F1 :
a. WHO menyatakan 22 negara dengan beban TBC tertinggi di dunia 50% nya berasal
dari negara-negara Afrika dan Asia serta Amerika (Brazil). Hampir semua negara
ASEAN masuk dalam kategori 22 negara tersebut kecuali Malaysia dan Singapura.
Dari seluruh kasus di dunia, India menyumbang 30%, China 15%, Indonesia 10%
(Widoyono, 2011).
b. TBC paru masih menjadi masalah kesehatan global. WHO tahun 2017 melaporkan
terdapat 1,3 juta kematian yang diakibatkan TBC paru dan terdapat 300.000
kematian diakibatkan TBC paru dengan HIV. Indonesia merupakan negara dengan
peringkat ketiga setelah India dan Cina dalam kasus TBC paru, ditunjukkan dari dua
per tiga jumlah kasus TBC di dunia diduduki delapan negara, diantaranya India 27%,
Cina 9%, Indonesia 8%, Filipina 6%, Pakistan 5%, Nigeria dan Bangladesh masing-
masing 4% dan Afrika Selatan 3%. Prevalensi TBC paru di Indonesia terbagi menjadi
tiga wilayah, diantaranya Sumatera 33%, Jawa dan Bali 23%, dan Indonesia bagian
timur 44% .
c. Indonesia menempati peringkat kedua Negara dengan beban TB tertinggi di dunia.
WHO pada tahun 2013 menyatakan terdapat 2,9 juta kasus TB pada tahun 2012
dengan jumlah kematian karena TB mencapai 410.000 kasus termasuk di antaranya
adalah 160.000 orang wanita dengan HIV positif (Kemenkes RI, 2014). Jumlah kasus
baru TB Paru BTA positif di Indonesia pada tahun 2013 diketahui jumlahnya adalah
196.310 kasus baru dengan tiga provinsi terbanyak yaitu Jawa Barat (33.460), Jawa
Tengah (20.446) dan Jawa Timur (23.703), (Kemenkes RI, 2014). Pada tahun 2014
Jawa Timur (22.244) menjadi tertinggi ke dua setelah Jawa Barat (31,469) kasus
(Dinkes Surabaya, 2015).
d. Jumlah kasus TB Paru di Kabupaten Klaten dari hasil studi pendahuluan yang telah
dilakukan pada bulan Maret 2018, data yang didapatkan dari Dinkes Klaten kasus TB
Paru di Kabupaten Klaten tiap tahunnya mengalami kenaikan. Pada tahun 2014
terdapat 549 kasus, lalu tahun 2015 meningkat menjadi 670 kasus dan terus
mengalami kenaikan meningkat sampai di tahun 2017 dengan kasus sebesar 964
kasus.5 Berdasarkan hasil studi pendahuluan, diketahui dari 32 puskesmas yang
tersebar di Kabupaten Klaten, terdapat tiga wilayah kerja Puskesmas dengan kasus
TB Paru tertinggi diantaranya Puskesmas Manisrenggo dengan 23 kasus TB Paru,
Puskesmas Wedi dengan 18 kasus, dan Puskesmas Jogonalan dengan 16 kasus
pada tahun 2017.
F2 :
KEASLIAN PENULISAN
JUDUL KARYA
NO ILMIAH DAN PENULIS VARIABEL JENIS HASIL
PENELITIAN
1 Pengaruh pendidikan Prinsip upaya Explanative survey Nilai rata-rata upaya
kesehatan terhadap pencegahan TB pencegahan penularan
upaya pencegahan Paru pengetahuan, tuberkulosis paru
penularan tuberkulosis sikap, dan perilaku sebelum mengikuti
paru di wilayah kerja dari penderita TB pendidikan kesehatan
puskesmas muara Paru, Pengaruh di dapat responden
kumpeh (Ahmad S, Pendidikan yang memiliki upaya
Vevi Suryenti, Giat W, Kesehatan Terhadap pencegahan yang
2016) Upaya Pencegahan kurang dengan rata –
Penularan TB Paru, rata 27.48 dengan
standar deviasi 2.482.
Nilai rata-rata upaya
pencegahan penularan
tuberkulosis paru
setelah mengikuti
pendidikan kesehatan
responden mengalami
peningkatan Upaya
pencegahan
pencegahan penularan
tuberkulosis paru
dengan rata – rata
37.90 dan dengan
standar deviasi 2.211.
2 Potensi Penularan Penularan TBC paru Analytic correlation Dari 70 responden
Tuberculosis Paru pada berhubungan anggota keluarga
Anggota Keluarga dengan kondisi penderita TBC paru
Penderita (Tri Dewi dan rumah, Observasi, BTA positif ditemukan 5
Rana Hamidah, 2020) Pengamatan gejala orang terduga TBC
klinis yang muncul, paru yang 100% tinggal
Pencegahan yang di satu rumah dengan
lakukan. penderita, namun
diantara 5 orang
terduga TBC paru
tersebut tidak
didapatkan kasus baru
TBC paru. Pengelolaan
penderita dengan baik
akan menjaga setiap
anggota keluarga dari
risiko tertular walaupun
sebenarnya risiko itu
sangat memungkinkan
terjadi
3 Gambaran Perilaku Distribusi Frekuensi Analitic deskriptif Dari hasil penelitian
Penderita Tb Paru Variabel Penelitian, penderita TB Paru
Dalam belum meningkatkan
Pencegahan Penularan kesadaran
Tb Paru Di Kabupaten untuk mengubah gaya
Klaten (Hertian Ilham hidupnya
Hutama, Emmy Riyanti menjadi lebih sehat dan
dan Aditya penderita
Kusumawati, 2019) diharapkan dapat
menjaga dan
menerapkan perilaku
hidup bersih
dan sehat di lingkungan
sekitarnya
untuk mencegah
penularan, penyakit TB
Paru. Penderita TB
Paru juga diharapkan
dapat
konsisten dalam
menjalani proses
pengobatan agar
penderita TB
Paru dapat sembuh
total.
TUJUAN PENELITIAN :
a. Manfaat teoritis
Hasil penelitian dapat mengurangi potensi penularan Tuberkulosisi Paru
b. Manfaat praktis
- Mengurangi beban penderita TB Paru
- Mengetahui kondisi penduduk di Kabupaten Klaten yang menderita
JUDUL PENELITIAN :
DAFTAR PUSTAKA