berpenampilan (unjuk kerja) sesuai dengan kode etik profesi gizi.

g. Menggunakan teknologi terbaru dalam kegiatan informasi dan komnikasi.

h. Mendokumentasikan kegiatan pelayanan gizi yang dilakukan pada pasien

kasus besar.

4
BAB II

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PELAYANAN GIZI

A. Mekanisme Pelayanan Gizi Rumah Sakit

Pengorganisasian Pelayanan Gizi Rumah Sakit mengacu pada SK Menkes

Nomor 983 Tahun 1998 tentang Organisasi Rumah Sakit dan Peraturan Menkes

Nomor 1045/MENKES /PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di

Lingkungan Departemen Kesehatan.

Kegiatan Pelayanan Gizi Rumah Sakit, meliputi :

1. Asuhan Gizi Rawat Jalan.

2. Asuhan Gizi Rawat Inap.

3. Penyelenggaraan Makanan.

4. Penelitian dan Pengembangan.

Gambar 1. Mekanisme Pelayanan Gizi di Rumah Sakit

5
Dari alur diatas dapat kita ketahui bahwa setiap pasien masuk atau mendaftar

baik pada rawat inap maupun rawat jalan akan dilakukan terlebih dahulu skrining gizi

pada pasien. Untuk pasien rawat jalan, setelah melakukan skrining maka dilakukan

assessment dan penegakan diagnosis gizi oleh ahli gizi, setelah hal tersebut dilakukan

intervensi gizi dan pelaksanaan konseling gizi. Setelah konseling dilaksanakan maka

akan dilakukan monitoring dan kontrol ulang kembali jika didapatkan hasil yang

memerlukan tindakan lanjut, maka dilakukan assessment ulang.

Pada pasien rawat inap juga dilakukan skrining gizi, jika didapatkan hasil tidak

beresiko maka dilakukan skrining ulang kembali jika pada awal beresiko maupun saat

melakukan skrining kedua beresiko maka dilakukan assessment awal dan dilakukan

penentuan diagnosis gizi, selanjutnya dilakukan intervensi gizi dengan 2 cara yaitu

pemberian diet dan edukasi serta konseling gizi, setelah itu dilakukan monitoring dan

evaluasi pada pasien jika tujuan tidak tercapai maka dilakukan pengkajian ulang dan

revisi rencana asuhan gizi.

Pada tindakan intervensi gizi pemberian diet maka perlu diperhatikan

permintaan, pembatalan ataupun perubahan pemberian diet, dari hal ini dilakukan

perencanaan menu dan melewati proses penyelenggaraan makanan yang ada pada

rumah sakit, baru setelah hal tersebut dilakukan pelayanan makanan pasien.

1. Asuhan Gizi Rawat Jalan

Pelayanan gizi rawat jalan adalah serangkaian proses kegiatan asuhan gizi

yang berkesinambungan dimulai dari assesmen/pengkajian, pemberian diagnosis,

intervensi gizi dan monitoring evaluasi kepada klien/pasien di rawat jalan. Asuhan

6
gizi rawat jalan pada umumnya disebut kegiatan konseling gizi dan dietetik atau

edukasi / penyuluhan gizi.

Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sawahlunto terdapat beberapa poli

rawat jalan yaitu : poli umum, poli anak, poli mata, poli syaraf (neurologi), poli gigi

dan mulut, poli penyakit mulut dan bedah mulut, poli konservasi gigi, poli paru, poli

penyakit dalam, poli kebidanan dan kandungan, poli bedah, poli THT, poli jantung

dan pembuluh darah dan poli gizi.

Poli gizi merupakan layanan penunjang medis di RSUD Sawahlunto. Poli gizi

ini di buka setiap hari. Di poli tersebut ahli gizi melakukan skrining gizi, assessment

gizi, dan menetapkan diagnosa gizi, setelah itu melakukan intervensi dengan

melakukan edukasi dan konsultasi gizi kepada pasien, dan untuk monitoring dan

evaluasi dilakukan ahli gizi pada kunjungan pasien berikutnya. Di RSUD Sawahlunto

untuk ruang poli gizi disediakan alat pengukuran antropometri. Dan untuk data

antropometri dilakukan pengukuran secara langsung oleh ahli gizi.

Kemudian menganalisa semua data assessment gizi, lalu dietesien menetapkan

diagnosis gizi, dan memberikan intervesi gizi berupa edukasi dan konseling dengan

langkah menyiapkan atau mengisi leaflet sesuai dengan diet yang diberikan. Lalu

menjelaskan tentang makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, cara pemasakan

dan lain-lain yang disesuaikan dengan pola makan dan keinginan serta kemampuan

pasien.

2. Asuhan Gizi Rawat Inap

Pelayanan gizi rawat inap merupakan pelayanan gizi yang dimulai daari

proses pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi meliputi perencanaan,

7
penyediaan makanan, penyuluhan / edukasi, konseling gizi serta monitoring dan

evaluasi gizi. Tujuan memberikan pelayanan gizi pada pasien rawat inap ini agar

memperoleh asupan makanan yang sesuai kondisi kesehatannya dalam upaya

mempercepat proses penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan status gizi.

Di RSUD Sawahlunto ruang rawat inap terdiri dari beberapa ruangan yaitu

ruang rawat inap Cendrawasih (VIP), ruang rawat inap Cempaka (khusus penyakit

dalam / interne), ruang rawat inap Wijaya Kusuma (khusus anak), ruang rawat inap

Melati (khusus kebidanan dan penyakit kandungan), ruang rawat inap Bougenville

(khusus bedah) dan ruang rawat inap Paru / isolasi Covid-19 serta ruangan HCU. Di

RSUD Sawahlunto terdapat 11 orang ahli gizi, dimana untuk masing-masing ruangan

terdapat ahli gizi yang bertanggung jawab di ruangan tersebut, untuk ruangan

cempaka 1 orang ahli gizi, wijaya kusuma 1 orang ahli gizi, melati 1 orang ahli gizi,

bougenville 1 orang ahli gizi, HCU 1 orang ahli gizi dan ahli gizi lainnya

bertanggung jawab dalam penyelenggaraan makanan. Di setiap ruangan, ahli gizi

melakukan asuhan gizi kepada pasien, dimulai dari melihat rekam medis pasien untuk

mengetahui hasil skrining gizi yang dilakukan oleh perawat. Dimana metode skrining

gizi yang digunakan untuk pasien dewasa adalah Malnutrisi Screening Tool (MST)

dan untuk anak-anak menggunakan metode Pediatric Yorkhill Malnutrition Score

(PYMS). Setelah itu ahli gizi melakukan assessment gizi kepada pasien, menetapkan

diagnosis gizi, melakukan intervensi gizi, dan monitoring dan evaluasi gizi pada hari

pasien masuk atau kunjungan pertama Ahli Gizi.

Hal ini sesuai dengan Kemenkes 2013 yang menyatakan mekanisme

pelayanan gizi rawat inap adalah sebagai berikut :

8
a. Skrining gizi

Pada tahap ini skirining gizi untuk pasien rawat inap dilakukan oleh

perawat IGD sedangkan untuk pasien rawat jalan skrining dilakukan oleh

perawat poli, dan penetapan order diet awal oleh dokter. Skrining gizi

bertujuan untuk mengidentifikasi pasien yang beresiko, tidak beresiko

malnutrisi. Idealnya skirining dilakukan pada pasien baru 1x24 jam

setelah pasien masuk rumah sakit. Metode yang digunakan untuk skrining

gizi MST untuk dewasa dan PYMS untuk anak-anak.

b. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)

Proses asuhan gizi terstandar dilakukan pada pasien yang beresiko

sudah mengalami malnutrisi dan kondisi khusus dengan penyakit tertentu.

Langkah-langkah PAGT terdiri dari :

1) Asesesment gizi

Yang terdiri dari 5 kategori :

a) Anamnesis riwayat gizi

Anamnesis riwayat gizi adalah data meliputi asupan makanan

termasuk komposisi, pola makan, diet saat ini, ketersediaan makanan

di lingkungan pasien, dan data lainnya. Gambaran asupan makanan

dapat digali melalui anamnesis kualitatif dan kuantitatif, anamnesis

riwayat gizi secara kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran

kebiasaan makan atau pola makan sehari berdasarkan frekuensi

penggunaan bahan makanan.

9
Anamnesis secara kuantitatif dilakukan untuk mendapat gambaran

asupan gizi melalui recall 24 jam kemudian dilakukan analisis zat gizi

yang merujuk kepada daftar bahan makanan penukar.

b) Biokimia

Data biokimia meliputi hasil pemeriksaan laboratorium,

pemeriksaan yang berkaitan dengan status gizi, status metabolik dan

gambaran fungsi organ yang berpengaruh terhadap timbulnya masalah

gizi.

c) Antropometri

Merupakan pengukuran fisik pada individu, antropometri dapat

dilakukan dengan berbagai cara antara lain pengukuran tinggi badan,

berat badan. Pada kondisi tinggi badan tidak dapat diukur dapat

digunakan panjang badan, tinggi lutut, rentang lengan atau separuh

rentang lengan, Ulna dan Lila. Pengukuran lain seperti lingkar lengan

atas, skinfold, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggang dan

lingkar pinggul dapat dilakukan sesuai kebutuhan. Penilaian status gizi

dilakukan dengan membandingkan beberapa ukuran tersebut, misalnya

indeks massa tubuh. Sedangkan di RSUD dr. Adnaan WD

Payakumbuh tidak dilakukan pengukuran antropometri dikarenakan

alat untuk pengukuran pengestimasian BB dan TB tidak tersedia

seperti pita LLA, metlin, pengukuran rentang lengan atau separuh

lengan, skinfold dan tinggi lutut yang berguna untuk kondisi pasien

yang tidak dapat melakukan pengukuran seperti biasa.

10
d) Pemeriksaan fisik/klinis

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan

klinis yang berkaitan dengan gangguan gizi atau dapat menimbulkan

masalah gizi. Contoh beberapa data pemeriksaan fisik terkait gizi

antara lain edema, asites, kondisi gigi geligi, massa otot yang hilang,

lemak tubuh yang menumpuk dan lain-lain.

e) Riwayat personal

Meliputi 4 area, yaitu : obat-obatan oral atau suplemen yang

dikonsumsi, sosial budaya, riwayat penyakit, data umum pasien yang

terdiri dari umur, pekerjaan, dan tingkat pendidikan.

2) Diagnosis gizi

Pada langkah ini dicari pola dan hubungan antar data yang terkumpul

dan kemungkinan penyebabnya. Kemudian memilah masalah gizi yang

spesifik dan menyatakan masalah gizi secara singkat dan jelas

menggunakan terminologi yang ada. Penulisan diagnosa gizi terstruktur

dengan konsep PES atau Problem Etiologi dan Sign atau Symptom.

Diagnosa gizi dikelompokkan menjadi 3 domain :

a) Domain asupan adalah masalah aktual yang berhubungan dengan

asupan energi, zat gizi, cairan, substansi bioaktif dari makanan, baik

yang melalui oral maupun parenteral dan enteral.

b) Domain klinis adalah masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi

medis atau fisik atau fungsi organ.

11
c) Domain behavior adalah masalah gizi yang berkaitan dengan

pengetahuan, perilaku atau kepercayaan, lingkungan fisik dan askes

dan keamanan makanan.

3) Intervensi gizi

Terdapat dua komponen intervensi gizi:

a) Perencanaan intervensi

Intervensi gizi merujuk kepada diagnosis gizi yang ditegakkan.

Tetapkan tujuan dan prioritas intervensi berdasarkan masalah gizinya

(problem), rancang strategi intervensi berdasarkan penyebab

masalahnya (etiologi) atau bila penyebab tidak dapat intervensi maka

strategi intervensi ditujukan untuk mengurangi gejala atau tanda (sign

dan symptom). Tentukan pula jadwal dan frekuensi asuhan.

Perencanaan intervensi meliputi :

(1) Penetapan tujuan intervensi

Penetapan tujuan harus dapat diukur, dicapai dan ditentukan

waktunya.

(2) Preskripsi diet

Terdiri dari perhitungan kebutuhan gizi, jenis diet, modifikasi diet,

jadwal pemberian diet, dan jalur makanan.

b) Implementasi intervensi

Implementasi adalah bagian kegiatan intervensi gizi dimana

dietesien melaksanakan dan mengkomunikasikan perencanaan asuhan

kepada pasien dan tenaga kesehatan atau tenaga lain yang terkait. Suatu

12
intervensi gizi harus menggambarkan dengan jelas, apa, dimana, kapan,

dan bagaimana intervensi itu dilakukan.

4) Monitoring dan evaluasi gizi

a) Monitoring

Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui

respon pasien terhadap intevensi dan tingkat keberhasilannya. Ada tiga

langkah kegiatan monitoring dan evaluasi gizi yaitu :

1) Monitoring perkembangan yaitu kegiatan mengamati kondisi

pasien yang bertujuan untuk melihat hasil yang terjadi seusai yang

diharapkan oleh klien maupun tim.

2) Mengukur hasil, kegiatan ini adalah mengukur perkembangan atau

perubahan yang terjadi sebagai respon terhadap intervensi gizi.

Parameter yang harus diukur beradasarkan tanda dan gejala dari

diagnosis gizi.

b) Evaluasi gizi

Terdiri dari 3 tahapan, yaitu pertama, dampak asupan makanan

dan zat gizi. Kedua, dampak terhadap tanda-tanda dan gejala fisik

yang terkait gizi. Ketiga, dampak perilaku dan lingkungan terkait

gizi, serta dampak terhadap pasien terhadap intervensi gizi yang

diberikan pada kualitas hidupnya.

c) Pencatatan dan pelaporan

Hal ini merupakan bentuk pengawasan dan pengendalian mutu

pelayanan dan komunikasi.

13
BAB III

URAIAN KASUS AGK

A. Skrinning Gizi

Kegiatan skrinning gizi dilakukan dari tanggal 11 Oktober 2021 hingga

tanggal 20 November 2021. Kegiatan skrinning dilakukan oleh seluruh mahasiswa

PKL di ruang rawat inap RSUD Sawahlunto dengan jumlah skrinning yang

didapatkan yaitu 80 skrinning gizi pasien, masing-masing mahasiwa mendapatkan 16

skrinning gizi pada pasien yang dirawat inap.

Skrinning gizi dilakukan untuk mengidentifikasi pasien yang beresiko, tidak

beresiko malnutrisi. Idealnya skirining dilakukan pada pasien baru 1x24 jam setelah

pasien masuk rumah sakit. Metode yang digunakan untuk skrining gizi MST untuk

dewasa dan PYMS untuk anak-anak

B. Kasus Harian

Dari kegiatan skrinning yang telah dilakukan, didapatkan 25 kasus yang bisa

dan telah disetujui oleh pembimbing untuk dijadikan kasus harian AGK. Masing-

masing mahasiwa mendapatkan 5 kasus harian dengan rincian sebagai berikut :

No Nama Mahasiswa Ruangan Diagnosa Medis


Wijaya Kusuma Anemia
Gangguan Foal Hati
Cempaka
Anemia dan Melena
1. Nisa Rahma Ilahi Susp Perforasi Hallow
Bougenville
Organ
Hematosezna Post
HCU
Hemoroidektomi, Syok

14
Hemoragic
Hiperpireksia ec Sp Backup
Wijaya Kusuma
Infeksi dan Anemia
Anemia dan CKD Grade IV
Cempaka
2. Nur Lailatul Rahmi Ginjal Kronik Non HD
Acute Tranmurd Myocordial
HCU Infarction
Ischialgia
Wijaya Kusuma Infeksi Saluran Kemih
Selulitis DM Tipe 2 Susp.
Dislokasis
Tiarahma Rona PPOK Eksoserbasi Akut +
3. Cempaka
Almasa CAP
Gagal Ginjal Kronik CBD
sts II
HCU Tia Acute On CKD
Wijaya Kusuma DHF Derajat II
Susp. TB Paru dengan
Atelektasis dan DM Tipe II
Cempaka
GERD. CHF NYHA III –
IV
4. Welly Innelva Rizkia Anemia ec bross hematuria
Bougenville ec susp. CA buli-buli ec
susp. Batu buli-buli
ADHF. Gastroesofagitis,
HCU Konstipasi dan UAP
NSTEMI
Wijaya Kusuma Diare Akut
Sirosis Hati
5. Windy Oktri Cempaka Diabetes Mellitus
Anorexia dan Ischialgia
Bougenville Apenditis Akut

C. Kasus Besar

Dari kegiatan skrinning yang telah dilakukan, didapatkan 5 kasus yang bisa dan

telah disetujui oleh pembimbing untuk dijadikan kasus besar AGK. Masing-masing

mahasiwa mendapatkan 1 kasus besar dan telah diintervensi selama 3 hari berturut-

turut dengan rincian sebagai berikut :

15
Nama Tanggal Diagnosa
No Diagnosa Gizi
Mahasiswa Intervensi Medis
(NI 2.1) Asupan
oral inadekuat
(NI 5.5.2)
Kelebihan asupan
lemak
17 November
Overweight dan (NC 2.2)
Nisa Rahma 2021 – 19
1. Sindroma Perubahan nilai
Ilahi November
Nefrotik lab terkait gizi
2021
(NC 3.3)
Kelebihan berat
badan
(NB 2.5) Kualitas
hidup yang buruk
(NI 2.1) Asupan
oral inadekuat
(NC 2.2)
20 November
Perubahan nilai
Nur Lailatul 2021 – 22 DM Tipe 2 dan
2. lab terkait gizi
Rahmi November GERD
(NB 1.1) Kurang
2021
pengetahuan
terkait makanan
dan zat gizi
(NI 2.1) Asupan
oral inadekuat
(NC 2.2)
Perubahan nilai
9 November
DM Tipe 2 lab terkait gizi
Tiarahma Rona 2021 – 11
3. dengan Ulkus (NC 4.1)
Almasa November
Pedis Malnutrisi
2021
(NB 1.1) Kurang
pengetahuan
terkait makanan
dan zat gizi
(NI 2.1) Asupan
17 November Penurunan
oral inadekuat
Welly Innelva 2021 – 19 Kesadaran ec
4. (NC 2.2)
Rizkia November Hipoglikemia,
Perubahan nilai
2021 CKD Stage IV
lab terkait gizi
18 November (NI 2.1) Asupan
2021 – 20 oral inadekuat
5. Windy Oktri Sirosis Hepatis
November (NC 2.2)
2021 Perubahan nilai

16
lab terkait gizi
(NC 1.4)
Perubahan fungsi
gastrointestinal
(NB 1.1) Kurang
pengetahuan
terkait makanan
dan zat gizi

D. Konseling Rawat Jalan

Kegiatan konseling gizi untuk pasien rawat jalan dilakukan dari tanggal 1

November 2021 hingga 20 November 2021. Konseling dilakukan di poli gizi oleh

mahasiswa PKL. Masing-masing mahasiswa melalukan 1 kali kegiatan konsultasi

gizi dengan rincian sebagai berikut :

Nama
No Nama Mahasiswa Tanggal Konsultasi Jenis Diet
Penyakit
1. Nisa Rahma Ilahi 15 November 2021 Gagal Diet Jantung
Jantung dan dan Rendah
Asam urat Purin
2. Nur Lailatul Rahmi 1 November 2021 Jantung dan Diet Jantung
DM dan Diabetes
Mellitus
3. Tiarahma Rona 15 November 2021 Gagal Diet Jantung
Almasa Jantung
4. Welly Innelva 29 November 2021 DM Tipe 2 Diet Diabetes
Rizkia Mellitus
5. Windy Oktri 2 November 2021 Dislipidemia Diet Rendah
dan Asam Lemak dan
Urat Rendah Purin

Pada kegiatan konseling kami memberikan leaflet dan bahan penukar kepada

pasien untuk dibaca oleh pasien, dan juga memberikan informasi kepada pasien

mengenai penyakitnya, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, juga

17
menjelaskan mengenai bahan penukar, yang bertujuan agar pasien dapat

melaksanakan dietnya dengan baik di rumah.

Hal ini sejalan dengan teori yang ada pada Buku Konseling Gizi, 2013 yang

mengatakan bahwa konseling memiliki beberapa langkah yaitu :

1. Membangun dasar-dasar konseling, yaitu : salam, perkenalan diri, mengenal

pasien, membangun hubungan, memahami tujuan kedatangan, dan

menjelaskan tujuan dan proses konseling tersebut.

2. Menggali permasalahan, didalam hal menggali permasalahan tersebut :

mengumpulkan data, dan fakta dari semua aspek dengan melakukan

assessment atau pengkajian gizi menggunakan data antropometri, biokimia,

klinis/fisik, riwayat makan, serta riwayat personal.

3. Menegakkan diagnosa gizi, yaitu dengan cara : melakukan identifikasi

masalah, penyebab dan tanda gejala yang disimpulkan dari uraian hasil

pengkajian gizi dengan komponen problem, etiologi dan sign/ symptom.

4. Intervensi gizi memiliki 2 cara yaitu : yang pertama, memilih rencana yaitu

bekerja sama dengan pasien untuk memilih alternatif upaya perubahan prilaku

diet yang dapat di implementasikan. Yang kedua, memperoleh komitment

yaitu untuk melaksanakan perlakuan diet khusus serta membuat rencana yang

realistis dan dapat diterapkan dengan menjelaskan tujuan, prinsip diet dan

ukuran porsi makan.

5. Monitoring dan evaluasi yaitu mengulangi dan menanyakan kembali apakah

kesimpulan dari konseling dapat dimengerti oleh pasien. Pada kunjungan

berikutnya, lihat proses dan dampaknya.

18
6. Mengakhiri konseling, yaitu dengan cara mengakhiri dari sesi konseling.

E. Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan dilakukan pada tanggal 17 November 2021 di poli rawat

jalan RSUD Sawahlunto, penyuluhan dibimbing oleh kepala instalasi gizi RSUD

Sawahlunto dan diawasi oleh PKRS. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan rincian

sebagai berikut :

Hari/Tanggal Tempat Topik Penyuluhan


Poli gizi, poli penyakit Diabetes Mellitus
Rabu / 17 November
dalam, poli jantung Penyakit Jantung
2021
Poli gigi, poli mata Hipertensi

Saat pelaksanaan, mahasiswa menyediakan leaflet untuk diberikan pada

semua audience yang ada di poliklinik. Penyuluhan kami laksanakan selama 30 menit

dan menggunakan bahasa Indonesia, hal ini telah disepakai terlebih dahulu dengan

audience. Kami menggunakan alat pengeras suara agar apa yang kami sampaikan

terdengar jelas sampai ke audiens.

19
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Skrining gizi yang digunakan saat di RSUD Sawahlunto menggunakan MST

pada pasien rawat Inap dewasa, sedangkan untuk pasien rawat inap anak

menggunakan PYMS. Selama dilakukannya kegiatan skrinning gizi

didapatkan jumlah skrinning sebanyak 80 skrinning dengan masing-masing

mahasiswa melakukan 16 skrinning gizi pada pasien rawat inap di RSUD

Sawahlunto.

2. PAGT untuk kasus harian pada kegiatan PKL MAGK ini didapatkan dengan

jumlah kasus sebanyak 25 kasus dengan masing-masing mahasiswa

mendapatkan 5 kasus harian.

3. Kasus besar untuk MAGK dilakukan selama 4 hari. Untuk perhitungan

kebutuhan pasien digunakan rumus yang sesuai dengan penyakit pasien

seperti rumus penyakit biasa menggunakan perhitungan Mifflin, penyakit DM

menggunakan perhitungan PERKENI, serta pada pasien anak-anak digunakan

rumus Scholfield.

4. Pelaksanaan konseling di RSUD Sawahlunto dilakukan pada pasien rawat

inap dan rawat jalan dengan media leaflet dan daftar bahan makanan.

5. Penyuluhan dilakukan dengan 3 topik yaitu, diabetes melitus, penyakit

jantung dan hipertensi yang diawasi oleh kepala instalasi gizi dan PKRS.

20
B. Saran

1. Sebaiknya disediakan alat pengukuran antropometri pada poli gizi seperti :

timbangan digital, microtoise dan skinfold.

21
DAFTAR PUSTAKA

Cornelia,dkk. 2013. Konseling Gizi. Jakarta : Penebar Plus ( Penebar Swadya Group)

Gejir ,I Nyoman. 2017. Media Komunikasi dalam Penyuluhan Kesehatan

Kemenkes. 2013. Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta

Kemenkes. 2014. Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT).

22
LAMPIRAN

23
SATUAN ACARA PENYULUHAN MENGENAI DIABETES MELITUS

DI RSUD SAWAHLUNTO

“DIABETES MELLITUS”

OLEH :

1. NISA RAHMA ILAHI 172210659

2. NUR LAILATUL RAHMI 182210714

3. TIARAHMA RONA ALMASA 182210724

4. WELLY INNELVA RIZKIA 182210727

5. WINDY OKTRI 182210728

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN


1. Pokok Bahasan : Diabetes Mellitus

2. Sub Pokok Bahasan : Pengertian diabetes mellitus, tanda dan gejala diabetes

mellitus, Klasifikasi diabetes mellitus, cara

pengendalian diabetes mellitus, Cara pengolahan bahan

makanan pada penderita diabetes mellitus bahan

makanan yang dianjurkan dan dianjurkan, contoh menu

untuk penderita diabetes mellitus, makanan yang baik

untuk penderita Diabetes mellitus berdasarkan

penelitian.

3. Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien

4. Waktu : ±30 menit

5. Hari/Tanggal : , November 2021

6. Tempat : Poli Rawat Jalan RSUD Sawahlunto

A. Latar Belakang

Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit gangguan metabolik menahun yang

ditandai oleh kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal. Diabetes mellitus

berdasarkan klasifikasi etiologi yaitu dm tipe 1, dm tipe 2. Dm tipe lain, dm tipe

gestasional.

Menurut statistik, ada lebih dari 200 juta orang penderita diabetes mellitus di

seluruh dunia. Diperkirakan bahwa angka ini akan meningkat menjadi 380 juta orang

penderita pada tahun 2025. Faktor resiko Diabetes mellitus sangat erat kaitannya
dengan perilaku tidak sehat, yaitu diet tidak sehat dan tidak seimbang, kurang

aktifitas fisik, merokok, mempunyai berat badan berlebih (obesitas), hipertensi,

hiperkolesterolemia dan konsumsi alkohol.

Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari

statistik kematian di dunia, 57 juta jiwa kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan

oleh penyakit tidak menular dan diperkirakan bahwa sekitar 3,2 juta jiwa per tahun

penduduk dunia meninggal akibat DM. Selanjutnya, pada tahun 2003 WHO

memperkirakan 194 juta jiwa atau 5,1% dari 3,8 milliar penduduk dunia yang berusia

20-79 tahun menderita DM. WHO memprediksi Indonesia, bahwa ada kenaikan dari

8,4 juta diabetes pada tahun 2000 akan meningkat menjadi sekitar 21,3 juta diabetisi

pada tahun 2030. Hal ini akan menjadikan Indonesia menduduki rangking ke 4 dunia

setelah Amerika Serikat, China, dan India dalam prevalensi diabetes.

WHO telah merekomendasikan bahwa strategi yang efektif perlu dilakukan

secara terintegrasi dan menyeluruh, berbasis masyarakat dengan kerja sama lintas

program, lintas sector, dan swasta (organisasi profesi dan organisasi masyarakat).

Menyadari upaya pengendalian diabetes mellitus tidak dapat hanya dilakukan oleh

sector kesehatan atau pemerintahan saja, WHO untuk wilayah Asia tenggara atau

Sould East Asian Regional Office (SEARO) telah mngembangkan Sould East Asian

Networking For Non Communicable Disease (SEANET-NCD) sebagai jejaring

regional dengan memfasilitasi negara anggota asia dalam bentuk dukungan teknik

dan manajemen serta infobaise yang dilakukan untuk pencegahan dan

penanggulangan penyakit tidak menular. Di tingkat global, World Diabetes


Foundation (WDF) dan International Diabetes Federation(IDF) telah banyak berperan

melalui berbagai programnya dalam pengendalian DM dan Penyakit menular.

Berdasarkan amprah, ada beberapa penyakit yang ada di Rumah Sakit Umum

Daerah Sawahlunto, seperti diabetes mellitus. Penderita Diabetes mellitus ini

membutuhkan penanganan cepat, jika gula darahnya melebihi kadar normalnya.

Karena, jika dibiarkan akan menyebabkan komplikasi, seperti akan merusak saraf dan

pembuluh darah kecil di mata, ginjal, dan jantung (penglihatan kabur, rasa kebas di

kaki, gagal ginjal, serangan jantung dan stroke). Oleh karena itu, kami tertarik

melakukan penyuluhan tentang diabetes mellitus agar bisa memberikan edukasi

terkait masalah tersebut kepada penderita maupun keluarga penderita.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan selama ±30 menit pengetahuan pasien dan

keluarga pasien meningkat serta mampu memahami penyakit diabetes mellitus.

2. Tujuan Khusus

a. Pasien dan keluarga dapat mengetahui Pengertian diabetes mellitus

b. Pasien dan keluarga dapat mengetahui tanda dan gejala diabetes mellitus

c. Pasien dan keluarga dapat mengetahui klasifikasi diabetes mellitus

d. Pasien dan keluarga dapat mengetahui cara pengelolaan atau

pengendalian diabetes mellitus

e. Pasien dan keluarga dapat mengetahui cara pengolahan bahan makanan

pada penderita diabetes mellitus


f. Pasien dan keluarga dapat mengetahui bahan makanan yang dianjurkan

dan tidak dianjurkan

g. Pasien dan keluarga dapat mengetahui makanan yang baik untuk

penderita diabetes mellitus berdasarkan penelitian.

h. Pasien dan keluarga dapat mengetahui contoh menu untuk penderita

diabetes mellitus

C. Materi Penyuluhan

1. Pengertian diabetes mellitus

2. Tanda dan gejala diabetes mellitus

3. Klasifikasi diabetes mellitus

4. Cara pengendalian diabetes mellitus

5. Cara pengolahan bahan makanan pada penderita diabetes mellitus

6. Contoh menu untuk penderita diabetes mellitus

7. Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

8. Makanan yang baik untuk penderita diabetes mellitus berdasarkan

penelitian

D. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Diskusi
E. Kegiatan

No Penyuluh Audiens/Sasaran
1 Pembukaan Pembukaan a. Menjawab salam
a. Mengucapkan
salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menyampaikan
tujuan
d. Kontrak waktu
penyuluhan
2 Kegiatan Inti a. Menjelaskan a. Menyimak
pengertian Diabetes b. Peserta
mellitus penyuluhan
b. Menjelaskan tanda bertanya kepada
dan gejala diabetes penyuluh
mellitus
c. Menjelaskan
klasifikasi diabetes
mellitus
d. Cara pengelolaan
atau pengendalian
diabetes mellitus
e. Menjelaskan tentang
pengolahan bahan
makanan pada
penderita diabetes
mellitus
f. Menjelaskan tentang
bahan makanan yang
dianjurkan dan tidak
dianjurkan penderita
diabetes mellitus
g. Menjelaskan contoh
menu untuk
penderita Diabetes
mellitus
h. Makanan yang baik
untuk penderita
diabetes mellitus
berdasarkan
penelitian
i. Memberikan
kesempatan kepada
audien bertanya
j. Menjawab
pertanyaan audien
3 Penutup Penutup a. Menjelaskan
a. Melakukan evaluasi materi yang
pengetahuan audien ditangkap dari
terhadap materi yang penyuluhan
telah diberikan tersebut
b. Menyimpulkan b. Mendengarkan
materi penyuluh
c. Mengucapkan salam c. Menjawab salam

F. Sumber

Pedoman pengendalian diabetes mellitus dan penyakit metabolic tahun 2008

www21.ha.org.hk.Diabetes mellitus.2016

Isnaini, Nur dan Ratnasari. 2018. Faktor resiko mempengaruhi kejadian diabtes

mellitus tipe dua.Jurnal Kebidanan dan keperawatan Aisyiyah. Vol 14, N0 1,

Juni 2018.

Avianty, Selma dan Fitriyono Ayustaningwarno. 2014. Jurnal Aplikasi

Teknologi Pangan.

Indek Glikemik Snack Bar Ubi Jalar Kedelai Hitam Sebagai Alternatif

Makanan Selingan Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.

G. Media

1. Power point

2. Leaflet
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh gangguan

metabolisme yang terjadi pada organ pankreas yang ditandai dengan peningkatan

gula darah atau sering disebut dengan kondisi hiperglikemia yang disebabkan karena

menurunnya jumlah insulin dari pankreas. Kejadian Diabetes yang paling sering

terjadi dimasyarakat yaitu DM tipe 2.

Kadar gula darah sewaktu normal mg/dl. Kadar gula darah puasa ≥ 110

mg/dl, kadar gula darah 2 jam pp <145 mg/dl. Faktor risiko terjadinya penyakit DM

adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan, perilaku kesehatan serta sosio budaya

masyarakat khususnya dalam perubahan pola makan.

Manusia mengalami penurunan fisiologis setelah umur 40 tahun. Diabetes

mellitus sering muncul setelah manusia memasuki umur rawan tersebut. Semakin

bertambahnya umur, maka risiko menderita DM akan meningkat terutama umur 45

tahun(kelompok risiko tinggi).

3. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus

a. Sering buang air kecil

Karena sel-sel di tubuh tidak dapat menyerap glukosa, ginjal mencoba

mengeluarkan glukosa sebanyak mungkin. Akibatnya, penderita jadi lebih sering

buang air kecil daripada orang normal dan mengeluarkan lebih dari 5 liter air

kencing sehari. Ini berlanjut bahkan di malam hari. Penderita terbangun beberapa
kali untuk buang air kecil. Itu pertanda ginjal berusaha singkirkan semua glukosa

ekstra dalam darah.

b. Sering merasa haus

Dengan hilangnya air dari tubuh karena sering buang air kecil, penderita

merasa haus dan butuhkan banyak air. Rasa haus yang berlebihan bearti tubuh

mencoba mengisi kembali cairan yang hilang itu. Sering rasa haus yang

berlebihan merupakan beberapa cara tubuh untuk mencoba mengelola gula darah

tinggi.

c. Penurunan berat badan

Kadar gula darah terlalu tinggi juga bisa menyebabkan penurunan berat badan

yang cepat. Karena hormon insulin tidak mendapatkan glukosa untuk sel, yang

digunakan sebagai energi, tubuh memecah protein dari otot sebagai sumber

alternatif bahan bakar.

d. Sering merasa lapar

Ketika kadar gula darah merosot, tubuh mengira belum diberi makan dan

lebih menginginkan glukosa yang dibutuhkan sel.

e. Kelelahan dan mudah tersinggung

Ketika orang memiliki kadar gula darah tinggi, tergantung berapa lama sudah

merasakannya, mereka kerap merasa tak enak badan,akibatnya, bila lelah orang

cenderung mudah tersinggung.( Dr. Collazo- Clavell).


f. Mudah mengantuk

Kondisi hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi menjadikan tubuh tidak

memiliki cukup energi untuk beraktivitas, sehingga diabetes menjadi lelah dan

mudah mengantuk.

g. Penglihatan kabur

Penglihatan kabur atau sesekali melihat kilatan cahaya merupakan akibat

langsung kadar gula darah tinggi. Membiarkan gula darah tidak terkendali dalam

waktu lama bisa menyebabkan kerusakan permanen, bahkan mungkin kebutaan.

Pembuluh darah di retina menjadi lemah setelah bertahun-tahun mengalami

hiperglikemia dan mikro- aneurisma, yang melepaskan protein berlemak yang

disebut eksudat.

h. Tingkat penyembuhan luka yang lambat

Infeksi, luka dan memar yang tidak sembuh dengan cepat merupakan tanda

diabetes. Hal ini biasanya terjadi karena pembuluh darah mengalami kerusakan

akibat glukosa dalam jumlah berlebihan yang mengelilingi pembuluh darah dan

arteri. Diabetes mengurangi efisiensi sel progenitor endotel atau EPC, yang

melakukan perjalanan ke lokasi cedera dan membantu pembuluh darah

sembuhkan luka.

i. Kesemutan atau mati rasa

Kesemutan dan mati rasa di tangan dan kaki, bersamaan dengan rasa sakit

yang membakar atau bengkak, adalah tanda bahwa saraf sedang dirusak oleh

diabetes. Masih seperti penglihatan, jika kadar gula darah dibiarkan merajalela

terlalu lama, kerusakan saraf bisa menjadi permanen.


j. Infeksi pada kulit, kandung kemih, gusi, dan gatal-gatal di daerah genital

Jamur dan bakteri tumbuh subur di lingkungan yang kaya akan gula.

Kandungan glukosa yang tinggi dalam urin membuat daerah genital jadi seperti

sariawan dan akibatnya menyebabkan pembengkakan dan gatal

4. Klasifikasi DM

a. Diabetes Mellitus tipe 1

Suatu keadaan dimana tubuh sama sekali tidak dapat memproduksi hormon

insulin. Penderita penyakit diabetes harus menggunakan suntikan insulin dalam

mengatur gula darahnya. Sebagian besar penderita penyakit diabetes ini adalah

anak-anak dan remaja. Dengan ciri-ciri tidak gemuk, gejala timbul mendadak.

b. Diabetes Mellitus tipe 2

Penyakit diabetes ini terjadi karena penderita tidak kekurangan insulin akan

tetapi, insulin tidak dapat digunakan dengan baik( resistensi insulin). Tipe penyakit

diabetes ini merupakan yang terbanyak diderita saat ini, dan sering terjadi pada

mereka yang berusia lebih dari 40 tahun, gemuk, gejala timbul perlahan-lahan

(kronis) dan mempunyai riwayat penyakit diabetes dalam keluarga.

c. Diabetes Mellitus Gestasional

Merupakan diabetes yang timbul selama masa kehamilan karena pada

kehamilan terjadi perubahan hormonal dan metabolik sehingga ditemukan jumlah

dan fungsi insulin yang tidak optimal yang dapat menyebabkan terjadinya

komplikasi yang meliputi preeclampsia, kematian ibu, abortus spontan, kelainan

kongenitas, prematuritas, dan kematian neonatal. Biasanya terjadi pada usia 24

minggu masa kehamilan, dan setelah melahirkan kadar gula darah kembali normal.
d. Diabetes Mellitus jenis lain

Contohnya akibat sekresi insulin yang tidak memadai yang disebabkan oleh

penyakit genetik tertentu, disebabkan secara tidak langsung oleh penyakit

lainya(misalnya pancreatitis, yaitu peradangan pada pankreas) yang diakibatkan

oleh obat atau bahan kimia lainnya.

5. Pengendalian diabetes mellitus

Berdasarkan jenis DM, pengelolaan atau pengendalian diabetes mellitus

meliputi:

a. DM tipe 1

1) Makan 5 sampai 6 kali setiap hari dengan rentangan waktu 3 jam terdiri

dari makanan pokok 3 kali selingan.

2) Saat makan harus disesuaikan dengan penyuntikan insulin

3) Usahakan minum-minuman yang bebas gula dan kaya serat. Contohnya

agar-agar, rumput laut, kolang kaling

4) Pilihlah cemilan yang rendah lemak dan rendah indeks glikemiknya.

Contohnya : pisang rebus, roti bekatul, kacang hijau, kreker

5) Biasakan memakan sereal tinggi serat. Seperti : havermut untuk sarapan

besar dari 6 gram setiap pagi

6) Biasakan makan-makan buah segar seperti : apel, belimbing, jambu

7) Hindari kebiasaan makan buah-buahan kaleng

8) Minum susu rendah lemak contohnya susu kedelai

9) Lakukan olahraga sebagai bagian kegiatan sehari-hari

10) Lakukan pemantauan kadar gula darah paling tidak 1 kali sehari
b. DM tipe 2:

1) Makan 3 kali makanan utama dan 2 samapi 3 kali makanan selingan tiap

hari dengan waktu 3 jam.

2) Makan cemilan yang rendah kalori dengan indek glikemik rendah.

Contoh: kokang kaling, cincu, agar-agar, rumput laut dan kacang hijau.

Sayuran rendah kalori(wortel, brokoli, bayam) dan buah-buahan contoh :

apel, belimbing, jambu, avokat. Salad buah dan sayur

3) Hindari kebiasan minum sari buah secara berlebiahan. Khususnya pagi

hari dan gantikan dengan minuman yang berserat dari kelompok sayuran

yang rendah kalori seperti blender tomat, ketimun dan labu siam yang

sudah direbus

4) Makan rebusan buncis dan sayuran lain yang dapat membantu

mengendaliakn glukosa darah paling sedikit 2 kali sehari. Contohnya :

buncis, bawang, pare, terong, labu siam

5) Biasakan sarapan dengan sereal tinggi serat. Seperti havermut, kacang

hijau, jagung rebus, dan roti bekatul setiap hari

6) Makanan pokok biasanya bervariasi antara nasi (sebaiknya nasi beras

merah atau nasi beras tumbuk), kentang, roti (sebaiknya roti bekatul) dan

jagung

7) Kurangi konsumsi daging merah yang dapat diganti dengan daging putih

seperti daging ayam atau ikan


8) Gunakan minyak goreng dengan jumlah terbatas kurang lebih setengan

sendok makan untuk sekali makan. Biasakan memasak dengan cara

menumis, merebus, memepes, memanggang, serta menanak

9) Biasakan makan-makanan vegetarian pada waktu malam

10) Biasakan berjalan sedikitnya 3 kali seminggu selama lebih kurang 30

menit

c. DM Gestasional

1) Makan dengan porsi kecil namun sering untuk menjaga kestabilan berat

badan selama hamil

2) Tidak menunda waktu makan atau makan teratur

3) Kurangi makanan yang mengandung karbohidrat seperti roti, permen

4) Usahakan untuk tidak mengkonsumsi karbohidrat di pagi hari, karena

gula darah cenderung naik pada pagi hari

5) Hindari minuman seperti kopi dan perbanyak buah dan sayuran

6. Cara pengolahan bahan makanan bagi penderita diabetes mellitus

Pengolahan makanan untuk penderita diabetes mellitus menghindari

penggunaan minyak yang berlebihan. Makanan terutama diolah dengan cara

dipanggang, dikukus, disetup,direbus, dan dibakar. Bagi penderita DM, makanan

dengan kandungan lemak jenuh perlu dihindari karena pada penderita DM cenderung

lebih sensitif mengalami peningkatan kolesterol LDL. Jenis lauk nabati yang dipilih

adalah jenis yang memiliki kadar rendah lemak.Pemilihan sumber protein hewani

pada penyajian makanan pasien DM perlu memperhatikan kadar lemak, kolesterol


dari sumber yang akan diolah. Pengolahan makanan untuk penderita diabetes mellitus

adalah rendah kalori dan karbohidrat.

Penderita DM dianjurkan untuk membatasi konsumsi garam, tidak lebih dari 6

gram / hari atau sodium tidak lebih dari 2300 mg / hari. Bahan makanan sayur dapat

diolah dengan ditumis, rebus, dan kukus.Dalam pengolahan sayur lama proses

pengolahan akan menentukan kandungan nutrisi vitamin dan mineral di dalamnya.

a. Tujuan Diet Penyakit Diabetes Melitus

Membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk

mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik dengan cara :

1) Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan

menyeimbangi asupan makanan dengan insulin, dengan obat penurun

glukosa oral dan aktifitas fisik

2) Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan

normal

3) menghindari dan menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan

insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek dan jangka lama

serta masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani

4) meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang

optimal

b. Syarat diet

1) Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.

Kebutuahn energi dietentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk

metabolisme basal sebesar 25-30 kkal/ kg BB normal , ditambah


kebutuhan untuk aktifitas fisik dan keadaan khusus, misalnya kehamilan

atau laktasi serta ada atau tidaknya komplikasi

2) Kebutuhan protein normal 10-15 % dari kebutuhan energi total

3) Kebutuahan lemak sedang yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total,

dalam bentuk< 10 % dari kebutuhan energi total bersal dari lemak jenuh,

10 % dari lemak tidak jenuh, sedangkan sisanya dari lemak tidak jenuh

tunggal. Asupan kolesterol makanan dibatasi yaitu .

4) Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60-

70%

5) Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan

kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah

terkendali diperbolehkan mengonsumsi gula murni sampai 5% dari

kebutuhan energi total.

6) Asupan serat dianjurkan 25 gr/hari dengan mengutamakan serat larut air

yang terdapat di dalam sayur dan buah.

7) Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi

natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari.

Apabila mengalami hipertensi, asupan garam harus dikurangi sesuai diet

garam)

8) Cukup vitamin dan mineral


c. Prinsip diet DM

1) Jumlah makanan

Jumlah makanan yang diberikan disesuaikan dengan status gizi penderita

DM, bukan berdasarkan tinggi rendahnya gula darah. Jumlah makanan yang

dikonsumsi disesuaikan dengan BB memadai yaitu BB yang dirasa nyaman

untuk seorang diabetasi, jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan

hasil konseling gizi. Jumlah makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes

adalah porsi kecil tapi sering.

2) Jenis makanan

Penderita DM harus mengetahui dan memahami jenis makanan apa yang

boleh dimakan secara bebas, makanan yang mana harus dibatasi dan makanan

apa yang harus dibatasi secara ketat. Makanan yang mengandung karbohidrat

mudah diserap seperti sirup, gula, sari buah harus dihindari. Sayuran dengan

kandungan karbohidrat tinggi seperti buncis, kacang panjang, wortel, kacang

kapri, daun singkong, bit dan bayam harus dibatasi. Sayuran yang boleh

dikonsumsi adalah sayuran dengan kandungan kalori rendah seperti oyong,

ketimun, kol, labu siam, lobak, sawi, rebung, selada, toge, terong, dan tomat.

Buah-buahan berkalori tinggi seperti nenas, anggur, mangga, sirsak, pisang,

alpokat, sawo sebaiknya dibatasi.

3) Jadwal makan

Penderita DM harus membiasakan diri untuk makan tepat pada waktu yang

telah ditentukan. Penderita DM makan sesuai jadwal yaitu 3 kali makanan utama,

3 kali makan selingan dengan interval waktu 3 jam. Ini dimaksudkan agar terjadi
perubahan pada kandungan glukosa darah penderita DM, sehingga diharapkan

dengan perbandingan jumlah makanan dan jadwal yang tepat, maka kadar

glukosa darah akan tetap stabil dan penderita DM tidak merasa lemas akibat

kekurangan zat gizi. Jadwal waktunya makan sebagai berikut:

a) Makan pagi atau sarapan dilakukan pada pukul 07.00

b) Snack pagi dikonsumsi pada pukul 10.00

c) Makan siang dilakukan pada pukul 13.00

d) Snack siang dikonsumsi pada pukul 16.00

e) Makan malam dilakukan pada pukul 19.00

f) Snack malam dikonsumsi pada pukul 21.00

Usahakan makan tepat waktu. Apabila terlambat makan maka akan bisa

terjadi hipoglikemia atau rendahnya kadar gula darah. Hipoglikemia meliputi

gejala seperti pusing, mual, dan pingsan. Apabila hal ini terjadi segera minum air

gula.

7. Contoh menu untuk penderita diabetes mellitus

Menu untuk DM 1700 K

Waktu makan Bahan makanan Banyak (gr) Urt


Pagi Nasi 100 ¾ gls
Telur dadar 60 1 btr bsr
Oseng-oseng 25 1 ptg sdg
tempe
Sup
brokoli+wortel Sekehendak Sekehendak
Snack pagi Buah papaya 100 1 ptg
Siang Nasi 200 1 ½ gls
Ikan tawar bakar 50 1 ptg sdg
Tempe mendoan 50 2 ptg sdg
Sayur capcay 100 1 porsi
kuah
Buah jeruk 100 1 ptg
Snack sore Buah naga 100 1 ptg
Malam Nasi 200 1 ½ gls
Ayam rica-rica 50 1 ptg sdg
Sup Tahu 50 1 bj sdg
cah kangkung 100 1 porsi
Buah apel 100 1 ptg

8. Bahan makanan yang dianjurkan dan dilarang

a. Bahan makanan yang dianjurkan

1) Nasi (beras merah)

Beras merah mampu menurunkan risiko untuk terkena DM, hal ini

disebabkan karena kandungan magnesium dalam aleuron(kulit ari) beras

merah mampu meningkatkan metabolism glukosa dalam darah dengan

meningkatkan sekresi dari hormon insulin. Magnesium mampu bertindak

sebagai kofaktor untuk meningkatkan enzim yang membantu proses sekresi

insulin. Selain itu, kandungan serat yang tinggi pada beras merah juga mampu

memperlambat absorpsi gula ke dalam darah dan meningkatkan sensitivitas

dari hormone insulin. Serat juga di dalam usus akan memperlambat aktivitas

dari enzim alfa amylase yang berfungsi untuk mencerna pati sehingga kadar

gula yang diabsorpsi jumlahnya lebih sedikit.

2) Protein yang rendah lemak (ikan, ayam tanpa kulit, tempe,tahu,kacang-

kacangan)

3) Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang diolah

dengan cara dipanggang, dikukus, direbus dan dibakar)


4) Susu rendah lemak

5) Buah-buahan

Buah yang dianjurkan untuk penderita DM adalah buah dalam

golongan B yang kurang manis dan mengandung 3% karbohidrat (papaya,

pisang, apel). Buah di anjurkan karena mengandung serat, yang dapat

mengurangi kenaikan gula darah yang biasa terjadi setelah makan.

6) Sayuran

Sayuran yang memiliki sedikit kandungan kalori (bayam, daun

singkong, tomat,timun, labu siam). Sayuran juga mengandung serat yang

dapat mengurangi kenaikan gula darah.

7) Vitamin C

Sebagai antioksidan yang menurunkan resistensi insulin bagi penderita DM.

b. Bahan makanan yang dilarang

1) Jangan makan daging olahan, kurangi makan daging merah segar, karena

daging olahan banyak sodium yang akan meningkatkan tekanan darah, dan

daging merah akan meningkatkan kadar kolesterol dan memiliki kalori tinggi

2) Makanan yang mengandung karbohidrat sederhana (gula pasir, gula jawa,susu

kental manis, minuman botol manis, es krim,kue-kue manis, dodol)

3) Mengandung banyak kolesterol, lemak trans, dan lemak jenuh ( cake,makanan

siap saji, goreng-gorengan)

4) Makanan tinggi natrium (ikan asin, telur asin,makanan yang diawetkan


9. Makanan yang baik untuk penderita Diabetes Mellitus berdasarkan

penelitian

a. Jus buah apel hijau

Penggunaan buah apel sebagai penurun kadar gula darah dalam kehidupan

sehari-hari diberikan dalam bentuk minuman yang dibuat dengan 100 gr buah

apel hijau yang diblender dengan sedikit air kemudian hasilnya diperas

(Penelitian Dila Astriani, 2018) buah apel kaya serat dan antioksigan polifenol

yang mampu melindungi sel-sel pankreas dari kerusakan.

b. Jus buah naga

Jus buah naga mempengaruhi kadar gula darah karena pada jus buah naga

terdapat antioksidan dan kaya serat sehingga dapat menurunkan kadar gula

darah. (Penelitian Eny Astuti,2019).


SATUAN ACARA PENYULUHAN MENGENAI HIPERTENSI

DI RSUD SAWAHLUNTO

“HIPERTENSI”

OLEH :

1. NISA RAHMA ILAHI 172210659

2. NUR LAILATUL RAHMI 182210714

3. TIARAHMA RONA ALMASA 182210724

4. WELLY INNELVA RIZKIA 182210727

5. WINDY OKTRI 182210728

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Hipertensi

Sub Pokok Pembahasan :Membahas tentang pengertian hipertensi, penyebab

hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, faktor resiko

hipertensi, diet hipertensi.

Sasaran : Pasien dan keluarga pasien

Hari/tanggal : Rabu / 17 November 2021

Waktu : ± 30 Menit

Tempat : Poli rawat jalan

Tujuan Umum :Setelah dilakukannya penyuluhan ini, diharapkan

kepada sasaran mampu memahami tentang hipertensi

Tujuan Khusus :Setelah dilakukannya penyuluhan ini, diharapkan

kepada sasaran untuk dapat mengetahui tentang

pengertian hipertensi, penyebab hipertensi, tanda dan

gejala hipertensi, faktor resiko hipertensi, diet

hipertensi.

Kegiatan :

No Langkah-langkah Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran

1. Pendahuluan 5 a. Mengucapkan salam a. Menjawab


menit b. Memperkenalkan salam
diri b. Mendengarkan
c. Menjelaskan maksud dan
dan tujuan kegiatan memperhatikan
penyuluhan
d. Menjelaskan proses
dan jalannya acara
penyuluhan
2. Penyajian 10 a. Menjelaskan materi a. Menjawab salam
menit penyuluhan kepada b. Mendengarkan
sasaran yang dan
meliputi : memperhatikan
 Pengertian hipertensi
 Penyebab hipertensi
 Tanda dan gejala
hipertensi
 Faktor resiko
hipertensi
 Diet hipertensi

3. Evaluasi 10 a. Memberikan a. Mengamati dan


menit kesempatan kepada memperhatikan
sasaran untuk b. Berperan aktif
bertanya dengan bertanya
b. Mengumpulkan dan menjawab
semua pertanyaan
c. Berdiskusi bersama
sasaran
d. Menentukan hasil
diskusi sekaligus
menjawab
pertanyaan dari
sasaran
4. Penutup 5 a. Mengulang kembali a. Menjawab
menit pembahasan materi salam
secara singkat
b. Memberikan
apresiasi kepada
sasaran yang telah
bertanya dan aktif
dalam diskusi
c. Mengucapkan
terimakasih kepada
sasaran karena
bersedia hadir dalam
acara penyuluhan ini
d. Mengucapkan salam
Metode : Ceramah, Tanya jawab, Brainstroming

Media : PPT dan leaflet

Materi : Terlampir
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg

atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko

tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti

penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah,

makin besar resikonya. (Amin & Hardhi 2015)

B. Penyebab

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :

1. Hipertensi primer (esensial)

Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.

Factor yang mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktivitas

saraf simpatis system rennin. Antigiotensin dan peningkatan Na + Ca

intraseluler. Factor-faktor yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok,

alcohol danpolisitemia.

2. Hipertensi sekunder

Penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom

cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

C. Tanda dan gejala

Menurut Dalyoko (2010), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :

1. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala

2. Sering gelisah
3. Wajah merah

4. Tengkuk terasa pegal

5. Mudah marah

6. Telinga berdengung

7. Sukar tidur

8. Sesak napas

9. Rasa berat ditengkuk.

10. Mudah lelah

11. Mata berkunang-kunang/ penglihatan kabur

12. Mimisan ( keluar darah dari hidung).

D. Faktor Resiko Hipertensi

1. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol

a. Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.

Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum

menopause. Harrison, Wilson dan Kasper mengatakan bahwa

wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon

estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density

Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan

faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis.

Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya

imunitas wanita pada usia premenopause. Dari hasil penelitian

didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis


kelamin wanita sekitar 56,5%. Hipertensi lebih banyak terjadi pada

pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak

menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita

hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan

hormon setelah menopause (Aisyah, 2009).

b. Umur

Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan

darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan

darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Peningkatan

kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan dan

enam puluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan

risiko hipertensi (Suzanne & Brenda, 2001).

c. Keturunan (Genetik).

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan

menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi.

Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler

dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium. Individu

dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali

lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak

mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.Selain itu

didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat

hipertensi dalam keluarga (Aisyah, 2009).


2. Faktor resiko yang dapat dikontrol

a. Obesitas

Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan

kalori sehingga mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena

kurangnya aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat. Obesitas

dapat memperburuk kondisi lansia. Kelompok lansia karena dapat

memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan

pembuluh darah, hipertensi. (Aisyah, 2009)

b. Kebiasaan Merokok

Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok

berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi

maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami

ateriosklerosis. Merokok menyebabkan hipertensi karena nikotin yg

terkandung di dalam rokok memiliki kecenderungan untuk

menyempitkan pembuluh darah dan arteri yang dapat menyebabkan

plak. Plak menyempitkan pembuluh darah. Nikotin juga memiliki

kemampuan untuk merangsang produksi hormon epinefrin juga

dikenal sebagai adrenalin yang menyebabkan pembuluh darah

mengerut. (Aisyah, 2009)


c. Mengkonsumsi garam berlebih

Dalam diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hipertensi)

kita di wajibkan untuk membatasi asupan natrium ( garam) hanya 2/3

sendok teh atau setara dengan 1500 mg natrium.

d. Stres

Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui

aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan

darah secara intermiten (tidak menentu). Stres yang berkepanjangan

dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Hal ini dapat

dihubungkan dengan pengaruh stres yang dialami kelompok

masyarakat yang tinggal di kota. Menurut Aisyah (2009)

mengatakan stresakan meningkatkan resistensi pembuluh darah

perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf

simpatis. Adapun stres ini dapat berhubungan dengan pekerjaan,

kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal.

d. Penyakit jasmani

Penyakit jasmani merupakan penyakit yang dapat menyebabkan

meningkatkan hipertensi yaitu asam urat, arterosklerosis,

hiperkolesterol dan hiperuresemi. Asam urat dapat menyebabkan

peningkatan hipertensi karena asam urat akan menyumbat aliran

darah ke jantung sehingga jantung akan bekerja lebih keras dalam

memompa jantung. Dengan demikian tekanan darah akan


meningkat. (Suzanne & Brenda, 2001)

E. Upaya Pencegahan Hipertensi

1. Cek kesehatan secara berkala

2. Hindari kegemukan

3. Hindari rokok dan alkohol.

4. Hindari stress

5. Olah raga teratur / aktifitas fisik

6. Batasi pemakaian garam

7. Istirahat cukup.
F. Diet Hipertensi.

1. Pengertian diet hipertensi

Diet Hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang

bertujuan untuk membatu menurunkan takanan darah dan

mempertahankan tekanan darah menuju normal, selain itu diet

hipertensi juga bertujuan untuk menurunkan factor resiko hipertensi

lainnya seperti berat badan berlebih, tinggi kolestrol dan Asam urat

dalam darah.

2. Tujuan diet hipertensi

Membantu menurunkan tekaan darah pada hipertensi.

3. Syarat-syarat diet hipertnesi

a. Cukup energi, protein, mineral dan vitamin

b. Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit

c. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat ringannya hipertensi

d. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi

 Pisang

 Sayuran Hijau kecuali daun singkong , daun melinjo dan

bijinya

 Buah- buahan kecuali buah durian

 Yogurt dan olahan susu lainnya yang rendah lemak

 Susu Skim
 Oatmeal

 Ikan

4. Makanan yang tidak dianjurkan

a. Makanan yang mengandung kadar garam yang tinggi, seperti

makanan cepat saji dan makanan kemasan

b. Daging bagian lemak, ikan kaleng, kornet, sosis, ikan asap, ati,

ampela.

c. Sayuran kaleng yang diawetkan, dan asinan sayur

d. Buah-buahan kaleng, asinan dan manisan buah

e. Margarin, mentega, mayonaise

f. Minuman kemasan dengan pemanis tambahan dan pengawet

g. Vetsin, kecap, saus, bumbu instan

h. Makanan dan minuman mengandung alkohol


SATUAN ACARA PENYULUHAN MENGENAI PENYAKIT JANTUNG

KORONER

DI RSUD SAWAHLUNTO

“PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)”

OLEH :

1. NISA RAHMA ILAHI 172210659

2. NUR LAILATUL RAHMI 182210714

3. TIARAHMA RONA ALMASA 182210724

4. WELLY INNELVA RIZKIA 182210727

5. WINDY OKTRI 182210728

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Pokok Bahasan : Penyakit Jantung Koroner

2. Sub Pokok Bahasan : Pengertian penyakit jantung koroner, fungsi

jantung, faktor-faktor penyebab terjadinya penyakit

jantung koroner, bahan makanan yang dianjurkan

dan dihindari bagi penderita penyakit jantung

koroner

3. Sasaran : Pasien yang menderita penyakit jantung koroner

4. Waktu : ±30 menit

5. Hari/Tanggal : Rabu / 17 November 2021

6. Tempat : Poli Rawat Jalan

A. Latar Belakang

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan permasalahan kesehatan

utama yang dihadapi di berbagai negara di dunia. Banyaknya faktor yang

mempengaruhi menyebabkan diagnosis dan terapi penyakit tersebut terus

berkembang. Di Indonesia kemajuan perekonomian menjadi salah satu faktor

dalam meningkatnya prevalensi penyakit jantung koroner.

Data World Health Organization (WHO) tahun 2016 yang menyebutkan

bahwa 56 juta kematian diseluruh dunia, 38 juta diantaranya disebabkan oleh

PTM dan proporsi penyebab utama kematian PTM pada tahun 2016 itu

diantaranya : penyakit kardiovaskuler (37 %), kanker (27 %), penyakit pernapasan

(8 %) dan diabetes (4 %) (WHO, 2016). Menurut Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) berdasarkan diagnosis dokter, prevalensi PJK di Indonesia tahun


2013 sebesar 0,5 % atau diperkirakan sekitar 883.447 orang. Sedangkan menurut

RISKESDAS 2018 Prevalensi Penyakit Jantung berdasarkan diagnosis dokter di

Indonesia meningkat dari 0,5 % menjadi 1,5 %.

Penyebab PJK secara pasti belum diketahui, meskipun demikian secara

umum dikenal berbagai faktor yang berperan penting terhadap timbulnya PJK

yang disebut sebagai faktor risiko PJK. Faktor risiko PJK dibagi menjadi faktor

risiko alami, utama dan tidak langsung.

Meskipun penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sulit untuk

diobati, namun para ilmuwan telah berusaha mengembangkan penelitian untuk

pengobatan penyakit jantung koroner. Akhirnya ditemukan beberapa cara yaitu tes

diagnosis,angioplasti, operasi by-pass dan pemberian obat-obatan. Penyakit

jantung koroner juga dapat dicegah dengan cara menghindari faktor risiko yang

dapat diubah. Dengan selalu menerapkan prinsip hidup sehat maka masyarakat

dapat terhindar dari kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung koroner.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan selama ± 30 menit pengetahuan pasien dan

keluarga pasien bertambah serta mampu memahami penyakit jantung koroner.

2. Tujuan Khusus

a. Pasien dan keluarga dapat mengetahui pengertian penyakit jantung

koroner.

b. Pasien dan keluarga dapat mengetahui fungsi jantung.

c. Pasien dan keluarga dapat mengetahui faktor penyebab terjadinya

penyakit jantung koroner.


d. Pasien dan keluarga dapat mengetahui bahan makanan yang dianjurkan

dan dihindari.

C. Materi Penyuluhan

a. Pengertian penyakit jantung koroner

b. Fungsi jantung

c. Faktor penyebab terjadinya penyakit jantung koroner.

d. Bahan makanan yang dianjurkan dan dihindari bagi penderita penyakit

jantung koroner.

D. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Diskusi

E. Kegiatan

No Kegiatan Penyuluh Audiens/Sasaran


1 Pembukaan Pembukaan a. Menjawab salam
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menyampaikan tujuan
d. Kontrak waktu penyuluhan

2 Kegiatan a. Menjelaskan pengertian a. Menyimak


Inti penyakit jantung koroner b. Peserta
b. Menjelaskan fungsi jantung penyuluhan
c. Menjelaskan faktor penyebab bertanya kepada
terjadinya penyakit jantung penyuluh
koroner
d. Menjelaskan tentang bahan
makanan yang dianjurkan
dan dilarang untuk penderita
jantung koroner
e. Memberikan kesempatan
kepada audien bertanya
f. Menjawab pertanyaan audien

3 Penutup Penutup a. Menjelaskan


a. Melakukan evaluasi materi yang
pengetahuan audien terhadap ditangkap dari
materi yang telah diberikan penyuluhan
b. Menyimpulkan materi tersebut
c. Mengucapkan salam b. Mendengarkan
penyuluh
c. Menjawab salam

F. Sumber

Soeharto, Iman. 2001. Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner.

Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Yahya, Fauzi. 2009. Menaklukan Pembunuh NO 1 Mencegah dan Mengatasi PJK

dengan Cepat dan Tepat. Bandung : Mizan.

Soeharto, Iman. 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung. Jakarta

:Gramedia Pustaka Utama.

Rosyani, A. Y. 2012. Makalah penyakit jantung koroner,

(http://afryluryanti.blogspot.co.id/ 2012/03/makalah-penyakit-jantung-

koroner.html), diakses pada 22 Februari 2021.

Redi. 2012. Makalah penyakit jantung koroner, (http://keperawatan-

redi.blogspot.co.id/2012/04/makalah-penyakit-jantung-koroner.html), diakses

pada 22 Februari 2021.

G. Media

1. Power point

2. Leaflet
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung dimana terjadi

penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan

atau penyumbutan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang

sering ditandai dengan rasa nyeri. Pembuluh darah koroner adalah pembuluh nadi

yang mengantarkan darah ke aorta ke jaringan yang melindungi rongga-rongga

jantung. Sehingga terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan penyediaan

oksigen otot jantung dimana terjadi kebutuhan yang meningkat atau penyediaan

yang menurun, atau bahkan gabungan diantara keduanya itu, penyebabnya adalah

berbagai faktor seperti denyut jantung yang meningkat, kekuatan berkontraksi

yang meninggi, tegangan ventrikel yang meningkat, merupakan beberapa faktor

yang dapat meningkatkan kebutuhan dari otot-otot jantung. Sedangkan faktor

yang mengganggu penyediaan oksigen antara lain, tekanan darah koroner

meningkat, yang salah satunya disebabkan oleh artheroskerosis yang

mempersempit saluran sehingga meningkatkan tekanan, kemudian gangguan pada

otot regulasi jantung dan lain sebagainya.

Penyakit jantung koroner terjadi bila ada timbunan (PLAK) yang

mengandung lipoprotein, kolesterol, sisa-sisa jaringan dan terbentuknya kalsium

pada intima, atau permukaan bagian dalam pembuluh darah. Plak ini membuat

intima menjadi kasar, jaringan akan berkurang oksigen dan zat gizi sehingga

menimbulkan infark, penyakit jantung koroner menunjukkan gejala gizi terjadi

infark miokard atau bila terjadi iskemia miokard seperti angina pectori. Kolesterol
serum dibawa oleh beberapa lipoprotein yang diklasifikasikan menurut

densitasnya. Lipoprotein dalam urutan densitas yang meningkat adalah

kilomikron. VLDL (Very Low Density Lopoprotein). LDL (low Density

Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein) membawa hampir seluruh

kolesterol dan merupakan yang paling aterojenik. HDL menurunkan risiko

penyakit jantung ke hati, tempat kolesterol di metabolisme dan di ekskresikan.

2. Fungsi Jantung

Beberapa fungsi jantung diantaranya adalah :

a. Memompa darah dari ventrikel kiri ke seluruh tubuh melalui aorta.

b. Menyalurkan darah yang mengandung CO2 dari ventrikel dexter menuju

paru-paru melalui aorta pulmonalis untuk dibersihkan.

c. Berkontraksi dan relaksasi :

- Kontraksi otot jantung untuk memompa darah keluar dari ventrikel

disebut systole.

- Relaksasi dinding otot jantung yang memungkinkan rongga jantung

diisi oleh darah disebut diastole.

3. Faktor Penyebab Terjadinya Penyakit Jantung Koroner

a. Faktor yang tidak dapat diubah

1) Genetik

Riwayat keluarga yang positif terhadap PJK (saudara atau orang tua yang

menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan timbulnya

aterosklerosis prematur. Pentingnya pengaruh genetic dan lingkungan masih

belum diketahui. Tetapi, riwayat keluarga dapat juga mencerminkan komponen


lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang menimbulkan stress atau

obesitas.

2) Jenis Kelamin

Wanita lebih kebal pada penyakit jantung koroner daripada pria. Hal ini

disebabkan karena wanita memiliki hormon estrogen yang mampu melebarkan

pembuluh darah sehingga potensi terjadi penyempitan lebih kecil. Namun pada

wanita yang telah mengalami menopause, memilki risiko yang sama besar dengan

pria.

3) Usia

Risiko PJK meningkat dengan bertambahnya usia; penyakit yang serius jarang

terjadi sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan antara usia dan timbulnya

penyakit mungkin hanya mencerminkan lebih panjangnya lama paparan terhadap

faktor-faktor pemicu. Pada masa tua terjadi degeneratif fungsi jantung dan

pembuluh darah.

b. Faktor yang dapat diubah

1) Kolesterol

Kolesterol merupakan salah satu kata yang sering diucapkan oleh masyarakat

umum terutama bila menyangkut masalah kesehatan, biasanya dengan konotasi

negative. Sesungguhnya kolesterol tidaklah selalu jelek. Dari segi ilmu kimia,

kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks yang dihasilkan oleh tubuh

untuk bermacam-macam fungsi kolesterol maka tubuh membuatnya sendiri di

dalam hati (liver).

Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan meningkatkan

kadar kolesterol dalam darah. Sejauh pemasukan ini masih seimbang dengan
kebutuhan, tubuh kita akan tetap sehat. Tetapi sangat disayangkan kebanyakan

dari kita memasukkan kolesterol lebih dari apa yang diperlukan, yaitu dengan

makan makanan yang mengandung lemak yang kaya akan koelsterol dalam

jumlah yang berlebihan. Hal ini dapat dimengerti karena hidangan yang lezat

umumnya mengandung banyak lemak. Hasilnya mudah diterka, yaitu kadar

kolesterol darah meningkat sampai di atas angka normal yang diinginkan.

Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di dalam

pembuluh darah arteri, yang menyebabkan penyempitan dan pengerasan yang

dikenal sebagaiatherosclerosis. Seperti telah disebutkan di muka, bila

penyempitan dan pengerasan ini cukup berat, sehingga menyebabkan suplai darah

ke otot jantung tidak cukup jumlahnya, maka timbul sakit atau nyeri dada yang

disebut angina, bahkan dapat menjurus ke serangan jantung. Di sinilah kolesterol

tersebut berperan negative terhadap kesehatan. Karena alasan tersebut di atas,

maka kadar kolesterol yang abnormal menjadi factor risiko utama PJK.

2) Hipertensi

Hipertensi dapat mempercepat proses aterosklerosis apabila disertai dengan

hiperlipidemia. Meskipun hipertensi diastolik adalah kriteria utama untuk

menentukan tekanan darah tinggi dan lebih baik berhubungan dengan penyakit

kardiovaskuler, peningkatan baik tekanan sistolik dan diastolik berhubungan

dengan perkembangan penyakit jantung iskemik. Tekanan sistolik lebih besar atau

sama dengan 140mmHg atau tekanan diastolik lebih besar dari atau sama dengan

90mmHg dianggap sebagai faktor risiko yang signifikan untuk serangan jantung,

terutama ketika hadir dalam orang yang lebih muda.


3) Merokok

Hipertensi dapat mempercepat proses aterosklerosis apabila disertai dengan

hiperlipidemia. Meskipun hipertensi diastolik adalah kriteria utama untuk

menentukan tekanan darah tinggi dan lebih baik berhubungan dengan penyakit

kardiovaskuler, peningkatan baik tekanan sistolik dan diastolik berhubungan

dengan perkembangan penyakit jantung iskemik. Tekanan sistolik lebih besar atau

sama dengan 140mmHg atau tekanan diastolik lebih besar dari atau sama dengan

90mmHg dianggap sebagai faktor risiko yang signifikan untuk serangan jantung,

terutama ketika hadir dalam orang yang lebih muda.

4. Bahan Makanan Yang Dianjurkan dan Dihindari Bagi Penderita Jantung

Koroner

a. Bahan Makanan yang Dianjurkan

1) Sumber Karbohidrat

Sumber karbohidrat yang dianjurkan untuk penderita penyakit jantung

koroner adalah nasi, nasi tim, bubur roti gandum, macaroni, jagung,

kentang, ubi, dan talas, serta karbohidrat kompleks yang banyak

mengandung serat.

2) Sumber Protein Hewani

Sumber protein hewani yang dianjurkan untuk penderita penyakit

jantung koroner adalah daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan,

putih telur, susu rendah lemak.

3) Sumber Protein Nabati

Sumber protein nabati yang dianjurkan untuk penderita penyakit

jantung koroner adalah tahu, tempe, kacang hijau, kedelai.


4) Sayuran

Sayuran yang dianjurkan untuk penderita penyakit jantung koroner

adalah sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas

seperti bayam, labu kuning, labu siam, wortel, kacang panjang, dll.

5) Buah-buahan

Buah-buahan yang dianjurkan untuk penderita penyakit jantung

koroner adalah jeruk, apel, papaya, melon, jambu, pisang, alpukat,

belimbing dan mangga.

b. Bahan Makanan yang Dibatasi

1) Sumber karbohidrat

Sumber karbohidrat yang dibatasi untuk penderita penyakit jantung

koroner adalah mie, roti putih, ketan, kue-kue, cake, biscuit, gula.

2) Sumber protein hewani

Sumber protein hewani yang dibatasi untuk penderita penyakit jantung

koroner adalah daging tanpa lemak 1x /minggu, ayam 3x/minggu,

bebek, sarden (makanan kaleng), dan kuning telur 1x/minggu.

3) Sumber protein nabati

Sumber protein nabati yang dibatasi untuk penderita penyakit jantung

koroner adalah kacang tanah, kacang bogor.

c. Bahan Makanan yang Dihindari

1) Sumber protein hewani

Sumber protein hewani yang dihindari untuk penderita penyakit

jantung koroner adalah daging berlemak, jeroan, sosis, daging asap

gajih, otak, kepiting, kerang, keju, susu fullcream.


2) Sumber protein nabati

Sumber protein hewani yang dihindari untuk penderita penyakit

jantung koroner adalah kacang merah, oncom, kacang mente.

3) Sayuran

Sumber sayuran yang dihindari untuk penderita penyakit jantung

koroner adalah sayuran yang berserat dan menimbulkan gas seperti

kol, sawi, lobak, daun singkong, nangka muda, kembang kol.

4) Buah-buahan

Buah-buahan yang dihindari untuk penderita penyakit jantung koroner

adalah buah tinggi serat dan tinggi lemak dapat menimbulkan gas

seperti nangka, nanas, durian, kedondong.

5) Minuman

Minuman yang dihindari untuk penderita penyakit jantung koroner

adalah kopi, teh kental, minuman bersoda dan alkohol.

Anda mungkin juga menyukai