Anda di halaman 1dari 74

Slide Bimbingan

dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes


Komisi Akreditasi Rumah Sakit
BAB 4. PELAYANAN PASIEN (PP)

No Standar Elemen
Penilaian 12 PP.3.5 3
1 PP.1 3 13 PP.3.6 2
2 PP.2 3 14 PP.3.7 2
3 PP.2.1 7 15 PP.3.8 6
4 PP.2.2 4 16 PP.3.9 2
5 PP.2.3 2 17 PP.4 5
6 PP.2.4 2 18 PP.4.1 5
7 PP.3 3 19 PP.5 4
8 PP.3.1 2 20 PP.6 4
9 PP.3.2 2 21 PP.7 3
10 PP.3.3 2 22 PP.7.1 5
11 PP.3.4 3 22 Std 74 EP

2
 Maksud dan Tujuan
• Pelayanan pasien adalah tujuan utama RS. Untuk memberikan
pelayanan yang terbaik, RS harus :
– Merencanakan dan memberikan pelayanan
– Memonitor/memantau Pasien utk memahami hasil-hasil
pelayanan
– Memodifikasi pelayanan bila perlu
– Melengkapi pelayanan
– Merencanakan tindak-lanjut
 Pertanyaan-pertanyaan :
• (Bagi yang langsung melayani pasien )
• Apakah yang Anda lakukan dalam melayani pasien?
• Bagaimana Anda tahu bahwa Anda memberikan pelayanan yang
sama kepada pasien dengan tipe yang sama?
• Tunjukkan standar yang berhubungan dengan penolakan atau
penghentian pengobatan. Apakah ada diantara Anda yang tidak
setuju dengan pasien yang menolak pengobatan? Apa yang Anda
lakukan? Apa yang tertera dalam Standar? Apakah ada bab lain
yang bisa digunakan?
• Bagi mereka yg tidak sependapat, apakah yg Anda lakukan?
 Lima Area Fokus
• Pemberian Pelayanan bagi Semua Pasien
• Perencanaan pelayanan
• Pelayanan Pasien Risiko-Tinggi dan Pemberian Pelayanan Risiko-Tinggi
• Terapi Makanan dan Nutrisi
• Manajeman Nyeri dan Pelayanan Akhir-Kehidupan
 Pelayanan Pasien
• Perencanaan
• Pengobatan
• Pemberian Makanan
• Memenuhi kebutuhan pasien
• Setiap interaksi dengan pasien
 Pemberian Pelayanan kepada Semua Pasien
• Bagaimana kita memastikan pelayanan yg seragam kpd pasien dgn
kebutuhan serupa?
• Bagaimana kita dapat mmbuat pencatatan pasien suatu alat yang efektif
bagi pelayanan yg baik?
• Apa yang kita katakan kepada pasien bilamana ada kejadian yg salah?
 Perencanaan Pelayanan
• Bagaimana kita menggabungkan semua asesmen ke dlm rencana yan bagi Px?
• Bagaimana kita mendapat kepastian bahwa praktisi yg bertangg-jwb thd Px
mempunyai pengetahuan yg sepenuhnya bagi perencanaan pelayanan?
• Bagaimana bila rencana pelayanan perlu dirubah?
 Pelayanan Pasien Risiko-Tinggi dan Pemberian Pelayanan Risiko-Tinggi
• Tipe Px risiko-tinggi yg bagaimana yg kita obati dan tipe pelayanan risiko-tinggi
mana yg kita sediakan?
• Apakah RS mempunyai kebijakan dan prosedur sbg pedoman thd proses dmk?
• Hal apa saja yg perlu ada dalam kebijakan dan prosedur?
 Terapi Makanan dan Nutrisi
• Apa yg hrs kita kerjakan utk memberikan suatu variasi pilihan makanan yg benar?
• Apakah area penyiapan makanan s/d kebersihannya memenuhi standar?
• Bagaimana dengan mereka yang membutuhkan terapi nutrisi?
 Pelayanan Pasien yg Nyeri dan Mereka yg pada Akhir-Kehidupan
• Bagaimana kita mengelola nyeri para pasien?
• Bagaimana kepedulian kita terhadap pasien yg tidak diharapkan dapat hidup?
• Siapa saja selain pasien yang terdampak?
• Bagaiman kita melatih staf untuk memberikan pelayanan ini sedemikian rupa
sehingga menjaga pilihan, kehormatan dan kenyamanan pasien?
BAB 4. PELAYANAN PASIEN (PP)
 GAMBARAN UMUM

 Tujuan utama pelayanan kesehatan RS adalah pelayanan pasien.


 Penyediaan pelayanan yg paling sesuai di suatu RS untuk
mendukung dan merespon terhadap setiap kebutuhan pasien
yang unik, memerlukan perencanaan dan koordinasi tingkat
tinggi.
 Ada beberapa aktivitas tertentu yg bersifat dasar bagi pelayanan
pasien. Untuk semua disiplin yang memberikan pelayanan
pasien, aktivitas ini termasuk
 Perencanaan dan pemberian asuhan kepada setiap/masing-
masing pasien;
 Pemantauan pasien untuk mengetahui hasil asuhan pasien;
 Modifikasi asuhan pasien bila perlu;
 Penuntasan asuhan pasien; dan
 Perencanaan tindak lanjut. 6
 Banyak dokter, perawat, apoteker, terapis rehabilitasi, dan praktisi jenis
yan kes lain melaksanakan aktivitas tersebut.
 Masing-masing praktisi pelayanan kesehatan mempunyai peran yang
jelas dalam asuhan pasien. Peran tersebut ditentukan oleh lisensi,
kredensial, sertifikat, UU dan peraturan, ketrampilan (skill) khusus
individu, pengetahuan dan pengalaman, juga kebijakan RS atau uraian
tugas.
 Sebagian pelayanan bisa dilaksanakan oleh pasien, keluarganya, atau
pembantu pelaksana asuhan lainnya yg terlatih.
 Standar Asesmen Pasien (AP, Kelompok I Bab 3) yg menguraikan dasar
pemberian asuhan, suatu rencana untuk masing-masing pasien
berdasarkan asesmen atas kebutuhannya. Asuhan tersebut dapat
berupa upaya pencegahan, paliatif, kuratif, atau rehabilitatif, termasuk
anestesia, tindakan bedah, pengobatan, terapi suportif, atau
kombinasinya.
 Suatu rencana pelayanan pasien tidak cukup untuk mencapai hasil
optimal. Pemberian pelayanan pasien harus dikoordinir dan
diintegrasikan oleh semua individu yang terkait dalam asuhan pasien.
7
Standar Proses Teknis: Deskripsi dan kegunaannya

Clinical Practice
Guidelines

Clinical Pathways

Algorithma

Procedures

Protocols

Standing Orders

SI-27082013 J Ashton, 2002


 PEMBERIAN PELAYANAN UNTUK SEMUA PASIEN

*Standar PP.1 Kebijakan & prosedur dan UU dan


peraturan yg berlaku mengarahkan asuhan yg
seragam bagi semua pasien.

Elemen Penilaian PP.1


1. Para pimpinan RS bersepakat utk memberikan proses
pelayanan yg seragam.(lih.juga APK.1.1; AP.4, EP 1; dan
PAB.2, EP 1)
2. Kebijakan & prosedur memandu pemberian pelayanan yg
seragam sesuai dg UU & peraturan terkait.
3. Pemberian pelayanan yg seragam memenuhi Maksud dan
Tujuan ad a) s/d ad e) tsb diatas. (lih.juga PAB.3, EP 1)

9
Std PP 1 Maksud & Tujuan :
Asuhan pasien yang seragam terefleksi sebagai berikut dalam :
a. Akses untuk asuhan dan pengobatan, yang memadai, tidak
tergantung atas kemampuan pasien untuk membayar atau
sumber pembiayaan.
b. Akses untuk asuhan dan pengobatan, serta yang memadai, yang
diberikan oleh praktisi yang kompeten tidak tergantung atas hari-
hari tertentu atau waktu tertentu  3-24-7.
c. Ketepatan (acuity) mengenali kondisi pasien menentukan alokasi
sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pasien.
d. Tingkat asuhan yang diberikan kepada pasien (misalnya pelayanan
anestesia) sama di seluruh rumah sakit.
e. Pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama
menerima asuhan keperawatan yang setingkat diseluruh rumah
sakit.

10
PP 1. : Pelayanan yang Seragam :
1. Regulasi Asuhan pasien yg seragam memuat:
a. Akses utk asuhan dan pengobatan yg memadai, tidak
tergantung atas kemampuan pasien utk membayar atau
sumber pembiayaan.
b. Akses utk asuhan dan pengobatan yg memadai, yang
diberikan oleh praktisi yang kompeten tidak tergantung
atas hari-hari ttt atau waktu ttt  3-24-7.
c. Ketepatan (acuity) mengenali kondisi pasien
menentukan alokasi sumber daya utk memenuhi
kebutuhan pasien.
d. Tingkat asuhan yg diberikan kepada pasien (misalnya
pelayanan anestesia) sama di seluruh RS, lih PAB 2 EP
1, juga Pedoman Pelayanan Anestesi
e. Pasien dgn kebutuhan asuhan keperawatan yg sama
menerima asuhan keperawatan yang setingkat diseluruh
RS, Pedoman Pengelolaan Pelayanan Keperawatan
11
2. Regulasi lain utk (menjaga) keseragam pelayanan,
dibuat dan digunakannya :
1) PPK, Clinical Pathway
2) Form2 Asesmen Awal
3) Form CPPT utk asesmen ulang, penulisan dgn
metode SOAP, pelayanan gizi dengan ADIME
4) Asesmen berbasis IAR
5) Berbagai Kebijakan, Pedoman, Panduan, SPO utk
pelayanan2 spesifik/ tertentu : al. Pelayanan &
Pasien Berisiko Tinggi di PP 3.1. s/d 3.9, Asuhan
Gizi, Pasien Terminal, Pedoman manajemen nyeri,
Tindakan2 WSD, Punksi Lumbal, dsb
3. Telusur, wawancara

12
*Standar PP.2 Ada prosedur untuk
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan asuhan
yg diberikan kepada setiap pasien.

Elemen Penilaian PP.2


1. Rencana asuhan diintegrasikan dan
dikoordinasikan di antara berbagai unit kerja & yan
(lih.juga APK.2, EP 3)
2. Pemberian asuhan diintegrasikan dan
dikoordinasikan di berbagai unit kerja & yan

3. Hasil atau kesimpulan rapat dari tim asuhan


atau diskusi lain ttg kerjasama dicatat dalam
rekam medis pasien.
13
Proses Asuhan Pasien Diagram
IAR
Patient Care

1 Asesmen Pasien Pencatatan:


(Skrining, “Periksa Pasien”)
PPA : 1. Informasi dikumpulkan : Asesmen
I Awal
Dokter Anamnesa, pemeriksaan, pemeriksaan lain /
Perawat penunjang, dsb
Bidan 2. Analisis informasi : A Asesmen
Apoteker Menetapkan Diagnosis / Masalah / Kondisi
Ulang
Nutrisionis Untuk mengidentifikasi Kebutuhan Yan Pasien
SOAP
Dietisien 3. Rencana Asuhan/Plan of Care : R
Teknisi Merumuskan rencana dan sasaran terukur
Medis Untuk memenuhi Kebutuhan Yan Pasien
(Penata-
Anestesi)
Terapis Fisik 2 Pemberian Pelayanan
Implementasi Rencana
Monitoring
Asesmen Ulang
*Standar PP.2 Maksud & Tujuan :
• Pengintegrasian dan koordinasi aktivitas asuhan pasien
menjadi tujuan agar menghasilkan proses asuhan yang
efisien
• Pimpinan menggunakan perangkat dan teknik agar dapat
mengintegrasikan dan mengkoordinasi lebih baik asuhan
pasien.
• Contoh asuhan secara tim, ronde pasien multi departemen,
kombinasi bentuk perencanaan asuhan, rekam medis
pasien terintegrasi, manager kasus/case manager
• Rekam medis pasien memfasilitasi dan menggambarkan
integrasi dan koordinasi asuhan. Khususnya, setiap
catatan observasi dan pengobatan praktisi pelayanan.
• Demikian juga, setiap hasil atau kesimpulan dari rapat
tim atau diskusi pasien dicatat dalam rekam medis
pasien (lihat juga PP.5, EP 2). 15
*Standar AP.4 Staf medis, keperawatan dan staf
lain yg bertangg-jwb atas yan pasien, bekerja sama
dlm menganalisis dan mengintegrasikan asesmen
pasien.
Elemen Penilaian AP.4
1. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis
dan diintegrasikan. (lih.juga PP.2, EP 1)
2. Mereka yg bertangg-jwb atas yan pasien
diikutsertakan dalam proses.

16
*Standar AP.4 Staf medis, keperawatan dan staf lain yg
bertangg-jwb atas yan pasien, bekerja sama dlm
menganalisis dan mengintegrasikan asesmen pasien.
Maksud & Tujuan :…..Manfaatnya akan besar bagi pasien,
apabila staf yang bertangg-jwb atas pasien bekerja sama
menganalisis temuan pada asesmen dan
mengkombinasikan informasi dalam suatu gambaran
komprehensif dari kondisi pasien. Dari kerja sama ini,
kebutuhan pasien di identifikasi, ditetapkan urutan
kepentingannya, dan dibuat keputusan pelayanan. Integrasi
dari temuan ini akan memfasilitasi koordinasi pemberian
pelayanan…
…..Pada pasien dengan kebutuhan yang kompleks
kebutuhannya yang tidak jelas, mungkin diperlukan
pertemuan formal tim pengobatan, rapat kasus dan ronde
pasien. Pasien, keluarga diikut sertakan dalam proses
pengambilan keputusan, bila perlu. 17
Profesional
Pemberi Asuhan
DPJP
Perawat/
Bidan Apoteker

Psikologi Nurisionis
Klinis Dietisien

Terapis Teknisi Medis


Fisik Penata Anestesi

Profesional Pemberi Asuhan : Lainnya PPA


mereka yg secara langsung memberikan Tugas Mandiri,
asuhan kpd pasien, a.l. dokter, perawat, Tugas Kolaboratif,
bidan, ahli gizi, apoteker, psikolog klinis,
penata anestesi, terapis fisik dsb
KARS Dr.Nico Lumenta Tugas Delegatif
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Kolaborasi PPA REVIEW &
VERIFIKASI
melalui CPPT Instruksi PPA DPJP
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN Termasuk Pasca (Tulis Nama, beri
Profesional
Bedah Paraf, Tgl, Jam)
Tgl, Jam Pemberi
(Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis (Instruksi ditulis (DPJP harus
Asuhan
Nama, beri Paraf pada akhir catatan) dgn rinci dan membaca/merevi
jelas) ew seluruh
Rencana
Asuhan)
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam • Monitoring nyeri
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 tiap 30’
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m • Lapor DPJP
A : Nyeri akut arthritis gout • Kolaborasi
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4 pemberian anti
Paraf.. inlamasi &
analgesic

2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi *Lapor 2 jam lagi
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd skala nyeri
palpasi. *Foto Ro Lutut hari
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra ini bila nyeri
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. mereda/toleransi
Paraf … cukup

Dst….
Paraf
DPJP
Catatan/Notasi DPJP……+paraf DPJP 19
tiap lembar
Asuhan Pasien Terintegrasi
(Std AP 4 & PP 2)

I. Keterlibatan Pasien – Keluarga


II. DPJP sebagai Clinical Leader
III. PPA sbg Tim Interdisiplin
IV. Case Manager/Manajer Pelayanan Pasien
V. Integrated Clinical Pathway
VI. Integrated Discharge Planning
VII. Asuhan Gizi Terintegrasi
CASE MANAGER / MANAJER PELAYANAN PASIEN

DPJP
Perawat Apoteker
Clinical Leader :
• Kerangka pokok Fisio Ahli
asuhan terapis Pasien, Gizi
• Koordinasi Keluarga
• Kolaborasi
• Sintesis Radio Analis
• Interpretasi grafer
• Review
• Integrasi asuhan Lainnya

Yan Kes
/ RS Lain
Case
Yan Manager
Keuangan/
Billing Asuransi Dokter
Perusahaan/ Keluarga
Employer BPJS
Case Management Concept
• Penerapan PCC >
• Kolaborasi PPA >
Pembayar • Kendali mutu asuhan
• Kendali biaya asuhan
PPA • Kendali safety asuhan

• Asuhan sesuai kebutuhan


pasien
Sistem • Kesinambungan
Pendukung pelayanan
Keluarga,Teman, Pasien • Pasien memahami asuhan
Tetangga dsb
• QOL
• Kepuasan pasien
• Kemampuan pasien
mengambil keputusan >
• Keterlibatan &
MPP/ Case Mgr pemberdayaan >
• Kepatuhan >
• Kemandirian pasien
• Optimalisasi sistem
pendukung pasien
• Pemulangan aman
PP 2 dan AP 4 : Asuhan Pasien Terintegrasi
1. Regulasi dan Telusur
2. Asuhan Pasien diberikan oleh PPA, sebagai tim
3. DPJP sbg Clinical Leader, lih PP 2.1. EP 5
4. Pola IAR, perhatikan pd PP 2 :
1) EP 1 Rencana Asuhan dintegrasikan, R dari IAR
2) EP 2 Pemberian Asuhan dintegrasikan
5. EP 3 : Ada regulasi :
1) Notulen rapat Tim (terstruktur) masuk RM
2) Tentang komunikasi keseharian/rutin PPA (@ pd
seorang pasien), terutama untuk kasus yg rumit,
outcome tidak jelas/”sukar”, dan tentang
pencatatannya, a.l. tentang apa yang dicatat dari
segi bobot masalah, mencatatnya di CPPT..
23
*Standar PP.2.1 Asuhan kpd pasien direncanakan &tertulis di rekam medis
pasien.
Elemen Penilaian PP. 2.1
1. Asuhan untuk setiap pasien direncanakan oleh Dr penanggung jawab
pelayanan (DPJP), perawat dan pemberi yan kes lain dalam waktu 24 jam
sesudah pasien masuk rawat inap.
2. Rencana asuhan pasien hrs individual dan berdasarkan data asesmen awal
pasien.
3. Rencana asuhan dicatat dalam rekam medis dalam bentuk kemajuan terukur
pencapaian sasaran.
4. Kemajuan yg diantisipasi dicatat atau direvisi sesuai kebutuhan; berdasarkan
hasil asesmen ulang atas pasien oleh praktisi yan kes.
5. Rencana asuhan utk tiap pasien direview dan di verifikasi oleh DPJP dgn
mencatat kemajuannya. pada CPPT
6. Rencana asuhan disediakan. (lih.juga PP.2.3, Maksud dan Tujuan)
7. Asuhan yg diberikan kpd setiap pasien dicatat dalam rekam medis pasien
oleh pemberi yan.(lih.juga PAB.5.2, EP 1; PA.7.2, Maksud dan Tujuan, dan
PP.2.3, EP 1)

5. The care planned for each patient is reviewed and verified by the responsible
physician with a notation in the progress notes. 24
PP.2.1. : Substansi : R dari IAR, P dari SOAP, Plan
of Care. DPJP sbg Clinical Leader
1. Regulasi dan Telusur
2. P dari SOAP, Plan of Care : oleh semua PPA
terkait (individual), ada Sasaran terukur,
pencapaian kemajuan dapat diantisipasi
3. EP 5 : DPJP sbg Clinical Leader : mereview
dan memverifikasi ad 2 tsb, dan memberi
notasi di CPPT - bila perlu, dan memarafnya.
(EP 5 yg asli : The care planned for each
patient is reviewed and verified by the
responsible physician with a notation in the
progress notes  memberi notasi pada CPPT).

25
DPJP
Clinical Leader : Perawat/ Apoteker
• Kerangka pokok Bidan
asuhan
• Koordinasi Psikologi Pasien, Nutrisionis/
Klinis Dietisien
• Kolaborasi Keluarga
• Sintesis 24 jam
• Interpretasi Penata Terapis
• Review Anestesi Fisik
• Integrasi asuhan
Lainnya

Lainnya
1. PASIEN adalah Pusat Pelayanan, Pasien adalah bagian dari Tim
2. DPJP : sebagai Clinical Leader

3. NAKES PPA (Profesional Pemberi Asuhan), merupakan Tim


Interdisiplin, diposisikan di sekitar pasien, tugas mandiri, delegatif,
kolaboratif, kompetensi memadai, sama penting / setara pd kontribusi
profesinya
4. PPA  Integrasi Asuhan
DPJP
adalah Ketua Tim PPA / Interdisiplin / Klinis
Clinical Leader
 Masing-masing PPA memberikan asuhan melalui tugas mandiri,
delegatif dan kolaboratif dengan pola IAR.
 Fungsi DPJP sebagai Clinical Leader :
1. Merencanakan/mengarahkan kerangka pokok asuhan
2. Koordinasi asuhan pasien – individual PPA
3. Kolaborasi semua PPA terkait
4. Sintesis semua IAR terkait
5. Interpretasi asesmen
6. Review rencana semua PPA lainnya, buat catatan/notasi di
CPPT, sehingga terlaksana asuhan pasien terintegrasi serta
kontinuitas asuhannya memenuhi kebutuhan pasiennya.
7. Verifikasi telah melakukan review, paraf.
8. Komunikasi dengan Case Manager agar terjaga kontinuitas
pelayanan pasien memenuhi kebutuhan pasiennya

NB. Terkait Std AP 4, AP 4.1, PPDr.Nico


KARS 2, PP 2.1.
Lumenta
DPJP
Gambaran kegiatan Clinical Leader, sbg “motor” integrasi asuhan

1. Secara rutin saat visit pasien tiap pagi DPJP membaca


CPPT semua info (24 jam), dari semua PPA, terkait
asesmen, perkembangan pasien, pelaksanaan pelayanan,
juga dari form lain a.l. “Nurse’s note”, Form gizi, dll.
2. Melakukan review, interpretasi, sintesis dari rencana dan
pelaksanaannya POLA KEGIATAN DPJP SEHARI-HARI
Sebagai Clinical Leader
3. Menyusun skala prioritas (StdReview
CPPT : Kolom AP 4.1.)& Verifikasi DPJP
4.Memberi catatan / notasi (Std PP pd CPPT
2.1. EP 5) utk a.l.
perhatian, koreksi, arahan, instruksi dsb sebagai
wujud integrasi !!
5.Atau bila asuhan sudah sesuai dgn rencana &
sasaran, cukup memberi paraf (= verifikasi) pada
setiap lembar CPPT, beri paraf pd pojok kanan
bawah tiap lembar CPPT 28
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Kolaborasi PPA REVIEW &
VERIFIKASI
melalui CPPT Instruksi PPA DPJP
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN Termasuk Pasca (Tulis Nama, beri
Profesional
Bedah Paraf, Tgl, Jam)
Tgl, Jam Pemberi
(Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis (Instruksi ditulis (DPJP harus
Asuhan
Nama, beri Paraf pada akhir catatan) dgn rinci dan membaca/merevi
jelas) ew seluruh
Rencana
Asuhan)
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam • Monitoring nyeri
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 tiap 30’
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m • Lapor DPJP
A : Nyeri akut arthritis gout • Kolaborasi
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4 pemberian anti
Paraf.. inlamasi &
analgesic

2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi *Lapor 2 jam lagi
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd skala nyeri
palpasi. *Foto Ro Lutut hari
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra ini bila nyeri
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. mereda/toleransi
Paraf … cukup

Dst….
Paraf
DPJP
Catatan/Notasi DPJP……+paraf DPJP 29
tiap lembar
KARS, Nico A. Lumenta 30
*Standar PP.2.2 Mereka yg diizinkan memberikan
perintah/order menuliskan perintah ini dalam
rekam medis pasien di lokasi yg seragam.

Elemen Penilaian PP.2.2


1. Perintah harus tertulis bila diperlukan, dan mengikuti
kebijakan RS. (lih.juga MPO.4, EP 1)
2. Permintaan pem diagnostik imajing dan lab klinis harus
disertai indikasi klinis / rasional apabila memerlukan ekspertise.
3. Hanya mereka yg diizinkan boleh menuliskan perintah.
4. Perintah berada di lokasi tertentu yg seragam di rekam
medis pasien.

31
*Standar PP.2.2 M & T :
• Aktivitas asuhan pasien termasuk pemberian perintah
• Perintah ini harus mudah diakses untuk dapat dilaksanakan
tepat waktu.
• Penempatan perintah pada suatu lembar umum atau lokasi
yang seragam di rekam medis pasien membantu
terlaksananya perintah.
• Perintah tertulis membantu staf untuk mengerti
kekhususan perintah, kapan harus dilaksanakan dan siapa
yang harus melaksanakan.

32
*Standar PP.2.2 Mereka yg diizinkan memberikan
perintah/order menuliskan perintah ini dalam rekam
medis pasien di lokasi yg seragam.

Elemen Penilaian PP.2.2


1. Perintah harus tertulis bila diperlukan, dan mengikuti kebijakan
RS. (lih.juga MPO.4, EP 1)
2. Permintaan pem diagnostik imajing dan lab klinis harus disertai
indikasi klinis / rasional apabila memerlukan ekspertise.
3. Hanya mereka yg diizinkan boleh menuliskan perintah.
4. Perintah berada di lokasi tertentu yg seragam di rekam medis
pasien.

33
PP.2.2 : Perintah/order : PPA yg punya kewenangan memberikan
perintah, pencatatn pada lokasi yg seragam di RM.
1. Regulasi dan Telusur
2. PPA yg berwenang memberikan perintah
3. Perintah, bisa ditulis di P (dari SOAP)
4. Lokasi pada CPPT kolom Instruksi
5. Regulasi : perintah melalui proses komunikasi, SBAR,
pendokumentasiannya dg  “Tulbakon” (Tulis-baca-konfirmasi)
6. Regulasi : permintaan pem diagnostik imajing dan lab klinis
harus disertai indikasi klinis / rasional apabila memerlukan
ekspertise = hasil yg berupa uraian - analisis.

Contoh
 P (dari SOAP) berisi rencana : drain dicabut setelah 3 hari, drain dicabut bila cairan <
20 cc
 P berisi rencana sekaligus perintah : besok MRI, sore infus stop
 Instruksi : besok drain dicabut bila cairan <20cc, Sore px gula drh

34
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
REVIEW &
VERIFIKASI
DPJP
INSTRUKSI
(Tulis
PPA
HASIL ASESMEN Nama, beri
TERMASUK
PROFESI PENATALAKSANAAN PASIEN Paraf, Tgl,
PASCA
TGL - ONAL Jam)
BEDAH
JAM PEMBERI (Tulis dengan format SOAP/ADIME, (DPJP
(Instruksi
ASUHAN disertai Sasaran. Tulis Nama, beri harus
ditulis dgn
Paraf pada akhir catatan) membaca/
rinci dan
mereview
jelas)
seluruh
Rencana
Asuhan)
2/2/20 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam - Monitori
15 O : skala nyeri VAS : 7 ng nyeri
Jm TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m tiap 30’
8.00 A : Nyeri akut arthritis gout - Lapor
35
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn DPJP
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam - Monitoring
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 nyeri tiap
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m 30’
A : Nyeri akut arthritis gout - Lapor DPJP
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn - Kolaborasi
target VAS <4 pemberian
Paraf.. anti
inlamasi &
analgesic

2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi *Lapor 2 jam
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, lagi skala nyeri
skala NRS 7-8, hangat pd palpasi. *Foto Ro Lutut
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra hari ini bila
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X nyeri mereda
0,6 mg/hari. /toleransi cukup
Paraf …

Dst….
36
KARS, Nico A. Lumenta 37
*Standar PP.2.3 Prosedur yg dilaksanakan hrs
dicatat dlm rekam medis pasien.
Elemen Penilaian PP.2.3
1. Tindakan yg dilakukan harus dicantumkan dalam rekam
medis pasien.(lih.juga PP.2.1, EP 7)
2. Hasil tindakan yg dilakukan dicatat dalam rekam medis
pasien.

*Standar PP.2.4 Pasien & keluarga diberi tahu ttg


hasil asuhan dan pengobatan termasuk kejadian
tidak diharapkan.
Elemen Penilaian PP.2.4
1. Pasien & keluarga diberi informasi ttg hasil asuhan dan
pengobatan.(lih.juga HPK.2.1.1., EP 1)
2. Pasien & keluarga diberi informasi tentang hasil asuhan dan
pengobatan yg tidak diharapkan (lih.juga HPK.2.1.1, EP 2)
38
PP.2.3 : Prosedur yg dilaksanakan hrs dicatat dlm
rekam medis pasien.
1. Regulasi dan Lokasi pencatatan, Form
2. Tindakan yg dilakukan (rencana) harus
dicantumkan dalam RM pasien.
3. Hasil tindakan yg dilakukan dicatat dalam RM/ di
form.

PP.2.4 : Pemberian informasi kpd Pasien & keluarga


1. Regulasi dan Form Edukasi-Informasi
2. Informasi Hasil asuhan dan pengobatan.
3. Informasi tentang hasil asuhan dan pengobatan yg
tidak diharapkan/ KTD
4. Pedoman Pelaporan IKP, pedoman, bukti
pelaksanaan
39
(38 hal)
CONTOH FORMULIR KOMUNIKASI-EDUKASI HARIAN
Nama pasien No MR
Ruangan

Tgl Uraian Penjelasan/ Pemberi Pasien/Keluarga


jam Isi Komunikasi Penjelasan

Nama Paraf Nama Paraf

KARS, Nico A. Lumenta 41


 PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN PENYEDIAAN
PELAYANAN RISIKO TINGGI

*Standar PP.3 Kebijakan dan prosedur


mengarahkan asuhan pasien risiko tinggi dan
ketentuan pelayanan risiko tinggi.

Elemen Penilaian PP.3


1. Pimpinan RS telah mengidentifikasikan pasien risiko
tinggi dan pelayanan risiko tinggi. (HPK 1.5. EP 1)
2. Pimpinan RS menggunakan proses kerjasama untuk
mengembangkan kebijakan dan prosedur yg dapat
dilaksanakan.
3. Staf sudah dilatih dan menggunakan kebijakan & prosedur
untuk mengarahkan asuhan.

42
PP.3 : Pasien risiko tinggi dan Pelayanan risiko tinggi.
1. Pengembangan dgn proses kerjasama menyusun
Kebijakan dan Prosedur
2. Upaya mengidentifikasikan pasien risiko tinggi dan
pelayanan risiko tinggi, bukti dokumen
3. Pelatihan Staf utk penerapan kebijakan & prosedur.

PP.3.1 s/d/ 3.9 : Pasien ttt dan Pelayanan ttt yg berisiko


tinggi.
EP  2 bagian :
1. Kebijakan dan Prosedur  regulasi
2. Implementasinya
Konteks / Prinsip : Menekan / mengurangi risiko

43
Pelayanan Berisiko
Pasien Pelayanan
yang berisiko tinggi yang berisiko tinggi
1. Yan Kasus Emergensi
2. Yan Resusitasi
1. Yan Transfusi Darah /
3. Yan Pasien dgn
Produk Darah
Ventilator & Koma
2. Yan Penyakit Menular
4. Yan Penyakit Menular
3. Yan Dialisis
5. Yan Pasien Imunosupres
4. Yan Kemoterapi
6. Yan Dialisis
5. YanTerapi yg berisiko
7. Yan Pasien Restrained
tinggi lainnya
8. Yan Lansia–Anak–
Berisiko Kekerasan
9. Yan Kemoterapi
10.Yan Terapi lain yg
berisiko
Maksud dan Tujuan PP.3.
RS memberi pelayanan bagi berbagai variasi pasien
dengan berbagai variasi kebutuhan pelayanan kesehatan.
Beberapa pasien yang digolongkan risiko-tinggi karena
umur, kondisi, atau kebutuhan yang bersifat kritis.
Anak dan lanjut usia umumnya dimasukkan dalam
kelompok ini karena mereka sering tidak dapat
menyampaikan pendapatnya, tidak mengerti proses
asuhan dan tidak dapat ikut memberi keputusan tentang
asuhannya.
Demikian pula, pasien yang ketakutan, bingung atau koma
tidak mampu memahami proses asuhan bila asuhan harus
diberikan secara cepat dan efisien.
……..dst…..
45
Maksud dan Tujuan PP.3.1 s/d PP.3.9.
Kebijakan dan prosedur harus dibuat secara khusus untuk kelompok
pasien yang berisiko atau pelayanan yang berisiko tinggi, agar tepat
dan efektif dalam mengurangi risiko terkait. Sangatlah penting bahwa
kebijakan dan prosedur mengatur:
a. bagaimana perencanaan dibuat, termasuk identifikasi
perbedaan pasien dewasa & anak2 atau keadaan khusus lain.
b. dokumentasi yang diperlukan oleh pelayanan secara tim untuk
bekerja dan berkomunikasi secara efektif.
c. pertimbangan persetujuan khusus bila diperlukan.
d. persyaratan pemantauan pasien
e. kompetensi atau ketrampilan yang khusus dari staf yang terlibat
dalam proses asuhan.
f. ketersediaan dan penggunaan peralatan khusus.
Pedoman klinis dan clinical pathway seringkali berguna dalam
menyusun kebijakan dan prosedur dan dapat dimasukkan kedalamnya
46
*Standar PP.3.1 Kebijakan & prosedur mengarahkan yan kasus
emergensi
*Standar PP.3.2 –” – mengarahkan pemberian yan resusitasi di seluruh
unit RS.  “Code Blue”
*Standar PP.3.3 –” – mengarahkan penanganan, penggunaan, dan
pemberian darah dan produk darah.
*Standar PP.3.4 –” – mengarahkan asuhan pasien yg menggunakan
peralatan bantu hidup dasar atau yang koma.
*Standar PP.3.5 –” – mengarahkan asuhan pasien dgn penyakit menular
dan mereka yg daya tahannya diturunkan (immune-supressed)
*Standar PP.3.6 –” – mengarahkan asuhan pasien dialisis (cuci darah)
*Standar PP.3.7 –” – mengarahkan penggunaan alat penghalang (restraint)
& asuhan pasien yg diberi penghalang
*Standar PP.3.8 –” – mengarahkan asuhan pasien usia lanjut, mereka yg
cacat, anak-anak dan mereka yg berisiko disiksa. (HPK 1.5. EP 2)
*Standar PP.3.9 –” – mengarahkan asuhan pada pasien yg mendapat
kemoterapi atau terapi lain yg berisiko tinggi. 47
Elemen Penilaian PP.3.1
1. Asuhan pasien GD diarahkan oleh kebijakan & prosedur yg sesuai.
2. Pasien menerima asuhan yg konsisten dengan kebijakan & prosedur.
Elemen Penilaian PP.3.2
1. Penggunaan tata laksana yan resusitasi yg seragam diseluruh RS
diarahkan oleh kebijakan & prosedur yg sesuai.
2. Resusitasi diberikan sesuai dengan kebijakan & prosedur.
Elemen Penilaian PP.3.3
1. Penanganan, penggunaan, dan pemberian darah dan produk darah
diarahkan oleh kebijakan & prosedur yg sesuai.
2. Darah dan produk darah diberikan sesuai kebijakan & prosedur.
Elemen Penilaian PP.3.4
1. Asuhan pasien koma diarahkan oleh kebijakan & prosedur yg sesuai.
2. Asuhan pasien dengan alat bantu hidup diarahkan oleh kebijakan &
prosedur yg sesuai.
3. Pasien koma & yg dgn alat bantu hidup menerima asuhan sesuai
kebijakan & prosedur.
48
Kebijakan & Prosedur, Telusur
PP.3.1 : Asuhan GD di ranap, di IGD terkait juga APK 1.1.1:
1. Implementasi
PP.3.2 : Pelayanan Resusitasi
1. Implementasi, “golden time” respons cepat
2. Sistem Code blue
3. Pelayanan resusitasi terdiri dari dua aspek: medical
resuscitation and surgical resuscitation .
PP.3.3 : Pemberian Darah & Produk darah
1. Implementasi
2. Risiko : ketidakcocokan darah, infeksi
PP.3.4 : Pasien dgn Ventilator, Koma
1. Implementasi
2. Risiko infeksi VAP, penggantian ETT
3. Koma, risiko dekubitus dsb
PP.3.5 : Pasien dgn penyakit menular dan imunosupres
1. Implementasi
2. Risiko penularan airborne
3. Risiko terkena infeksi 49
50
51
52
Elemen Penilaian 3.5
1. Asuhan pasien dgn penyakit menular diarahkan oleh kebijakan &
prosedur yg sesuai.
2. Asuhan pasien immuno-suppressed diarahkan oleh kebijakan &
prosedur yg sesuai.
3. Pasien immuno-suppressed dan pasien dengan penyakit menular
menerima asuhan sesuai kebijakan & prosedur.
Elemen Penilaian PP.3.6
1. Asuhan pasien dialisis diarahkan oleh kebijakan & prosedur yg
sesuai.
2. Pasien dialisis menerima yan sesuai kebijakan & prosedur.
Elemen Penilaian PP.3.7
1. Penggunaan peralatan penghalang (restraint) diarahkan oleh
kebijakan & prosedur yg sesuai.
2. Pasien dengan peralatan penghalang menerima asuhan sesuai
kebijakan & prosedur.
53
Elemen Penilaian PP.3.8
1. Asuhan pasien yg lemah, lanjut usia dengan ketergantungan
bantuan diarahkan oleh kebijakan & prosedur yg sesuai.
2. Pasien yg lemah, lanjut usia yg tidak mandiri menerima asuhan
sesuai kebijakan & prosedur.
3. Asuhan pasien anak dan anak dengan ketergantungan bantuan
diarahkan oleh kebijakan & prosedur yg sesuai.
4. Anak-anak dan anak dengan ketergantungan bantuan menerima
asuhan sesuai kebijakan & prosedur.
5. Populasi pasien dengan risiko kekerasan harus diidentifikasi dan
asuhannya diarahkan oleh kebijakan & prosedur yg sesuai.
6. Populasi pasien yg teridentifikasi dengan risiko kekerasan
menerima asuhan sesuai kebijakan & prosedur.
Elemen Penilaian PP.3.9
1. Yan pasien yg mendapat kemoterapi atau obat risiko tinggi lain
diarahkan oleh kebijakan & prosedur yg sesuai.
2. Pasien yg mendapat kemoterapi atau pengobatan risiko tinggi lain
menerima yan sesuai kebijakan & prosedur. 54
Kebijakan & Prosedur, Telusur
PP.3.6 : Dialisis
1. Implementasi
2. Risiko infeksi, skrining infeksi
3. Risiko bila alat reused
PP.3.7 : Restrain
1. Implementasi
2. Informed consent
3. Monitor risiko : al. sirkulasi, destruksi kulit, fraktur
PP.3.8. : Pasien Lansia, Anak, Risiko kekerasan
1. Implementasi Lansia dan Anak
2. Risiko : tidak mengerti, tidak dapat mengikuti/terlibat
asuhan
3. Implementasi utk yang berisiko kekerasan
4. Pengurangan risiko : Seleksi pengunjung ID, CCTV,
area restricted, dsb
PP.3.9 : Kemoterapi & Terapi dgn obat risiko tinggi lain
1. Implementasi
2. Obat risiko tinggi lain 55
56
MAKANAN DAN TERAPI NUTRISI  14 EP  skor 140
*Standar PP.4 Pilihan berbagai variasi makanan yg sesuai
dengan status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan
klinisnya tersedia secara reguler. Pelayanan Gizi yang regular
Elemen Penilaian PP.4  Proses dimulai dari pasien
1. Makanan atau nurtisi yg sesuai untuk pasien, tersedia secara
reguler
2. Seblm memberi makan pasien, semua pasien Rawat Inap
telah memesan makanan & dicatat
3. Pesanan didasarkan atas status gizi dan kebutuhan pasien
4. Ada brmacam variasi pilihan (siklus) makanan bg pasien
konsisten dgn kondisi & yan nya
5. Bila keluarga menyediakan makanan, mereka diberikan
edukasi tentang pembatasan diet pasien
57
Area Instalasi Gizi

Proses
Penerimaan Penyimpanan
Menyiapkan Distribusi
Bahan Kering-Basah
makanan

Pasien (Skrining Proses


Penetapan
Baru/ Risiko Pemesanan Penyajian
Nutrisional) Diit
Lama (Periodisasi)

Ruangan Pasien Edukasi

KARS, Nico A. Lumenta 58


PP.4 : Pelayanan gizi reguler.
1. Pelayanan seputar gizi, ada di PP 4, 4.1, 5 dan AP 1.6
EP 1 s/d 3 : terdapat total 17 EP. Penting karena pasien
terekspose 5 X ke makanan (3 meal dan 2 snack),
dikalikan jumlah pasien dalam sehari, s/d dalam
setahun.
2. Regulasi Pelayanan Gizi Regular : Makanan Biasa dan
Makanan Diit. Buat SK dgn konsiderans mencakup PP
4.1. EP 5.
3. Proses : Pasien baru / Pasien lama berubah kondisi
(berubah diit)  DPJP menentukan order/penetapan
diet berdasarkan status gizi  proses order / proses
pemesanan ada periodisasi (makan pagi, siang,
malam)  produksi  distribusi  penyajian ke
pasien
4. Variasi pilihan (siklus) makanan
5. Edukasi gizi secara umum
6. Regulasi ttg bila keluarga menyediakan makanan 59
*Standar PP.4.1 Penyiapan makanan, penanganan,
penyimpanan dan distribusinya, aman & memenuhi UU,
peraturan & praktek terkini yg berlaku.
Elemen Penilaian PP.4.1
1.Makanan disiapkan dgn cara mengurangi risiko
kontaminasi & pembusukan
2.Makanan disimpan dgn cara mengurangi risiko
kontaminasi dan pembusukan
3.Produk nutrisi enteral disimpan sesuai rekomendasi
pabrik
4.Distribusi makanan secara tepat waktu, dan memenuhi
permintaan khusus
5.Praktek penanganan memenuhi peraturan dan
perundangan yg berlaku
60
PP.4.1 : Proses penerimaan bahan s/d penyajian
Proses dgn mengurangi risiko kontaminasi dan
pembusukan :
1. Penerimaan bahan makanan kering – basah,
pembersihan, pengukuran suhu, log/catatan periodik
2. Penyimpanan, termasuk produk nutrisi enteral / susu
3. Produksi, perhatikan harus suhu ruangan, tidak panas,
kontaminasi keringat.
4. Distribusi
5. Penjamah : al. “APD” kepala-badan-kaki, kebersihan
kuku, dsb
6. Kebersihan dan Pembersihan ruangan2.
(Untuk memperoleh gambaran derajat kualitas yg tinggi, contoh
telusur ke ACS (Aero Catering Service) karena dikontrak oleh
suatu RS, kesimpulan kebersihan hampir/mirip seperti OK :
pakai “APD” kepala-badan-alas kaki, lantai vinyl antikuman)
61
*Standar PP.5
Pasien yg berisiko nutrisi mendapat terapi gizi
Asuhan Gizi Terintegrasi
Elemen Penilaian PP.5
1. Pasien yg pada asesmen berada pada risiko nutrisi,
mendapat terapi gizi.
2. Suatu proses kerjasama dipakai untuk merencanakan,
memberikan dan memonitor terapi gizi.(lih.juga PP.2,
Maksud dan Tujuan)  “Susun bersama” Asesmen Gizi
Lanjutan  ttd bersama !
3. Respon pasien terhadap terapi gizi dimonitor. (lih.juga
AP.2, EP 1)
4. Respon pasien terhadap terapi gizi dicatat dalam
rekam medisnya (lih.juga MKI.19.1, EP 5)
62
*Standar AP.1.6 Pasien di skrining untuk status gizi dan
kebutuhan fungsional serta dikonsul untuk asesmen lebih
lanjut & pengobatan apabila dibutuhkan.
Elemen Penilaian 1.6
1. Staf yg kompeten (qualified) mengembangkan kriteria utk
mengidentifikasi pasien yg memerlukan asesmen
nutrisional lebih lanjut.
2. Pasien diskrining utk risiko nutrisional sebagai bagian dari
asesmen awal.
3. Pasien dgn risiko masalah nutrisional menurut kriteria
akan mendpt asesmen gizi.

63
PP.5 : Terapi gizi pada pasien yg berisiko nutrisional.
Terkait AP 1.6 EP 1 s/d 3
1. Regulasi dan form, Asuhan gizi terintegrasi
2. Skrining pasien berisiko nutrisional  AP 1.6.
3. Pasien berisiko nutrisional mendapat terapi gizi.
4. Asuhan gizi terintegrasi (dgn IAR): merencanakan,
memberikan dan memonitor terapi gizi.
5. Pendokumentasian pada Form, agar ttd bersama,
minimal DPJP dan Diitsien

64
 PENGELOLAAN RASA NYERI
*Standar PP.6 Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa
nyeri secara efekif.

Elemen Penilaian PP.6


1. Berdasarkan lingkup yan yg diberikan, RS mempunyai prosedur
untuk identifikasi pasien yg kesakitan. (lih.juga AP.1.7, EP 1 dan
AP.1.8.2, EP 1)
2. Pasien yg kesakitan mendapat asuhan sesuai pedoman
pengelolaan nyeri.
3. Berdasarkan lingkup yan yg diberikan, RS menjalankan proses
untuk berkomunikasi dan mendidik pasien & keluarga ttg rasa
sakit. (lih.juga PPK.4, EP 4)
4. Berdasarkan lingkup yan yg diberikan, RS menjalankan proses
mendidik staf tentang rasa sakit.(lih.juga KPS.3, EP 1)
65
*Standar AP.1.7 Semua pasien Ranap dan Rajal di skrining
untuk rasa sakit dan dilakukan asesmen apabila ada rasa
nyeri.
Elemen Penilaian 1.7
1. Pasien di skrining untuk rasa sakit. (lih.juga PP.6, EP 1)
2. Apabila diidentifikasi ada rasa sakit pada asesmen awal,
pasien dirujuk atau RS melakukan asesmen lebih
mendalam, sesuai dengan umur pasien dan pengukuran
intensitas dan kualitas nyeri seperti karakter,
kekerapan/frekuensi, lokasi dan lamanya.
3. Asesmen dicatat sedmk shg memfasilitasi asesmen
ulangan yg teratur dan tindak lanjut sesuai kriteria yg
dikembangkan oleh RS dan kebutuhan pasien
66
PP 6 dan AP 1.7. : Asesmen Awal skrining Nyeri
dan pengelolaan nyeri
1. Konteks : “Pasien berhak utk tidak nyeri”.
“Nyeri adalah simtom yg setiap saat bisa
masuk kondisi bahaya/meninggal”
2. Regulasi, Pedoman, Form
3. Pasien di skrining untuk rasa sakit.
4. Aesesmen utk : PQRST : P=Provokasi,
Q=kualitas, R=Radiation-Penjalaran,
S=Severity-skor, Time=frekuensi
5. Asesmen ulang/lanjutan dan tindak lanjut
6. Pada pedoman diuraikan ttg pendidikan pasien
7. Bukti pendidikan staf
67
 PELAYANAN PADA TAHAP TERMINAL (AKHIR HIDUP)

*Standar PP.7 RS memberi pelayanan akhir


kehidupan.

Elemen Penilaian PP.7


1. Semua staf hrs diupayakan mmahami kebutuhan pasien
yg unik pada akhir kehidupan.
2. Asuhan akhir kehidupan oleh RS mengemukakan
kebutuhan pasien yg akan meninggal, sedikitnya termasuk
elemen a) s/d e) tersebut diatas.
3. Kualitas asuhan akhir kehidupan dievaluasi oleh staf dan
keluarga pasien.

68
*Standar PP 7 M&T

Asuhan akhir kehidupan yang diberikan rumah sakit termasuk :


a) pemberian pengobatan yang sesuai dengan gejala dan keinginan
pasien dan keluarga;
b) menyampaikan isu yang sensitif seperti autopsi dan donasi
organ;
c) menghormati nilai yang dianut pasien, agama dan preferensi
budaya;
d) mengikutsertakan pasien dan keluarganya dalam semua aspek
pelayanan;
e) memberi respon pada masalah-masalah psikologis, emosional,
spiritual dan budaya dari pasien dan keluarganya.

69
*Standar AP.1.9 Kpd pasien yg akan meninggal dan
keluarganya, dilakukan asesmen dan asesmen ulang
sesuai kebutuhan individual mereka

Elemen Penilaian 1.9


1. Pasien yg akan meninggal dan keluarganya dilakukan
asesmen dan asesmen ulang untuk elemen a s/d i
dalam Maksud & Tujuan sesuai kebutuhan mrk yg
diidentifikasi.
2. Temuan dalam asesmen mengarahkan pelayanan yg
diberikan (lih. juga AP.2, EP 2)
3. Temuan dlm asesmen didokumentasikan dalam rekam
medis pasien
70
*Standar AP.1.9 M&T
Asesmen dan asesmen ulang, sesuai kondisi pasien, harus mengevaluasi :
a. Gejala seperti mau muntah dari kesulitan pernapasan
b. Faktor-faktor yang meningkatkan dan membangkitkan gejala fisik
c. Manajemen gejala saat ini dan hasil respon pasien
d. Orientasi spritual pasien dan keluarga dan kalau perlu keterlibatan
kelompok agama
e. Urusan dan kebutuhan spiritual pasien dan keluarga, seperti putus
asa, penderitaan, rasa bersalah atau pengampunan
f. Status psikososial pasien dan keluarga seperti hubungan keluarga,
lingkungan rumah yang memadai apabila diperlukan perawatan di
rumah, cara mengatasi dan reaksi pasien dan keluarga atas
penyakit pasien
g. Kebutuhan dukungan atau kelonggaran pelayanan (respite
services) bagi pasien, keluarga dan pemberi pelayanan lain
h. Kebutuhan akan alternatif atau tingkat pelayanan lain
i. Faktor risiko bagi yang ditinggalkan dalam hal cara mengatasi dan
potensi reaksi patologis atas kesedihan.
71
*Standar PP.7.1 Asuhan pasien dalam proses kematian
harus meningkatkan kenyamanan dan kehormatannya.

Elemen Penilaian PP.7.1


1. Intervensi dilakukan utk mengatasi rasa nyeri dan gejala primer
atau sekunder (lih.jugta HPK.2.4, EP 1)
2. Gejala dan komplikasi dicegah sejauh yg dapat diupayakan
(lih.juga AP.2, EP 2)
3. Intervensi dalam masalah psikososial, emosional dan
kebutuhan spritual pasien dan keluarga dalam hal kematian
dan kesedihan
4. Intervensi dalam masalah agama & budaya pasien dan keluarga
5. Pasien dan keluarga dilibatkan dalam mengambil keputusan
terhadap asuhan (lih.juga HPK.2, EP 1 dan HPK.2.1, EP 4)

(BAB 4. PP) (22 STANDAR 74 ELEMEN PENILAIAN)


72
PP 7 & 7.1. dan AP 1.9. : Pasien Terminal/End of Life
1. DPJP mengarah bhw %ase harapan kecil
2. Perhatikan PP 7 EP 1 : SEMUA STAF agar paham
3. Asesmen Awal bersama Keluarga : IAR
4. Asesmen Ulang idem
5. Regulasi dan asesmen sesuai a s/d i di Maksud &
Tujuan AP 1.9.
6. Juga sesuai a s/d e pd PP 7, dan EP pd PP 7.1.
7. Perhatikan elemen a s/d i pd AP 1.9. : maka
asesmen lebih ke aspek I (informasi) dan A
(analisis informasi)
8. Sedangkan elemen a s/d e pd PP.7. dan EP pd 7.1
mk asesmen lebih ke aspek R (rencana asuhan)
9. Regulasi dan tempat pencatatan, dapat memakai
form tersendiri  masuk dalam AP 1.8. 73
Terima kasih
atas perhatiannya

PP Dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes


KARS

Anda mungkin juga menyukai