Anda di halaman 1dari 11

SatuanAcaraPenyuluhanVertigo

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik Penyuluhan
: Gangguan Sistem Persepsi Sensori
Pokok Bahasan
: Vertigo
Sub Pokok Bahasan : Pencegahan Primer, Sekunder dan Tersier Terhadap
Vertigo
Sasaran
: Mahasiswa PSIK 2014
Tempat
: RKB III
Waktu
: Hari, tanggal
:
Perorganisasian
:1. Pembawa Acara : Suryadi Fahrin
2. Penyaji
: 1. Rustiana Susanti
2. Yasinta Ria Isnani
3. Eka Saraditha Safitri
3. Fasilitator
: 1. Siti Mahrita
: 2. Rizky Filmi Reza
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang pencegahan primer, sekunder, dan
tersier dari Vertigo, diharapkan Mahasiswa PSIK 2014 (peserta) dapat
memahami mengenai penanganan Vertigo yang benar.
B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Peserta dapat menyebutkan definisi Vertigo
2. Peserta dapat menyebutkan etiologi Vertigo
3. Peserta dapat menyebutkan manifestasi klinis Vertigo
4. Peserta dapat menjelaskan pencegahan dan penanganan Vertigo.

C. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
Pembukaan

Kegiatan Penyuluhan
1. Memberi salam

Peserta Penyuluhan Metode


1. Menjawab salam Ceramah

2. Memperkenalkan diri

2. Mendengar kan

3. Bina hubungan saling

Waktu
3 menit

SatuanAcaraPenyuluhanVertigo

percaya.
4. Menyampaikan

tujuan

pokok materi
Pelaksanaan Menjelaskan materi tentang:
1.
2.
3.
4.

1. Mendengar kan

Ceramah

15 menit

Pengertian Vertigo
2. Menanyakan
Penyebab Vertigo
materi
yang
Tanda dan gejala Vertigo
Penanganan
dan
belum
pengobatan Vertigo

dimengerti

5.
Penutup

1. Memberikan pertanyaan

1. Menjawab

2. Menarik kesimpulan
3. Menyampaikan

pertanyaan

Tanya jawab 12 menit


(diskusi)

hasil 2. Menjawab salam

Evaluasi
4. Menutup

penyuluhan

(salam)
D. Setting Tempat
B

Keterangan :

E. Garis Besar Materi ( Terlampir)


1.
2.
3.
4.

Pengertian Vertigo
Penyebab Vertigo
Tanda dan gejala Vertigo
Penanganan dan pengobatan Vertigo

A = Penyaji
B = Pembawa Acara
C = Peserta Penyuluhan
D = Fasilitator

F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Kesiapan Peserta Penyuluhan
b) Kesiapan tempat pelaksanaan.
c) Kesiapan tim penyaji
d) Kesiapan materi penyaji
e) Kesiapan media (leaflet, poster, ppt dan video)

SatuanAcaraPenyuluhanVertigo

2. Evaluasi Proses
a) Peserta penyuluhan terdiri dari seluruh Peserta.
b) Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab (minimal 2 pertanyaan)
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
b) Peserta penyuluhan dapat menjawab dan menjelaskan kembali
mengenai Vertigo dengan pertanyaan :
1. Apa pengertian dari Vertigo?
2. Apa saja penyebab/indikasi Vertigo?
3. Apa tanda dan gejala Vertigo?
4. Bagaimana cara penanganan dan pengobatan Vertigo?
G. Materi Penyuluhan
-

(Terlampir)

H. Referensi
-

(Terlampir)

SatuanAcaraPenyuluhanVertigo

LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
A. Definisi Vertigo
Vertigo adalah gejala klasik yang dialami ketika terjadi disfungsi yang
cukup cepat dan asimetris sistem vestibuler perifer (telinga dalam) (Smeltzer
& Bare, 2002).
Vertigo adalah sensasi berputar atau

pusing yang merupakan suatu

gejala, penderita merasakan benda-benda di sekitarnya bergerakgerak


memutar atau bergerak naik turun karena gangguan

pada sistem

keseimbangan (Arsyad Soepardi Efiaty dan Nurbaiti, 2002).


Vertigo adalah sensasi gerakan atau putar yang sering dijelaskan sebagai
perasaan kehilangan keseimbangan yang kadang disertai mual, rasa lemas dan
kebingingan mental (Elizabeth,2000).
Berdasarkan ketiga pengertian diatas vertigo adalah perasaan seolah-olah
penderita bergerak atau berputar yang biasanya disertai dengan mual dan
kehilangan keseimbangan. Hal ini bisa berlangsung beberapa menit, sampai
beberapa jam, bahkan hari. Penderita vertigo merasa lebih baik jika berbaring
diam, namun demikian serangan vertigo bisa terus berlanjut meskipun
penderita tidak bergerak sama sekali.
B. Klasifikasi Vertigo
Vertigo dapat di klasifikasikan menjadi 2, yaitu vertigo vestibular dan non
vestibular. Vertigo vestibular adalah vertigo yang disebabkan oleh gangguan
system vestibular, sedangkan vertigo non vestibular adalah vertigo yang di
sebabkan oleh gangguan system visual dan somatosensori.
Karakteristik
Waktu
Sifat vertigo
Faktor pencetus

Vertigo vestibular
Episodik
Berputar
Gerakan kepala, perubahan

Vertigo non vestibular


Konstan
Melayang
Stress, hiperventilasi

Gejala penyerta

posisi
Mual, muntah, tuli, tinitus

Gangguan mata,

SatuanAcaraPenyuluhanVertigo

gangguan
somatosensorik
Vertigo vestibular selanjutnya dapat dibedakan menjadi vertigo vestibular
perifer dan sentral. Vertigo vestibular perifer adalah vertigo yang terjadi akibat
gangguan alat keseimbangan tubuh di labirin (telinga dalam) atau saraf cranial
VIII (saraf vestibulokoklear) difisi vestibular. Vertigo vestibular sentral adalah
vertigo yang terjadi akibat gangguan alat keseimbangan tubuh di system saraf
pusat, baik di pusat integrasi (serebelum dan batang otak) ataupun di area
persepsi (korteks). Penyebab vertigo sentral antara lain adalah perdarahan atau
iskemik di serebelum, nucleus vestibular, dan koneksinya di batang otak,
tumor di system saraf pusat, infeksi, trauma dan sklerosis multiple. Vertigo
yang disebabkan neuroma akustik juga termasuk dalam vertigo sentral.
Vertigo akibat gangguan di korteks sangat jarang terjadi, biasanya
menimbulkan gejala kejang parsial kompleks.
karakteristik
Onset

v. vestibular perifer
Tiba-tiba, onset

v. vestibular sentral
Perlahan, onset gradual

Durasi
Frekwensi
Intensitas
Mual, muntah
Diperparah perubahan

mendadak
Menit hingga jam
Biasanya hilang timbul
Berat
Tipikal
Ya

Minggu hingga bulan


Biasanya konstan
Sedang
Seringkali tidak ada
Kadang tidak berkaitan

posisi kepala
Usia pasien

Berapapun, biasanya

Usia lanjut

Gangguan status mental

muda
Tidak ada atau kadang-

Biasanya ada

Deficit nervi

kadang
Tidak ada

Kadang disertai ataksia

cranial/serebelum
pendengaran

Seringkali berkurang

Biasanya normal

atau dengan tinnitus


C. Etiologi Vertigo
Vertigo merupakan suatu gejala, penyebabnya antara lain akibat
kecelakaan, stress, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu

SatuanAcaraPenyuluhanVertigo

sedikit atau banyak aliran darah ke otak, dan lain-lain. Tubuh merasakan
posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbagan yang
terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memilki saraf yang berhubungan
dengan area tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam
telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam
otaknya sendiri.
Penyebab umum dari vertigo :
1) Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut.
2)

Obat-obatan : alkohol dapat mempengaruhi system persyarafan.


3) Kelainan telinga : Endapan kalsium pada salah satu kanalis semi sirkularis
di dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan benign paroxysmal
position vertigo (jenis vertigo yang menyerang dalam waktu yang singkat
tetapi bisa cukup berat yang terjadi secara berulang ulang. Vertigo ini
muncul setelah terserang infeksi virus atau adanya peradangan dan
kerusakan di daerah telinga tengah. Saat menggerakan kepala/menoleh
secara tiba-tiba maka gejalanya akan muncul), infeksi telinga bagian dalam
karena bakteri, labirintis, penyakit maniere, peradangan saraf vestibuler
herpes zoster.
4) Kelainan neurologis : Tumor otak, tumor yang menekan saraf vestibularis,
sklerosis multiple, dan patah tulang otak yang disertai cedera pada labirin,
persarafan atau keduanya.
5) Kelainan sikularis : gangguan fungsi otak semetara karena berkurangnya
aliran darah ke salah satu bagian otak (transient ischemic attack) pada
arteri vertebral dan arteri basiler.

D. Manifestasi Klinis Vertigo


1. Pusing berputar
2. Kepala terasa ringan
3. Rasa terapung, terayun
4. Pucat, keringat dingin

SatuanAcaraPenyuluhanVertigo

5. Sempoyongan
6. Mual, muntah
7. Merasa sekelilingnya bergoyang
8. Berkeringat
9. Tinnitus
10. Nistagmus : pergerakan mata yang abnormal
E. Faktor Resiko Vertigo
Cedera kepala dapat meningkatkan resiko terjadinya vertigo, seperti juga
berbagai obat-obatan seperti beberapa obat anti kejang, obat tekanan darah
tinggi,

antidepresants dan bahkan juga aspirin. Apa pun yang dapat

meningkatkan resiko terjadinya stroke (tekanan darah tinggi, penyakit jantung,


diabetes, dan merokok) dapat juga meningkatkan risiko terjadinya vertigo.
Bagi beberapa orang, minum alkohol dapat menyebabkan vertigo.
F. Penatalaksanaan
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan sebelum mengalami vertigo, hal yang bisa
dilakukan untuk mencegah terjadinya vertigo berupa :
a) Mengindari kelelahan yang sangat pada mata, seperti menatap layar
computer seharian, kebiasaan membaca/menonton TV sambil
berbaring.
b) Tidur yang cukup, kepala lebih tinggi dari badan saat duduk maupun
berbaring. Jangan terlalu sejajar atau bahkan lebih tinggi dari badan
(menunduk), ggunaka bantal yang nyaman.
c) Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum berdiri
dari tempat tidur, sehingga gerak badan tidak terlalu drastis
d) Hindari mengambil barang yang terjatuh dengan menunduk,
sebaiknya lakukan dengan berjongkok terlebih dahulu.
e) Tidak mengkonsumsi alcohol.
f) Rajin olah raga dan melakukan olah pernafasan.
g) Terampil mengelola stress.
h) Mengkonsumsi air putih 10 gelas perhari.

SatuanAcaraPenyuluhanVertigo

i) Diet sehat, diet seimbang


2. Pencegahan Sekunder
Periksakan segera ke pusat pelayanan kesehatan atau tenaga medis
terdekat jika mengalami tanda dan gejala vertigo sehingga dapat ditentukan
diagnosa dini dan mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan
penyebabnya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi efek samping dan
komplikasi lebih lanjut.
Dan pada pencegahan sekunder dapat dilakukan pemeriksaan neurologis:
a.

Uji Romberg
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula

dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Berikan pada posisi


demikian 20-30 detik. Pada kelainan vestibular hanya pada mata tertutup
badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali
lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada
kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata
terbuka maupun pada mata tertutup.
b. Tandem Gait
Penderita berjalan lurus dengan tumit kaki/kanan diletakkan pada
ujung kaki kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler
perjalananya akan menyimpang, dan pada kelainan serebeler penderita
akan cendurung jatuh.
c. Uji Unterberger
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan
ditempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin sselama satu
menit

.pada

kelainan

vestibuler

posisi

penderita

akan

meyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar


cakram: kepala dan dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan
bergerak kearah lesi denagn lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya
naik. Keadaan ini disertai dengan nistagamus dengan fase lambat kearah
lesi.
d. Metode Brand Darrof

SatuanAcaraPenyuluhanVertigo

Terapi metode Brand Darrof ini termasuk dalam pencegahan sekunder


dimana

tujuannya

untuk

meningkattkan

kemampuan

serta

menanggulangi penyakit vertigo dengan latihan sebagai berikut:


a. Ambil posisi duduk.
b. Arahkan kepela ke kiri, jatuhkan lalu jatuhkan bada ke sisi kiri.
Masing-masing gerakan lamanya sekira satu menit menit, dapat
dilakukan berulang kali.
c. Untuk awal cukup 1-2 kali ke kanan, makin lama makin bertambah.

Metode Brand Darrof

e. Dengan latihan dan obat yang tepat terhadap penyebabnya, vertigo bisa
diatasi sehingga kualitas hidup penderita pulih. Beberapa golongan yang
sering digunakan :
1) Antihistamin
Contohnya : dimenhidrinat, difenhidramin, meksilin, siklasin. Obat
ini memiliki fungsi antivertigo, dengan efek samping mengantuk.
2) Betahistin
Fungsinya meningkatkan sirkulasi di telinga dalam dan mengatasi
gejala vertigo. Efek samping : gangguan di lambung.
3) Antagonis kalsium
4) Fenotiazine
Contoh obat : promethazine (phenergan), efektif mengatasi vertigo,
efek samping : mengantuk (sedasi).

SatuanAcaraPenyuluhanVertigo

3. Pencegahan Tersier
Lakukan kegiatan senam atau latihan yang dapat mengembalikan
kebugaran badan, konsumsi makanan dengan gizi yang seimbang, serta
hindari stress dan kelelahan yang dapat memperburuk kondisi vertigo. Hal
ini bertujuan untuk rehabilitasi dan peningkatan kualitas hidup penderita
vertigo.
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang meliputi laboratorium dan imajing,
pemeriksaan lab : hemoglobin, dan gula darah. Imajing : CT Scan, untuk
mengidentifikasi adanya perdarahan, MRI, lebih sensitif mengidentifikasi
adanya iskemik. Elegtronistagmogram : untuk merekam gerakan mata
pada nistagmus, nistagmus dapat di analisis secara kuntitatif.

Daftar Pustaka
1. Joesoef A. 2003. Vertigo dalam : Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: EGC
2. Adam, RD. Dizziness and Vertigo In : Principles of Neurology. New York :
McGraw Hill
3. Suwono. 2006. Diagnosis Topik Neurologi. Jakarta : EGC

SatuanAcaraPenyuluhanVertigo

4. Davey, P. 2002. Gejala Neurologis Umum. Jakarta : Erlangga


5. Lumbantobing. 2007. Neorologi Klinik. Jakarta : FK UI.
6. Sura, DJ, Newell, S. 2010. Vertigo- Diagnosis and management in primary
care, pg:351.
7. Hagemann S,et al. New methods for diagnosis and treatment of vestibular
diseases. Medicine Reports Ltd 2010; 2:10

Anda mungkin juga menyukai