Anda di halaman 1dari 13

JOB SHEET

RJP PADA BAYI

Disusun oleh kelompok 5

Anggota :

1. Amalia Nur Apriliani

2. Putri Fuziyanti

3. Sri Indah Mulyani

Mata Kuliah : Keperawatan Anak 2

Topik Keterangan : RJP Pada Bayi

Dosen : Feny Kusumadewi, S.Kp., M.Kep

Sasaran : Praktek Laboratorium Semester 5

Mahasiswa STIKes Banten dapat mengetahui cara melakukan RJP Pada Bayi

Referensi : Daftar Pustaka


OBJEK PERILAKU SISWA
Setelah membaca setiap langkah yang terdapat dalam Jobsheet Pratikum di laboratorium yang
menyerupai kondisi sebenarnya dengan menggunakan alat, bahan dan perlengkapan, mahasiswa
mampu memahami seputar RJP Pada Bayi, memahami sesuai prosedur secara sistematis dan
benar

DASAR TEORI
Terkadang beberapa bayi yang baru lahir tanpa faktor resiko yang jelas akan memerlukan
resusitasi, termasuk bantuan ventilasi. Tidak seperti orang dewasa pada umumnya yang
mengalami gagal jantung karena adanya trauma atau riwayat penyakit jantung, bayi yang baru
lahir akan memerlukan resusitasi jantung akibat kegagalan respiratori yang mengakibatkan gagal
jantung. Bayi yang baru lahir akan mengalami gagal jantung karena hipoksemia yang
berhubungan dengan ketidakadekuatan oksigen, ventilasi, dan sirkulasi (syok), baik sebelum atau
sesudah kelahiran.

Apnea adalah salah satu tanda penting bayi memerlukan pemeriksaan cepat untuk menghindari
gagal jantung. Dalam situasi ini, perawat harus melakukan perawatan darurat dan
memberitahukan kepada petugas gawat darurat sesegera mungkin. Di dalam Rumah Sakit,
peralatan kegawat daruratan harus tersedia lengkap dan mudah dijangkau saat dilakukan nya
perawatan pasien. Kondisi peralatan harus di pastikan setidaknya sehari sekali.

Di luar Rumah Sakit, tindakan pertama yang harus dilakukan saat RJP adalah melakukan
pengkajian cepat untuk melihat trauma dan kesadaran pada bayi. Bayi yang kesulitan bernapas
harus segera diberikan tindakan lanjut atau rujukan dengan transportasi ambulan.

Tanda-tanda Bayi mengalami Gagal Jantung :

 Respirasi yang tidak teratur, napas cepat (Takipnea)


 Tidak ada pernapasan (Apnea)
 Denyut jantung melambat (Bradikardi) atau cepat (Takikardi)
 Tonus otot menurun
 Saturasi oksigen menurun
 Tekanan darah menurun
Diagram flow resusitasi pada bayi :
Persiapan melakukan resusitasi dan
mengecek perlatan

Persalinan

Berikan kepada ibunya untuk


Suhu? Warna
perawatan rutin : kehangatan dan
Iya
kulit? Pernapasan menjaga suhu tubuh normal, posisi
atau menangis? airway, bersihkan sekret (jika
perlu), keringkan, evaluasi.

Tidak
A Kehangatan dan menjaga suhu
tubuh normal, posisi airway,
1
bersihkan sekret (jika perlu),
Menit keringkan, stimulasi.

Tidak
Apnea, syok, atau Sesak napas atau
nadi < 100 bpm? sianosis?

Iya Iya

Ventilasi Tekanan Positif (VTP),


B Posisi dan bersihkan jalan napas, monitor S po2, berikan O 2 seperlunya,
monitor S po2, mempertimbangkan
mempertimbangkan CPAP (Continous Positive Airway Pressure).
EGC monitor.

Tidak
nadi < 100 bpm? Post resusitasi, persiapan

Iya

Lihat kontraksi dada, langkah Target pre-ductal S po2


koreksi ventilasi (jika perlu). ETT
(endo trakeal tube) 1 mnt 60% - 65%
2 mnt 65% - 70%
3 mnt 70% - 75%
4 mnt 75% - 80%
5 mnt 80% - 85%
10 mnt 85% - 95%
Tidak

nadi < 60 bpm?


 Breathing (B) : Positif- tekanan ventilasi
Iya disediakan untuk membantu bayi bernapas
dengan apnea atau bradikardia. Tindakan
Inkubasi apabila belum tertangani, intervensi lain seperti Continuous Positive
C Chest compressions, koordinasi
Airway Pressure [CPAP] atau O2 mungkin
PTV, 100% O 2, ECG monitor.
diperlukan apabila bayi tersebut sesak napas
atau saturasi oksigennya rendah.
 Circulation (C) : Jika masih ada bradikardia
nadi < 60 bpm? berat meskipun dibantu ventilasi, sirkulasi
disediakan untuk membantu pelaksanaan
kompresi dada dengan teknik ventilasi tekanan
Iya positif (VTP).
 Drug (D) : Apabila bradikardi berat masih
berlanjut meskipun ventilasi dibantu da nada
kompresi, pengobatan epinephrine ditujukan
IV Epinephrine.
sebagai kelanjutan dari VTP dan kompresi
D Jika nadi tetap dibawah 60 bpm: dada.
curigai hipovolemia, curigai
pneumotorak.

Bentuk layang-layang menandakan pengkajian,


sedangkan bentuk persegi panjang menandakan
intervensi yang dibutuhkan.

 Pengkajian awal : Meentukan apakah


bayi yang baru lahir tetap bersama
ibunya atau harus di pindahkan kedalam
infrant radiant warmer untuk tindakan
lebih lanjut.
 Airway (A) : Menjelaskan tahapan
untuk membuka jalan napas dan
mendukung respirasi spontan.
PERSIAPAN UNTUK RPJ BAYI
 Perawat harus menyankan 4 hal pre – persalinan kepada ibu sebelum persalinan
sungguhan. Agar mengurangi faktor risiko gagal jantung pada bayi baru lahir. Yaitu :
1. Apa yang diharapkan saat masa gestasional?
2. Apakah cairan ketuban baik?
3. Berapa bayi yang diharapkan?
4. Apakah ada faktor risiko lain yang memungkin kan?
 Setiap tindakan persalinan harus terdapat setidaknya 1 orang berpengalaman dalam
menerapkan tindakan perawatan bayi baru lahir dan PTV, yang akan bertanggung jawab
untuk memanajemen persalinan.
 Team yang terkualifikasi untuk melakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir, termasuk
endotrakeal inkubasi, kompresi dada, emergency vascular access, dan pengobatan, harus
ada dalam segala situasi.

ALAT DAN BAHAN


Tindakan Alat dan Bahan
Warm 1. Pemanas (Preheated warmer)
(Menghangatkan) 2. Selimut atau handuk hangat
3. Pengukur suhu
4. Topi
5. Tas plastik (<32 minggu gestasi)
6. Thermal matters (<32 minggu gestasi)

Clear Airway 1. Bulb syringe (spuit)


(Membuka jalan napas) 2. 10Fr atau 12Fr selang kateter disambungkan wall suction atur
di 80 sampai 100 mmHg
3. Meconium aspirator

Auskultasi 1. Stetoskop
(Mendengarkan)

Ventilasi 1. Flow meter atur sampai 10 L/menit


2. Oxygen blender atur sampai 21% (21% - 30% jika <35 minggu
gestasi)
3. Satu set peralatan Ventilasi tekanan positif (VTP)
4. Term- dan preterm mask
5. 8F feeding tube dan spuit besar

Intubate 1. Laringoskop ukuran -0 dan -1 pisau lurus (ukuran 00, opsional)


(Inkubasi) 2. Stylet (opsional)
3. Endotrakeal tube (ukuran 2.5, 3.0, 3.5)
4. Detector CO 2
5. Tabel ukur endotrakeal tube
6. Tube tahan air
7. Gunting
8. Laringel mask (ukuran 1) dan spuit 5mL

Medikasi Akses mudah untuk :


1. 1:10.000 (0,1 mg/ml) epinephrine
2. Normal saline
3. ECG monitor

PROSEDUR KERJA
Tahap Tindakan Langkah - langkah Gambar
Persiapan 1. Mempersiapkan alat
dan bahan
2. Mencuci tangan 6
langkah
3. Memakai APD
Quick Assesment 1. Perhatikan apakah
bayi yang lahir
Key point : tampak cukup
 Bayi yang lahir bulan?
premature 2. Perhatikan apakah
memiliki usia bayi memiliki tonus
kehamilan otot yang kuat?
dibawah 35 3. Perhatikan apakah
minggu. Apabila bayi menangis atau
Bayi beresiko rendah / sehat: cukup
kondisi bayi yang bernapas?
usia, tonus otot adekuat, menangis.
lahir premature 4. Berikan ke ibu
baik, bisa di untuk tindakan skin-
serahkan ke ibu. to-skin (jika bayi
 Bayi yang sehat kondisi baik)
dapat mem 5. Jika bayi kondisi
fleksikan otot buruk, lanjutkan
dengan aktif. tindakan
sedangkan bayi
yang tonus
ototnya lemah
memiliki otot Bayi beresiko tinggi / kurang sehat:
lembek dan premature, tonus otot lemah, tidak
gerakan lambat menangis.

Tindakan skin-to-skin

Memberikan Kehangatan 1. Letakkan bayi


(inkubasi) diatas radiant
warmer
Key point : 2. Berikan alat
 Bayi harus di pengecek suhu pada
tempatkan kulit bayi
kedalam radiant 3. Atur suhu tubuh
warmer, sehingga bayi 36.5˚C dan
perawat dapat 37.5˚C.
melakukan
tindakan lanjut
tanpa beresiko
suhu tubuh bayi
menurun.
 Selalu melihat
suhu tubuh pada
bayi.

Airway 1. Posisikan bayi


(Membuka jalan napas) secara supinasi
(terlentang)
Key Point : 2. wajah bayi
 Hindari dagu menghadap atas,
menghadap dada, dagu menghap atas ,
karna akan tetapi jangan
menghambat memanjangkan
jalan udara. leher bayi, mulut Posisi airway bayi yang benar
 Hindari menarik membuka. (seperti
leher bayi, karna sedang minghirup
akan terjadi udara pagi)
hiperekstensi. 3. Berikan bantalan
kecil pada bahu
(jika perlu)

Bantalan untuk bahu bayi

Membersihkan Sekret 1. Lakukan suction


(Jika perlu) dengan perlahan
menggunakan bulb
Key point : syringe
 Jika bayi tidak 2. Jika bayi punya
bernapas banyak sekret dari
 Napas ter-segal mulut, miringkan
 Otot bantu nafas kepala bayi.
menurun 3. Sekret akan Hisap mulai dari daerah mulut
 Terdapat sekret berkumpul di dalam
pada jalan napas pipi bayi
 Terdapat air 4. Bersihkan sekret
ketuban yang melalui mulut
tersisa di jalan terlebih dahulu
napas bayi 5. Kemudian
 Apabila antisipasi bersihkan sekret
PTV melalui hidung
6. Jika menggunakan
 Membersihkan
kateter : atur
sekret mouth to Kemudian daerah hidung
tekanan negatif agar
nose “M” to “N”
jelas dari 80 ke 100
 Hati-hati, jangan
mmHg.
menghisap terlalu
kencang.
Dry 1. Letakkan handuk
(Mengeringkan) atau kain hangat
secara perlahan ke
Key point : kulit bayi
 Mengeringkan 2. Gunakan handuk
tidak terlalu bersih
diperlukan untuk 3. Jika terdapat 2
bayi premature. orang : 1 orang
Karena bayi dapat mengeringkan
tersebut harus bayi, 1 orang lain
langsung di dapat memposisikan
masukkan bayi agar mendapat
kedalam plastik jalan napas yang
polyethylene baik.
untuk
menghindari
penurunan suhu
tubuh.

Stimulasi 1. Posisikan jalan


napas bayi
Key point : 2. Gosok perlahan
Jangan menggoyangkan punggung belakang
bayi. bayi
3. Menepuk/
menyentil telapak
kaki bayi

Gosok perlahan punggung bayi


Evaluasi kondisi bayi 1. Nilai pernapasan
bayi dengan melihat
pengembangan dada
dan warna kulit.
Dengarkan suara
napas di seluruh
lapangan paru
dengan stetoskop
2. Nilai denyut jantung
dengan mendengar
irama jantung Nilai denyut jantungdengan
dengan stetoskop. mendengarkan irama jantung dengan
Hitung frekwensi stetoskop
denyut jantung
3. Nilai warna kulit
apakah
kemerahan/sianosis
perifer atau sianosis
sentral

Nilai warna kulit apakah


kemerahan/sianosis perifer atau
sianosis sentral

Respirasi 1. Jika pernapasan


(Pemberian napas bantu) tetap tersengal atau
apnu setelah
rangsangan singkat,
segera berikan
pernapasan buatan
atau ventilasi
tekanan positif
dengan oksigen 100
%
2. Posisikan kepala
Memasukkan endotrakeal tube dari sisi
bayi sedikit ekstensi
kanan mulut
atau ganjal bahu
3. Bersihkan sekret
terlebih dahulu dan
pastikan jalan napas
bersih.
4. Pasang pipa
orofaring
5. Letakkan sungkup
di wajah bayi
dengan rapat agar
tidak bocor melalui
sisi sungkup
6. Berikan tekanan
positip melalui bag-
valve-mask
(ambubag) dengan
lembut sambil
melihat
pengembangan dada
bayi.
7. Selanjutnya
evaluasi lagi
pernapasan dan
denyut jantung
secara simultan.
8. Bila ventilasi
tekanan positip
tidak efektif dapat
dilakukan intubasi
endotrakeal

Auskultasi Heart Rate 1. Ambil stetoskop


2. Letakkan stetoskop
Key point : di bagian dada kiri
 Contoh setiap 6 bayi.
detik, kamu 3. Dengarkan detak
mendengar 12 jantung bayi.
kali detak Normalnya : 100
jantung. Maka 12 bpm.
× 10 = 120 bpm. 4. Saat mendengarkan
 Pulse oxymetry heart rate, kita bisa Menghitung HR secara fisik
tidak berfungsi melakukan tap
apabila HR bayi diatas tempat tidur
rendah, maka dari (dengan jari)
itu terdapat ECG. sehingga rekan kita
juga mengetahui
jumlah heart rate
bayi.
5. Hitung detak
jantung bayi per 6
detik kemudian
mengkalikannya Menghitung HR dengan pulse
dengan 10. oxymetry dan ECG.
6. Tambahkan alat
pulse oxymetry
apabila perawat
tidak mampu
menentukan heart
rate secara fisik.
7. Minta rekan untuk
menyalakan ECG.
Pijat jantung (Penekanan 1. Indikasi pijat jantung
dada) bila setelah 30 detik
dilakukan VTP dengan
100% O2 , FJ
tetap < 60 kali / menit

2. Diperlukan 2 orang : 1
orang yang melakukan pijat
jantung dan 1 orang yang
terus melanjutkan ventilasi.
 Pelaksana kompresi
: menilai dada & Area pijat jantung
menempatkan
posisi tangan
dengan benar
 Pelaksana
ventilasi :
menempatkan
sungkup wajah
secara efektif &
memantau gerakan
dada
3. Penekanan dada Tindakan pijat jantung
dilakukan pada sepertiga
bagian tengah sternum,
dibawah garis imajiner
yang menghubungkan
papilla mammae

4. Teknik ibu jari :


 Kedua ibu jari
menekan tulang
dada
 Kedua tangan
melingkari dada dan
jari-jari tangan
menopang bagian
belakang bayi
DAFTAR PUSTAKA

Hockenberry M, dkk. (2017). WONG'S Essentials of PEDIATRIC NURSING (10th ed.). St. Louis, Missouri:
Elsevier.

Weiner and Jeanette. (2016). Textbook of Neonatal Resuscitation (7th ed.). American Academy of
Pediatrics.

Anda mungkin juga menyukai