Anda di halaman 1dari 12

PENGKAJIAN TERAPI KOMPLEMENTER PADA PENYAKIT

RHEUMATOID ARTHRITIS

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Terapi Komplementer

dosen ampu : Arieni Ramadhan, S.Kep., Ners, MHPE

disusun oleh :

Neng Luchyana Herawati

NPM 1118114

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN C TK II

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan “Pengkajian
Terapi Komplementer Pada Penyakit Rheumatoid Arthritis” tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Terapi Komplementer”. Makalah ini
merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami mata kuliah tersebut secara
mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk mahasiswa dan mahasiswi
pada umumnya.

Dalam penulisan makalah ini, penyusun  mengucapkan terima kasih kepada


Bapak/Ibu dosen serta teman-teman mahasiswa yang telah memberikan
bimbingan serta partisipasinya atas terselesaikannya makalah ini.
Saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini,
dan saya mengharapkan saran serta kritik yang bersifat membangun dari semua
pihak untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Terimakasih.

Bandung, 29 Juni 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Terapi Komplementer dan Rheumatoid Arthritis (RA)


2.2 Penyebab Rheumatoid Arthritis (RA)
2.3 Cara Untuk Menegakan Diagnosa Rheumatoid Arthritis (RA)
2.4 Terapi Komplementer Pada Rheumatoid Arthritis (RA)
2.5 Pengobatan Herbal Rheumatoid Arthritis (RA)
2.6 Asuhan Keperawatan Terapi Komplementer

BAB 3 PENUTUP

3.1 Simpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Didalam negara yang berkembang terdapat beberapa penyakit dan juga
beberapa cara untuk melakukan penyembuhan salah satunya dengan
menggunakan terapi komplementer atau sering dikenal dengan terapi alternatif.
Salah satu penyakit yang dapat diobati dengan cara terapi yaitu penyakit
Rheumatoid Arthritis atau sering dikenal dengan sebutan reumatik.
Rheumatoid Arthritis merupakan penyakit penyakit autoimun sistemik yang
penyebabnya belum diketahui. Penyakit ini merupakan peradangan sistemik
yang paling umum ditandai dengan keterlibatan sendi yang simetris,
berlangsung kronik dan mengenai lebih dari lima sendi (poliartritis).
Prevalensi RA dilaporkan sekitar 40 orang per 100.000 dengan sekitar 1
persen pada ras Kaukasia tetapi bervariasi antara 0,1 persen (dipedesaan Afrika)
dan 5 persen (di Pima, Blackfeet, dan Chippewa Indians). Perempuan tiga kali
lebih sering dari pada laki-laki. Prevalensi RA di Indonesia menurut hasil
penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan (2010), sebanyak 23,6% sampai
31,3%.
Pengobatan pada RA kurang efesien, menghasilkan efek samping yang
cukup besar, dan biaya cenderung mahal.6 Sehingga, alternatif pengobatan yang
dapat dijadikan salah satu pilihan dalam tatalaksana RA yang dapat bersumber
dari bahan alam, maupun turunan dari senyawa bahan alam, salah satunya
dengan pengobatan herbal.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana cara mengaplikasikan pengkajian terapi komplementer
pada penyakit Rheumatoid Arthritis ?
1.3 Tujuan Masalah
Untuk membantu mahasiswa dan mahasiswi khususnya mahasiwa
keperawatan untuk mengetahui tentang bagaimana cara mengaplikasikan terapi
komplementer pada penyakit rheumatoid arthritis dan memahami terapi
komplementer pada penyakit RA.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Terapi Komplementer dan Rheumatoid Arthritis (RA)


.2.1 Pengertian Terapi Komplementer
Terapi komplementer adalah terapi tradisional dan ada yang
diintegrasikan dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan
individu dari aspek biologis, psikologis, dan spiritual. Kondisi ini sesuai
dengan prinsip keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk
holistik (bio, psiko, sosial dan spiritual).
.2.2 Pengertian Rheumatoid Arthritis (RA)
Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun yang
disebabkan karena adanya peradangan atau inflamasi yang dapat
menyebabkan kerusakan sendi dan nyeri. Nyeri dapat muncul apabila
adanya suatu rangsangan yang mengenai reseptor nyeri. Penyebab arthritis
rheumatoid belum diketahui secara pasti, tetapi dapat dipengaruhi dari
genetik, lingkungan, hormonal, dan reproduksi.

Penyakit reumathoid arthritis ini adalah salah satu penyakit


autoimun yang ditandai dengan sinovitis erosive simetrik terutama
mengenai jaringan persendian. Selain itu, juga melibatkan organ tubuh
lainnya yang bisa disertai nyeri dan kaku pada sistem otot dan pada jaringan
ikat (Sudoyo, 2007).
2.2 Penyebab Rheumatoid Arthritis (RA)
Penyebab Arthritis Rheumatoid (RA) dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor-faktor antara lain, Mekanisme IMUN ( Antigen- Antibody) seperti
interaksi antara IGC dan factor Reumatoid, Gangguan Metabolisme, Genetik,
infeksi virus dan Faktor lain : nutrisi, faktor usia dan faktor lingkungan yaitu
(pekerjaan dan psikososial). (Suratun et.al, 2008).
Pada Arthritis Rheumatoid, reaksi autoimun terutama terjadi dalam jaringan
sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi, enzim-
enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi
membran synovial dan akhirnya pembentukan pannus. Panus akan
menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah
menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan
turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif dengan
menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot (Smeltzer et,al.
2002).
2.3 Cara Untuk Menegakan Diagnosa Rheumatoid Arthritis (RA)
Untuk menegakkan diagnosa RA ada beberapa kriteria yang digunakan, yaitu
kriteria diagnosis RA menurut American College of Rheumatology (ACR) tahun
1987 dan kriteria American College of Rheumatology/European League Against
Rheumatism (ACR/EULAR) tahun 2010.
Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk diagnosa RA, dengan
pemeriksaan serum untuk IgAIgM, IgG, antibodi anti-CCP dan RF, analisis
cairan, synovial, foto polos sendi, MRI, dan ultrasound.
2.4 Terapi Komplementer pada Rheumatoid Arthritis (RA)
Berbagai terapi untuk mengatasi nyeri pada penderita reumathoid arthritis
adalah kompres serai hangat, terapi jamu, kompres hangat aromaterapi
lavender,itu termasuk terapi komplementer. Terapi komplmeneter bersifat terapi
dengan cara alamiah diantaranya dengan terapi herbal, terapi nutrisi, relaksasi
progresif, terapi tawa, akupuntur, akupresur, aromaterapi, terapi back flower
remedy, dan refleksologi dan meditasi (Handayani, 2013).
2.4.1 Terapi Komplmeneter Meditasi
meditasi adalah suatu kondisi yang rileks untuk berkonsentrasi atau suatu
kondisi pikiran yang bebas dari segala pikiran, semua yang melelahkan, dan
yang berfokus pada Tuhan. Meditasi ini bisa menenangkan otak dan
memperbaiki atau memulihkan tubuh sehingga dengan kondisi demikian nyeri
dapat berkurang (Widodo, 2013).
2.4.2 Hipnoterapi Terhadap Penurunan Nyeri Rheumatoid Arthritis
Penelitian Idwar (2015) yang meneliti pengaruh hipnoterapi terhadap
penurunan nyeri rheumatoid arthritis pada lansia, menyimpulkan adanya
pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan nyeri rheumatoid arthritis.
Martiningsih (2012) meneliti penggunaan terapi komplementer fish oil dalam
menurunkan nyeri akibat inflamasi pada rheumatoid arthritis. Penelitian ini
menunjukkan bahwa terapi komplementer Fish Oil terbukti berpengaruh
terhadap penurunan nyeri akibat inflamasi pada pasien RA. Sedangkan
penelitian Anne (2015) yang meneliti pendekatan terapi komplementer dan
dampaknya terhadap nyeri pasien nyeri sendi, menyimpulkan bahwa pendekatan
terapi komplementer membantu pasien dalam menurunkan tingkat nyeri pasien
akibat inflamasi sendi.
.4.3 Kompres Hangat Serai
Terapi kompres hangat tersebut dapat dikombinasikan dengan herbal
yaitu air rebusan serei. Dalam buku Herbal Indonesia disebutkan bahwa khasiat
tanaman serei mengandung minyak atsiri, yang memiliki sifat kimiawi dan
efek farmakologi yaitu rasa pedas dan bersifat hangat sebagai anti radang (anti
inflamasi), dan menghilangkan rasa sakit atau nyeri yang bersifat analgetik,
serta melancarkan sirkulasi darah yang di indikasikan untuk menghilangkan
nyeri otot dan nyeri sendi pada penderita artritis rheumatoid, badan pegallinu
dan sakit kepala(Hembing, 2007).
2.5 Pengobatan Herbal Rhematoid Arthitis
Pengobatan secara herbal saat ini sedang dilakukan untuk menjadi
alternative dalam penanganan RA seperti thyme, chamomile, borage, lavender,
jahe, dan kayu manis.
2.5.1 Thyme
Thyme dapat menurunkan produksi dan ekspresi gen mediator pro-
inflamasi, termasuk Tumor Necrosis Factor-α (TNF- α), interleukin- (IL) 1B,
dan IL-6, dan meningkatkan penanda pada sitokin IL-10 antiinflamasi. Efek
imunomodulator yang dikenal dari thyme adalah carvacrol, salah satu zat
utama dalam minyak esensial thyme. Carvacrol selektif mengaktifkan ERK
(ekstrasel- Responsive Kinase) subkelompok di Jurkat T-sel dan Merangsang
JNK (c-Juni N-terminal Kinase) subkelompok di THP-1 sel monositik (Human
akut cell line monocytic leukemia), dan bertindak sebagai agen efektif untuk
memodulasi fungsi sel immuno-responsif melalui jalur sinyal intraselular serta
sebagaianti inflamasi.
2.5.2 Chamomile
Chamimile juga digunakan untuk pengobatan penyakit inflamasi.
Chamomile telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk pengobatan
penyakit terkait peradangan. Penelitian menunjukkan efek chamomile dalam
penghamba tan nitrit oksida (NO) dan ekspresi nitrit oksida sintase (iNOS)
diinduksi, dan untuk mengeksplorasi potensi mekanisme antiinflamasinya
menggunakan makrofag RAW 264,7. Hasil ini menunjukkan bahwa
chamomile menghambat NO produksi dan iNOS dengan menghambat aktivasi
RelA/p65 dan mendukung pemanfaatan chamomile sebagai agen
antiinflamasiyang efektif.
2.5.3 Borage
Borage yang memiliki asam linoleat gamma, yang menekan TNF-α. Ini
meningkatkan tingkat prostaglandin-E yang mengarah pada augmentasi
adenosine monofosfat siklik. Mekanisme ini menjelaskan efek anti-inflamasi
borage pada RA.
2.5.4 Lavender
Lavender untuk radang sendi, chamomile untuk kekencangan otot,
peppermint untuk peradangan, kayu manis untuk peradangan, arthralgia, dan
sakit kepala, jahe untuk nyeri umum, dan valerian untuk nyeri dan
peradangan. Karena RA adalah penyakit peradangan dengan rasa sakit dan
produk herbal yang disebutkan di atas memiliki efek anti-inflamasi, sehingga
dapat menjadikan pilihan pengobatan herbal dalam pengobatan RA.
Lavender adalah obat herbal lain yang digunakan oleh subjek penelitian.
Lavender dapat mengurangi stres, kecemasan, dan rasa sakit pada pasien
osteoarthritis.
2.5.5 Jahe
Jahe sebagai konstituen diet umum, memiliki sifat antioksidan dan anti-
inflamasi dan telah digunakan untuk mengobati penyakit inflamasi selama
ribuan tahun. Ini juga telah digunakan untuk mencegah atau mengurangi
tanda-tanda RA, gejala, dan komplikasi ekstra-artikular dan mengurangi rasa
sakit pada pasien osteoarthritis.
2.5.6 Kayu Manis
Kayu manis memiliki potensi antiinflamasi dan antirematik. Kayu
manis mengubah diameter pergelangan kaki, skor artritis, dan kadar serum
protein C-reaktif.
.6 Konsep Asuhan Keperawatan
2.6.1 Pengkajian
1. Meliputi identitas pasien, keluhan utama pasien, riwayat
penyakit saat ini dan riwayat penyakit terdahulu.
2. Fungsi pengkajian gordon
a. Aktivitas dan istirahat
- Gejala : nyeri sendi karna pergerakan, nyeri tekan,
yang memburuk dengan setres: kekakuan pada send di
pagi hari, keletihan dan kelelahan yang hebat.
- Tanda : malaise, dan keterbatasan rentan gerak.
b. Kardiovaskuler : seperti jari tangan/kaki pucat intermiten,
kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.
c. Integritas Ego : faktor stres, seperti financial,
pekerjaan,dll.
d. Makanan dann Cairan
- Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan
makanann/minuman
- Tanda : penurunan berat badan dan mukosa terlihat
kering
e. Hiegiene : kesuliatan untuk melaksanakan aktivitas
mandiri
f. Neurosensori : kebas/kesemutan, hilangnya sensasi pada
jari
g. Nyeri dan Kenyamanan : fase akut dari nyeri
h. Keamanan : kulit mengilat, tegang, lesi kulit, ulkus kaki.
i. Interaksi sosial : kerusakan interaksi dengan ekeluarga??
Perubahan peran.
2.6.2 Diagnosa
Nyeri akut berhubungan dengan keluhan tentang karakteristik nyeri
dengan menggunakan standar instrumen nyeri dan laporan tentang
prilaku nyeri/perubahan aktivitas.
2.6.3 Intervensi
perawat membantu keluhan pasien dan nyeri pasien, perawat
membantu untuk mengurangi keluhan pasien dan karakteristik
nyeri dengan memberikan terapi meditasi kepada pasien dan terapi
kompres hangat air serai. tujuannya untuk mengfokuskan pasien
pada pada memikiran yang santai yang bisa menenangkan otak dan
terapi kompres air hangat tujuannya untuk melancarkan sirkulasi
darah yang di indikasikan untuk menghilangkan nyeri otot dan
nyeri sendi pada penderita artritis rheumatoid
2.6.4 Implementas
perawat melakukan tindakan keperawatan komplementer terapi
meditasi dan terapi kompres hangat serai pada 05 juni 2020
perawat juga memberikan pengobatan herbal kepada pasien seperti
thyme, chemomine, lavender, jahe, dan kayu manis tujuannya
untuk mempercepat dan membantu pemulihan pasien selain
dengan terapi yang di berikan. pengobatan herbal tersebut di
berikan perawat 3x24 jam setelah di lakukan terapi atau sebelum di
lakukan terapi.
2.6.5 Evaluasi
setelahan di lakukan semua tindakan keperawatan komplementer,
skala nyeri pasien berkurang dan pasien tidak merasakan banyak
keluhan dan pasien dapat beraktivitas lagi seperti semula.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Terapi komplementer merupakan terapi tradisional yang diintegrasikan
dengan terapi modern yang prinsipnya bahwa manusia mahkluk holistik (bio,
psiko, sosial dan spiritual),
Dalam terapi Rheumatoid Arthitis yang merupakan penyakit autoimun
yang disebabkan karena adanya peradangan atau inflamasi yang dapat
menyebabkan kerusakan sendi dan nyeri, serta melibatkan organ tubuh lainnya
yang bisa disertai nyeri dan kaku pada sistem otot dan pada jaringan ikat.
Penyebab terjadinya RA bisa disebaban oleh salah satunya IMUN seperti nutrisi,
faktor usia dan faktor lingkungan yaitu (pekerjaan dan psikososial).
Untuk mendiagnosa RA bisa dengan pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan serum, dll. Terapi komplementer rheumatoid arthritis bisa juga
dengan menggunakan terapi komplementer meditasi, hipnoterapi terhadap
penurunan nyeri, komres hangat serei dan menggunakan pengobatan herbal.
Pengobatan herbal dengan alternative bisa dengan thyme, chamomile, borage,
lavender, jahe, dan kayu manis.

3.2 Saran
Pasien rheumatoid arthristik diharapkan memahami bahwa penyakit yang mereka
alami mengharuskan mereka menjalani perawatan yang intensif baik dari segi
aktivitas maupun segi pola makan. Peningkatan pengetahuan pasien merupakan
salah satu langkah yang harus ditempuh, sehingga pasien mengetahui pola hidup
yang baik untuk menghindari kekambuhan RA.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai