Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

STANDAR PELAYANAN GIZI DI RUMAH SAKIT, POSYANDU DAN PUSKESMAS

NAMA : WA ODE APRIYANI

NIM : S1 A2 021 01

PRODI : GIZI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI MULIA

KENDARI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah STANDAR PELAYANAN GIZI DI RUMAH SAKIT, POSYANDU DAN
PUSKESMAS ini tersusun hingga selesai.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari beberapa
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memperluas informasi untuk
pembaca.

22 OKTOBER 2022

WA ODE APRIYANI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................4

A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................................5

A. Standar Pelayanan Gizi Rumah Sakit...............................................................................5


B. Standar Pelayanan Gizi Posyandu.....................................................................................6
C. Standar Pelayanan Gizi Puskesmas..................................................................................7

BAB III PENUTUP..................................................................................................................................8

A. Kesimpulan..............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Standar adalah spesifikasi dari fungsi dan tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu
sarana pelayanan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan yang
maksimal dari pelayanan yang diselenggarakan ( Rowland & Rowland, 1983).

Standar Pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman


penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban
dan janji Penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas,
cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.

Adanya standar pelayanan publik memberikan keterbukaan akses informasi


kepada masyarakat sehingga dalam sebuah pelayanan baik persyaratan, prosedur,
biaya dan jangka waktu dapat diukur dan diketahui masyarakat tanpa mengalami
kebingungan serta menuntut pengawasan masyarakat dalam penyelenggaraannya.

B. Rumusan Masalah

Dengan adanya keterangan diatas kita perlu mengetahui seperti apa


standar pelayanan gizi di rumah sakit, posyandu dan puskesmas yang menjadi
fasilitas penunjang kesehatan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Standar Pelayanan Gizi Rumah Sakit

Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan
dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme
tubuh. Kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit meliputi asuhan gizi rawat jalan, asuhan
gizi rawat inap, penyelenggaraan makanan, serta penelitian dan pengembangan (PGRS,
2013). Pada ruang rawat inap, pelayanan bertujuan untuk memperoleh asupan makan
yang sesuai kondisi kesehatan dalam upaya mempercepat proses penyembuhan,
mempertahankan dan meningkatkan status gizi (Kemenkes RI, 2013).
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit bertujuan untuk menyediakan
makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman, dan dapat diterima oleh
konsumen guna mencapai status gizi yang optimal (PGRS, 2013). Makanan sebagai
asupan energi dan protein berkaitan erat dengan siklus biologis manusia dan
metabolisme tubuh serta menjadi pendukung dalam terapi farmasi, dimana efektifitas
obat dipengaruhi oleh ketersediaan nutrisi dalam tubuh (NHS, 2005 dalam Rosita, 2017).

Kondisi fisik dan psikis pasien di rumah sakit dapat mempengaruhi tingkat asupan
makan pasien, sehingga tingkat asupan makan pasien dapat dirangsang dengan cara
penampilan hidangan yang menarik saat penyajian. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Gobel dkk(2011) menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
pada variabel penampilan makan jenis (warna, bentuk, dan porsi), rasa (suhu, aroma,
dan kematangan) makanan yang disajikan terhadap tingkat kepuasan pasien rawat inap
VIP. Menurut Semedi dkk (2013) Kepuasan pasien juga dapat meningkatkan asupan
energi dan protein pasien yang selanjutnya dapat memperkecil penurunan status gizi
pasien.

Kepuasan pasien yang mempengaruhi asupan makan merupakan salah satu faktor
penting dalam penyelenggaraan makanan, khususnya pada kegiatan pendistribusian
karena saat pendistribusian, makanan menjadi output dari penyelenggaraan makanan.
Dalam proses penyajian makanan perlu memperhatikan prinsip-prinsip, salah satu
prinsip yaitu prinsip tepat penyajian yang disesuaikan dengan kelas pelayanan dan
kebutuhan. Tepat penyajian yaitu tepat menu, tepat waktu, tepat tata hidang dan tepat
volume (Kemenkes RI, 2013). Ketepatan waktu pembagian makanan dengan jam makan
pasien serta jarak waktu yang sesuai antara makan pagi, siang dan malam hari dapat
mempengaruhi sisa makanan pasien (Priyanto, 2009).
Ketidaktepatan waktu distribusi makanan selain menyisakan makanan juga
memicu pasien untuk mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit, sehingga dapat
menghambat dalam pelaksanakan kepatuhan diet yang dijalani. Sisa makanan pasien
tidak hanya menjadi faktor ketidaktepatan distribusi makan melainkan pula menjadi
salah satu indikator dalam standar pelayanan minimal rumah sakit yaitu sisa makanan
yang tidak dihabiskan oleh pasien tidak boleh lebih dari 20% karena sisa makanan
menjadi salah satu faktor yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan suatu
penyelenggaran makanan di sebuah rumah sakit (Kemenkes RI, 2013).

Pelayanan gizi rumah sakit merupakan suatu upaya memperbaiki atau


meningkatkan :

1. gizi/makanan dan dietetik masyarakat/kelompok/individu melalui rangkaian


kegiatan asesmen.
2. diagnosis dan intervensi.
3. evaluasi gizi dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sakit
maupun sehat.

B. Standar Pelayanan Gizi Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya


Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
bayi. Upaya pengembangan kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan
potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata apabila sistem
pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti posyandu dapat dilakukan
secara efektif dan efisien, dan dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan
pelayanan, salah satunya adalah layanan tumbuh kembang anak (Depkes RI, 2006).

Kegiatan pemantauan pertumbuhan di Indonesia telah dilaksanakan sejak tahun


1974 melalui penimbangan bulanan di posyandu dengan menggunakan Kartu Menuju
Sehat (KMS). KMS memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks
antropometri berat badan menurut umur. Dengan penimbangan bulanan ini
diharapkan gangguan pertumbuhan setiap anak dapat diketahui lebih awal sehingga
dapat ditanggulangi secara cepat dan tepat. Pemantauan pertumbuhan perlu
ditingkatkan perannya dalam tindakkewaspadaan untuk mencegah memburuknya
keadaan gizi balita (Depkes RI, 2002).
Perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk
memantau pertumbuhan anak. Bila kenaikan berat badan anak lebih rendah dari yang
seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan mengalami
kekurangan gizi. Sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih besar dari yang seharusnya
merupakan indikasi risiko kelebihan gizi (Depkes RI, 2009).
Informasi atau data yang diperlukan untuk pemantauan pertumbuhan balita, pada
dasarnya bersumber dari data berat badan hasil penimbangan balita bulanan yang
diisikan ke dalam KMS untuk dinilai naik (N) atau tidaknya (T). Tiga bagian penting
dalam pemantauan pertumbuhan adalah : ada kegiatan penimbangan yang dilakukan
terus menerus secara teratur, ada kegiatan mengisikan data berat badan anak ke dalam
KMS, serta ada penilaian naik atau turunnya berat badan anak sesuai dengan arah garis
pertumbuhannya (Depkes RI, 2002).

Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya:

1. Melaksanakan pemantauan pertumbuhan balita.


2. Pemberian suplementasi gizi (vitamin A, Fe).
3. Penyuluhan kelompok dan konseling pemantauan balita gizi buruk di rumah tangga.
4. Mendistribusikan makanan pendamping ASI (MP ASI) serta Melaksanakan deteksi
dini masalah gizi.

C. Standar Pelayanan Gizi Puskesmas

Pusat Kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan sarana kesehatan terdepan


yang memberikan pelayanan kesehatan termasuk gizi kepada masyarakat diseluruh
pelosok tanah air. Puskesmas merupakan unit pelaksana tehnis (UPT) dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan (KepMenkes No 128 tahun, 2004).
Upaya perbaikan gizi melalui puskesmas bertujuan untuk menanggulangi masalah gizi
dan meningkatkan status gizi (Pedoman petugas gizi Puskesmas ).

Pelayanan Gizi merupakan salah satu komponen pelayanan kesehatan di rumah


sakit atau puskesmas rawat inap. Kegiatan pelayanan gizi rumah sakit/puskesmas rawat
inap dilaksanakan oleh satu unit kerja yang disebut instalasi gizi. Dalam Surat
Keputusan Menteri Kesehatan No 134 Tahun 1978, instalasi gizi mempunyai 4 kegiatan
yaitu: 1) Pengadaan makanan, 2) Pelayanan Gizi ruang rawat inap, 3) Penyuluhan,
konsultasi dan rujukan gizi.

Terciptanya kualitas pelayanan yang baik dalam pemenuhan kualitas gizi pasien
tentunya akan menciptakan kepuasan terhadap pengguna layanan. Kualitas layanan ini
pada akhirnya dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya terjalinnya
hubungan yang harmonis antara pasien, pelayanan gizi dan pihak Puskesmas,
memberikan dasar yang baik bagi terciptanya loyalitas pasien dan membentuk suatu
rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mounth). Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri
dari kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung dan di luar gedung. Pelayanan gizi di
dalam gedung umumnya bersifat individual, dapat berupa pelayanan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Standar Pelayanan gizi di rumah sakit, posyandu dan puskesmas memiliki


perbedaan masing-masing dengan cara kerja dan efisiensi pelayanan nya tersendiri
dari berbagai tingkatan maupun diberbagai daerah yang dijalankan dengan standar
yang telah di uji klinis dan efektif untuk penerapan nya kepada pasien dan ketetapan
undang-undang pemerintahan yang mengatur.
DAFTAR PUSTAKA

https://puskesmas.kuburayakab.go.id/punggur/read/30/pelayanan-gizi#:~:text=Pelayanan%
20gizi%20di%20Puskesmas%20terdiri,preventif%2C%20kuratif%2C%20dan%20rehabilitati
f.

http://binapemdes.kemendagri.go.id/blog/detil/575-kegiatan-posyandu-dan-manfaatnya-ba
gi-ibu-dan-anak#:~:text=Pelayanan%20gizi%20di%20posyandu%20meliputi,dapat%20meru
juk%20pasien%20ke%20puskesmas.

https://krakataumedika-com.cdn.ampproject.org/v/s/krakataumedika.com/layanan-kami/pe
nunjang-medik/pelayanan-dan-asuhan-gizi/amp?amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331A
QKKAFQArABIIACAw%3D%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16664256369657&referre
r=https%3A%2F%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fkrakataumedika.com
%2Flayanan-kami%2Fpenunjang-medik%2Fpelayanan-dan-asuhan-gizi%2Famp%23amp_t
f%3DDari%2520%25251%2524s%26aoh%3D16664256369657%26referrer%3Dhttps%253A%
252F%252Fwww.google.com

https://sippn.menpan.go.id/pelayanan-publik/sulawesi-selatan/kabupaten-soppeng/uptd-pu
skesmas-tanjonge/standar-pelayanan-gizi-dalam-gedung

https://disdukcapil.pontianak.go.idpage/standar-pelayanan#:~:text=Standar%20Pelayanan
%20adalah%20tolok%20ukur,mudah%2C%20terjangkau%2C%20dan%20terukur.

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13921/Pentingnya-Standar-Pelayanan-Publi
k.html

Anda mungkin juga menyukai