Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KONSEP DIRI BODY IMAGE

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Mata Kuliah

Komprehensif 1

Dosen Ampu : Iqbal Sutisna, S.Kep.,Ners

Oleh :
Nurul Septi Rahayu
NPM 1118040
Keperawatan IIIA

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG

2020
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
FAKULTAS KEPERAWATAN
Kampus I
FAKULTAS KEPERAWATAN
: Jalan Rajawali Barat Nomor 38 Bandung 40184 Tel. ( 022 ) 6079141
Kampus
Kampus I : Jalan
II : Jalan Rajawali
Cihanjuang Barat303
Nomor Nomor
(km 38
6,3)Bandung
Bandung40184 Tel. (Tel.
Barat 40559 022( )022
6079141
) 6647780
Kampus II : Jalan Cihanjuang Nomor 303 (km 6,3) Bandung Barat 40559 Tel. ( 022 ) 6647780

A. DEFISINI/PENGERTIAN

Konsep diri merupakan pandangan dan perasaan tentan diri. Persepsi tentang diri
bersifat psikologis, social dan fisik (purwanto, 2015).

Lima komponen konsep meliputi harga diri, ideal diri, citra tubuh, identitas diri dan
peran, dimana dalam komponen-komponen tersebut akan mempengaruhi konsep diri
terutama keadaan fisik (keliat, 2015).

Body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran
tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa
yang diapikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas
bagaimana “kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya. (Melliana, 2006).

body image adalah imaji subyektif yang di miliki seseorang tentang tubuhnya,
khususnya terkait dengan penilain orang lain, dan seberapa baik tubuhnya harus di
sesuaikan dengan persepsi-persepsi ini. Athur (2010).

B. ETIOLOGI
Body image terbentuk sejak individu lahir dan berlangsung selama individu
hidup. Banyak hal yang mempengaruhi body image seseorang. Menurut Cash
dan Pruzinsky adalah sebagai berikut:
1. Jenis kelamin
Menurut Cash dan Prizinsky (2002,76), jenis kelamin merupakan faktor yang
memengaruhi dalam perkembangan body image seseorang. Ketidakpuasan
terhadap tubuh lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki. Pada
umumnya perempuan, lebih kurang puas dengan tubuhnya dan memilki body
image yang negative.
Umumnya body image yang buruk menyebabkan diet instan dan bersifat
sementara, Obesity, gangguan makan menyebabkan rendahnya harga diri,
depresi, kecemasan, keseluruhan tekanan emosional. Menurut (Cash dan
Prizinsky 2002,74), menjelaskan bahwa 40-70% gadis remaja tidak puas
dengan aspek dari tubuh mereka. Ketidak puasan biasanya berfokus pada
jaringan adipose substansial dalam tubuh bagian tengah dan bawah, seperti
pinggul, perut dan paha.
2. Media massa
Tiggeman mengatakan bahwa media massa yang muncul memberikan
gambaran ideal mengenai figure perempuan dan laki-laki yang
memengaruhu gambaran tubuh seseorang. Media massa menjadi pengaruh
kuat dalam budaya social.
Menurut longe (2008, 118) body image dipengaruhi oleh pengaruh luar,
sumber media, seperti televise, internet, majalah sering menggambarkan
seseorang lebih dekat dengan tipe tubuh yang ideal dan secara umum di
terima daripada citra tubuh rata-rata. Akibatnya orang-orang traum, anak-
anak dan dewasa muda terlalu terpengaruh oleh gambaran seperti citra tubuh
tersebut.
3. Hubungan interpersonal
Menurut (Cash dan Prizinsky 2002,75), Hubungan interpersonal mebuat
seseorang cenderung membandingan diri dengan orang lain dan feedback
yang diterima memengaruhi konsep diri termasuk bagaimana perasaan
terhadap penampilan fisik.
Dalam kortek perkembangan body image berasal dari perkembangan
interpersonal. Perkembangan emosional dan pikiran individu juga
berkontribusi pada bagaimana seseorang melihat dirinya. Maka, bagaimana
seseorang berpikir mengenai tubuhnya memengaruhi hubungan dan
karakteristik psikologis (Cash dan Prizinsky 2002,108).

C. KLASIFIKASI

1. Body image positif


INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

FAKULTAS KEPERAWATAN
Kampus I : Jalan Rajawali Barat Nomor 38 Bandung 40184 Tel. ( 022 ) 6079141
Kampus II : Jalan Cihanjuang Nomor 303 (km 6,3) Bandung Barat 40559 Tel. ( 022 ) 6647780

Body image positif adalah persepsi yang benar tentang bentuk tubuh dan melihat
tubuh sebagaimana adanya. Menghargai bentuk tubuh dan memahami bahwa
penam[ilan fisik seseorang yang tidak sempurna. Klien merasa bangga dan
menerima tubuh yang unik serta merasa nyaman dan percaya diri. (Cash dan
Prizinsky 2002,109).
2. Body image negative
Body image negative adalah persepsi yang menyimpang dari bentuk tubuh.
Dapat melihat tubuh tidak seperti yang sebenarnya. Menganggap bahwa ukuran
tubuh atau bentuk tidak menarik dan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Akibatnya merasa malu, sadar diri, dan anxietas. (Cash dan Prizinsky 2002,109).

D. MANIFESTASI KLINIK

Beberapa gangguan menurut Cash dan Prizinsky (2002,112). pada gambaran diri
tersebut dapat menunjukan tanda dan gejala seperti :

1. Syok Psikologis
Syok psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan
dapat terjadi pada saat pertama tindakan. Syok psikologis digunakan sebagai
sebagai reaksi terhadap anxietas, informasi yang terlalu banyak dan kenyataan
perubahan tubuh membuat klien menggunakan mekanisme pertahanan diri
seperti mengingkari, menolak, dan proyeksi untuk mempertahankan
keseimbangan diri.
2. Menarik diri
Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan, tetapi karena
tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara emosional. Klien menjadi
pasif, tergantung dan tidak motivasi dan keinginan untuk berperan dalam
perawatannya.
3. Penerimaan atau pengakuan secara bertahap
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

FAKULTAS KEPERAWATAN
Kampus I : Jalan Rajawali Barat Nomor 38 Bandung 40184 Tel. ( 022 ) 6079141
Kampus II : Jalan Cihanjuang Nomor 303 (km 6,3) Bandung Barat 40559 Tel. ( 022 ) 6647780

Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka
muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi dengan gambaran diri
yang baru.

E. KOMPLIKASI

Menurut Tadabbor (2008) orang yang memiliki body image negative akan
cenderung mengalami hal-hal sebagai berikut :

1. Cemas, depresi, rendah diri, dan sulit berkonsentrasi.


2. Terdorong untuk melakukan tindakan yang berisiko mengenai kesehatannya.
3. Memutuskan kehidupan sosialnya dengan oranglain akibat rasa minder dan
rendah dirinya tersebut.
4. menjadi malas untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang mengharuskannya
untuk menunjukan bentuk tubuhnya seperti berolahrga, pergi ke dokter, dan
melakukan hubungan intim dengan suami/istri.
5. Penyakit-penyakit mental yang cukup serius seperti anoreksia (gangguan nafsu
makan), bumilia (gangguan nafsu makan yaitu mengkonsumsi makanan dalam
jumlah banyak sekaligus, kemudian di muntahkan).

F. PATHOFISIOLOGI

Gangguan konsep diri body image dapat disebakan dari perubahan ukuran tubuh,
perubahan bentuk tubuh, perubahan struktur tubuh, perubahan fungsi tubuh dan
keterbatasan sehingga klien mengalami perubahan gambaran diri dan mengalami
gangguan citra tubuh. Dari Gangguan citra tubuh klien akan merespon penyesuaian
yaitu klien menunjukan rasa sedih dan duka cita (sedih, menangis, merasa bersalah,
banyak melamun dan diam) dan dari gangguan citra tubuh juga klien akan merespon
mal adaptif yaitu perilaku yang bersifat merusak, berbicara tentang perasaan tidak
berharga atau perubahan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

FAKULTAS KEPERAWATAN
Kampus I : Jalan Rajawali Barat Nomor 38 Bandung 40184 Tel. ( 022 ) 6079141
Kampus II : Jalan Cihanjuang Nomor 303 (km 6,3) Bandung Barat 40559 Tel. ( 022 ) 6647780

sehinnga klien akan menolak melihat, menyentuh tubuh yang berubah dan
mengungkapkan keputusasaan selanjutnya klien akan menarik diri dari lingkungan
dan mengakibatkan klien menjadi isolasi social.

G. PATWAY-MASALAH KEPERAWATAN

perubahan perubahan perubahan


perubahan keterbatasan
ukuran struktur fungsi
bentuk tubuh
tubuh tubuh

perubahan gambaran tubuh

gangguan citra tubuh

respon penyesuaian respon mal adaptif

menunjukan rasa sedih dan duka perilaku yang bersifat merusak,


cita (sedih, menangis, merasa berbicara tebtabg perasaan tidak
bersalah, banyak melamun, diam) berharga atau
perubahankemampuan dalam
menyesuaikan diri dengan
lingkungan

menolak melihat, menyentuh


tubuh yang berubah,
mengungkapkan keputusaan
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

FAKULTAS KEPERAWATAN
Kampus I : Jalan Rajawali Barat Nomor 38 Bandung 40184 Tel. ( 022 ) 6079141
Kampus II : Jalan Cihanjuang Nomor 303 (km 6,3) Bandung Barat 40559 Tel. ( 022 ) 6647780

menarik diri dari lingkungan

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Tes MMPI isolasi sosial
Minnesota Multiphasic Personality Inventori (MMPI) ialah tes kepribadian yang
paling banyak di gunakan secara luas dalam penelitiandan penilaian dalam
psikologi yang memakai skala klinis. Skala Klinis merupakan skala dengan
penilaian objektif, yaitu bagaimana orang lain menilai individu tersebut. struktur
MMPI terdiri dari 567 pertanyaan yang di jabab benar atau salah membutuhkan
skor 60-90 menit untuk menyelasaikan. MMPI penting karena dapat di gunakan
untuk membedakan orang yang normal dengan orang yang ada kemungkinan
ketidaknormalan dalam kepribadiannya. MMPI sampai saat ini sangat dipercaya,
terutama di Indonesia sebagai alat resmi diagnose gangguan jiawa oleh psikiater.
2. Elekto Encephalography (EEG)
Elekto Encephalography (EEG) merupakan pemeriksaan syaraf otak dengan
merekam gelombang-gelombang otak. EEG adalah pemeriksaan penunjang yang
sangat di perlakukan dibagaian syaraf untuk menentukan adanya kelainan
gelombang-gelombang di otak secara fungsional. Pemeriksaan ini dilakukan
untuk mengetahui adanya :
a. Pasien yang mengalami kejang atua yang di duga mengalami kejang.
b. Mengevaluasi efek untuk mengetahui gangguan tidur atau narkolepsi.
c. membantu menegakan diagnose koma
d. membantu mencari berbagai gangguan selebral yang dapat menyebakan
nyeri kepala, gangguan perilaku, dan kemunduran intelektual.
3. CT (Computed Tomography)
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

FAKULTAS KEPERAWATAN
Kampus I : Jalan Rajawali Barat Nomor 38 Bandung 40184 Tel. ( 022 ) 6079141
Kampus II : Jalan Cihanjuang Nomor 303 (km 6,3) Bandung Barat 40559 Tel. ( 022 ) 6647780

CT Scan adalah test diagnostic yang memilki informasi yang sangat tinggi.
Tujuan utama menggunakan CT Scan adalah mendeteksi pendarahan intra
cranial, lesi yang memenuhi rongga otak, edema selebral dan adanya perubahan
struktur otak.
4. MRI (Magnetik Resonance Imaging)
MRI adalah sebuah metode pemeriksaan diagnostic yang mulai di gunakan sejak
tahun 1980 gambar yang di hasilkan juga merupakan hasil rekonstruksi
computer. Namun berbeda dengan CT Scan, MRI tidak mengguanakan radiasi
ion melainkan menggunakan medan magnet dan radiofrekuensi. MRI merupakan
study pilihan bagi evaluasi pada sebagian besar lesi pada otak dan spinal. MRI
melakukan scan terhadap nucleus hydrogen yang merupakan atom terbanyak
ditubuh manusia.

I. ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian Keperawatan

pengkajian terhadap masalah konsep diri adalah persepsi diri atau pola konsep
diri, pola hubungan atau peran , pola refroduksi, koping terhadap stress, serta
adanya nilai keyakinan dan tanda tanda kea rah perubahan fisik, seperti
kecemasan, ketakutan, rasa marah, rasa bersalah, dan lain sebagainya.

b. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan persepsi diri di


tandai dengan tidak ada bagian tubuh (Domain 6. Kelas 3. Kode
diagnosis 00118)
2. Harga diri rendah berhungan dengan ketidaksesuaian budaya di
tandai dengan enggan mencoba hal baru (Domanin 6. Kelas 2. Kode
diagnosis 00119)
3. isolasi social berhubungan dengan ketidakmampuan menjalin
hubungan yang memuaskan di tandai dengan menarik diri (Domain
12. kelas 3. Kode Diagnosis 00053)

c. Intervensi Keperawatan

Diagnosis
keperawatan NOC NIC
No
Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
1 Gangguan citra TUK 1 TUK 1
Domain 3: Klien mampu
tubuh berhubungan
1200 Kesehatan mengenal masalah
dengan perubahan Psikososial kesehatan
Kelas M : Level 1 : Domain 3 :
persepsi diri di
kesejahteraan Perilaku
tandai dengan tidak Psikologis 5820 Level 2 : Kelas T :
Luaran : Citra Peningkatan
ada bagian tubuh
Tubuh Kenyamanan
Setelah dilakukan Psikologis
(Domain 6.
tindakan Level 3 : Intervensi :
Kelas 3. Kode keperawatan, Klien
Pengurangan
mampu Mengenal
diagnosis
Masalah Kesehatan kecemasan
00118) dengan kriteria hasil :
- Kesesuian antara - gunakan
120002 realitas tubuh dan
pendekatan tenang
ideal tubuh
dengan dan meyakinkan
penampilan
- Nyatakan dengan
tubuh.
- Sikap terhadap jelas harapan
120003 menyentuh bagian terhadap perilaku
tubuh yang klien
terkena (dampak) - pahami situasi
- Kepuasan dengan krisis yang terjadi
120005 penampilan tubuh dari persprektif
- Sikap terhadap klien
penggunaan - Dorong keluarga
120018
Stategi untuk untuk
meningkatkan mendampingi
fungsi klien dengan cara
- penyesuaian yang tepat
120007
dengan perubahan - Dengarkan klien
tampilan fisik - puji/kuatkan klien
- penyesuaian yang baik secara
terhadap tepat
120009
perubahan status - identifikasi pada
kesehatan saat terjadi
perubahan tingkat
kecemasan
- bantu klien
mengidentifikasi
situasi yang
memicu
kecemasan
TUK 2 TUK 2
Domain 3: Klien mampu
1205 Kesehatan mengenal masalah
Psikososial kesehatan
Kelas M : Level 1 : Domain 3 :
kesejahteraan Perilaku
Psikologis Level 2 : Kelas R :
Luaran : Harga Diri Bantuan Koping
Setelah dilakukan Level 3 : Intervensi :
tindakan
meningkatkan citra
keperawatan, Kllien 5220
mampu Mengenal tubuh
Masalah Kesehatan
dengan kriteria hasil : - Tebtukan harapan
- Penerimaan
citra diri pasien
terhadap
keterbatasan diri didasarkan pada
- Tingkat
tahap
120502 kepercayaan diri
- Penerimaan perkembangan
120511 terhadap kritik
- Gunakan
yang membangun
120514 bimbingan
antisipasif
menyiapkan
pasien terkait
dengan perubahan-
perubahan citra
tubuh yang telah
diprediksikan.
- Bantu klien untuk
mendiskusikan
perubahan-
perubahan bagian
tubuh di sebakan
adanya penyakit
atau pembedahan,
dengan cara yang
tepat.
- bantu pasien
memisahkan
penanpilan fisik
dari perasaan
berharga secara
pribadi, dengan
cara yang tepat.

2 Harga diri rendah TUK 1 TUK 1


Domain 3: Klien mampu
berhungan dengan
1502 Kesehatan 5230 mengenal masalah
ketidaksesuaian Psikososial kesehatan
Kelas P : Interaksi Level 1 : Domain 3 :
budaya di tandai
Sosial Perilaku
dengan enggan Luaran : Level 2 : Kelas R :
Keterampilan Bantuan Koping
mencoba hal baru
Interaksi Sosial Level 3 : Intervensi :
(Domanin 6. Kelas Setelah dilakukan Peningkatan Koping
tindakan
2. Kode diagnosis
keperawatan, Kllien - Bantu pasien
00119) mampu Mengenal
untuk
Masalah Kesehatan
dengan kriteria hasil : menyelesaikan
150202 - menunjukan
masalah dengan
penerimaan
150203 - Bekerja sama cara yang
dengan oranglain
kontruktif
150210 - menunjukan sikap
yang tenang - bantu penilaian
150211 - tampak santai
(kemampuan)
- terlibat dengan
150212 orang lain penyesuaian
- menunjukan
pasien terhadap
150213 kepercayaan
perubahan-
perubahan dalam
citra tubuh, sesuai
dengan indikasi.
- berikan penilaian
dan diskusikan
respon alternative
terhadap situasi
(yang ada).
- Gunakan
pendekatan yang
tenang dan berikan
jaminan
- bantu pasien untuk
mengidentifikasi
informasi yang
paling dia tertarik
untuk di dapatkan.
- cari jalan untuk
memahami
perspektif pasien
terhadap situasi
stress yang berat.
- Dukung
kemampuan
mengatasi situasi
secara beransur-
ansur
- kenali latar
belakang budaya
pasien.
- berikana
keterampilan
social yang tepat.
- dukung verbalisasi
perasaan, persepi,
dan rasa takut

TUK 2 TUK 2
Domain 3: Klien mampu
1209 Kesehatan mengenal masalah
Psikososial kesehatan
Kelas O : control 5240 Level 1 : Domain 3 :
diri Perilaku
Luaran : motivasi Level 2 : Kelas R :
Setelah dilakukan Bantuan koping
tindakan Level 3 : Intervensi :
keperawatan, Kllien
Konseling
mampu Mengenal
Masalah Kesehatan
- bangun hubungan
dengan kriteria hasil :
- Mencari terautik yang
120906 pengalaman-
didasarkan pada
pengalamanbaru
120901 - Rencana Masa rasa saling percaya
depan
diri dan saling
120904 - Memperoleh menghormati
dukungan yang
- tunjukan empati,
diperlukan
- mengungkapkan kehangatan, dan
120910 keyakinan akan
ketulusan.antu
kemampuan
untuk melakukan pasien untuk
tindakan
mengidentifikasi
masalah atau
situasi yang
menyebabkan
distress
- bantu pasien untuk
mengidentifikasi
kekuatan dan
menguatkan hal
tersebut
- Dukung
pengembangan
keterampilan baru
3 isolasi social TUK 1 TUK 1
Domain 3: Klien mampu
berhubungan
Kesehatan mengenal masalah
dengan Psikososial kesehatan
Kelas P : Interaksi Level 1 : Domain 3 :
ketidakmampuan
Sosial Perilaku
menjalin hubungan 1503 Luaran : Level 2 : Kelas R :
Keterlibatan Sosial Bantuan Koping
yang memuaskan di
Setelah dilakukan 5340 Level 3 : Intervensi :
tandai dengan tindakan
Menghadirkan diri
keperawatan, Kllien
menarik diri
mampu Mengenal
- tunjukan perilaku
(Domain 12. kelas Masalah Kesehatan
dengan kriteria hasil : menerima
3. Kode Diagnosis
150301 - berinteraksi - secara verbal
00053) dengan teman
150302 dekat mengkomunkasi
- berinteraksi
kan empati atau
dengan tetangga
150303 - berinteraksi pemahaman
dengan anggota
mengenai
keluarga
- berpartisifasi pengalaman pasien
150311 dalam aktivitas
- bina rasa percaya
waktu luang
dengan orang lain dan penghargaan
positif
- tawarkan untuk
tetap bersama
pasien selama
awal interaksi
dengan yang lain
- temani pasien
untuk mendukung
keamanan dan
menurunkan
rasatakut
- Temani pasien dan
berikan jaminan
rasa aman selama
priode cemas

TUK 2 TUK 2
Domain 3: Klien mampu
Kesehatan mengenal masalah
Psikososial kesehatan
1210 Kelas M : 5820 Level 1 : Domain 3 :
Kesejahteraan Perilaku
Psikologis Level 2 : Kelas T :
Luaran : Tingkat Peningkatan rasa
rasa takut nyaman psikologis
Setelah dilakukan Level 3 : Intervensi :
tindakan
pengurangan
keperawatan, Kllien
121001 mampu Mengenal
121004 Masalah Kesehatan kecemasan
121029 dengan kriteria hasil :
121030 - Distress - Nyatakan dengan
121033 - Kekurangan
dengan jelasan
kepercayaan diri
- menarik diri harapan terhadap
- perilaku
perilaku klien
menghindar
- ketakutan - berada di sisi klien
untuk
mendamping klien
dengan cara yang
tepat
- berada di sisi klien
untuk
meningkatkan rasa
aman dan
mengurangi rasa
takut.
- bantu klien
mengidentifikasi
situasi yang
memicu
kecemasan

Anda mungkin juga menyukai