ALDI PRASETYO
NIM. 19.02.01.2900
PENDAHULUAN
dengan keluhan nyeri yangan sangat menggangu. Masalah kesehatan yang sering
kita temukan pada lansia ialah gangguan pada sistem muskuloskeletal, salah
Reumathoud arthritis 20% dari penduduk dunia yang telah terserang Reumathoud
arthritis, dimana 5-10% berusia 5-20 tahun, sedangkan tahun 2012 meningkat
dan gangguan pada persendian. Itu berarti, setiap enam orang di dunia satu
tahun 2012 sebanyak kurang lebih 7 milyar jiwa. Diperkirakan angka ini terus
meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan mengalami
1
2
Serikat.
2013, yaitu terdapat 30,3% penderita pada tahun 2007, dan mengalami penurunan
pada tahun 2013 yaitu menjadi 24,7 %. Sedangkan data Reumathoid arthritis di
sendi/ Reumathoid arthritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak
diderita lansia yaitu sebanyak 113.045 lansia yang menderita penyakit sendi/
kelompok umur 54-64 tahun . sebanyak 15,55%, dan kelompok umur 65-74 tahun
inflamasi sistemik kronik dan progresif, dimana sendi merupakan target utama.
dibandingkan dengan laki-laki dengan rasio 3:1 dan dapat terjadi pada semua
Desa Weduni pada tanggal 8 februari 2023 didapatkan data Reumathoid arthritis
di Desa Weduni sebanyak 50 kasus, dari beberapa warga mengatakan bahwa nyeri
pada pagi hari selepas bangun tidur untuk mengurangi nyeri dilakukan pemijatan
pada bagian tubuh yang sakit. Hasil wawancara terkait manfaat kompres cengkeh
atau menghilangkan rasa sakit dan tidak nyaman. Secara umum manajemen nyeri
arthritis rheumatoid ada dua yaitu manajemen farmakologi dan manejemen non
hangat untuk mengurangi nyeri pada arthritis rheumatoid dapat dilakukan oleh
perawat secara mandiri tanpa adanya kolaborasi dengan tim medis lainnya,
( Purba, 2020).
Salah satu non-farmalogi yang dapat dilakukan secara mandiri yaitu dengan
Mekanisme metode ini sama dengan metode terapi pijat yang menggunakan
terapi gate kontrol. Kompres hangat adalah tindakan yang dilakukan dengna
yang ditempel pada bagian tertentu, atau menggunakan alat seperti botol
yang diisi air yang Kopmres hangat pemberian sensasi hangat keada pasien
untuk mnegurangi rasa nyeri dengan cairan yang hangat yan memiliki
officinale) dan serai (cymbogon nardus) terhadap skala nyeri rheumatoid arthritis
Studi ini menunjukkan perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah intervensi.
Hal ini berarti bahwa pemberian kompres hangat yang mengandung jahe dan serai
sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya nyeri sendi rheumatoid
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan informasi bagi
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan di uraikan beberapa konsep yang mendasari penelitian
yaitu konsep rheumatoid athritis, konsep nyeri, kompres hangat, cengkeh dan
kerangka konsep.
inflamasi sistemik kronik dan progresif, dimana sendi merupakan target utama.
dengan rasio 3:1 dan dapat terjadi pada semua kelompok umur ( Suarjana, 2015).
menyerang fleksibel (sinovial) sendi. Proses ini melibatkan suatu respon inflamasi
7
8
Pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
Pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
Pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
Pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
secara pasti belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang menyebabkan
a. Faktor Genetik
b. Faktor Infeksi
terjadi secara mendadak dan timbul sebagai gambaran inflasi yang menolak.
9
Hingga kini belum berhasil dilakukan isolasi. Suatu mikroorganisme dari jaringan
dan virus.
sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskuler, eksudat fibrin dan infiltrasi
sendi artikular kartilago dari sendi, pada persendian ini granulasi membentuk
pansus, atau penutup yang menutupi kartilago, pannus sub chondria jaringan
sendi, bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
kerusakan kartilago tulang menyebabkan tendon dan ligamen menjadi lemah dan
bisa menimbulkan sublokasi atau dislokasi pada persendian, invasi dari tulang
mediator kimiawi seperti kinin dan prostaglandin. Kinin dan mediator kimiawi
kelelahan, nyeri sendi dan kekauan. Gejala lainnya yang mungkin dirasakan
seperti flu dengan perasaan sakit, nyeri otot dan kehilangan nafsu makan. Gejala
minggu, yaitu :
a. Kekakuan sekitar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi hari.
c. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi –sendi tangan. Biasanya
d. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri
pada sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi
pergelangan tangan.
e. Faktor Rheumatoid
h. Anti-RA33
(7) Penatalaksanaan
kerusakan sendi, mencegah hilangnya fungsi sendi, mengurangi nyeri pada sendi,
mencapai remisi secepat mungkin pada sendi yang terserang arthritis rheuamatoid
dirujuk dalam 3 bulan sejak timbulnya gejala untuk konfirmasi diagnosis dan
(Suarjana, 2015).
1) Terapi non-Farmakologik
Rheumatoid yaitu:
a. Terapi puasa, suplementasi asam lemak esensial, terapi spa dan latihan
b. Pemberian suplemen minyak ikan (cod liver oil) bisa digunakan sebagai
d. Pembedahan dilakukan jika berbagai cara pengobatan telah dilakukan dan tidak
berhasil serta terdapat alasan yang cukup kuat, dapat dilakukan pengobatan
pembedahan.
2) Terapi Farmakologik
sodium diklofenak.
13
b. Glukokortikoid
d. Analgetik
Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP) nyeri
akan menyebabkan kerusakan jaringan baik secara aktual maupun potensial. Nyeri
dapat menjadi sangat mengganggu jika menyerang di saat-saat yang tidak tepat
(Setiyohadi ,2015).
nyeri beragam dan tidak bisa disamakan dengan satu dengan yang lainnya,
berhubungan dengan adanya suatu kerusakan atau faktor lain, sehingga individu
a. Nyeri akut
Nyeri yang timbul secara mendadak dalam waktu yang singkat dan berakhir
b. Nyeri kronis
Nyeri yang sifatnya menetap dan dirasakan lebih dari 6 bulan walaupun
a. Nyeri nosiseptif
delta dan serabut –c) oleh rangsangan mekanik, termal atau kemikal.
b. Nyeri somatic
Nyeri yang timbul pada organ non viseral, misal nyeri pasca bedah, nyeri
c. Nyeri visceral
Nyeri yang berasal dari organ visceral, biasanya akibat distensi organ yang
d. Nyeri neuropatik
e. Nyeri psikogenik
Nyeri yang tidak memenuhi kriteria nyeri somatic dan nyeri neuropatik
2) Etiologi Nyeri
3) Fisiologi Nyeri
cedera pada struktur permukaan atau dalam yang disertai kerusakan jaringan
histamine. Kondisi ini menimbulkan eksitasi pada ujung saraf sensorik, yang
saraf tepi dengan jalur serat delta A yang berkonduksi cepat dan bermielin tinggi
dan serat-C yang berkonduksi lambat dan tidak bermielin (keduanya adalah
dalam traktus nervus asendens yang menuju ke batang otak dan medulla
kemudian ke thalamus, tempat persepsi kognitif dan emosi impuls terjadi (Martin
Menurut Virgo (2019) Faktor – faktor yang mempengaruhi rasa nyeri dapat
a. Usia
kesulitan untuk memahami dan mengekspresikan nyeri, pada lansia mereka lebih
sering untuk tidak melaporkan rasa nyeri karena persepsi nyeri yang harus mereka
terima, menyangkal merasakan nyeri karena takut akan konsekuensi atau tindakan
medis yang dilakukan dan takut akan penyakit dari rasa nyeri itu.
b. Jenis kelamin
c. Kebudayaan
sesuatu yang wajar namun ada kebudayaan yang mengajarkan untuk menutup
d. Makna nyeri
e. Perhatian
menurun.
f. Ansietas
ansietas
g. Keletihan
koping.
h. Pengalaman nyeri
Seseorang dengan pengalaman nyeri akan lebih terbentuk koping yang baik
mengganggu koping.
i. Gaya koping
fisiologi dan psikologi. Gaya koping ini berhubungan dengan pengalaman nyeri.
nyeri.
pasien mendapatkan kata yang tepat dalam mendeskripsikan rasa nyeri, bingung,
(Setiyohadi, 2015) .
skala nyeri yang sering digunakan yaitu Numeric Rating Scale) dan Wong-Baker
nyeri dimana pasien diminta untuk memberikan angka 1 sampai 10.Pasien diberi
penjelasan yang menyatakan bahwa angka nol diartikan sebagai tidak ada nyeri
dan angka 10 diartikan sebagai rasa nyeri hebat dan tidak tertahankan.( Mc.
4. 7-10 :nyeri sangat hebat, sangat mengganggu dan tidak dapat ditahan.
19
Skala ini terdiri atas enam wajah dengan profil kartun yang menggambarkan
wajah yang sedang tersenyum untuk menandakan tidak ada rasa nyeri kemudia
2. Q : (quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau tersayat
6) Penatalaksanaan Nyeri
serangan rasa nyeri. Penatalaksanaan nyeri yang efektif bagi lansia terdiri dari
1. Pendekatan Farmakologik
bila obat yang diberikan pada tahap awal tidak efektif). WHO menganjurkan tiga
a. Langkah 1 digunakan untuk nyeri ringan dan sedang dengan obat golongan
non-opioid seperti aspirin, asetaminofen atau AINS. Ini diberikan tanpa obat
tambahan lain.
b. Jika nyeri masih menetap atau meningkat, langkah 2 ditambah dengan opioid,
seperti morfin sulfat, metadon dan kodein. Untuk non- opioid diberikan dengan
c. Jika nyeri terus menerus atau intensif, langkah 3 meningkatkan dosis potensi
opioid atau dosisnya sementara dilanjutkan non-opioid dan obat tambahan lain.
rasanyeri ringan dan sedikit terjadi efek samping. Adapun pendekatan secara
penanganan rasa nyeri. berikan rasa hangat pada klien dengan menggunakan
cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
21
(eksudat), memberikan rasa nyaman atau hangat dan tenang. Pemberian kompres
panas dilakukan pada klien dengan perut kembung, klien yang mengalami radang,
kekejangan otot (spasmus), adanya abses (bengkak) akibat suntikan, tubuh dengan
c. Pendidikan
otot dan mencegah terjadinya disfungsi, penggunaan terapi panas, dingin atau
mengurut (massage).
1) Definisi Lansia
telah memasuki usia 60 tahun keatas, dimana usia tersebut sangat rentan terhadap
masalah degeneratif akibat proses menua karena adanya penurunan kondisi fisik,
menerus yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentan
22
Notoatmodjo, 2010).
adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas baik laki-laki atau
2) Karakteristik lansia
menjadi 4 yaitu usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly)
60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) diatas
90 tahun.
tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial, dan seksual
a. Perubahan fisik
1) Sistem Indra
bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti
4) Sistem Integumen
Pada kulit lansia akan mengalami atrofi, kendur, tidak elastis, kering dan
berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan bercak-bercak.
timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal dengan liver spot.
5) Sistem Muskuloskeltal
penghubung seperti:
a. Kolagen sebagai pendukung utama kulit, tendon, tulang, kartilago dan jaringan
gesekan.
jumlah dan ukuran serabut otot, peningkatan jaringan penghubung dan jaringan
e. Sendi: pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament dan fasia
6) Sistem Kardiovaskuler
berkurang, kondisi ini terjadi karena perubahan jaringan ikat. Perubahan ini
7) Sistem Respirasi
Pada proses penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total
kenaikan ruang paru, udara yang mengalir ke paru berkurang. Perubahan pada
otot, kartilago dan sendi torak mengakibatkan gerakan pernapasan terganggu dan
sebagai kemunduran fungsi yang nyata karena kehilangan gigi, indra pengecap
menurun, rasa lapar menurun (kepekaan rasa lapar menurun), liver (hati) makin
9) Sistem Perkemihan
25
oleh ginjal.
progresif pada serabut saraf lansia. Lansia mengalami penurunan koordinasi dan
dan uterus. Terjadi atrofi payudara. Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi
b. Perubahan Kognitif
dan motivasi.
c. Perubahan Mental
jabatan.
26
d. Perubahan Spiritual
dalam kehidupan keagamaan, hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak sehari-
hari.
e. Perubahan psikososial
Diogenes.
1) Definisi Kompres
cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh
yang memerlukan.
dapat membantu meredakan rasa nyeri, kaku dan spasme otot. Efek fisiologis
dan cengkeh kering dengan suhu air 30-400C akan diukur menggunakan
termometer zat cair dan cengkeh kering sebanyak satu sendok makan (1 gr)
hujan. Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) termasuk tanaman herbal yang telah
sebagai obat tradisional dalam penyembuhan berbagai macam penyakit dan juga
b. Kandungan Cengkeh
flavonoid, saponin, alkaloid (Anggitasari & Sc, 2016). Kandungan minyak atsiri
eugenol pada cengkeh merupakan salah satu kandungan kimia yang dapat
otot tubuh lebih rileks, menurunkan rasa nyeri, dan memperlancar pasokan aliran
darah dan memberikan ketenangan pada klien. Kompres hangat juga berfungsi
kekakuan. Selain itu, kompres hangat juga dapat menghilangkan sensasi rasa
sakit. Komponen cengkeh jika didiamkan di suhu tinggi akan menimbulkan efek
panas dan pedas, kandungan eugenol yang juga berfungsi untuk mengurangi
nyeri, rasa panas dan pedas serta kandungan eugenol tersebut yang dapat
meredakan nyeri, rasa kaku, dan spasme otot pada penderita rheumatoid arthritis.
(Andarmoro, 2019).
sinyal nyeri dapat dihentikan dan terjadi analgesia (Wael et al., 2018). Eugenol
transmisi implus saraf. Eugenol dari cengkeh diduga mempunyai sifat kimia yang
mirib dengan mekanisme kerja NSAID (non steroid anti inflammatory drug).
dapat berperan dalam relaksasi otot polos yaitu dengan melalui mekanisme
muskarnik, hambatan kanal ion kalsium atau juga hambatan pelepasan ion
menit dengan dosis pemberian cengkeh kering sebanyak satu sendok makan (15
pembuluh darah dan efek mengurangi nyeri, melakukan kompres hangat sangat
media kompres setiap lima menit untuk mempertahankan suhu karena panas dari
kompres mudah menguap dengan cepat. Pemberian minyak (baby oil) penting
untuk melindungi kulit pada lansia karena kulit lansia sangat rentan dengan suhu
intervensi kompres cengkeh dan setiap pertemuan diberikan cengkeh satu kali
dalam sehari, jadi total pemberian kompres dalam tiga minggu sebanyak 12 kali.
ketegangan otot sehingga mengurangi nyeri akibat spasme otot atau kekakuan otot
dapat membantu meredakan rasa nyeri, kaku dan spasme otot. Efek fisiologis
dilakukan, dimana konsep ini belum dapat diukur dan diamati secara langsung,
2018).
1. Tidak nyeri
2. Nyeri ringan
: Diteliti 3. Nyeri sedang
4. Nyeri berat
: Tidak Diteliti
31
hidup, pola makan. Terdapat juga tanda dan gejala reumathoid arthritis yaitu
gangguan sirkulasi darah, faktor usia. Sehingga Adapun cara mengurangi nyeri
dapat menghambat kerja enzim xantin oksidase dan reaksi superoksida sehingga
2.5 Hipotesis
secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat keberadaannya
dimana tingkat keberadaannya harus diuji secara empiris. Secara Teknik, hipotesis
melalui data yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik, hipotesis
menggunakan landasan teori dan generalisasi yang telah dijadikan acuan ketika
Hipotesis dibagi menjadi dua yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis
antara dua atau lebih variabel pada penelitian (Nursalam, 2014). Adapun hipotesis
METODE PENELITIAN
2017).
33
34
Lamongan.
X1OX2
sampai bulan Juli tahun 2023. Sedangkan survei awal dilakukan pada
berdasarkan topik atau langkah dalam aktivitas ilmiah mulai dari populasi,
Sample : Sebagian lansia yang mengalami rheumatoid arthritis di Desa weduni yang
berjumlah 40
Desain penelitian :Pre-experimental dengan menggunakan
pendekatan one group pre-post test
Pre test : Pengumpulan data mengukur tingkat nyeri sendi sebelum dilakukan
pemberian kompres hangat
Penarikan kesimpulan
Populasi penelitian adalah seluruh subjek penelitian (misalnya manusia, klien) yang sudah
diterapkan (Nursalam, 2017). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lansia yang
Sampel adalah sebagian dari populasi uang dapat memberikan data atau informasi yang di
(Mahmud, 2013) yang menyatakan bahwa untuk penelitian yang menggunakan analisis data statistik,
ukuran sampel paling minimum adalah 30. Maka sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang
mengalami nyeri sendi reumathoid arthritis di Desa Weduni yang memenuhi kriteria inklusi dan
1) kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karateristik secara umum subyek penelitian dari suatu populasi target
yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2017). Kriteria inkkusi dalam penelitian ini adalah:
2) Pasien rheumatoid arthritis yang mengalami nyeri sendi skala 1-6 (ringan sampai sedang)
2) Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi Kriteria
inklusi dari studi karena berbagai hal (Nursalam, 2017). Kriteria eksklusi penelitian ini yaitu :
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat memiliki populasi. Teknik
sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel yang benar-benar sesuai
dengan keseluruhan subyek penelitian (Nursalam, 2017). Teknik sampling yang digunakan pada
37
penelitian Ini adalah total sampling yaitu dimana jumlah keseluruhan populasi menjadi sampel
peneliti. Cara ini dilakukan bila populasinya kecil, populasi tersebut diambil seluruhnya untuk
dijadikan sampel penelitian (Mahmud, 2013). Maka total sampel pada penelitian ini berjumlah 40
orang.
Variabel adalah konsep dari level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk
1) Variabel Bebas
Variabel bebas (independent) adalah variabel yang nilainya diukur untuk mengetahui
hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel independen dalam
2) Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel variabel lain.
Variabel dependen diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari
variabel lain. Variabel dependen diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau
pengaruh dari awal variabel bebas (Nursalam, 2017). Pada penelitian ini variabel dependennya adalah
tingkat nyeri.
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses pengumpulan
1) Tahap persiapan
Penelitian ini melalui beberapa tahapan penelitian, tahapan awal yakni mengajukan masalah
penelitian, menyusun proposal, mengkonsulkan ke dosen pembimbing dan melewati beberapa tahap
revisi. Selanjutnya peneliti mengajukan surat permohonan ke Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Lamongan. Setelah itu ke instansi tempat tujuan
penelitian.
Pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara peneliti datang ke
posyandu lansia untuk melihat data pasien reumatoid athritis. Selanjutnya peneliti juga datang
kerumah penderita untuk menjelaskan kepada responden maksut dan tujuan penelitian serta meminta
persetujuan klien menjadi responden dengan cara menandatangani lembar persetujuan (informed
consent), kemudian penyebaran lembar observasi pre test yang selanjutnya diisi oleh peneliti
berdasarkan tingkat nyeri dari pasien sebelum dilakukan pemberian kompres hangat, setelah mengisi
lembar observasi tingkat nyeri pre test kemudian pasien didampingi oleh peneliti melakukan kegiatan
39
kompres hangat selama 10-20 menit perorang, yang dilakukan selama 3 hari perlakuan. Pemberian
kompres Hangat dilakukan di rumah masing-masing pasien atau di posyandu lansia.Setelah peneliti
melakukan kompres hangat.peneliti kembali meminta responden untuk mengisi lembar observasi
tingkat nyeri post test. Dan hasil lembar observasi tingkat nyeri pre dan post test ditabulasi dan
dianalisa.
Instrument penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan
yang dilakukan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah
(Nursalam, 2017). Instrumen pegumpulan data dengan observasi melakukan pengamatan secara
langsung kepada responden untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti.
Pada variabel independen (pemberian kompres hangat) Menggunakan SOP (Standar Oprasional
Prosedur). Sedangkan untuk variabel dependen (tingkat nyeri) pengumpulan data yang digunakan pada
penelitian ini adalah skala nyeri numeric rating scale (NRS) menggunakan lembar observasi tingkat
nyeri.
Setelah data terkumpul kemudian diberikan skor pada setiap jawaban responden peneliti
menganalisa Pengaruh pemberian kompres hangat terhadap tingkat nyeri reumathoid athritis. Data
1) Editing
Editing (penyetingan data) adalah memeriksa daftar pernyataan yang telah diserahkan oleh para
pengumpul data (Nursalam, 2017). Dalam penelitian ini data yang telah diperoleh akan diteliti kembali
dengan tujuan untuk mengetahui kelengkapan data yang diperoleh dari responden.
2) Coding
Coding merupakan kegiatan merubah data dalam bentuk huruf menjadi data dalam bentuk
angka/bilangan(Amelia, 2019). Dalam melaksanakan coding dilakukan dengan cara memberi kode
pada variabel untuk memudahkan peneliti dalam pengolahan data. Dalam penelitian ini menggunakan
kode sebagai berikut : Tidak Nyeri (0) diberi Kode : 1, Nyeri Ringan (1-3) diberi kode : 2, Nyeri
40
Sedang (4-6) diberi Kode : 3, Nyeri Berat Terkontrol (7-9) diberi Kode : 4, Nyeri Berat Tidak
3) Scoring
Scoring adalah kegiatan memberikan skor atau nilai pada setiap jawaban responden(Nursalam,
2017). Memberikan skor pada variabel untuk memudahkan analisa data pada tingkat nyeri yaitu tidak
nyeri (0), nyeri ringan (1-3), nyeri sedang (4-6), nyeri berat terkontrol (7-9), nyeri berat tidak
terkontrol (10).
4) Tabulating
Tabulating merupakan proses penyusunan data dalam bentuk tabel. Pada data yang telah
dianggap sebagai proses sehingga dalam suatu pola formal yang telah direncanakan(Nursalam, 2017).
Selanjutnya, menurut (Arikunto, 2016). Data yang sudah dikelompokkan dan dipresentasikan,
Analisa data termasuk bagian yang sangat penting untuk mendapatkan tujuan penelitian, yang
normalitas pre-post test pada tingkat nyeri, jika pada uji normalitas dengan menggunakan uji shapiro-
wilk (P >0,05) tidak normal maka peneliti menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test ( P <0,05)
untuk menganalisis perbedaan penurunan tingkat nyeri pasien reumatoid athritis setelah diberikan
kompres hangat.
41
subjek tidak boleh bertentangan dengan etika, oleh karena itu setiap peneliti saat menggunanakan
subjek manusia harus mendapatkan persetujuan dari subjek yang diteliti dari tempat institusi tempat
Subjek mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan,
mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed consent
juga dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.
Penelitian ini tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.
Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian baik informasi atau masalah lainnya.
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data
DAFTAR PUSTAKA
http//www.depkes.go.id/resources/download/general/hasil%20Riskesdas%2
02013
Praktis.Salemba Medika.
Indonesia.
Interna publishing.
tumu.
Ce).
Anggitasari, W., & Sc, M. (2016). Uji Efek Analgetik Minyak Daun Cengkeh
Wael, S., Mahulette, F., Wilhelmus Watuguly, T., & Wahyudi, D. (2018).
Makrofag Mencit Balb/c. Jalan Yos Sudarso No. 338 Serengan, 23(2), 79–83.
KABUPATEN LAMONGAN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
PENGUKURAN NYERI
Hasil Pengukuran:
Keterangan :
0 : Tidak nyeri 1-3: Nyeri ringan
KABUPATEN LAMONGAN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
PENGUKURAN NYERI
Hasil Pengukuran:
Keterangan :
0 : Tidak nyeri 1-3: Nyeri ringan
N Tindakan
o
A Persiapan
.
1 Persiapan Alat dan bahan
a.
Panci
b.
Termometer air
c.
Baskom
d.
Timbangan
e.
Cengkeh 100 g
f.
Air 300 ml
g.
Waslap
h.
Sarung tangan
2 Persiapan Lingkungan
a.
Menjaga privasi klien
B Prosedur pembuatan kompres hangat Cengkeh
1 Sediakan cengkeh 100 gram
2 Cuci bersih tanaman herbal dengan air mengalir
3 Masukkan tanaman herbal yang sudah disediakan kedalam panci
yang
berisi 300ml air
4 Rebus air hingga bersuhu 30-40oc
5 Ambil air rebusan cengkeh dengan menggunakan baskom yang
telah disediakan
C Prosedur tindakan
1 Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2 Ambil washlap dan masukkan pada baskom yang berisi air rebusan
lalu
di peras
3 Kompres di tempat sendi yang mengalami nyeri selama 10-20
menit
D Evaluasi
1 Lakukan pendokumentasian