Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

1000 HARI KEHIDUPAN ANAK


“INTERVENSI DARI SUDUT PANDANG GIZI TERHADAP
FAKTOR RESIKO 1000 HPK PADA REMAJA, IBU HAMIL
DAN BADUTA”
Dosen Pengampuh : Ns Amatus Yudi, S.Kep, M.Kep, Sp Kep AN

Disusun Oleh : Kelompok III


Kelas : Keperawatan A/Semester V
1. Ayu R. Binolombangan : 01909010009
2. Elsi Batebolinggo : 01909010015
3. Gery Eko Jovannaldo : 01909010023
4. I Kadek Swantika : 01909010024
5. Nadila Akontalo : 01909010035
6. Rani Antoni : 01909010042
7. Reza M Akontalo : 01909010045

PRODI SI KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
GRAHA MEDIKA KOTAMOBAGU
T.A 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini adapun
maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas keperawatan.

Disusunnya makalah ini tidak lepas dari peran dan bantuan dari beberapa
pihak dan sumber. Karena itu pemakalah mengucapkan trimakasih dan apresiasi
setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan
membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kiranya amal baik serta budi
luhur secara ikhlas yang telah diberikan kepada kami dari bliau diatas yang dapat
maupun belum dapat kami sebutkan, mendapatkan imbalan yang semestinya dari
Allah SWT, untuk itu makalah ini sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Berharap semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi pembaca khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Kotamobagu, 18 September 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………


KATA PENGANTAR
……………………………………………………………...
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….


A. Latar Belakang…………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………
C. Tujuan………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
…………………………………………………………...
A. Pengertian dari gizi
…………………………………………………………
B. Intervensi pada remaja dan wanita usia subur………………………………
C. Intervensi pada ibu hamil…………………...………………………………
D. Intervensi pada baduta ……………………………………………………...
E. Faktor yang mempengaruhi gizi remaja ……………………………………
F. Faktor yang mempengaruhi gizi ibu
hamil………………………………….

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………..


A. Kesimpulan…………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan yang berhubungan dengan gizi sampai saat ini
masih merupakan masalah yang kompleks. Masalah seperti kegagalan
pertumbuhan, berat badan lahir rendah, pendek serta kekurangan gizi dan
kelebihan gizi masih menjadi persoalan yang perlu ditangani dengan serius.
Permasalahan gizi ini erat kaitannya dengan perilaku gizi serta pola hidup
masyarakat. Status gizi baik merupakan faktor penentu dalam setiap tahap
kehidupan serta keberhasilan tumbuh kembang optimal pada balita
(Kemenkes, 2015).
Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan untuk
mencapai tumbuh kembang optimal pada masa bayi. Periode emas
pertumbuhan memerlukan dukungan gizi yang yang tepat. Kekurangan gizi
yang terjadi pada awal kehidupan dan mengakibatkan terjadinya growth
faltering (gagal tumbuh) sehingga bayi akan tumbuh menjadi anak yang lebih
pendek dari normal. Selain itu, kekurangan gizi juga dapat berpengaruh
terhadap perkembangan kognitif, morbiditas, dan mortalitas bayi. Gizi yang
baik akan mempercepat pemulihan dan mengurangi intensitas (kegawatan)
penyakit infeksi pada bayi. Kejadian infeksi pada bayi tidak dapat
disepelekan, mengingat infeksi merupakan penyebab utama kematian bayi di
negara berkembang (Fikawati, dkk 2015).
Seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) merupakan gerakan yang
sejalan dengan upaya penanganan masalah gizi secara global yang
diprakarsai oleh PBB dan disebut dengan Scalling Up Nutrition (SUN).
Global Sun Movement mempunyai tujuan untuk menurunkan masalah gizi,
dengan fokus pada 1000 HPK yaitu pada ibu hamil, ibu menyusui dan anak
usia 0-23 bulan. Gerakan Scalling-up Nutrition (SUN) movement di Indonesia
dikenal dengan gerakan Nasional. Percepatan Perbaikan Gizi dalam rangka
Seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK). Program 1000 HPK ini terdiri dari
program spesifik dan program sensitif. Program spesifik dilakukan secara
langsung terhadap kelompok sasaran 1000 HPK oleh sektor kesehatan
yaitu ibu hamil, bayi 0-6 bulan dan bayi 7-23 bulan sedangkan program
sensitif merupakan kegiatan yang dilakukan lintas sektor dengan sasaran
masyarakat umum yang dampaknya sensitif keselamatan proses pertumbuhan
dan perkembangan 1000 HPK (Bappenas, 2013).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari gizi ?
2. Apa saja intervensi pada remaja dan wanita usia subur?
3. Apa saja intervensi pada ibu hamil?
4. Apa saja intervensi pada baduta?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi gizi usia remaja ?
6. Apa saja faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari gizi.
2. Untuk mengetahui intervensi pada remaja dan wanita usia subur.
3. Untuk mengetahui intervensi pada ibu hamil.
4. Untuk mengetahui intervensi pada baduta.
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi gizi usia remaja
6. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian gizi
Gizi berasal dari kata bahasa Arab "Ghidza" yang berarti makanan.
llmu gizi berkaitan dengan makanan dan berkaitan pula dengan tubuh
manusia. Kata gizi selain berkaitan dengan kesehatan juga berkaitan
dengan potensi ekoncmi seseorang, yaitu berhubungan dengan
perkembangan otak, kemampuan belajar dan produktifitas kerja.
Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh
untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan serta mengatur prosesproses kehidupan.
Gizi adalah proses metabolisme dalam tubuh makhluk hidup untuk
menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan
bahan-bahan tersebut agar dapat menghasilkan berbagai aktivitas penting
dalam tubuh. Bahan-bahan dari lingkungan hidup tersebut dikenal dengan
istilah unsur gizi. Unsur gizi dapat dipilah menjadi karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, dan air.

B. Intervensi pada remaja dan wanita usia subur


(Butha et al., 2013)
1. Edukasi mengenai kesehatan reprudiktif dan keluuar berencana untuk
mencegah terjadinya kehamilan yang tak di rencanakan. Edukasi ini
penting untuk mencegah terjadinya SGA yang sering terjadi di
populasi remaja.
2. Mencegah defisiensi mikronutrien sekaligus oferweigh dan obesitas
melalui platform komunitas dan sekolah atau Pendidikan
3. Suplementasi, meliputi:
a. Asam folat sejak masa periconception untuk mencegah terjadinya
neural tube defect (NTD). Suplementasi selama masa kehamilan
dapat mengurangi resiko BBLR.
b. Zat besi untuk mencegah anemia.
c. Multiple micronutrient dapat mengurangi kejadian BBLR dan
SGA. Tidak ada efek samping meskipun pemberian supplement
secara multiple.
d. Fortifikasi makanan dengan micronutrient.

C. Intervensi pada ibu hamil


(Butha et al.,2013)
Suplementasi, meliputi:
1. Asam folat selama masa kehamilan dapat mengurangi resiko BBLR.
2. Zat besi untuk mencegah anemia .
3. Multiple micronutrient dapat mengurangi kejadian BBLR dan SGA .
tidak ada efek samping meskipun pemberian supplement secara
multiple.
4. Calcium untuk mencegah gestational hypertension, preklamsia, dan
preterm birth.
Suplementasi energi dan protein bagi ibu hamil dengan KEK dan
ketahanan pangan yang rendah.

D. Intervensi pada baduta


(Butha et al.,2013)
1. Promosi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan strategi
pendukung seperti penyediaan vasilitas breasveeding ditempat umum,
dukungan suami, cuti kehamilan.
2. Dietary diversity dan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI)
setelah usia 6 bulan.
3. Suplementasi, meliputI :
a. Vitamin A. terbukti mengurangi kematian bayi akibat infeksi diare
dan pernafasan.
b. Zat besi untuk mengurangi resiko anemia dan defisiensi zat besi,
meningkatkan Hb dan Fe.
c. Zinc dapat meningkatkan tinggi badan setelah 24 minggu dan
mengurangi diare serta pneumonia.
Disamping intervensi, strategi penyampaian dan penerapan intervensi
sangat penting untuk keberhasilan intervensi yang telah dirancang
Beberapa contoh strategi yang telah diterapkan didunia antara lain :
1. Fortivikasi makanan merupakan salah satu straegi paling effecting dari
segi biyaya dengan dampak yang luas dan menyeluruh.
2. Cash transfer programme, sebagai strategi untuk mengurangi
kemiskinan, kesenjangan finansial untuk peningkatan kesehatan
masyarakat.
3. Intervensi berbasis komunitas untuk edukasi dan promosi gizi. Edukasi
dan promosi dilakukan dalam klompok kecil misalnya ditingkat
rumah, RT, RW, atau dusun.

E. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi usia remaja


1. Penyakit dan kelainan bawaan sejak lahir (genetic).
2. Penyalagunaan obat-obatan, kecanduan alcohol, dan rokok, hubungan
seksual terlalu dini.
3. Konsumsi makanan seperti tablet fe atau makanan mengandung zat
besi (defisiensi fe).
4. Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran Kemampuan daya beli
keluarga.
5. Pengetahuan tentang gizi.
6. Angapan yang salah, kepala keluaga lebih diutmakan dibandingkan
anak dalam pemberian makanan.
7. Pekerjaan atau aktifitas fisik.
8. Lingkukngan.
9. Pengobatan.
10. Depresi, stress dan kondisi mental.

Cara pemenuhan gizi pada usia remaja dan dewasa diperlukan untuk
mencapai tatus gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik dan
beperilaku gizi yang baik dan benar yaitu :
1. Makanlah aneka ragam makanan
Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi,
yang mampu membuat seseorang hidup sehat, tumbuh kembang dan
produktif. Makan makanan yang mengandung unsur-unsur gizi yang
perlukan oleh tubuh baik kualitas maupun kuantitas. Jadi
mengonsumsi makanan yang beraneka ragam menjamin terpenihnya
kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2. Makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi
Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi makanan yang cukup
kalori ( energi ) agar dapat hidup dan beraktifitas sehari-hari.
Kelebihan konsumsi kalori akan ditimbun sebagai cadangan didalam
tubuh yang berbentuk jaringan lemak.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setegengah dari kebutuhan
energi
Ada dua kelompok karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan
sederhana. Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks
berlangsung lebih lama dari pada yang sederhana. Konsumsi
karbohidrat kompleks sebaiknya dibatsi 50% saja dari kebutuhan
energi sehingga tubuh dapat memenuhi sumber zat pembangun dan
pengatur.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai sepeerempat kecukupan
energi
Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk
meningkatkan jumlah energi membantu penyerapan vitamin ( A,D,E
dan K ) serta menambah lezatnya hidangan mengkonsumsi lemak dan
minyak secara berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain.
5. Gunakan garam beryodium
Kekuranggan garam beryodium mengakibatkan penyakit gondok
6. Makanlah makanan sumber zat besi
Zat besi adalah unsur penting untuk pembentukan sel darah
merah. Kekurangan zat besi berakibat anemia gizi besi
( ABG ).terutama diderita oleh wanita hamil, serta menyusui dan
wanita usia subur.
7. Berikan ASI pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI
sesudahnya
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, karena mempunyai
kelebihan yang meliputi 3 aspek baik aspek gizi, aspek kekebalan, dan
kejiwaan.
8. Biasakan makan pagi
9. Bagi remaja dn dewasa makan pagi dapat memelihara ketahanan fisisk,
daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi belajar dan meningkatkan
produktifitas kerja.
10. Lakukan aktifitas fisik secara teratur
Dapat meningkatkan kebugaran , mencegah kelebihan berat
badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta
memperlambatmproses penuaan.
11. Hindari minum minuman beralkohol
Sering minum minuman beralkohol akan sering BAKK
sehingga menibulkan rasa haus, alcohol hanya mengandung energi,
tetapi tidak mengandung zat lain.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
Selain jharus bergizi lengkap dan seimbang, makanan harus
layak dikomsumsi sehingga aman untuk kesehatan. Makanan yang
aman yaitu bebas dari kuman dan bahan kimia dan halal.
13. Bacalah label pada makanan.

F. Faktor yang mempengaruhi keadaan gizi terhadap proses kehamilan


Sementara gizi terhadap proses kehamilan dapat mempengaruhi
status gizi ibu sebelum dan selama kehamilan.
1. Pengetaahuan
Pengetahuan merupakan hasil “ tahu “ dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia. Pengetahuan atau
kognitif merupakan dominan yang sanga penting akan terbentuknya
tindakan seseorang (notoatmodjo, 2003).
2. Pendidikan
Tingkat Pendidikan yang diperoleh seorang dari bangku
sekolah dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, makin tinggi
Pendidikan seseorang makin tinggi pengetahuan tentang kesehatan
terutama dalam upaya pencegahan kekurangan gizi pada ibu hamil
pada masa kehamilannya (FKM UI,2007).
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas sehari-hari untuk mencari nafkah
guna memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat menggambarkan
tingkat kehidupan seseorang karena dapat mempengaruhi sebagai
aspek kehidupan seseorang termasuk pemeliharaan kesehatan dengan
penghasilan yang didapatkan dari pekerjaan tersebut. Dinyatakan
bahwa jenis pekerjaandapat berperan dalam pemenuhan zat-zat gizi
pada masa kehamilan (notoat modjo, 2003).
4. Umur
Umur seorang ibu berkaitan dengan perkembangan alat-alat
reproduksinya. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah 20-35
tahun. Kehamilan kurang dari 20 tahun secara biologi belum optimal,
emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah
mengalami keguncangan yang mengakitbatkan kurangnya perhatian
terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilan.
Sedangkan kehamilan pada usia lebih dari usia 35 tahun terkait dengan
kemunduran fungsi organ yang menyebabkan harus bekerja maksimal
sehingga memerluan tambahan energi yang cukup selain itu juga
terkait dengan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit
(proverawati, 2009).
a. Penanganan kekurangan gizi selama hamil
Bagi ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi pada masa
kehamilan cara menanggulanginya adalah dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, mie, kentang
dan roti. Mengkonsumsi makanan yang mengandung protein yang
terdapat dalam daging, ikan, tahu, tempe dan kacang-kacangan,
mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak seperti daging,
susu, telur, mentega dan minyak nabat. Mengkonsumsi vitamin dan
mineral yang terdapat didalam vitamin A, vitamin C, vitamin D,
kalsium, zat besi dan asam folad (praverawati, 2009).
Makanan yang bergizi tersebut seperti tahu, tempe, sayur-
sayuran yang berwarna hijau, buah-buahan, kacang hijau, kacang
kedelai dan lebih banyak dari biasanya selama hamil dan
menyusui. Mkanan yang dikonsumsi harus selalu seimbang,
porsinya cukup teratur tidak terlalu asin, pedas dan berlemak
(praverzwzti, 2009).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
untuk mencapai tumbuh kembang optimal pada masa bayi. Periode emas
pertumbuhan memerlukan dukungan gizi yang yang tepat.
Selain itu terdapat juga intervensi pada remaja, intervensi pada ibu
hamil dan intervensi pada baduta.
1. Intervensi pada remaja dan wanita usia subur
a. Edukasi mengenai kesehatan reprudiktif dan keluuar berencana
untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tak di rencanakan.
b. Mencegah defisiensi mikronutrien sekaligus oferweigh dan
obesitas melalui platform komunitas dan sekolah atau Pendidikan.
c. Suplementasi
2. Intervensi pada ibu hamil
Suplementasi, meliputi:
a. Asam folat selama masa kehamilan dapat mengurangi resiko
BBLR.
b. Zat besi untuk mencegah anemia .
c. Multiple micronutrient dapat mengurangi kejadian BBLR dan
SGA.
d. Calcium untuk mencegah gestational hypertension, preklamsia, dan
preterm birth.
4. Intervensi pada baduta
a. Promosi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan strategi
pendukung seperti penyediaan vasilitas breasveeding ditempat
umum, dukungan suami, cuti kehamilan.
b. Dietary diversity dan pemberian makanan pendamping ASI
(MPASI) setelah usia 6 bulan.
c. Suplementasi.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
client=firefoxbd&q=intervensi+dari+sudut+pandang+gizi+terhadap+fakto
r+resiko+1000+HPK+pada+remaja%2C+ibu+hamil%2Cdan+baduta#,
diakses pada tanggal 18 September 2021.
http://repository.unimus.ac.id/2425/4/BAB%20II.pdf , diakses pada tanggal 28
September 2021.
http://repository.utu.ac.id/645/1/BAB%20I_V.pdf , diakse pada tanggal 28
September 2021.

Anda mungkin juga menyukai