Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

NCP Otitis dan Vertigo, Manajemen Kasus Irigasi /


Tetes Telinga / PENKES

DISUSUN OLEH :

FITRIAWATI KOBANDAHA : 01909010021


GEBRIANA ANAU : 01909010022
GERY EKO JOVANNALDO : 01909010023
I KADEK SWANTIKA : 01909010024
INNAYAH SALSADILAH HASANUDIN : 01909010027
JENIFER FRANSISKA KUNENENGAN : 01909010029

KEPERAWATAN A SEMESTER 5

INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI GRAHA MEDIKA


KOTA KOTAMOBAGU
2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………
BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………………………
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………
B. Ruang Lingkup…………………………………………………………………………
C. Tujuan…………………………………………………………………………………
BAB II : Tinjauan
Teori…………………………………………………………………………
I. VERTIGO…………………………………………………………………………
A. Pengertian……………………………………………………………………
B. Etiologi…………………………………………………………………………
C. Tanda dan Gejala………………………………………………………………
D. Patofisiologi……………………………………………………………………
E. Klasifikasi………………………………………………………………………
F. Pemeriksaan Penunjang…………………………………………………………
II. OTITIS MEDIA……………………………………………………………………
A. Pengertian………………………………………………………………………
B. Etiologi…………………………………………………………………………
C. Tanda dan Gejala………………………………………………………………
D. Patofisiologi……………………………………………………………………
E. Komplikasi……………………………………………………………………
F. Pemeriksaan Penunjang……………………………………………………
BAB III : Tinjauan Kasus………………………………………………………………………
A. Kasus……………………………………………………………………………………
B. Pengkajian……………………………………………………………………………
C. Diagnosa………………………………………………………………………………
D. Intervensi……………………………………………………………………………
E. Implementasi……………………………………………………………………………
BAB IV : Pembahasan…………………………………………………………………………
BAB V : SOAL……………………………………………..…………………………………
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Vertigo merupakan suatu fenomena terkadang sering ditemui di masyrakat. Vertigo
adalah suatu istilah yang berasal dari Bahasa latin, vertere, yang berasal memutar.
Secara umum, vertigo dikenal sebagai ilusi bergerak atau halusinasi Gerakan. Vertigo
sendiri dapat disebabkan oleh kelainan didalam telinga tengah, pada saraf yang
menghubungkan telinga dengan otak, dan kelainan penglihatan, adanya perubahan
tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba. Prevalensi vertigo diamerika sebesar 85%
yang disebabkan oleh gangguan sistem vestibular akibat adanya perubahan posisi atau
gerak kepala. Prevalensi vertigo dijerman, berusia 18 tahun hingga 79 tahun adalah
30%, 24% diasumsikan karena kelainan vestibuler. Penelitian diperancis menemukan
12 bulan setelahnya prevalensi vertigo 48%. Prevalensi diamerika, disfungsi
vestibular sekitar 35% populasi dengan umur 40 tahun keatas. Pasien yang mengalami
vertigo vestibular, 75% mendapatkan gangguan vertigo periver dan 25% mengalami
vertigo sentral. Diindonesia angka kejadian vertigo juga sangat tinggi, pada tahun
2010 dari usia 40 sampai 50 tahun sekitar 50% yang merupakan keluhan nomer 3
paling sering dikeluhkan oleh penderita yang datang kerumah sakit, setelah nyeri
kepala, dan struk. Umumnya vertigo ditemukan sebesar 15% dari keseluruhan
populasi dan hanya 4-7% yang diperiksa kedokter.
Otitis media adalah infeksi pada telinga yang menyebabkan peradangan (kemerahan
dan pembengkakan) dan penumpukan cairan di belakang gendang telinga.
Berdasarkan data WHO (2012) terdapat 5,3% atau 360 juta penduduk di dunia
mengalami gangguan pendengaran, 91% atau 328 juta diantaranya orang dewasa dan
9% atau 32 juta adalah anak – anak. Menurut Samuel dkk (2014) di Asia Tenggara,
Indonesia termasuk dalam negara dengan prevelensi gangguan telinga tertinggi yaitu
4,6 %
B. Ruang Lingkup
I. Vertigo
a. Pengertian vertigo
b. Etiologi vertigo
c. Tanda dan gejala vertigo
d. Patofisiologi vertigo
e. Klasifikasi vertigo
f. Pemeriksaan penunjang vertigo
II. Otitis Media
a. Pengetian otitis media
b. Etiologi otitis media
c. Tanda dan gejala otitis media
d. Patofisiologi otitis media
e. Komplikasi otitis media
f. Pemeriksaan penunjang otitis media
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan dari pembuatan makalah penyakit vertigo dan otitis media yaitu agar
pembaca dan juga penulis dapat lebih memahami tentang penyakit ini sehingga
diharapkan dapat bermanfaat dalam kehidupan.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pembuatan makalah penyakit vertigo dan otitis media
diharapkan para mahasiswa / i mampu untuk :
a. Mengetahui pengertian dari vertigo dan otitis media
b. Mengetahui tanda dan gejala dari vertigo dan otitis media
c. Mengetahui patofisiologi dari vertigo dan otitis media
d. Mengetahui klasifikasi dari vertigo
e. Mengetahui komplikasi dari otitis media
f. Mengetahui pemeriksaan penunjang dari vertigo dan otitis media
BAB II
TINJAUAN TEORI

I. VERTIGO
A. Pengertian
Vertigo adalah suatu gejala atau perasaan dimana seseorang atau benda
disekitarnya seolah-olah sedang bergerak atau berputar, yang biasanya disertai
dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo sendiri dapat disebabkan
oleh kelainan didalam telinga tengah, pada saraf yang menghubungkan telinga
dengan otak, dan kelainan penglihatan, adanya perubahan tekanan darah yang
terjadi secara tiba-tiba.
Vertigo ditemukan dalam bentuk keluhan berupa rasa berputar-putar atau rasa
bergerak dari lingkungan sekitar (vertigo sirkuler) namun kadang-kadang
ditemukan juga keluhan berupa rasa didorong atau ditarik menjauh bidang
vertikal (vertikal linier).
Vertigo bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan kumpulan gejala
atau syndrome yang terjadi akibat gangguan keseimbangan pada sistem
vertigular ataupun gangguan pada sistem saraf pusat. Selain itu, vertigo dapat
pula terjadi akibat gangguan pada alat keseimbangan tubuh yang terdiri dari
reseptor pada visual (retina), vestibulum (kanalis semisikularis) dan
proprioseptif (tendon, sendi dan sensibilitas dalam).
B. Etiologi
Penyebab terjadinya vertigo dikarenakan adanya gangguan pada sistem
keseimbangan tubuh. Bisa berupa trauma, infeksi, metabolic atau autoimun.
Penyabab umum dari vertigo :
1. Keadaan lingkungan seperti mabuk darat atau mabuk laut
2. Obat – obatan seperti alcohol
3. Kelainan sirkulasi yaitu gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak pada arteri vertenral
dan arteri basiler
4. Kelainan di telinga seperti infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
herpes zoster
5. Kelainan neurologis
a. Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin persyarafan
b. Tumor otak
c. Tumor yang menekan saraf vestibularis
C. Tanda dan Gejala
 Tanda
1. Vertigoa epileptica
Pusing yang mengiringi atau terjadi sesudah serangan ayan
2. Vertigo laringea
Pusing karena serangan batuk
3. Vertigo nocturna
Rasa seolah – olah akan terjatuh pada permulaan tidur
4. Vertigo ocularis
Pusing karena penyakit mata khusunya karena kelumpuhan mata atau
tidak keseimbangan otot – otot bola mata
5. Vertigo rotatoria
Pusing seolah – olah semua disekitar badan berputar
D. Patofisiologi
vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh yang
mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan
apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat. Vertigo disebabkan oleh
asimetri pada sistem vestibular, yaitu sistem tubuh yang berperan dalam
menjaga keseimbangan, koordinasi tubuh, postur tubuh, dan juga pergerakan
mata. Asimetri tersebut dapat dipicu oleh berbagai kondisi.
Tubuh mengalami proses kompleks kerja sama antara organ tubuh, alat
vestibular, proprioseptor (reseptor sensoris), pengelihatan, juga sistem saraf
pusat. Ketidakseimbangan dalam kerja sama tersebut dapat mengakibatkan
persepsi vertigo pada seseorang.
asimetri dapat terjadi akibat kerusakan atau disfungsi pada sistem perifer,
seperti labirin vestibular dan saraf vestibular, atau gangguan vestibular sentral
pada batang otak. Ketidakseimbangan antara labirin vestibular kanan dan
labirin vestibular kiri pada tubuh menyebabkan menghasilkan gerakan tidak
seimbang yang palsu pada otak, membuat penderitanya merasa tidak seimbang
dan tidak dapat mempertahankan postur tegak.
Vertigo juga dapat muncul akibat rangsangan yang berlebihan. kelainan organ
akhir sistem vestibular yaitu kanalis semisirkularis akan memberikan sinyal
pada otak dan membuat penderitanya merasakan sensasi berputar.
E. Klasifikasi
Vertigo dibagi menjadi
a. Vertigo vestibular
Timbul pada gangguan sistem vestibular, menimbulkan sensasi berputar
timbulnya episodic, diprovokasi oleh Gerakan kepala disertai rasa mual
muntah. Berdasarkan letak lesinya dikenal ada 2 jenis vertigo vestibular :
1. Vertigo vestibular perifer
Terjadi pada lesi dilabirin dinervus vestibulasi. Vertigo vestibulasi
perifer timbulnya lebih mendadak setelah perubahan posisi kepala,
dengan rasa berputar yang berat disertai mual muntah dan keringat
dingin. Bila disertai dengan gangguan pendengaran berupa tinnituis
atau ketulian.
2. Vertigo vestibular sentral
Timbul pada lesi di nucleus vestibularis di batang otak atau thalamus
sampai ke korteks serebri. Vertigo vestibular sentral timbulnya lebih
lambat, tidak terpengaruh oleh Gerakan kepala. Rasa berputarnya
ringan serta jarang disertai rasa mual / muntah jika pun ada tetapi
hanya ringan. Tidak disertai gangguan pendengaran
b. Vertigo nonvestibular
Timbulnya pada gangguan sistem proprioseptif atau sistem visual
menimbulkan sensasi seperti melayang, goyang yang berlangsung
konstan / kontinu, tidak disertai mual / muntah.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiologi
Foto mastoid, CT – Scan dan MRI
2. Pemeriksaan laboratorium
3. EKG
4. Tes melangkah ditempat (stepping Test)
Pasien di minta berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50
langkah.
5. Post – pointing
Pasien merentangkan lengan lalu diangkat lengannya tinggi – tinggi
kemudian kembali kesemula

II. OTITIS MEDIA


A. Pengertian
Otitis Media merupakan infeksi pada telinga tengah yang menyebabkan
peradangan (kemerahan dan pembengkaka) dan penumpukan cairan di
belakang gendang telinga. Telinga tengah adalah ruang telinga yang terletak
diantara membrane timpani dengan telinga bagian dalam dan berhubungan
dengan nasofaring eustachius
Gejala otitis media pada orang dewasa yang paling sering dikeluhkan adalah
nyeri telinga yang mendadak.
B. Etiologi
Otitis media terjadi karena terjadi sumbatan tuba eustachius. Karena fungsi
tuba Eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah
juga terganggu., sehingga kuman masuk ke dalam telinga tengah dan terjadi
peradangan. Sumbatan pada tuba eustachius merupakan penyebab utama dari
otitis media. Pertahanan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius menjadi
terganggu sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah
terganggu juga. Selain itu, pasien ISPA juga bisa menjadi salah satu faktor
yang paling sering menyebabkan otitis media. Dimana virus atau bakteri akan
masuk melalui tenggorakan yang mana bisa sampai ke dalam telinga tengah
melalui tuba eustachius
C. Tanda dan Gejala
1. Biasanya gejala awal berupa sakit telinga tengah yang berat atau menetap
2. Terganggunya gangguan pendengaran yang bersifat sementara
3. Gendang telinga berwarna merah karena adanya peradangan
4. Merasa nyeri dan gangguan pendengaran
5. Membrane timpani tampak merah dan menonjol
D. Patofisiologi
Kuman penyebab utama pada Otitis Media ialah bakteri piogenik, seperti
Streptokokus Hemolitikus, Stafilokokus Aureus, Pneumokokus. Selain itu
kadang-kadang ditemukan juga Hemofilus Influenza, Proteus Vulgaris dan
Pseudomonas Aurugenosa. Patofisiologi otitis media yaitu terjadi disfungsi
tuba eustachia memungkinkan invasi bakteri ke telinga tengah dan
mengobstruksikan drainase sekret.
E. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada otitis media adalah kehilangan
pendengaran, meskipun kehilangan pendegaran yang disebabkan oleh otitis
media biasanya sementara. Namun jika otitis media ini tidak di obati maka
bisa menyebabkan gangguan pendegaran yang permanen.
F. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan dengan atoskop yaitu alat untuk memeriksa liang – liang
gendang telinga dengan jelas. Melihat ada atau tidaknya gendang telinga
menggembung, perubahan warna gendang telinga seperti menjadi
kemeraha atau agak kuning serta cairan di liang telinga
b. Otoskopi pneumatic
Pemeriksaan telingan dengan otoskop untuk melihat gendang telinga yang
dilengkapi dengan udara kecil. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai
respon gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Kasus
Pasien Tn. G berumur 30 tahun menderita otitis media akut , dengan warna cairan
kekuningan. Pasien bekerja sebagai salah satu pegawai industry pabrik tahu. Pasien
tinggal di lingkungan yang padat akan penduduk serta berada dekat industry pabrik
tahu. Pasien mengeluh merasakan sudah 2 minggu telinga pasien bagian tengah
terkadang terasa nyeri serta sering mengeluh gatal dan merasa tidak nyaman dengan
telinganya. Pasien juga merasa seperti penuh di dalam telinganya serta merasakan
kesulitan dalam mendengar. Pasien tampak bingung Ketika ditanyai tentang
penyakitnya
B. Pengkajian
1. Identitas
a. Nama : Tn. G
b. Alamat : Bandung
c. Umur : 30 tahun
d. Jenis kelamin : laki - laki
e. Pekerjaan : pekerja industry pabrik tahu
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien merasakan nyeri pada telinga dan tidak nyaman pada telinga pasien.
b. Riwayat Kesehatan sekarang
Pasien merasa kesulitan dalam mendengar dan nyeri di bagian tengah telinga
sebelah kiri.
c. Riwayat Kesehatan dahulu
Pasien mengatakan baru pertam kali merasakan hal seperti ini Riwayat
Kesehatan keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang pernah mengalami seperti ini
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
 Telinga : terdapat cairan berwarna kekuningan dan bau
b. Pola kebiasaan sehari – hari
Pasien mengatakan kesulitan dalam mendengar sehingga terkadang pekerjaan
pasien menjadi terhambat dan terganggu
C. Diagnosa
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
2. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
3. Deficit pengetahuan b.d kurangnya terpapar informasi
D. Intervensi
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Manajemen nyeri
pencedera fisik intervensi diharapkan Observasi :
tingkat nyeri menurun 1. Identifikasi lokasi,
dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi,
- Keluhan nyeri frekuensi, kualitas dan
menurun intensitas nyeri
- Meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri
- Gelisah menurun 3. Identifikasi respon
nonverbal
4. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
5. Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup
Terapeutik :
1. Control lingkungan
yang memperberang
rasa nyeri
2. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetic
2 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan Manajemen nyeri
b.d gejala penyakit tindakan intervensi Observasi :
diharapkan status 1. Identifikasi lokasi,
kenyamanan meningkat karakteristik, durasi,
dengan kriteria hasil : frekuensi, kualitas dan
- Keluhan tidak intensitas nyeri
nyaman berkurang 2. Identifikasi skala nyeri
- Gelisah berkurang 3. Identifikasi respon
- Merintih berkurang nonverbal
4. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
5. Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup
Terapeutik :
1. Control lingkungan
yang memperberang
rasa nyeri
2. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetic
3 Deficit pengetahuan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
b.d kurangnya terpapar tindakan intervensi Observasi :
informasi diharapkan tingkat 1. Identifikasi kesiapan
pengetahuan meningkat dan kemampuan
dengan kriteria hasil : menerima informasi
- Perilaku sesuai 2. Identifikasi faktor –
pengetahuan faktor yang dapat
meningkat meningkatkan dan
menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih
dan sehat
Terapeutik :
1. Sediakan materi dan
media Pendidikan
Kesehatan
2. Berikan kesempatan
bertanya
Edukasi
1. Jelaskan faktor resiko
yang dapat
mempengaruhi
Kesehatan
2. Ajarkan perilau hidup
bersih dan sehat
3. Anjurkan startegi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

E. Implementasi
Diagnosa keperawatan implementasi
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik Observasi :
1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan
intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nonverbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
5. Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
Terapeutik :
1. Control lingkungan yang
memperberang rasa nyeri
2. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgetic
Gangguan rasa nyaman b.d gejala Observasi :
penyakit 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan
intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nonverbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
5. Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
Terapeutik :
1. Control lingkungan yang
memperberang rasa nyeri
2. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgetic
Deficit pengetahuan b.d kurangnya Observasi :
terpapar informasi 1. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi
2. Identifikasi faktor – faktor yang
dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku
hidup bersih dan sehat
Terapeutik :
1. Sediakan materi dan media
Pendidikan Kesehatan
2. Berikan kesempatan bertanya
Edukasi
1. Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi Kesehatan
2. Ajarkan perilau hidup bersih dan
sehat
3. Anjurkan startegi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat

BAB IV
PEMBAHASAN
I. VERTIGO
Vertigo adalah kondisi yang membuat penderitanya mengalami pusing, sampai
merasa dirinya atau sekelilingnya berputar. Penderita dapat mengalami vertigo
dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda. vertigo bukanlah sebuah penyakit,
melainkan gejala dari suatu masalah kesehatan pada tubuh. Vertigo bisa
muncul sebagai tanda penyakit tertentu. Maka dari itu, penanganan vertigo
dilakukan tergantung pada penyakit yang menjadi penyebabnya. Orang yang
memiliki gangguan keseimbangan seperti penyakit vertigo perlu melakukan
beberapa penyesuaian dalam melakukan gerakan yang tiba-tiba. Seperti saat
duduk lama kemudian ingin berdiri, atau dari tidur berbaring lama kemudian
ingin bangun (bangun tidur). Untuk itu saat akan melakukan gerakan tiba tiba
disarankan untuk melakukan secara perlahan dengan berdiam diri terlebih
dahulu dalam posisi awal, kemudian baru secara perlahan duduk (jangan
langsung berdiri).
Kambuhnya vertigo, terutama yang terjadi secara mendadak, bisa membuat
beberapa penderita menjadi cemas atau bahkan panik.
 Upayakan untuk tetap tenang.
 Cukupi asupan cairan dengan minum air putih.
 Segera duduk dan pejamkan mata, bila gejala vertigo muncul saat
sedang berdiri.
II. OTITIS MEDIA
Otitis media adalah infeksi pada telinga bagian tengah, tepatnya pada rongga di
belakang gendang telinga. Infeksi telinga bagian tengah ini, sering kali timbul
akibat batuk pilek, flu, atau alergi sebelumnya. Otitis media bisa disebabkan
oleh infeksi virus maupun infeksi bakteri. Infeksi tersebut sering kali dipicu
oleh batuk pilek atau flu sebelumnya. Di samping itu, ada beberapa faktor
yang membuat seseorang lebih rentan terserang otitis media. ebagian besar
kasus otitis media tidak memerlukan pengobatan khusus dan akan sembuh
dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun pada beberapa kasus, dokter
akan memberikan obat pereda nyeri dan antibiotik. Bila otitis media sudah
berlangsung dalam waktu lama dan sering kambuh, dokter akan mengeluarkan
cairan dari dalam telinga melalui prosedur bedah.
BAB V
SOAL

1. Saat mengajarkan klien tentang penyakit Meniere, manakah dari instruksi berikut
yang akan diberikan perawat tentang vertigo
a. Bangun perlahan, putar seluruh tubuh
b. Laporkan pusing sekaligus
c. Ubah posisi Anda menggunakan metode logroll
d. Berkendara hanya di siang hari
2. Bagian telinga yang mengandung reseptor pendengaran adalah
a. telinga tengah
b. Utricle
c. Rongga timpani
d. Koklea
3. Saraf tuli yang kemungkinan besar disebabkan oleh cedera atau infeksi yang merusak
a. saraf koklea
b. Saraf vestibular
c. saraf trigeminus
d. Saraf vagus
4. Seorang perawat akan mempertanyakan perintah untuk mengairi saluran telinga di
mana dari keadaan berikut
a. Otitis eksterna
b. Gangguan pendengaran
c. Membran timpani berlubang
d. Sakit telinga
5. Tulang telinga yang mentransmisikan getaran ke jendela oval koklea ditemukan di
a. tabung Eustachius
b. Bagian dalam telinga
c. telinga tengah
d. Bagian luar telinga
6. Perawat sedang merawat klien yang mengalami gangguan pendengaran. Manakah dari
pendekatan berikut yang akan memfasilitasi komunikasi
a. Berbicara dengan keras
b. Berbicara langsung ke telinga yang terganggu
c. Sering berbicara
d. Bicaralah dengan nada normal
7. Pemeriksaan dengan atoskop merupakan tindakan dengan melakukan pemeriksaan
a. Rumah siput
b. Gendang telinga
c. Tuba eustachia
d. Saraf vestibular
8. Seorang klien dengan penyakit Meniere mengalami vertigo berat. Instruksi manakah
yang akan diberikan perawat kepada klien untuk membantu mengontrol vertigo?
a. Tingkatkan natrium dalam makanan
b. Berbaring diam dan menonton televisi
c. Tingkatkan asupan cairan hingga 3000 ml sehari
d. Hindari gerakan kepala tiba-tiba – Mengingat
9. Pasien merentangkan lengan lalu diangkat lengannya tinggi – tinggi kemudian
kembali kesemula merupakan Teknik pemeriksaan
a. Snapping pointing
b. Post pointing
c. Pre pointing
d. Quickly pointing
10. Timbulnya pada gangguan sistem proprioseptif atau sistem visual menimbulkan
sensasi seperti melayang, goyang yang berlangsung konstan / kontinu, tidak disertai
mual / muntah.
a. Vertigo nonvestibular perifer
b. Vertigo nonvestibular sentral
c. Vertigo nonvestibular netral
d. Vertigo nonvestibular
DAFTAR PUSTAKA

http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1401100106/BAB_2.pdf
http://repo.stikesperintis.ac.id/1291/1/6%20ANITA%20WIDIYASTUTI.pdf
https://id.scribd.com/doc/61781865/Otitis-Media-NCP
https://id.scribd.com/doc/266863531/Askep-Vertigo
https://id.scribd.com/document/371914242/Asuhan-Keperawatan-Pada-Pasien-Dengan-
Vertigo-Aplikasi-Nanda
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/view/877
http://p2k.itbu.ac.id/ind/1-3064-2950/Manajemen-Irigasi_34219_itbu_p2k-itbu.html
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan/article/viewFile/788/730

Anda mungkin juga menyukai