Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI TENTANG HUBUNGAN

GIZI DENGAN MENARCHE, MENSTRUASI DAN PREMENSTRUASI SYNDROME

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

1. FIDELA ZANDRA :22240030

2. SOFIA HASANA :22240046

3. HILDA ZULDA :22240054

4. SRI MUZILIN :22240048

5. RINA SYAHFITRI :22240044

6. AMALIA FEBRIANI :22240020

DOSEN PENGAJAR :

RIA JULITA SARI SST, M.Kes

AKADEMI KEBIDANAN LANGKAT

TAHUN AJARAN 2022-2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
KONSEP KEBIDANAN dengan judul “MENERAPKAN KONSEP KEBIDANAN DALAM
PRAKTIK KEBIDANAN” ini dapat terselesaikan semaksimal mungkin, walaupun mengalami
berbagai kesulitan.

Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, bukan karena usaha dari kami
selaku penulis, melainkan banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu kami baik itu dosen kami dan
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kamiselaku penulis makalah
ini mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas kami selanjutnya.
Demikian kami selaku penulis makalah, mohon maaf bila dalam pembuatan makalah ini ada hal-
hal yang kurang berkenan. Semoga makalah yang kami buat buat ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi semua pihak.

Stabat, Juni 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................

A. Latar Belakang..........................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................
C. Tujuan...............................................................................................
D. Manfaat..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................

A. Kesimpulan...................................................................................
B. Saran...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah periode yang paling rawan dalam perkembangan hidup seorang
manusia setelah ia mampu bertahan hidup, dimana secara fisik ia akan mengalami perubahan
fisik yang spesifik dan secara psikologis akan mulai mencari identitas diri. Dalam proses
pencarian jati diri ini, remaja masih harus dihadapkan pada kondisi lingkungan yang juga
membutuhkan penyesuaian kejiwaan.

Haid atau menstruasi, merupakan peluruhan dinding rahim yang terdiri dari darah dan
jaringan tubuh. Hal ini berlangsung setiap bulan dan merupakan suatu proses normal bagi
perempuan biasa. Dengan kata lain, menstruasi adalah suatu proses pembersihan rahim terhadap
pembuluh darah, kelenjar-kelenjar dan sel-sel yang tidak terpakai karena tidak adanya
pembuahan atau kehamilan (Panji Irawan 2010).

Pada remaja putri banyak hal-hal yang dapat mempengaruhi menarche, antara lain adanya
perubahan hormon yang mempengaruhi kematangan sel dan asupan gizi yang dkonsumsi saat
menjelang datangnya menarche (Waryana 2010:113). Normalnya, seorang perempuan haid
untuk pertama kali pada usia 12 atau 13 tahun. Tetapi ada juga yang mengalami menstruasi lebih
awal (usia 8 tahun) atau lebih lambat yaitu pada usia 18 tahun. Menstruasi itu sendiri akan
berhenti ketika perempuan sudah berusia sekitar 40-50 tahun, atau yang lebih dikenal dengan
istilah menopause. Siklus menstruasi terjadi setiap 21-35 hari sekali, dengan lama haid berkisar
4-7 hari. Jumlah darah haid normal berkisar antara 30-40 ml (Panji Irawan 2010). Menarche
merupakan tanda diawalinya masa puber pada perempuan.

B. Rumusan Masalah

1. Mengetahui Hubungan Gizi dengan Menrche


2. Mengetahui Hubungan Gizi dengan Menstruasi
3. Mengetahui Hubungan Gizi dengan Pramenstruasi

C. Tujuan

4. Untuk Mengetahui Hubungan Gizi dengan Menrche


5. Untuk Mengetahui Hubungan Gizi dengan Menstruasi
6. Untuk Mengetahui Hubungan Gizi dengan Pramenstruasi
D. Manfaat

Dalam pembuatan makalah ini diharapkan dapat bermanfaan bagi semua pihak dalam rangka
pembelajaran baik dalam pembelajaran maupun non pembelajaran. Dan meningkatkan
pengetahuan bagi semua kalangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Status Gizi
Status gizi adalah merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi antara
makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Selanjutnya, Mc. Laren
menyatakan bahwa status gizi merupakan hasil keseimbangan antara zat-zat gizi yang
masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya
Gizi atau nutrisi, merupakan ilmu yang mempelajari perihal makanan serta hubungannya
dengan kesehatan. Ilmu pengetahuan tentang gizi (nutrisi) membahas sifat-sifat nutrient
(zat-zat gizi) yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang
timbul bila terdapat kekurangan (ketidakcukupan) gizi. Zat-zat gizi tidak lain adalah
senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam makanan yang pada gilirannya diserap
dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan tubuh kita.
Pertumbuhan normal tubuh memerlukan nutrisi yang memadai, kecukupan energi,
protein, lemak dan suplai semua nutrien esensial yang menjadi basis pertumbuhan.
Pertumbuhan remaja di negara yang sedang berkembang membutuhkan perhatian khusus
pada nutrien vitamin A, seng atau protein selain kebutuhan energi yang adekuat. Berbeda
dengan di negara barat, di sana dilakukan fortifikasi pada produk makanannya sehingga
jarang ditemukan defisiensi nutrient.
Zat-zat nutrien dibagi dalam dua golongan besar yakni makro nutrien (zat gizi makro)
dan mikro nutrien ( zat gizi mikro). Zat gizi makro merupakan komponen terbesar dari
susunan diet serta berfungsi menyuplai energi dan zat-zat gizi esensial yang berguna
untuk keperluan pertumbuhan sel atau jaringan, fungsi pemeliharaan maupun aktivitas
tubuh.

B. Menarche
Menarche adalah sebuah tanda dimana seorang remaja putri beranjak dewasa dan
sudah siap menjadi seorang wanita seutuhnya dimana semua organ intim remaja putri
tersebut telah siap untuk suatu system reproduksi (menghasilkan keturunan). Umur
menarche yang semakin menurun ini dapat menyebabkan masalah remaja misalnya
kehamilan diluar nikah.
Berdasarkan uji statistik, variabel antara genetik (status menarche ibu) dengan status
menarche responden dan keterpaparan media elektronik orang dewasa dengan status
menarche responden mengalami hubungan bermakna. Saran bagi sekolah adalah perlu
dibentuknya program komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) atau penyuluhan yang
berkala mengenai kesehatan repoduksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi menarche
serta dapat mengikutsertakan orang tua siswi, khususnya ibu, agar mereka dapat memiliki
pengetahuan yang benar mengenai kesehatan respoduksi khususnya menarche, sehingga
hal-hal yang tidak diinginkan atau membahayakan si anak melalui pergaulan bebas tidak
terjadi.
1. Hubungan Status Gizi dengan Menarche
Menarche adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khas
kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja wanita sangat
mempengaruhi terjadinya menarhe baik dari faktor usia terjadinya menarhe, adanya
keluhan-keluhan selama menarhe maupun lamanya hari menarhe. Secara psikologis
wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang
nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah atau tegang. Tetapi pada beberapa remaja
keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat
yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur
Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang mendapat menstruasi
pertama lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi
pertama dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama.
Sebaliknya pada gadis yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan daripada
yang sudah menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan (TB) mereka sama.
Pada umumnya, mereka menjadi matang lebih dini akan memiliki body mass index
(indeks masa tubuh, IMT) yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki
IMT lebih kecil pada usia yang sama.

B. Pengertian Menstruasi
Siklus menstruasi adalah proses perubahan hormon yang terus-menerus dan
mengarah pada pembentukan endometrium, ovulasi, serta peluruhan dinding jika
kehamilan tidak terjadi. Setiap bulan, sel telur harus dipilih kemudian dirangsang agar
menjadi matang. Endometrium pun harus dipersiapkan untuk berjaga-jaga jika telur yang
sudah dibuahi (embrio) muncul kemudian melekat dan berkembang disana. Pendarahan
menstruasi dimulai menjelang akhir pubertas. Saat itu anak gadis mulai melepaskan sel
telur sebagai bagian dari periode bulanan yang disebut dengan siklus reproduksi wanita
atau siklus menstruasi (Verawaty & Rahayu, 2011). Pendarahan menstruasi menandakan
bahwa wanita yang mengalaminya tidak hamil. Namun, pendarahan ini tidak bisa
dijadikan patokan pasti bahwa kehamilan tidak terjadi, karena ada beberapa wanita yang
mengalami pendarahan di awal kehamilannya. Selama usia reproduksi, ketiadaan
menstruasi bisa menjadi indikasi pertama bahwa si wanita itu kemungkinan hamil
(Verawaty & Rahayu, 2011).

1. Hubungan status gizi dengan siklus menstruasi


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Nurul Rahfiludin M.Zen,
Aruben Ronny pada tahun 2016 , menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status
gizi dan siklus menstruasi. Pada remaja perempuan dengan gizi lebih, jumlah hormon
estrogen dalam darah meningkat akibat meningkatnya jumlah lemak tubuh. Kadar
hormon estrogen yang tinggi memberi dampak negatif terhadap sekresi hormon GnRH
yang dapat menghambat hipofisis anterior untuk mensekresikan hormon FSH. Adanya
hambatan pada sekresi hormon FSH menyebabkan terganggunya pertumbuhan folikel
sehingga tidak terbentuk folikel yang matang. Hal inilah yang menjadi dasar mekanisme
panjangnya siklus menstruasi atau keterlambatan menstruasi (Nurul et al., 2016). 27 Pasa
remaja perempuan yang mempunyai status gizi kurang jugaakan mengalami hambatan
dengan menstruasinya. Kehilangan berat badan secara besar-besaran dapat menyebabkan
penurunan hormon gonadotropin untuk pengeluaran LH dan FSH yang mengakibatkan
kadar estrogen akan turun sehingga berdampak negatif pada siklus menstruasi dan
ovulasi (Nurul et al., 2016).

C. Premenstrual Syndrome (PMS)


PMS adalah kombinasi gejala yang terjadi sebelum menstruasi dan menghilang
dengan keluarnya darah menstruasi serta dialami oleh banyak wanita sebelum mulai
setiap siklus menstruasi (Brunner & Suddarth, 2001). PMS kadang-kadang berlangsung
terus sampai menstruasi berhenti (Prawiroharjo, 2005). Premenstrual syndrome
merupakan suatu keadaan yang menerangkan bahwa sejumlah gejala terjadi secara rutin
dan berhubungan dengan siklus menstruasi. Biasanya, gejala tersebut muncul pada 7-10
hari sebelum menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai. (El Manan, 2011).
Sedangkan menurut Hacker et.al. (2001), PMS adalah gejala fisik, psikologis dan
perilaku yang menyusahkan yang secara teratur berulang selama fase siklus menstruasi.
Sekitar 5-10% wanita menderita PMS yang berat sehingga mengganggu kegiatan sehari
harinya

1. Hubungan Status Gizi dengan Pramenstruasi sindrome

a. Vitamin B6

Vitamin B6 memiliki dampak modulatori yang signifikan pada produksi pusat


neurotransmitter (misalnya serotonin, GABA) yang mengendalikan ansietas, depresi, dan
persepsi nyeri dan juga berperan dalam biosintesis steroid, yaitu serotonin.Vitamin B6
berperan sebagai koenzim dan metabolisme protein termasuk di dalamnya adalah asam
amino triptofan yang berkaitan dengan serotonin.Serotonin berperan penting pada
kejadian premenstruasi sindrom. Saat kadar vitamin B6 dalam darah rendah, maka
biosintesis serotonin terganggu, sehingga memicu ovulasi terlalu awal dan terjadi
pergantian pola estrogen dan progesterone.

b. Vitamin B1

Vitamin B1 atau biasa disebut thiamin merupakan salah satu bagian dari vitamin
B kompleks. Salah satu fungsi dari vitamin B1 dapat membantu proses metabolism
karbohidrat menjadi energy. Vitamin B1 juga efektif pada aktifitas saraf dan tonus otot,
dan untuk aktifitas kegiatan tubuh yang lain, termasuk hematopoiesis atau pembentukan
sel darah, aktivitas system saraf pusat dan system neuromuskuler. Vitamin B1 dapat juga
digunakan untuk mengatasi masalah fisiologis, seperti mual dan muntah, meningkatkan
kualitas hidup serta mengurangi depresi pada wanita paruh baya dan wanita usia
produktif (Abdollahifard, et al., 2014)

c. Vitamin C

Vitamin C atau asam askorbat adalah salah satu vitamin yang larut dalam air.
Vitamin C merupakan golongan vitamin yang berfungsi sebagai antioksidan (vitamin
antioksidan) yang mampu menangkal berbagai radikal bebas yang berasal dari luar sel.
Vitamin C juga aktif dalam menghemat hormone estrogen yang digunakan untuk
menonaktifkan dan ekskresi hormone steroid. Kadar hormon enstrogen yang cukup dalam
tubuh sangat berpengaruh terhadap fungsi normal system saraf untuk memproduksi
epinefrin yang ada hubungannya dengan stress (Linder, 2006).

d. Zat Besi (Fe)

Zat besi (Fe) merupakan salah satu mineral yang paling banyak didalam tubuh.
Zat besi berperan untuk menjaga kesehatan otot. Zat besi yang terdapat dalam jaringan
otot bertugas untuk menyuplai oksigen yang diperlukan untuk kontraksi otot (Kirana
2011). Zat besi (Fe) juga dapat berfungsi sebagai yang meringankan PMS yang
disebabkan karena perubahan hormon serotonin yang ada di otak. Fungsi zat besi (Fe)
adalah untuk meningkatkan produksi hormone serotonin di otak.

Zink Zink merupakan salah satu mineral esensial yang sangat penting bagi tubub, karena
zink memiliki peran dalam tubuh dalam mensintesis DNA dan RNA. Terbatasnya asupan
makanan yang mengandung zink dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik dan
perkembangan karakter seksual sekunder pada remaja. Zink juga mempunyai manfaat
untuk membantu menghambat terjadinya metabolisme prostaglandin dalam endometrium
manusia dengan kemampuan zink sebagai anti inflamasi, hal ini yang dijadikan sebagai
salah satu terapi nyeri haid gejala PMS (Almatsier,el al., 2011).

e. Vitamin E

Vitamin E merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak dan hanya dapat
dicerna dengan bantuan empedu dari hati. Fungsi vitamin E selain sebagai antioksidan
dan dapat mengatasi stress, juga sebagai vitamin yang mampu mengurangi produksi
prostaglandin dalam tubuh. Vitamin E didalam sistem saraf pusat bertugas sebagai
pelindung neuron dan sistem neurotransmitter. Vitamin E dapat membantu memberikan
bantuan untuk merdakan gejala PMS seperti depresi dan kecemasan serta emosi dan kram
dibagian tertentu (Mandana dan Aghamohammady 2014)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Status gizi sebagai salah satu penyebab terjadinya gangguan menstruasi. Jadi,

perlu adanya pendidikan perlunya gizi seimbang dan makanan sehat. Perlu untuk

memberikan penjelasan tentang jenis makanan yang memang mengandung zat gizi

yang dibutuhkan tubuh dan makanan yang dapat mengganggu metabolisme tubuh.

Diharapkan remaja putri dapat mengatur dan menjaga pola makan baik dari segi

kualitas maupun kuantitas. Selain itu, perlu adanya penelitian lanjut mengenai

penyebab gangguan menstruasi dikarenakan faktor lain seperti kurangnya aktifitas

fisik yang dilakukan, stres psikologi dan hal lain yang dapat berpengaruh.

B. Saran

Setelah kami membuat makalah ini semoga bermanfaat untuk para pelajar di harapkan
untuk senantiasa memperbaiki apa yang telah kami buat dalam makalah ini mengkritik sesuati
yang di pelajari jauh lebih berguna untuk pelajaran selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Munawar Sholeh. 1991. Psikologi perkembangan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Almatsier, Sunita. 2006. Prinsip dasar ilmu gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama

Jakarta.

Ambariani, et al. 2021. ‘Hubungan status gizi dengan siklus menstruasi pada

mahasiswi kebidanan Universitas Gunadarma Depok 2020’, Jurnal Ilmiah

Kesehatan & Kebidanan, X(1).

Ambarwati, R. 2017. ‘Tidur, irama sirkardian dan metabolisme tubuh’, Jurnal

Keperawatan, X(1), 42–46.

Amperaningsih, Y. dan Fathia, N. 2018. ‘Hubungan status gizi dengan siklus

menstruasi pada remaja di Bandar Lampung’, Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai

Betik, 14(2), pp. 194–199.

Angga. 2017. Hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan kejadian

andropause di lingkungan kerja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Arisman. 2011. Obesitas, Diabetes mellitus & dislipidemia. Jakarta: EGC.

Armayanti, L. Y. and Damayanti, P. A. R. 2021. ‘Faktor-faktor yang mempengaruhi

keteraturan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri 2 Singaraja’,

Jurnal Media Kesehatan, 14(1), pp. 75–87.

Athifah Nahdah, R. and Endayani Safitri, D. 2022. Asupan lemak, serat, kalsium
dan kualitas tidur kaitannya dengan siklus menstruasi pada remaja putri.

11(2), pp. 163–170.

Aulia, U.D. 2019. ‘Hubungan media pembelajaran dan minat terhadap motivasi

mahasiswi tingkat III Kebidanan Widya Karsa Jayakarta’, Journal Of

Midwifery, 7(1), pp. 6–16.

Batubara, J. R. 2016. Adolescent development (perkembangan remaja). Sari

Pediatri, 12(1), 21.

BKKBN: Reproductive Health (ARH). 2015. Remaja memerlukan informasi

kesehatan reproduksi. Semarang.

Bobak, I.M. 2004. Keperawatan maternitas. Alih Bahasa Maria A. Wijaya

Rini.Edisi 4. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai