Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FISIOLOGI I

SISTEM PENCERNAAN BAGIAN ATAS, BAGIAN BAWAH,

HEPAR, PANKREAS DAN EMPEDU

DISUSUN OLEH:

NAMA : NURUL SEPTI RAHAYU

NPM : 1118040

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
hidayahnya.Shalawat beserta salam semoga teteap tercurahkan kepada nabi besar MuhamMad Saw yang
telah memberikan risalah islam bagi umat manusia.

Atas petunjuk dan karunianya saya dapat menyelesaikan Makalah ini,selanjutnya saya ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini.

Saya akui sepenuhnya dalam penyusuna ini banyak kekurangannya oleh karena itu kritik dan saran yang
baik saya harapkan.

Cimahi, 10 November 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG........................................................................... ………1

BAB II ISI............................................................................................................... 2

A. ANATOMI............................................................................................ …….2

B. FISIOLOGI.................................................................................................... 2

C. KELAINAN (DISODER).............................................................................14

BAB III PENUTUP................................................................................................15

A. KESIMPULAN.............................................................................................15

B. SARAN..........................................................................................................15

DAFAR PUSTAKA................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-
kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan sistem
pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan- bahan makanan menjadi sari-sari makanan
yang siap diserap dalam tubuh.

Agar makanan yang kita makan dapat di serap di usus halus, maka makanan itu harus di ubah menjadi
bentuk sederhana melalui proses pencernaan, zat makanan yang mengalami proses pencernaan di dalam
tubuh adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan unsur-unsur mineral, vitamin, dan air tidak
mengalami proses pencernaan. Proses pencernaan pada manusia dapat di bedakan menjadi dua macam
yaitu proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi (enzimatis). Saat kalian mengunyah makanan
seperti nasi, roti, umbi dan pisang berarti proses pencernaan mekanik (fisik) sedang berlangsung. Dan,
proses pencernaan mekanik adalah proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi
bentuk kecil atau halus. Pada manusia dan mamalia umumnya proses pencernaan mekanik dilakukan
dengan menggunakan gigi. Berarti, proses pencernaan kimiawi pun sedang terjadi. Dan proses
pencernaan kimiawi adalah proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih
sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang
berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh

Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan yang kita makan.
Alat pencernaan makanan dapat di bedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.

Saluran pencernaan manusia memanjang dari mulut sampai anus, terdiri dari mulut (kaum olis),
kerongkongan (esofagus), lambung (ventlikulus), usus halus (intestinum), usus besar (kolon), dan anus.
Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar
air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas.
BAB II

PEMBAHASAN

A fisiologi

1. sistem pencernaan bagian atas

a. Mulut

Memiliki bagian: bibir, gigi, lidah dan kelenjar ludah. Rongga mulut dilapisi oleh tunica mucosa yang
mengandung epitel berlapis menanduk dan mengelupas. Dibawah lapisan epitel terdapat lamina propria,
yang membentuk banyak lekuk atau papilla seperti halnya pada kulit.

b. Bibir

Terdiri dari dua daerah, bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar sama seperti kulit di daerah lain wajah.
Epidermis terdiri atas jaringan epitel berlapis banyak, menanduk dan mengelupas, ditumbuhi bulu dan
berkelenjar peluh. Di bagian dermis terdapat akar bulu, kelenjar dan kelenjar minyak bulu.

Bagian dalam mengandung tunica mucosa yang mengandung jaringan epitel berlapis dan mengelupas,
tetapi tidak menanduk. Pada lamila propria terdapat banyak kelenjar lendir, yang salurannya bermuara ke
rongga mulut. Di bawah lapisan lendir terdapat lapisan otot.

Tepat pada batas kulit luar dengan lendir bibir bagian dalam terdapat daerah merah, karena banyak
mengandung pembuluh kapiler.

Histologi rongga mulut sama seperti bibir bagian dalam. Lapisan dekat permukaan terdiri dari tunica
mucosa, di bawahnya tunica submucosa. Pada lapisan submucosa terdapat kelenjar lendir. Sekitar
kelenjar itu terdapat lamina propria tunica mucosa oleh jaringan rapat serat elastis.Didaerah langit-langit
tak ada tunica submucosa. Di daerah langit-langit lunak, di bawah tunica mucosa terdapat lapisan otot
lurik dan jaringan ikat fibrosa. Di daerah langit-langit lunak dekat rongga hidung, jaringan epitel tunica
mucosa terdiri dari sel batang berlapis semu, yang lapisan luarnya bersilia, menumpu pada lamina basalis
yang tebal.

c. Gigi

Gigi baru tumbuh sesudah bayi berusia 6 bulan, gigi pertama disebut gigi susu atau gigi sementara.

Susunan gigi sementara pada anak-anak, berjumlah 20 buah, yaitu gigi seri berjumlah 8 buah gunanya
unutk memotong makanan, gigi taring sebanyak 4 buah digunakan untuk mencabik-cabik makanan serta
8 buah gerahan kecil untuk mengunyah makanan. Orang dewasa mempunyai gigi sebanyak 32 buah,
terdiri dari atas 8 buah gigi seri 4 gigi taring, 8 buah geraham muka serta 12 buah geraham belakang.
Separuh dari gigi-gigi tersebut berada di rahang bawah dan lainnya dirahang atas. Pada beberapa orang
jumlah gigi kurang dari 32 buah hal ini biasanya disebabkan geraham bungsu tidak tumbuh, setalah
berumur antara 18-45 tahun.

d. Lidah

Terdiri atas otot lurik yang letaknya menurut tiga arah dan tegak lurus sesama. Lapisan otot diselaputi
oleh tunica mucosa. Di bagian atas lidah tidak terdapat tunica submucosa, hanya dibagian bawah.

Permukaan lidah bagian atas memiliki tonjolan yang disebut papillae. Ada 4 macam papillae, yaitu:

1) Filiform (terdapat di daerah belakang lidah),

2) Fungiform (tersebar di antara filiform dan ternayak berada di ujung lidah),

3) Circumvallate (jumlahnya sedikit, terdapat dalam satu barisan melintang pada pangkal lidah), dan

4) Foliate (terdapat di daerah pinggiran pangkal lidah).

Pada umumnya papilla mengandung kuncup rasa (taste bud). Tiap kuncup rasa mengandung dua macam
sel yang utama, yaitu sel penyokong dansel epitel saraf. Kedua macam sel memiliki mikrovili yang
umumnya bergabung mengacu ke arah lobang rasa, yang pada periode pra-ME (mikroskop elektron)
disebut bulu rasa. Cabang saraf vagus masuk lidah dan bercabang halus mencapai setiap kuncup rasa.

Tonsil liah kecil-kecil dan banyak, terletak di dasar lidah dan diselaputi oleh epitel berlapis yang
menelupas. Tiap tonsil memiliki ceruk, dan sepanjang pinggir ceruk itu tertanam nodul-nodul limfa.

Lidah berfungsi membantu mengatur penempatan makanan hingga dapat digilas oleh geraham, dalam hal
ini dapat dikatakan makanan mengalami pencernaan secara mekanik.

e. Kelenjar ludah

Kelenjar ludah berguna untuk memudahkan menelan dan mencerna. Ada dua macam ludah yang
dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar, yaitu kelenjar parotis, kelenjar ludah bawah rahang (glandula
submaxilaris) dan kelenjar bawah lidah (glandula sublingualis). Glandula parotis menghasilkan ludah
berbentuk air, infeksi pada parotis disebut parotitis (penyakit gondong). Glandula sub-maxilaris dan
glandula lingualis keduannya menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir, selain itu berguna
sebagai pelindung selaput mulut terhadap panas, dingin, asam dan basa.

f. Kerongkongan (oesophagus)

Kerongkongan disebut juga oesophagus, dari kata oisob = bawa, dan phagelon = mekanan.
Menghubungkan mulut dengan lambung. Terdiri dari 4 lapisan:
1) Tunica mucosa

Terdiri ataskaringan epitel, yang terdiri dari sel-sel berlapis banyak dan mengelupas, tetapi tidak
menanduk. Di beawah lamina propria ada lapisan tambahan, disebut tunica muscularis-mucosa, terdiri
atas serat-serat otot polos yang letak-letaknya memanjang dan melingkar. Lamina propria membentuk
tonjolan-tonjolan rendah, sehingga tuniac ini jadi bergelombang. Jika makanan lewat gelombang itu
hilang dan umen membuka besar.

2) Tunica submukosa

Terdiri dari jaringan ikat dengan serat kolagen dan elastis, dengan banyak pembuluh darah serta urat
saraf.

3) Tunica muscularis

Terdiri dari dua lapisan otot polos: bagian luar berupa serat otot memanjang, bagian dalam berupa serat
otot melingkar. Kedua lapisan otot ini pada beberapa tempat tidak kentara bedanya. Serat itu 1/3 bagian
dari anterior (pangkal) kerongkongan sebagin besar terdiri atas oto lurik, di bagian tengah gabungan otot
lurik dan otot polos, dan 1/3 bagian posterior (ujung) terdiri semata-mata dari otot polos.

4) Tunica serosa

Terdiri dari jaringan ikat renggang yang mengandung banyak jaringan lemak, pembuluh drah dan urat
saraf. Lapisan ini relatif tebal jika dibandingkan dengan saluran pencernaan yang di posteriornya.

2. Sistem pencernaan bagian bawah

a. Lambung (ventrikulus)

Lambung (ventrikulus), merupakan kantung besar dibawah kiri rusuk terakhir, terdiri atas tiga bagian,
bagian atas yang berdekatan dengan hati disebut kardiak, di tengah membulat disebut fundus, dan bagian
bawah dekat usus disebut pilorus. Seluruh bagian dalam lambung menghasilkan asam chlorida. Akibat
gerak peristaltik makanan diubah menjadi seperti bubur getah lambung dinamakan chym.

Lingkungan asam dalam lambung dapat membunuh kuman-kuman yang turut masuk ke dalam, sihingga
menggiatkan kerja getah lambung. Getah lambung mengandung pepsinongen yang belum aktif bekerja,
oleh asam cholrida pepsinogen tersebut diaktifkan menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat
mengubah protein menjadi molekul-molekul yang lebih kecil disebut peptor. Selain itu berfungsi
mengatur pengeluaran makanan dari lambung masuk ke dalam usus. Pengturan dimungkinkan oleh kedua
bagian otot pilorus.

Otot pilorus bagian lambung akan mengendur apabila kena rangsangan asam, berarti protein telah
dicernakan. Otot pilorus bagian usus dua belas jari akan mengerut bila kena asam sebaliknya mengendur
apabila kena rangsang basa. Dengan demikian makanan dapat masuk ke usus dua belas jari sedikit demi
sedikit.
b. Usus halus (intestinum tenue)

Panjangnya kira-kira 8,5 meter terdiri dari tiga bagian usus dua belas jari, (duodenum) panjangnya ± 25
cm , yoyenum (intestinum yoyenum) atau pangkal usus halus panjangnya ± 7 m dan ileum (interstimun
ileum), atau ujung usus halus panjangnya ± 1 m. Makanan masuk kedalam usus melalui pilorus, dangan
demikian HCl ikut masuk dan merangsang kelenjar di diding sel usus untuk menghasilkan sekretin yang
merupakan suatu hormon yang merangsang pankreas untuk mengeluarkan getahnya. Di dalam dinding
usus yang terdapat muara dari dua saluran, yaitu saluran yang berasal dari kandungan empedu, dan
saluran yang berasal dari pankreas.

Selanjutnya HCl merangsang pula dinding usus halus untuk mengeluarkan hormon kolesistokinin agar
kandungan empedu mengeluarkan empedu yang berguna mengemulsikan lemak. Empedu tidak
mengandung enzim tetapi mengandung zat warna empedu (bilirubin) dan garam empedu. Mula-mula
empedu berwarna merah, kemudian mengalami oksidasi sehingga warnanya berubah menjadi hijau.
Pankreas menghasilkan cairan (getah) pankreas yang mengandung enzim lipase, amilase dan tripsinogen
yang belum aktif. Enzim amilase berguna untuk mengubah amilum menjadi gula (maltosa), lipase
mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, sedang tripsinogen merupakan enzim yang belum
aktif, dibantu oleh entrokinase, menjadi enzim tripsin yang mengubah protein dan pepton menjadi asam
amino dan peptida.

Enzim-enzim tersebut diatas mempunyai peranan yang penting untuk mengubah zat makanan sehingga
menjadi bentuk yang dapat diserap oleh usus. Di dalam usus halus terjadi pelumatan dan penyerapan sari
makanan, dinding usus ini berlipat-lipat dan berjonjot, sari makanan menembus dinding jonjot sampai ke
penbuluh darah. Penyerapan sari makanan oleh sel-sel dinding usus halus dinamakan absorbsi, sari
makanan diedarkan melalui pembuluh-pembuluh darah dan pembuluh lainnya, asam lemak dan gliserol
diedarkan melalui pembuluh limpa yang ujung-ujungnya terbuka. Air limpa mengangkut zat tersebut ke
pembuluh darah untuk diedarkan. Asam amino, larutan gula, vitamin dan mineral serta air diedarkan
keseluruh tubuh melalui pembuluh darah. Di dalam dinding usus halus terdapat jonjot-jonjot usus (villi)
yang berguna untuk memperluas permukaan bidang penyerapan dan di dalam jonjot terdapat pembuluh
chyl (kil) berisis cairan limpa. Pembuluh-pembuluh limpa pada akhirnya bermuara di pembuluh darah.

c. Usus besar (intestinum crassum)

Didalam usus tebal (kolon) sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna, bersama dengan lendir dan sisa-
sisa sel mati dari dinding usus dibusukkan menjadi feses. Perjalanan makanan dari mulut ke usus halus
berlangsung kira-kira 4,5 jam, tetapi disimpan di dalam kolon sampai kira-kira 24 jam, selama itu bakteri-
bakteri pengurai akan membusukkannya. Awal usus tebal, pendek dan disebut usus buntu (coecum)
mempunyai bagian yang berlebih seperti cacing dinamakan appendix atau umbai cacing. Suatu radang
pada appendix dinamakan appendisitis. Pada operasi usus buntu, yang dipotong adalah bagian appendix,
bukan usus buntunya.

Setelah dari usus buntu, makanan sampai ke usus besar, yaitu usus besar naik, usus besar lintang, usus
besar turun, dan usus besar kait kerangkai. Fungsi usus tebal terutama adalah untuk mengatur kadar air
dari sisa makanan. Bila kadar air dalam sisa makanan berlebihan, air akan diserap oleh usus besar, jika
kadar air kurang, maka air diberikan kembali kepada sisa makanan. Sebelum sisa makanan dikeluarkan
melalui pelepasan, ia akan melalui bagian terakhir dari usus besar yang disebut dengan rectum (poros
usus), sedang muara dari rectum disebut anus. Anus mempunyai dua otot gelang, yaitu otot sadar, sedang
yang lainnya berupa otot tak sadar.

Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut
refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang
berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah
selesai dengan sempurna.

3. Hepar

Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau lebih 25% berat badan orang
dewasa dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi sangat kompleks yang menempati
sebagian besar kuadran kanan atas abdomen. Batas atas hati berada sejajar dengan ruangan interkostal V
kanan dan batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga VIII kiri. Permukaan posterior hati
berbentuk cekung dan terdapat celah transversal sepanjang 5 cm dari sistem porta hepatis.Omentum
minor terdapat mulai dari sistem porta yang mengandung arteri hepatica, vena porta dan duktus
koledokus. Sistem porta terletak di depan vena kava dan dibalik kandung empedu. Permukaan anterior
yang cembung dibagi menjadi 2 lobus oleh adanya perlekatan ligamentum falsiform yaitu lobus kiri dan
lobus kanan yang berukuran kira-kira 2 kali lobus kiri. Hati terbagi 8 segmen dengan fungsi yang
berbeda. Pada dasarnya, garis cantlie yang terdapat mulai dari vena cava sampai kandung empedu telah
membagi hati menjadi 2 lobus fungsional, dan dengan adanya daerah dengan vaskularisasi relatif sedikit,
kadang-kadang dijadikan batas reseksi. Secara mikroskopis didalam hati manusia terdapat 50.000-
100.000 lobuli, setiap lobulus berbentuk heksagonal yang terdiri atas sel hati berbentuk kubus yang
tersusun radial mengelilingi vena sentralis.

4. Pankreas

pankreas adalah mengatur metabolisme glukosa dan hormon-hormon. Kelenjar pankreas dalam mengatur
metabolisme glukosa dalam tubuh berupa hormon-hormon yang disekresikan oleh sel – sel dipulau
langerhans. Hormon-hormon ini dapat diklasifikasikan sebagai hormon yang merendahkan kadar glukosa
darah yaitu insulin dan hormon yang dapat meningkatkan glukosa darah yaitu glukagon.

5. Empedu

Kandung empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi untuk menyimpan empedu (cairan
pencernaan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati). Kandung empedu memiliki bentuk
seperti buah pir dengan panjang 7-10 cm dan merupakan membran berotot. Terletak didalam fossa dari
permukaan visceral hati. Kandung empedu terbagi kedalam sebuah fundus, badan dan leher.
a. Fundus vesikafelea, merupakan bagian kandung emepeduyang paling akhir setelah korpus
vesikafelea.

b. Korpus vesikafelea, bagian dari kandung empedu yang didalamnya berisis getah empedu. Getah
emepedu adalah suatu cairan yang disekeresi setiap hari oleh sel hati yang dihasilkan setiap hari 500-1000
cc, sekresinya berjalan terus menerus, jumlah produksi meningkat sewaktu mencerna lemak.

c. Leher kandung kemih. Merypakan leher dari kandung empedu yaitu saluran yang pertama
masuknya getah empedu ke badan kandung emepedu lalu menjadi pekat berkumpul dalam kandung
emepedu.

d. Duktus sistikus. Panjangnya kurang lebih 3 ¾ cm. berjalan dari leher kandung emepedu dan
bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke duodenum.

e. Duktus hepatikus, saluran yang keluar dari leher.

f. Duktus koledokus, saluran yang membawa empedu ke duodenum.

Fungsi kandung empedu

a. Tempat menyimpan cairan empedu dan memekatkan cairan empedu yang ada didalamnya dengan
cara mengabsorpsi air dan elektrolit. Cairan empedu ini adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel
hati. Untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan
kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan lemak.

b. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut
dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran
sel darah merah dirubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu.

Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi dalam empedu.

C. Gangguan-Gangguan pada Sistem Pencernaan

Gangguan pada sistem pencernaa makanan dapat disebabkan oleh pola maknan yang salah, terinfeksi,
bakteri, dan kelainan pencernaan, diataranya sebagai berikut:

1. Parotitis

Penyakit gondong yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang kelenjar air ludah di bagian
bawah telinga, akibatnya kelenjar ludah menjadi bengkak atau membesar

2. Xerostomia
Xerostomia adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang ditandai dengan rendahnya produksi air
ludah. Kondisi mulut yang kering membuat makanan kurang tercerna dengan baik

3. Tukak Lambung

Tukak lambung terjadi karena adanya luka pada dinding lambung bagian dalam. Maka secara teratur
sangat dianjurkan untuk mengurangi resiko timbulnya tukak lambung.

4. Appendiksitis

Appendiksitis atau infeksi usus buntu, dapat merembet ke usus besar dan menyebabkan radang selaput
rongga perut.

5. Diare

Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri maupun protozoa pada usus besar. Karena
infeksi tersebut, proses penyerapan air di usus besar terganggu, akibatnya feses menjadi encer.

6. Konstipasi

Konstipasi atau sembelit terjadi akibat penyerapan air yang berlebihan pada sisa makanan di dalam usus
besar. Akibatnya, feses menjadi sangat padat dan keras sehingga sulit dikeluarkan. Untuk mencegah
sembelit dianjurkan untuk buang air besar teratur tiap hari dan banyak makan sayuran atau buah-buahan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan
dan pencampuran) dengap enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus.

Makanan mengalami proses pencernaan agar dapat di serap oleh usus. Proses pencernaan adalah proses
perubahan makanan dari bentuk kasar (kompleks) menjadi bentuk yang halus (sederhana) sehingga dapat
diserap usus. Proses pencernaan pada manusia dibedakan menjadi pencernaan secara mekanik dan
pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara mekanik yaitu mengubah makanan dari bentuk kasar
menjadi halus. Sedangkan pencernaann secara kimiawi, yaitu pencernaan dengan bantuan enzim.

Fungsi saluran pencernaan untuk memproses makanan dan memilah zat yang terkandung oleh tubuh
untuk dijadikan energi.

B. Saran

Menjaga asupan makanan penting dilakukan karena secara tidak langsung menjaga asupan makanan
menjaga sistem pencernaan dari gangguan yang timbul dari asupan makanan tersebut.

Demikian makalah ini kami susun. Dan penyusun mengucapkan banyak terima kasih atas pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikannya.

Kami merasa cukup sekian kata penutup yang disampaikan. “Tak ada gading yang tak retak”. Dalam
makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang dapat
membangun perbaikan makalah ini sedikit banyak kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

 Fried, George H. and George j. Hadamenos. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga

 Anonym. 2011. Sistem Pencernaan Usus, Pankreas, Empedu, dan Berbagai


Fingsinya.http://mediaanakindonesia.wordpress.com/2011/06/08/sistem-pencernaan-usus-
pankreas-empedu-dan-berbagai-fungsinya/

 www.alodokter.com

Anda mungkin juga menyukai