Anda di halaman 1dari 20

Faktor Yang Mempengaruhi Diet pada status gizi Bagi

Mahasiswa D3 Keperawatan ITSK RS.dr SOEPRAOEN

DOSEN PENGAJAR
IBU APRIYANI PUJI HASTUTI, M.Kep

Disusun oleh
RIKA ASTRI WULANDARI (201131)

program studi DIII keperawatan


INSTITUSI TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
RS DR SOEPRAOEN
MALANG
2021

1
KATA PENGATAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunianya kami
bisa menyusun makalah yang berjudul “ Faktor Yang Mempengaruhi Diet pada
status gizi Bagi Mahasiswa D3 Keperawatan ITSK RS.dr SOEPRAOEN “ dengan
lancar dan tepat waktu, guna memenuhi tugas mata kuliah metodologi
penelitihan
Dalam pembuatan makalah ini kami banyak mendapat hambatan dan
tantangan, namun dengan dukungan dari berbagai pihak, tantangan tersebut
dapat teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami juga sadar bahwa makalah ini jauh dari kata yang sempurna baik dalam
segi penyusunan maupun isi. Kritik dan saran sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.
Kami juga berharap bahwa makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
pembaca dan khalayak umum.

Malang, 16 Desember 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB 1.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitihan...........................................................................................................5
1.4 Manfaat penelitihan.........................................................................................................5
BAB 2.......................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................7
2.1 Konsep Diet...............................................................................................................7
2.1.1 Pengertian Diet...............................................................................................7
2.1.2 Jenis-Jenis Diet..............................................................................................7
2.2 Faktor Yang Memengaruhi Diet..............................................................................9
2.2.1 Dampak Diet................................................................................................11
2.3 Konsep Gizi.............................................................................................................12
2.3.1 PENGERTIAN GIZI.....................................................................................12
2.3.2 Penilaian Status Gizi...................................................................................12
2.3.3 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Status Gizi.........................................13
2.3.4 Cara Pengukuran.........................................................................................14
BAB 3.....................................................................................................................................17
METODE PENELITIHAN....................................................................................................17
3.1 Deskripsi Penelitian................................................................................................17
3.2 Populasi...................................................................................................................17
3.4 Identifikasi variabel dan definisi operasional......................................................18
3.4.1 Identifikasi variabel......................................................................................18
3.4.2 definisi operasional variabel.......................................................................18
3.5 proses pengumpulan data.....................................................................................18
3.6 pengelolahan data..................................................................................................19
3.7 analisis data............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................22

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diet merupakan suatu kegiatan yang sedang menjadi trend dikalangan


masyarakat, terutama bagi yang memiliki kelebihan berat badan (puja, 2019).
banyak kalangan yang mengganggap bahwa diet yaitu memangkas waktu makan
atau tidak makan sama sekali agar berat badan cepat mengalami turun. Tentu saja
hal ini merupakan anggapan yang tidak benar. Diet yang sebenarnya adalah
mengatur pola makan dan memilih jenis makanan sehat, yang seharusnya di
konsumsi untuk penurunan berat badan. Pengaturan pola makan merupakan hal
terpenting dalam menjalankan diet, keseimbangan antara kebutuhan nutrisi dan
jumlah energi yang dibakar dalam tubuh harus seimbang sehingga menghasilkan
berat badan yang ideal. Diet yang hanya dilakukan dengan mengurangi jumlah
makan atau bahkan tidak makan sama sekali, jika tidak seimbang dengan kebiasaan
hidup sehat dan pola makan yang benar hal itu hanya akan menggangu kesehatan
dalam tubuh serta status gizi (puja,2019).
Hidup sehat salah satunya harus dilakukan dengan menerapkan pola atau diet
gizi seimbang. Namun faktanya, menurut data kementrian kesehatan (kemenkes)
justru 95,5% orang Indonesia melakukan diet tidak sehat. Diet tidak sehat itu terlihat
dari jumlah asupan gula, garam, dan lemak yang tidak sesuai dengan anjuran
kemenkes. Temuan kemenkes, hanya 4,8% masyarakat yang taat konsumsi gula
tidak lebih dari 4 sendok makan atau 50 % perhari. Selain itu, hanya 52,7%
masyarakat patuh konsumsi garam tidak lebih dari 1 sendok teh atau 2.000 miligram
per hari. Juga hanya 26,5% masyarakat yang konsumsi lemak atau minyak goreng
sesuai dengan anjuran kemenkes, yaitu 5 sendok makan atau 67 gram per hari
(kemenkes).
Karena ketidak keseimbangan ini lah yang menyebabkan status gizi juga
menjadi buruk. Selain itu status gizi merupakan indikator untuk menilai status
kesehatan dengan cara yang mudah yang dibutuhkan hanya disiplin dan komitmen
untuk secara rutin memantau berat badan dan tinggi badan. ( fresthy et al, 2020). gizi
juga disebut pilar mendasar dalam kesehatan dan perkembangan manusia di seluruh

4
rentan kehidupan. Hampir 30% dari mulai bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan
orang tua di dunia menderita satu atau lebih masalah kekurangan gizi (gusti &
esa,2020). Status gizi selain dipengaruhi oleh pola konsumsi energi dan zat gizi,
status gizi juga dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor salah satunya adalah
kebiasaan makan (dwi, 2020).
Diet bukan hanya tentang menurunkan berat badan saja namun juga mengubah
gaya hidup lebih sehat. Perlu diperhatikan saat melakukan diet kita harus
menyesuaikan kebutuhan tubuh kita sehingga tidak memengaruhi status gizi tubuh
serta tidak menimbulkan hal negatif dalam tubuh di kemudian hari.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat di rumuskan masalah


penelitihan sebagai berikut :
Bagaimana Faktor Yang Mempengaruhi Diet pada status gizi Bagi Mahasiswa D3
Keperawatan ITSK RS.dr SOEPRAOEN ?

1.3 Tujuan Penelitihan

Mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Diet pada status gizi Bagi Mahasiswa
D3 Keperawatan ITSK RS.dr SOEPRAOEN.

1.4 Manfaat penelitihan

Penelitihan ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi penelitih


dan umumnya bagi orang yang membaca secara teoritis maupun praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis


Data ilmiah yang diperoleh dalam penelitihan ini diharapkan memberikan
informasi yang memperkaya pengetahuan ilmiah, khususnya pentingnya
pengetahuan Faktor Yang Mempengaruhi Diet pada status gizi Bagi Mahasiswa D3
Keperawatan ITSK RS.dr SOEPRAOEN.

1.4.2 Manfaat Praktis


Hasil penelitihan ini bermanfaat sebagai bahan masukan dan bahan referensi
atau sebagai sumber pemikiran bagi dunia kesehatan maupun keperawatan.
1. Bagi peneliti

5
Hasil penelitihan ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman
penelitihan dan dapat memberikan informasi tentang Faktor Yang Mempengaruhi
Diet pada status gizi Bagi Mahasiswa D3 Keperawatan ITSK RS.dr SOEPRAOEN.
2. Bagi peneliti yang Akan Datang
Diharapkan hasil penelitihan ini dapat digunakan sebagai dasar dan sumber
informasi pengembangan metode penelitihan selanjutnya dengan tema serupa
3. Bagi responden
Diharapkan hasil penelitihan ini dapat memberikan informasi tentang Faktor
Yang Mempengaruhi Diet pada status gizi Bagi Mahasiswa D3 Keperawatan ITSK
RS.dr SOEPRAOEN.

6
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Diet

2.1.1 Pengertian Diet

Diet adalah aturan makan khusus untuk kesehatan dan sebagainya,


berpantangan atau menahan diri terhadap makanan tertentu untuk
kesehatan, mengatur jumlah dan jenis makanan untuk mengurangi berat
badan atau karena penyakit. Diet merupakan kebiasaan makan yang
ditentukan dan dikendalikan sebagai tujuan tertentu. Dalam pengertian
awam remaja sering kali mengartikan pengurangan porsi makan dengan
tujuan menurunkan berat badan hingga mencapai tubuh ideal (Husna
N.,2013).
Makan dan minuman masuk kedalam tubuh sesuai dengan kebutuhan gizi
yang diperlukan atau membatasi dan mengontrol makan yang akan
dimakan dengan batasan-batasan yang seimbang yang bertujuan yang
berbeda-beda contohnya adalah menjaga kesehatan, membatasi asupan
karena penyait tertentu, dan untuk menurunkan berat badan ideal (pipt,
2018).
Pemilihan makanan yang wajar dan pembatasan kalori dengan
megkombinasikan antara 60%-70% karbohidrat, 10%-15% protein, dan
20%-25% lemak (Andea, 2011).

2.1.2 Jenis-Jenis Diet

Ada 2 jenis diet yang sering terjadi yaitu :


1. Diet sehat
Diet sehat adalah penurunan berat badan yang dilakukan dengan cara
mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku hidup sehat
conotahnya mengkonsumsi makanan yang rendah kalori atau bisa
rendah lemak, melakukan aktivitas fisik (olahraga) dengan teratur. Diet
sehat juga bisa dilakukan dengan mengurangi jumlah kalori yang masuk

7
ke dalam tubuh namun tetap menjaga pola makan dengan gizi seimbang
(Devegga M, 2017).
Adapun pola makan sehat yang dianjurkan dengan mendapatkan nutrisi
yang seimbang saat melakukan diet yang sehat adalah :
a. Berbagai macam makanan yang mengandung karbohidrat dan
serat yang tinggi seperti gandum, nasi, kentang. Di Indonesai
makanan berkarbohidrat yang sering di jumpai atau di konsumsi oleh
masyarakat yaitu nasi, kentang, roti menjadi bahan makanan pokok
yang setiap hari di konsumsi.
b. Makanan lauk pauk seperti daging, ikan, tempe, tahu dan lain
sebagainya dengan mengkomsumsi jumlah sedang dan lebih di
utamakan memilih lauk yang rendah lemak.
c. Berbagai macam sayuran dan buah-buahan yang dikonsumsi
dengan anjuran paling sedikit 5 porsi dalam sehari.
d. Susu dan produk olahannya dinajurkan tidak selalu
mengkonsumsinya dan memilih yang kadar lemaknya rendah.
e. Camilan yang memiliki kadar gula tinggi seperti coklat, permen,
kue, dan kripik serta makanan yang manis-manis lainnya sebaiknya
di konsumsi dengan jumlah sedikit dan diberi jarak saat
memakannya seperti 1-2 porsi se hari (Andea, 2011)
2. Diet tidak sehat
Diet tidak sehat merupakan cara menurunkan berat badan dengan
perilaku-perilaku yang mungkin bisa membahayakan kesehatan tubuh
semisal melewatkan waktu makan dengan sengaja, mengkonsumsi
obat-obatan pelangsing atau penurunan berat badan dengan drastis,
menahan nafsu makan serat sengaja memuntahkan makanan atau
minuman yang sudah dikonsumsi (Andea, 2011).

2.2 Faktor Yang Memengaruhi Diet

Faktor-faktor yang memengaruhi pola diet terdapat 2 faktor


1. Faktor internal

8
a. Jenis kelamin
Dalam hal ini jenis kelamin memengaruhi kebutuhan gizi untuk laki-laki
cenderung membutuhkan kalori yang lebih banyak dari perempuan
dikarenakan otot-otot yang dimilikinya lebih besar. Berat badan yang
dimiliki laki-laki juga lebih berat daripada perempuan, kecuali pada usia
12-15 tahun. Postur tubuh besar dari laki-laki juga berpengaruh dalam
pemenuhan gizi serta metabolisme yang lebih tinggi, laki-laki juga aktif
bergerak sehingga kebutuhan seperti protein menjadi lebih banyak.
Kebutuhan gizi laki-laki sekitar 2.475 kkal, sementara perempuan rata-
rata hanya 2.125 kkal (Husna N., 2013).
b. Usia/kematangan fisik
Kematangan fisik dan usia seseorang dapat memengaruhi terjadinya
pola diet, di usia remaja sendiri rentang untuk melakukan diet karena
mereka merasa telah mengalami kematangan fisik dan mengalami ke
inginan memiliki berat bada idel. Umumnya perubahan ini akan dialami
pada usia 11-14 tahun bagi remaja putra dan 11-15 tahun pada remaja
putri. Hasil reset menunjukkan kematangan fisik lebih awal memiliki
risiko problem makan yang lebih besar karena merek lebih berat
dibandingkan dengan teman lainnya yang kematangan fisik lebih lambat.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kematangan fisik berhubungan
dengan meningkatkan pola diet remaja dan perilaku berisiko terhadapt
kesehatan lainnya (Abdurrahman,2014).
c. Aktivitas
Semenjak banyaknya aktivitas yang dilakukan makan gizi yang
diperlukan juga semakin banyak tentu saja sesuai dengan aktivitas yang
dilakukan oleh masing-masing individu, semakin banyak aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang makan kebutuhan gizi yang diperlukan juga
semakin tinggi (Abdurrahman,2014).
d. Kesehatan
Seseorang yang memiliki gangguan kesehatan tertentu juga
memengaruhi kebutuhan gizi dalam tubuhnya dikarenakan pembatasan-
pembatasan yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan. Usaha perilaku
diet dipengaruhi oleh perhatian individu terhadap kesehatan dirinya.
Apabila berat badan meningkat individu akan memiliki kecenderungan
akan mempertimbangkan apakah perlu untuk menurunkan berat
badannya atau tidak. Jika usaha penurunan berat badan dianggap perlu

9
maka diharuskan menggunakan metode metode yang sehat
(Grogan,2011).
e. Kepribadian
Setiap individu mempunyai sifat kepribadian yang berbeda antara orang
satu dengan orang yang lain dan hal ini juga berpengaruh kepada pola
perilakunya, apabila ada seseorang merasa tidak nyaman dengan
tubuhnya maka dia akan melakukan diet untuk mendapatkan tubuh yang
ideal (Husna N., 2013).
f. Berat badan
Faktor berat badan juga memengaruhi pola diet yang dilakukan
seseorang. Jika individu merasa tidak nyaman dengan bentuk tubuh
yang gemuk atau bisa dibilang tidak ideal makan mereka cenderung
melakukan diet agar mendapatkan tubuh yang diinginkan karena merasa
bila tubuhnya ideal maka akan diterima oleh lingkungan. Kondisi
demikian menunjukkan bahwa bentuk tubuh ideal berhubungan dengan
identitas diri (Fadhullah, 2014).
g. Asupan makanan
Seseorang yang tinggal di perkotaan berisiko besar melakukan pelatihan
yang tidak sehat. Diperkotaan juga banyak sekali makanan cepat saji
yang pasti sangat digemari oleh orang ramai. Orang perkotaan juga
cenderung menggemari daging-dagingan, makanan yang tidak
bertekstur, makan dengan porsi banyak serta kurang mengkonsumsi
buah atau sayuran yang sering hanya mengkonsumsi kopi dibandingkan
air putih (Fadhullah, 2014).
2. Faktor eksternal
a. Lingkungan
Tidak dapat dipungkiri pengaruh teman sebaya untuk membuat individu
mampu memahami identitas dirinya termasuk pola diet. Perubahan-
perubahan yang terjadi cenderung akan menimbulkan berbagai masalah
dan perubahan sikap pada individu seperti perubahan perilaku diet baik
yang mengarah ke perilaku diet sehat atau mengarah ke pola diet yang
tidak sehat. Ada yang melakukan diet sehat tapi dia tidak sehat ada
yang melakukan diet ekstrem, melakukan diet untuk lingkungan agar
teman sama dengan orang-orang yang ada di sekitarnya
(Abdurrahman,2014).
b. Media massa

10
Pengetahuan diet akhir-akhir ini dipengaruhi oleh media massa terutama
bagi perempuan. Penerapan diet untuk menurunkan berat badan
dengan berbagai cara yang menurut mereka lebih efektif makan akan
dilakukan kadang kalah lebih membahayakan kesehatan tubuh mereka
(Grogen,2018).

2.2.1 Dampak Diet

Melakukan diet dapat menimbulkan dampa bagi seseorang, yaitu


diantaranya :
1. Dampak biologis
Peneliti mengatakan bahwa diet akan meningkatkan level sistematik
kortisol. Merupakan pertanda dari timbulnya stres, hal ini merupakan
faktor yang berisiko terhadap timbulnya tulang rapuh (Nuraini 2017).
2. Dampak psikologi
Individu yang melakukan diet biasanya akan lebih depresi dan
emosional daripada individu yang tidak melakukan diet dan akan
mengalami kecemasan serta kurangnya penyesuaian diri yang baik
pada area sosialisasi, kematangan tanggung jawab dan struktur nilai
intrapersonal (Nuraini 2017).
3. Dampak kognitif
Kerusakan dalam wroking memory, waktu reaksi, tingkat perhatian
dan performasi kognitif dipengaruhi oleh bentuk tubuh, makanan dan
diet yang disebabkan oleh kecemasan yang dihasilkan oleh efek stres
terhadap diet (Irawan, 2014).

11
2.3 Konsep Gizi

2.3.1 PENGERTIAN GIZI

Status gizi adalah keadaan tubuh akibat konsumsi makanan atau


penggunaan zat-zat gizi. Bila tubuh cukup mendapatkan zat-zat gizi dan
digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang
memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan
bekerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin, jika
dalam keadaan sebaliknya maka akan terjadi masalah gizi (Dewi Ayu dkk,
2012)
Status gizi adalah ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk variabel-
variabel tertentu. Status gizi juga merupakan akibat dari keseimbangan
antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi
atau keadaan fisiologis (Supariasa I.D., 2016).

2.3.2 Penilaian Status Gizi

Teknik yang dilakukan untuk mengukur status gizi ada 2 yaitu penilaian
secara langsung dan tidak langsung :
a. Penilaian secara tidak langsung
1. Survey konsumsi makanan
Survey konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara
tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran
tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat (Dieny F, 2014).
2. Faktor ekologi
faktor malnutrisi merupakan masalah ekologi dari hasil interaksi beberapa
faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia
tergantung dari faktor ekologi seperti tanah, iklim daerah, irigasi dan lain
sebagainya (Dieny F, 2014).
b. Penilaian secara langsung
1. Antropmetri
Secara umum antropmetri adalah ukuran tubuh manusia, dilihat dari status
gizi antropmetri gizi merupakan hubungan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkatan umur dan gizi.
Antropmetri secara umum digunakan untuk melihat ketidak seimbangan
asupan energi dan protein. Ketidak seimbangan ini pada pola pertumbuhan

12
fisik dan proposi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam
tubuh (Supariasa I.D., 2016). metode ini digunakan untuk menilai status gizi
parameter yang sering digunakan adalah berat badan menurut umur (BB/U),
tinggi badan menurut umur (TB/U), lingkar lengan atas (LILA), rasio lingkar
pinggang pinggul (RLPP), Indeks masa tubuh (IMT) (Fitriana dkk,2013).
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang paling untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasari atas perubahan-perubahan yang terjadi
berhubungan dengan ketidak cukupan zat gizi (Fitriana dkk,2013).
3. Biofisika
Penilaian gizi secara biofisika adalah metode penentuan status gizi dengan
melihat kemampuan fungsi perubahan struktur dari jaringan(Fitriana
dkk,2013).
4. Biokimia
Penilaian gizi dengan menggunakan biokimia adalah pemeriksaan spesimen
yang diujiakan secara laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam
jaringan (Fitriana dkk,2013).

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Status Gizi

Status gizi seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor lingkungan dan
tidak langsung. Faktor langsung yaitu pola konsumsi dan penyakit infeksi.
Konsumsi makanan adalah makan dan minum yang masuk ke dalam
tubuh untuk pemenuhan kebutuhan zat gizi sehari individu. Penyakit
infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen
biologis seperti virus, bakteri atau parasit, bukan oleh faktor fisik seperti
luka bakar atau keracunan status gizi seseorang selain dipengaruhi oleh
jumlah asupan makan yang di konsumsi juga terkait infeksi (Adriani M,
2012).
Sedangkan faktor tidak langsung yang memengaruhi pola konsumsi zat
gizi dalam makanan, ada tidaknya program pemberian kebiasaan makan
dan faktor tidak langsung yang memengaruhi penyakit infeksi adalah daya

beli keluarga, kebiasaan makan, pemelihara kesehatan, lingkungan fisik


dan sosial (Adriani M, 2012).

13
2.3.4 Cara Pengukuran

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau


angkat yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek
penelitian atau responden. Kemudian hasil pengetahuan tersebut
dikategorikan menjadi:
a. Baik :76%-100%
b. Cukup :56%-75%
c. Kurang :<56

14
BAB 3

METODE PENELITIHAN

3.1 Deskripsi Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang juga disebut dengan teknik statistik.
Pendekatan metode penelitian untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, baik yang
diperoleh dari hasil pengukuran, maupun dari data dari nilai suatu data yang
diperoleh dengan jalur mengubah data kuantitatif dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan (sugiyono,2011).

3.2 Populasi

Pada penelitian kadang-kadang peneliti melakukannya terhadap seluruh objek,


akan tetapi sering juga peneliti hanya mengambil sebagian saja dari seluruh
objek tersebut. Meskipun penelitian hanya mengambil sebagian dari objek yang
diteliti, tetapi hasilnya dapat mewakili atau mencangkup seluruh objek yang
diteliti, keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti disebut dengan
populasi (Notoatmodjo,2002,h.79). ciri-ciri populasi dari penelitian yang akan
dilakukan dalam : Mahasiswa tingkat 2 D3 keperaw yang sedang menempuh
pendidikan di ITSK Rs dr. Soepraoen.

3.3 sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi. Pengambilan sampel digunakan dengan cara atau
teknik-teknik tertentu, dan sangat diperhitungkan masa-masa sebab teknik
pengambilan sampel yang tidak bak akan memengaruhi validasi hasil penelitian
(Notoatmodjo,2002,h.79).
Pada penelitian yang akan dilaksanakan, metode pengambilan sampel
menggunakan teknik pengambilan Cluster Accidental Sampling mendapatkan
sampel dari tingkat 2 ITSK RS dr Soepraoen dan kelas yang telah ditentukan
oleh pihak yang bersangkutan.

15
3.4 Identifikasi variabel dan definisi operasional

3.4.1 Identifikasi variabel

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri,sifat, atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh penelitian tentang suatu konsep penelitian
tertentu (Notoatmojo,2010). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel
independen dan dependen. Variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat)”. Variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Diet ,sedangkan variabel
dependen nya adalah status gizi.

3.4.2 definisi operasional variabel

Definisi operasional adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau
kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyono, 2011).

VARIABEL DEFINISI ALAT INDIKATOR SKALA


OPERASIONAL UKUR PENILAIAN
Diet Suatu tidakan atau Kuisioner Sering : 3 Ordinal
upaya dalam mengatur, Kadang-
membatasi dan kadang : 2
mencukupi jumlah Tidak pernah : 1
asupan makan
Status gizi Keseimbangan asupan Pengukur Kurus : ≤ 18,49 Ordinal
nutrisi yang dikonsumsi tinggi Normal : 18,50-
yang berkaitan dengan badan 24,99
pola makan, dan berat Gemuk : ≥ 25,00
pengetahuan, persepsi badan Obesitas : ≥
dan aktivitas 30,00

3.5 proses pengumpulan data

Pengumpulan dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :


1. Peneliti mengunjungi responded dan memberikan penjelasan tentang
penelitian dan meminta kesediaan menjadi responden

16
2. Responden diberikan waktu 10-15 menit untuk menjawab kuisioner. Peneliti
kemudian mengingatkan kepada responden untuk mengisi semua kuisioner
sebelum dikumpulkan pada hari itu juga.
3. Responden diminta untuk mengukur tinggi badan dan berat badan kemudian
peneliti mencatat tiap hasil pegukuran.
4. Kuisioner dikumpulkan dan mengakhiri serta tidak lupa mengucapkan
terimakasih.

3.6 pengelolahan data

1. editing
Data perlu diedit untuk pengolahan data selanjutnya. Hal yang perlu diperhatikan
dalam mengedit adalah apakah pertanyaan telah dijawab dengan lengkap, apakah
catatan sudah jelas dan mudah dibaca, dan apakah coretan yang ada sudah
diperbaiki. Jangan sekali-kali mengganti jawaban angka dengan maksud
tertentu(sugiyono 2011)
2. Koding
Koding adalah usaha memberikan kode pada setiap lembar jawaban yang terkumpul
pada lembar pengumpulan data. Pengkodean dalam penelitian ini dilakukan untuk
pengumpulkan data(sugiyono 2011).
3. Entry data
Peneliti harus mengumpulkan spesifikasi semua variabel yang tercakup dalam data
yang sudah terkumpul sehingga semua variabel yang diperlukan harus sudah ada
didalamnya (sugiyono 2011). data dikumpulkan dengan cara survey, yaitu kuisioner
yang harus diisi. Data yang dikumpulkan sesuai dengan data yang telah ditemukan
peneliti yang dibagi menjadi data primer dan data sekunder. Tersebut nantinya
menjadi data mentah yang akan diolah peneliti menggunakan rumus tertentu. Rumus
yang digunakan memiliki metode agar mampu mendapatkan ringkasan dari
keseluruhan data yang diperoleh melalui kuisioner (Rasyad,2011). semua data yang
di analisis kemudian dipindahkan ke computer dengan cermat
4. Tabulasi
Tabulasi adalah usaha untuk menyajikan data, tertutama pengolahan data yang akan
menjurus ke analisis kuantitatif. Biasanya pengolahan data seperti ini menggunakan
tabel, baik tabel distribusi frekuensi maupun tabel silang (hidayat 2011).

17
3.7 analisis data

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalahunivariat dan bivariat.
Analisis data ini dilakukan dengan computer SPSS statistika 20.
1. Analisis univariat
Analisis ini diperlukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan data secara
sederhana. Cara penyajiannya, misal dengan tabel distribusi frekuensi,
batang, diagram map dan diagram pie (Rangkuti, 2011).
2. Analisis bivariat
Analisis ini diperlukan untuk menjelaskan hubungan dua variabel yaitu antara
variabel bebad dengan variabel terikat (Rangkuti, 2011). Analisis bivariat
dilakukan dengan r, digunakan bila dua variabel perobjek, yang keduanya
diukur pada skala ordinal. Spearman rank menunjukkan peringkat yang kuat
antara dua variabel dimana nilai tiap variabel berdasarkan peringkat dari 1
hingga N, N adalah nilai yang dipastikan sesuai variabel. Metode ini dilakukan
dengan perhitungan nilai kofeisen korelasi antara variabel bebad dan variabel
terikat (Churchill, 2015). dengan rumus :

6 × ∑ D²
r=1-
N×(N² − 1)
Keterangan :
r= koefesien korelatif spearman
D= selisih peringkat antara kedua variabel
N= jumlah frekuensi
6= konstant

18
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, (2014). Faktor-Faktor Pendorong Perilaku Diet Tidak Sehat


Pada Wanita Usia Dewasa Awal Studi Kasus Pada Mahasiswi
Universitas Mulawarman. eJournal psikologi, Volume 2, Nomor 2, 163-
170.
Adriani, M. (2012). Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada
Media.
Aini, S. N. (2013). Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gizi
Lebih Pada Remaja Di Perkotaan. Unnes Journal of Public Health, 2(1),
2–8.
Allo, Baree, Aminuddin Syam, D. V. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan
Dan Kebiasaan Konsumsi Fast Food Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada
Siswa Sekolah Dasar Negeri Sudirman I Makasar. Doctoral Dissertation.
Universitas Hasanudin. Papua. Indonesia
Barasi, M. E. (2011). At a Glance: Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Devegga M, (2017). Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet pada
Remaja Putri. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga.
Darmawan, A. R. F., & Adriani, M. (2019). Status Gizi, Asupan Energi dan Zat
Gizi Makro Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi di Rumkital Dr.
Ramelan Surabaya.
Amerta Nutrition. Kementrian Kesehatan RI. 2013. Jakarta: Kemenkes
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013.
Kemenkes RI.Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang.
Jakarta: Kemenkes
Dewi, Ayu Bulan Febry Kurnia, Puji astuti, Nurul Dan Fajar, I. (2012). Ilmu Gizi
Untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Dewi, S. R. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan Gizi, Sikap Terhadap Gizi
dan Pola Konsumsi Siswa Kelas XII Program Studi Pendidikan Teknik
Boga Di SMK Negeri 6 Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Teknik
Boga. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Yogyakarta.
Dieny, F. F. (2014). Permasalahan Gizi Pada Remaja Putri. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

19
Fitriana, A., Nusa Andar, & Adi, A. C. (2013). Hubungan Faktor Perilaku,
Frekuensi Konsumsi Fast Food, Diet Dan Genetik Dengan Tingkat
elebihan Berat Badan. Media Gizi Indonesia, 9 No.1, 20–27.
Husna, (2013). Hubungan antara Body Image dengan Perilaku Diet pada
Wanita Dewasa Awal. Skripsi.(tidak diterbitkan). Universitas Negeri
Semarang. Semarang
Irawan, (2014). Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Mahasiswi
Universitas Esa Unggul. Jurnal Psikologi Volume 12 Nomor 1.
Mardalena, I. (2017). Dasar-Dasar Ilmu Gizi dalam Keperawatan. (Cet.
I). Yogyakarta: Pustaka baru Press.
Muhith, A (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: ANDI. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam, (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan
Praktis. (Ed.3). Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Paramitha,K.M.N dan Suarya, S, (2018). Hubungan Citra Tubuh dan
PerilakuMakan Intuitif Pada Remaja Persatuan Ahli Gizi Indonesia ASDI.
2019. Penuntun Diet dan Terapi Gizi. Edisi Ke-4. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Swarjana, I Ketut. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :
ANDI

20

Anda mungkin juga menyukai