Anda di halaman 1dari 5

MINI PROPOSAL

1. BIDANG KEAHLIAN :
2. KASUS :
3. JUDUL :
4. KAJIAN MASALAH

F-1 (Insidensi Kasus / variabel dependen)

Contoh : kasus postnatal care

a. Angka kematian ibu di Indonesia mencapai angka 307 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2007 dan merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara (Survey AKI, BPS RI , 2011).
Penyebab langsung AKI terutama disebabkan oleh perdarahan (38, 24%), infeksi dan
eklamsi (5,88%) dan penyebab lain adalah partus lama dan aborsi terkomplikasi
(Masruroh, 2007)
b. Salah satu indikator dalam proses involusi adalah tinggi fundus uteri. Apabila fundus uteri
berada di atas batas normal maka hal ini menandakan di dalam rahim terjadi sesuatu. Salah
satunya adalah perdarahan di dalam rahim, ini sangat berbahaya bila darah keluar dengan
deras maka ibu kehilangan banyak darah sehingga terjadi shock hingga kematian
(Bintariadi, 2004).
c. Penyebab perdarahan post partum : atonia uteri (50-60%), retensio plasenta (16-17%), sisa
plasenta (23-24%), laserasi jalan lahir (4-5%) dan kelainan darah (0,5-0,8%).
d. Involusi uteri adalah pose kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah
melahirkan (Bobak, 2005).
e. The return of the uterus to unpregnant state after birth is know as involution. This process
begin immediately after expultion of the placenta with contraction of te uterine smooth
muscle Post partum exercise sould begin as soon as possible, the woman sould start with
simple exercise and gradually progress to more stenous ones (Nettina,2012).
f. Penurunan TFU terjadi secara gradual, artinya tidak sekaligus tapi setingkat demi setingkat
(Prawirohardjo, 2006)
g. TFU akan berkurang 1-2 cm setiap harinya dan pada hari ke 9 uterus tidak dapat teraba
(Bobak, 2004).
h. Proses involusi akan berlangsung dengan baik jika kontraksi uterus kuat sehingga harus
dilakukan tindakan untuk memperbaiki kontraksi uterus (Cuningham, 2006).
i. Pada multipara proses involusi uterus cenderung menurun kecepatannya dibandingkan
dengan primipara, hal ini disebabkan oleh fisiologi otot-otot rahim multipara yang
berkurang elastisitasnya sehingga terjadi hambatan dalam involusi uterus. Pada multipara,
otot-otot uterus sudah sering teregang, dimana otot-otot yang sudah sering teregang
memerlukan waktu yang lama untuk involusi uteus (Manuaba, 2007)
j. Upaya pencegahan perdarahan post partum dapat dilakukan semenjak persalinan kala 3 dan
4 dengan pemberian oxytocin. Hormon oxytocin ini sangat berperan dalam proses involusi
uterus. Proses involusi akan berjalan dengan baik jika kontraksi uterus kuat sehingga harus
dilakukan tindakan untuk memperbaiki kontraksi uterus (Cunningham, 2006)
k. Peningkatan kadar estrogen dan progesteron bertanggung jawab menstimulasi
pertumbuhan masif uterus selama kehamilan. Pertumbuhan uterus prenatal terjadi akibat
hiperplasia, peningkatan jumlah sel otot, dan hipertropi, peningkatan ukuran sel yang sudah
ada. Setelah persalinan penurunan hormon ini menyebabkan autolisis, destruksi jaringan
hipertropi berlebih. Sel tambahan yang muncul selama kehamilan tetap ada, dan berperan
dalam meningkatkan ukuran uterus setelah persalinan (Pery, 2010).
l. Upaya untuk mengendalikan terjadinya perdarahan dari tempat plasenta dengan
memperbaiki kontraksi dan serat miometrium yang kuat dengan pijatan oxytocin. Oleh
karena itu upaya untuk mempertahankan kontraksi uterus melalui pijatan untuk
merangsang keluarnya hormon oxytocin merupakan bagian penting dari perawatan post
partum (Bobak et al, 2005)

F-2 (Solusi/kenapa varibel independen yang dipilih)

Contoh : Kasus postnatal care

a. Senam nifas merupakan salah satu cara menjaga agar kontraksi uterus tetap baik karena
dengan senam nifas maka otot uterus akan mengalami kontraksi dan retraksi, yang mana
dengan adanya kontraksi maka pembuluh darah pada uterus akan terjepit sehingga dapat
mencegah terjadinya perdarahan. (Hamnah, 2003)
b. Senam nifas sebaiknya dilakukan setelah melahirkan, lalu secara teratur setiap hari. Senam
nifas harus dilakukan secara bertahap, sistematis dan kontinu (Hamnah, 2003).
c. Senam nifas merupakan salah satu usaha menguatkan kontraksi otot rahim, dimana dengan
peningkatan kerja otot rahim ini akan mengakibatkan otot-otot dalam rahim terjepit da
pembuluh darah juga akan pecah. Sehingga menyebabkan jaringan otot kekurangan zat-
zat yag diperlukan sehingga jaringan otot bisa mengecil dan ukuran rahim juga akan
mengecil. (Christina Ibrahim : 2006)
d. Aktivitas pada ibu post partum dapat meningkatkan relaksasi, mencegah depresi dan
membantu menciptakan persepsi positif pada ibu terhadap hubungan ibu-anak, mencegah
inkontinensia uri, mencegah timbulnya diactasis recti abdominus, meningkatkan kualitas
tidur dan menurunkan cemas (Scott, 2006)
e. Ibu pospartum yang tidak memiliki komplikasi selama kehamilan dan persalinan
dianjurkan untuk segera beraktivitas (Scott, 2006)
f. Ibu post partum yang melakukan ambulasi dini/latihan senam dapat membantu
memperlancar terjadinya proses involusio uteri (Henry, 2009)
g. Senam nifas adalah senm yang dilakukan ibu setelah melahirkan yang bertujuan untuk
mempertahankan dan meningkatkan sirkulasi ibu pada masa nifas, serta membantu proses
involusio uteri (Brayshaw, 2008, hlm. 105)
h. Manfaat khusus latihan latihan perut ada saat nifas adalah mengurang edema
(pembengkakan akibat tertahannya air) di kaki, mengatasi kram kaki, mencegah
pembentukan gumpalan darah dalam vena (thrombi), memperlancar peredaran darah
(Danuatmaja. 2003, hlm. 100).
i. In order to promote postnatal care, both the Society of Obstetricians and Gynecologists
of Canada, Clinical Practice Obstetrics Committee/Canadian Society for Exercise
Physiology (SOGC/CSEP) in Canada (Davies, Wolfe, Mottola, & MacKinnon, 2003) and
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) in the United States (Artal
& O'Toole, 2003) have published guidelines for exercise during pregnancy and the
postpartum period (Yi-Li Ko et al, 2008).
j. Pemijatan berulang bisa meningkatkan produksi hormon oxytocin. Efek pijat oxytocin
sendiri bisa dilihat reaksinya setelah 6 – 12 jam pemijatan (Lun et al, 2002)
k. Pijat oxytocin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari nervus ke 5 –
6 sampai scapula yang akan mempercepat kerja saat parasimpatis untuk menyampaikan
perintah ke otak bagian belakang sehingga oxytocin keluar (Hamsanani, 2010)
l. Oxytocin dapat diperoleh dengan berbagai cara baik oral, intranasal, intramuscular
maupun dengan pemijatan berulang (Lun et al, 2009).
m. Therapeutic Massage: the use of the hands to apply pressure and motion to the recipient’s
skin and underlying muscle to promote physical and psychologic relaxation, improve
circulation, relieve sore muscles, and accomplish other therapeutic effects
(Barbara,2003).
n. Pijat oxytocin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampi tulang
costae kelima – keenam dan merupakan usaha untuk meransang hormon prolktin dan
oxytocin setelah melahirkan (Biancusso, 2003; Indiyati, 2006; Yohmi & Roesli, 2009).
o. The research monitored the direct effect of massage, including the release of oxytocin as
well as a number o other physiologic factors, sich as beta-endorphin (BE), nitric oxide
(NO), and adrenocorticotrophin hormone (ACTH). The study result indicate that 15
minutes of massage has a positive effect on the release of oxytocin, and a negative effect
on levels of ACTH, NO, and BE (Derek, 2012).
p. Tactile stimulation is well known to produce elevation in oxytocin, an effective regulation
of HPA Axis (Yegen, 2010).

5. KERANGKA TEORI (identifikasi faktor-faktor lain/spider web)


6. KEASLIAN PENELITIAN (resume literature review)

No Judul Penelitian dan Variabel Jenis Penelitian (Metode Hasil Penelitian


Penulis Penelitian, Sampel (hasil sesuai
Penelitian, Tehnik variabel
Penelitian)

7. RUMUSAN MASALAH
8. TUJUAN PENELITIAN
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus

9. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktiks

10. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai