Oleh :
NIM : P07131223025
Kedua, tak lupa sholawat serta salam saya haturkan kepada nabi besar, Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa zamannya dari zaman kegelapan menuju zaman
yang terang benderang seperti saat ini.
Didalam essay ini saya berusaha mengerjakan dengan semaksimal mungkin, dalam
kondisi yang sehat, sehingga saya dapat menguraikan sebaik mungkin semua hal yang
berkaitan dengan tema “FAKTOR POLA MAKAN TIMBULKAN DIABETES PADA
ANAK USIA DINI”. Besar harapan saya agar pembaca mampu memahami lebih jauh
tentang pentingnya terhadap hal tersebut.
Namun, dilain sisi saya juga menyadari bahwa tiadanya manusia yang sempurna,
dimana dalam essay ini masih terdapat banyak kekurangan yang tentunya membuat essay ini
masih dikatakan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya harapkan kepada para
membaca agar dapat memaklumi serta memberikan kritik dan saran yang dapat menunjang
essay yang lebih baik di waktu selanjutnya.
2
DAFTAR ISI
3
FAKTOR POLA MAKAN TIMBULKAN DIABETES PADA ANAK USIA DINI
@ https://poltekkesjogja.ac.id/
ABSTRAK
Latar Belakang: Pola makan merupakan asupan makanan yang memberikan berbagai macam
jumlah, jadwal dan jenis makanan yang didapatkan seseorang. Pengaturan pola makan yang
tidak tepat seperti yang dianjurkan 31 (Jadwal. Jumlah dan Jenis) dapat mengakibatkan
peningkatan kadar gula darah.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor pola makan yang
menimbulkan diabetes pada usia dini.
Metode: Desain penelitian ini adalah korelasional. Dimana penggabungan antara beberapa
jurnal yang ada, serta menjadi bahan pertimbangan terhadap masalah yang terjadi.
Kesimpulan: Pentingnya peran pengaturan pola makan pada penderita diabetes dalam
pengendalian kadar gula darah sehingga kadar gula darah tetap terkontrol
4
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu pengaruh rentannya kondisi anak generasi sekarang terhadap masalah gizi
yaitu akibat ketidakseimbangan nutrisi terhadap pola makan sehari-hari mereka. Padahal
kesehatan dan kesejahteraan anak-anak dan remaja termasuk penting dalam kehidupan,
terutamanya terhadap pola tumbuh anak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun
mengakui bahwa pentingnya nutrisi yang cukup untuk “anak-anak dan remaja menikmati
kesehatan yang baik memegang peran penuh dalam berkontribusi pada perubahan
transformatif dan pembangunan berkelanjutan.”.
Pola konsumsi anak merupakan kebiasaan makan anak yang terdiri dari jenis, jumlah,
makanan, dan frekuensi makan yang dikonsumsi anak pada waktu tertentu. Berbagai
kegiatan dan aktifitas anak juga menjadi faktor dalam pola konsumsi anak sehari-hari.
Semakin banyak aktifitas anak, maka semakin banyak pula kebutuhan asupan energi yang
anak butuhkan untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam kehidupan sehari-hari, biasanya
ibu yang berperan dalam pemenuhan logistik keluarga, dimulai dari penyediaan,
pemberian, penyusunan, serta penyajian makanan bagi keluarga setiap hari. Apabila
dilakukan pemilihan dan penentuan secara berulang yang rutin dalam keluarga, maka hal
ini akan membentuk kebiasaan makan yang baik untuk kedepannya dalam keluarga.
Dalam sehari-hari penentuan menu makan menjadi hal penting dalam menunjang
keterpenuhinya gizi harian. Penentuan menu yang memenuhi gizi harian menurut
keputusan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengacu pada Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang, yaitu berdasarkan
“Isi Piringku”, yang terdiri dari, makanan pokok 2/3 dari ½ piring, lauk pauk 1/3 dari ½
piring, sayur 2/3 dari ½ piring, buah 1/3 dari ½ piring, air putih 8 gelas sehari, aktifitas
fisik, dan cuci tangan pakai sabun. Apabila dalam konsumsi makan 3 kali sehari dalam
keluarga telah memenuhi perintah “Isi Piringku”, maka dengan cara begitu sudah
termasuk tindakan yang benar dalam pemenuhan gizi seimbang keluarga.
Adapun juga kondisi dimana pola makan yang diterapkan salah. Hal ini bisa saja
terjadi karena terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kebiasaan makan dalam
membentuk pola konsumsi makan setiap hari. Biasanya pola makan yang salah ini
mengalir begitu saja / tidak disadari (tanpa kesadaran), melainkan dengan berasumsi
bahwa dirinya sudah cukup baik dalam mengatur pola makan. Namun hal ini dapat
tersadarkan ketika akhirnya / akibatnya mulai tampak, berupa hal-hal negative yang dapat
merugikan diri sendiri. Akibatnya seseorang akan merasa depresi atau frustasi akibat
terdapat rasa penyesalan diakhir setelah mengetahui bahwa pola makan yang dilakukan
salah.
5
Hal-hal negative akibat pola makan yang salah biasanya terjadi berupa sebuah
penyakit ataupun komplikasi pada tubuh. Hal itu yang menyebabkan adanya gangguan
pada tubuh, baik secara mental maupun fisik. Adapun penyakit akibat pola makan yang
salah yaitu diabetes melitus, jantung coroner, obesitas, malnutrisi dan penyakit kudis,
gangguan pencernaan, stress serta kelelahan dan lain sebagainya. Disini komplikasi yang
cepat menyerang tubuh seseorang tanpa disadari yaitu diabetes mellitus, dimana penyakit
ini merupakan Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menyerang tanpa disadari terjadi
akibat konsumsi gula(glukosa) yang berlebihan atau melebihi batas konsumsi wajarnya.
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang telah
menjadi perhatian nasional maupun global. Morbiditas dan Mortalitas PTM semakin
meningkat di Indonesia. Data kematian menurut World Health Organization (WHO)
menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta
disebabkan oleh PTM. Kematian akibat PTM akan terus meningkat di seluruh dunia.
Peningkatan terbesar akan terjadi di negara menengah dan miskin. Sebesar 70% dari
populasi global akan meninggal akibat PTM seperti jantung, stroke, diabetes mellitus,
kanker. Peningkatan kejadian PTM ini berhubungan dengan faktor risiko akibat adanya
perubahan gaya hidup seiring dengan perkembangan yang semakin moderen,
pertumbuhan populasi dan peningkatan usia harapan hidup.
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit degeneratif tidak
menular yang menjadi masalah serius bagi kesehatan masyarakat di Indonesia maupun di
dunia (Krisnatuti & Yehrina, 2008). Pola makan yang tidak teratur yang terjadi pada
masyarakat saat ini dapat menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penyakit
degeneratif, salah satunya penyakit DM (Suiraoka, 2012). Penderita DM harus
memperhatikan pola makan yang meliputi jadwal, jumlah, dan jenis makanan yang
dikonsumsi. Kadar gula darah meningkat dratis setelah mengkonsumsi makanan tertentu
karena kecenderungan makanan yang dikonsumsi memiliki kandungan gula darah yang
tidak terkontrol (Tandra, 2009).
Saat ini, penderita DM diperkirakan sudah mencapai angka 9,1 juta orang penduduk.
Data tersebut menjadikan Indonesia menduduki peringkat ke-5 di dunia dengan penderita
DM tertinggi pada tahun 2013 (IDF, 2014). Penyakit DM merupakan salah satu penyebab
utama penyakit tidak menular atau 2,1% dari seluruh kematian yang terjadi.
6
ketidakseimbangan jumlah insulin, oleh karena itu dengan adanya diet penderita
melakukan pembatasan terhadap makanan yang dikonsumsinya, sehingga menjadi salah
satu pencegahan agar gula tidak meningkat serta pengontrolan gula darah.
Diabetes mellitus dibagi menjadi dua jenis, yaitu Diabetes melitus tipe 1 dan Diabetes
melitus tipe 2. Perbedaan yang paling mendasar antara Diabetes mellitus tipe 1 dan
diabetes mellitus tipe 2 adalah dari segi penyebabnya. Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan
oleh pancreas yang memproduksi sedikit insulin atau tidak sama sekali, sedangkan
Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan oleh faktor genetik, obesitas, aktifitas fisik, umur,
serta gaya hidup yang salah.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
BAB III
METODE PENELITIAN
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Surijati, K. A., Hapsari, P. W., & Rubai, W. L. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pola Makan Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Banyumas. Nutriology: Jurnal Pangan,
Gizi, Kesehatan, 2(1), 95-100.
Yoeantafara, A., & Martini, S. (2017). Pengaruh Pola Makan Terhadap Kadar
Kolesteroltotal. Jurnal Mkmi, 13(4), 304-309.
Bistara, D. N. (2018). Hubungan Pola Makan Dengan Gula Darah Pada Penderita
Diabetes Mellitus. Jurnal Kesehatan Vokasional (JKESVO), 3(1), 29-34.
Andrayani, M. E. Kerentanan Angka Penderita Diabetes pada Remaja Usia Dini dan
Wanita Dewasa.
12