L
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TARUSAN KABUPATEN
PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT
TAHUN 2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pembengkakan dan keterbasan gerak serta fungsi dari bahaya sendi.Rheumatoid arthritis dapat
mempengaruhi sendi apapun, sendisendi kecil ditangan dan kaki cenderung paling sering
terlibat.Pada rheumatoid arthriti kekakuan paling sering terburuk dipagi hari. Hal ini dapat
berlangsung satu sampai dua jam atau bahkan sepanjang hari. Kekakuan untuk waktu yang lama
di pagi hari tersebut merupakan petunjuk bahwa seseorang mengalami rheumatoid atritis, karena
sedikit penyakit atritis lainnya berperilaku seperti ini.Misalnya, osteoarthritis paling sering tidak
Keluarga telah lama dipandang sebagai suatu lingkup yang paling vital bagi tumbuh
kembang yang sehat. Keluarga memiliki pengaruh sangat penting pada pembentukan identitas
dan rasa percaya diri seseorang. Terdapat suatu keterkaitan yang kuat antara keluarga dan
status kesehatan anggotanya, sehingga peran keluarga amat penting dalam setiap aspek
pelayanan kesehatan individu anggota keluarganya, mulai dari tahap promosi kesehatan hingga
dalam tahap rehabilitasi. Pengkajian dari pemberi layanan kesehatan keluarga adalah hal
terpenting dalam membantu tiap anggota keluarga mencapai tingkat kesejahteraan yang
Status sehat/sakit para anggota keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu
jalannya suatu penyakit dan status kesehatan keluarga. Oleh karena itu, pengaruh status
2
sehat/sakit keluarga saling mempengaruhi atau bergantung satu sama lain. Keluarga cenderung
menjadi seorang reactor terhadap masalah - masalah kesehatan dan menjadi aktor dalam
menentukan masalah - masalah kesehatan anggota keluarga (Wright dan Leahey, 1984) dikutip
Menurut World Health Organization (WHO) angka kejadian rematik pada tahun 2010
mencapai 20% dari penduduk dunia yang telah terserang rematik, dimana 5-10% berusia 5-20
tahun dan 20% berusia 55 tahun sedangkan tahun 2012 meningkat menjadi 25% penderita
rematik yang akan mengalami kecacatan akibat kerusakan pada tulang dan gangguan pada
persendian. Rheumatoid arthritis adalah bentuk paling umum dari arthritis autoimun, yang
mempengaruhi lebih dari 1,3 juta orang di Amerika. Dari jumlah tersebut, sekitar 75% adalah
perempuan, bahkan 1-3% wanita mungkin mengalami rheumatoid arthritis dalam hidupnya.
Di Indonesia sendiri kejadian penyakit ini lebih rendah dibandingkan dengan negara
maju seperti Amerika. Prevalensi kasus Arthritis Rheumatoid di Indonesia berkisar 0,1%
kejadian Arthritis Rheumatoid di Indonesia pada penduduk dewasa (di atas 18 tahun) berkisar
0,1% hingga 0,3%. Pada anak dan remaja prevalensinya satu per 100.000 orang. Diperkirakan
jumlah penderita Rheumatoid arthritis di Indonesia 360.000 orang lebih (Tunggal, 2012).
Jumlah penderita Artritis Reumatoid di dunia saat ini telah mencapai angka 355 juta
jiwa, artinya 1 dari 6 penduduk bumi menderita penyakit Artritis Reumatoid (WHO 2010). Di
Indonesia prevalensi kasus Artritis Reumatoid pada tahun 2014 berkisar 0,1% sampai 0,3%
pasien wanita tiga kali lebih banyak dari pria. Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga
3
tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan mengalami kelumpuhan (Zen, 2010, dalam
Susanti, 2014).
Prevalensi penyakit sendi pada tahun 2009 berada di posisi ke-12 di Indonesia sebesar
29,7%, sedangkan pada tahun 2013 berada pada posisi ke-6 yaitu sebesar 26,7% dari data
tersebut dapat di simpulkan bahwa prevalensi penyakit sendi di Sulawesi Tengah mengalami
Menurut Riskesdas 2009 Provinsi Sumatra Barat mempunyai kasus penyakit rematik
mencapai 21,8% (Riskesdas, 2010). Data Dinas Kesehatan Kota Padang Pada tahun 2011
penyakit rematik menempati urutan ke( 6 dengan jumlah penderita 14,353 (5,7%). Data Dinas
Kesehatan Bukittinggi tahun 2009 dan 2010 penyakit rematik menempati urutan ke(4 dengan
jumlah penderita 6.759 (59,1%). Dari data ini terlihat bahwa angka rematik tidak mengalami
penurunan maupun peningkatan dari tahun ke tahun (Profil Dinas Kesehatan Bukittinggi,
2010)
pemberian obat sebagai penurun nyeri. Biasanya dengan pemberian obat-obat analgesik seperti
Pemberian obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS), contoh: aspirin dan ibuprofen.
Penggunaan obatobatan analgesik memiliki dampak buruk seperti rasa yang tidak nyaman
pada saluran cerna, mual, diare, perdarahan tukak, dapat juga mengakibatkan kerusakan pada
ginjal, dan gangguan kardiovaskuler (Sukandar dkk, 2009, dalam Izza, 2014). Adapun terapi
nonfarmakologi yaitu dengan bimbingan antisipasi, distraksi, stimulus kutaneus, terapi es dan
panas, hipnosis, relaksasi, dan kompres (Potter dan Perry, 2006, dalam Izza, 2014)
4
Salah satu penanganan dan pencegahan dapat dilakukan Pemberian kompres air hangat
jahe untuk menurunkan nyeri karena dapat meredakan nyeri, meningkatkan relaksasi otot,
meningkatkan sirkulasi, meningkatkan relaksasi psikologis, dan memberi rasa nyaman, bekerja
sebagai counteriritan dan kompres jahe merupakan tindakan yang sering kali digunakan
sebagai obat nyeri persendian karena kandungan gingerol dan rasa hangat yang
ditimbulkannya membuat pembuluh darah terbuka dan memperlancar sirkulasi darah, sehingga
suplai makanan dan oksigen lebih baik dan nyeri sendi berkurang (Utami & Puspaningtyas,
pemberian jahe karena jahe memiliki kandungan zat analgesia dan antiinflamasi . Kandungan
zat pada jahe mempunyai khasiat untuk mengurangi proses peradangan adalah gingerol dan
shagol. Bahkan salah satu zat yang bernama shagol selain mengurangi inflamasi juga
Terapi komplmeneter bersifat terapi dengan cara alamiah diantaranya dengan terapi
herbal, terapi nutrisi, relaksasi progresif, terapi tawa, akupuntur, akupresur, aromaterapi, terapi
back flower remedy, dan refleksologi dan meditasi (Handayani, 2013). Dalam penelitian ini
untuk mengatasi nyeri dengan menggunakan terapi komplementer kompres serei hangat
karena kompres serei hangat merupakan pengobatan tradisional atau terapi alternatif untuk
mengurangi nyeri Rheumatoid Arthritis yang dilakukan dengan kombinasi serei hangat untuk
penurunan ketegangan otot, sehingga nyeri yang dirasakan akan berkurang atau hilang.
peradangan pada penderita Rheumatoid Artritis . Serei juga memiliki efek farmakologis yaitu
rasa panas dan pedas yang dapat meredakan rasa nyeri, kaku, dan spasme otot atau terjadinya
5
vasodilatasi pembuluh darah, manfaat yang baik akan tercapai dalam waktu 20 menit sesudah
pengopresan . Meskipun serei aman dikonsumsi, sebaiknya kompres serei tidak digunakan
secara berlebihan, karna panas yang mengenai jaringan secara terus menerus akan merusak
sel–sel kapitel, menyebabkan kemerahan, rasa perih, bahkan kulit menjadi melepuh
(Bachtiar,2015)
merencanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Peran perawat yang kedua adalah sebagai
pendidik dan konsultan sehingga terjadi perubahan prilaku seperti yang diharapkan dalam
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Peran perawat yang ke tiga adalah sebagai panutan
Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik untuk melakukan pengelolaan kasus pada
pasien Rematik (rheumatoid arthritis) dengan “Asuhan Keperawatan Keluarga Ny.L dengan
kasus Rematik pada Ny. L diwilayah kerja Puskesmas Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan
B. Rumusan Masalah
6
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
7
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Hasil karya tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis tentang
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Kasus Rheumatoid Artritis dan lebih dikembangkan
Hasil karya ilmiah dapat dijadikan sebagai bahan untuk pelaksanaan pendidikan serta
Hasil karya ilmiah ners ini dapat memberikan manfaat terhadap pelayanan keperawatan
keperawatan keluarga dengan kasus Rheumatoid Artritis dengan komperhensif (bio, psiko,
sosial, spiritual).
4. Bagi Masyarakat
Hasil karya ilmiah dapat berguna untuk penerapan serta masukan untuk merawat
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan
perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri sebagai bagian
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang
Bailon, (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau lebih
individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi, hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta
mempertahankan budaya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah
tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai
tujuan bersama
9
2. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval dan Friedman , ada 8
keluarga saat ini adalah membangun perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan
b. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda sebagai
persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan
c. Tahap III: Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota
memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat dalam
keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)
10
fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali
hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak,
f. Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas perkembangan
keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga
baru yang didapat dari hasil pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui
dan menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan
g. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua
memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas
hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak, memperoleh
11
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun terutama
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain
3. Tipe Keluarga
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang hidup
2) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya dengan satu orang yang
3) Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak ada anak
5) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal di
6) Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau anggota yang
12
1. Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak menikah (biasanya
2. Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak
3. Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama hidup bersama
4. Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan monogamy
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak
2) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain
yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman, dan bibi
3) Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak
4) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung
5) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang dewasa saja
6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut
1) Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah
2) Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam
satu rumah
13
3) Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama dalam satu rumah
tangga
a. Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
b. Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama-sama.
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu
Fungsi keluarga menurut Friedman dalam Setiawati dan Darmawan (2015), yaitu:
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh
keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan
14
perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan papan,
e. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan tetapi untuk
f. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying dan rasa aman/
g. Fungsi pendidikan
5. Tugas Keluarga
lima tugas keluarga sebagai paparan etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat
penjajagan tahap II bila ditemui data malaadapti pada keluarga. Lima tugas keluarga yang
dimaksud adalah:
15
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana persepsi keluarga
terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab dan
mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah dirasakan keluarga,
bagaimana keluarga menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat
atau adakah sifat negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan, bagaimana system
pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota
bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan
lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan
keluarga.
16
B. KONSEP TEORI RHEUMATOID ARTHRITIS
Reumatoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi
utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh
Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia
lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson dalam Budi
Darmojo, 2002).
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui
mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut (Susan Martin Tucker,
2003).
Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama
poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. (Arif Mansjour, 2005).
Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan kemerahan pada
Pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung
17
2. Reumatoid arthritis defisit
Pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung
3. Probable Reumatoid arthritis
Pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung
4. Possible Reumatoid arthritis
Pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung
1. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi,
edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat, bengkak dan
kekakuan.
2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada
3. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan
18
3. Etiologi Artritis Reumatoid
Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa hipotesa
Reumatoid
2. Gangguan Metabolisme
3. Genetik
Penyebab penyakit Reumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor
Adapun faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis reumatoid adalah;
1. Jenis Kelamin.
2. Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun penyakit
ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis reumatoid juvenil)
3. Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis Reumatoid maka
4. Merokok.
19
4. Patofisiologi Artritis Reumatoid
Pada Reumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya) terutama terjadi
dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-
enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial
dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan
menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan
mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami
perubahan degeneratif dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot
eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi
menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi
membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub
chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan
kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa
atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan
ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi
Lamanya Reumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai dengan adanya masa
serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama
dan selanjutnya tidak terserang lagi. Namun pada sebagian kecil individu terjadi progresif
20
yang cepat ditandai dengan kerusakan sendi yang terus menerus dan terjadi vaskulitis yang
1. Nyeri persendian
3. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
4. Terbatasnya pergerakan
6. Demam (pireksia)
7. Anemia
9. Kekuatan berkurang
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
4. Kelemahan
5. Depresi
21
Gejala Extraartikular :
katub),Pericarditis, Myocarditis
Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada penderita artritis reumatoid.
Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena
2. Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam: dapat bersifat generalisata tatapi
terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada
osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu
4. Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan
sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat dilihat pada
radiogram.
22
5. Deformitas: kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi dengan perjalanan
dijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal yang
timbul sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi besar juga dapat terserang dan
ekstensi.
sepertiga orang dewasa penderita arthritis Reumatoid. Lokasi yang paling sering dari
deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku ) atau di sepanjang permukaan
ekstensor dari lengan; walaupun demikian nodula-nodula ini dapat juga timbul pada
di luar sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru (pleuritis), mata, dan pembuluh darah
dapat rusak.
Gejala umum Reumatoid arthritis datang dan pergi, tergantung pada tingkat peradangan
jaringan. Ketika jaringan tubuh meradang, penyakit ini aktif. Ketika jaringan berhenti
meradang, penyakit ini tidak aktif. Remisi dapat terjadi secara spontan atau dengan
pengobatan dan pada minggu-minggu terakhir bisa bulan atau tahun. Selama remisi, gejala
penyakit hilang dan orang-orang pada umumnya merasa sehat ketika penyakit ini aktif lagi
23
Ketika penyakit ini aktif gejala dapat termasuk kelelahan, kehilangan energi, kurangnya
nafsu makan, demam kelas rendah, nyeri otot dan sendi dan kekakuan. Otot dan kekauan sendi
biasanya paling sering di pagi hari. Disamping itu juga manifestasi klinis Reumatoid arthritis
sangat bervariasi dan biasanya mencerminkan stadium serta beratnya penyakit. Rasa nyeri,
pembengkakan, panas, eritema dan gangguan fungsi merupakan gambaran klinis yang klasik
untuk Reumatoid arthritis (Smeltzer & Bare, 2002). Gejala sistemik dari Reumatoid arthritis
adalah mudah capek, lemah, lesu, takikardi, berat badan menurun, anemia (Long, 1996).
Pola karakteristik dari persendian yang terkena adalah : mulai pada persendian kecil di
tangan, pergelangan, dan kaki. Secara progresif mengenai persendian, lutut, bahu, pinggul,
siku, pergelangan kaki, tulang belakang serviks, dan temporomandibular. Awitan biasanya
akut, bilateral dan simetris. Persendian dapat teraba hangat, bengkak, kaku pada pagi hari
berlangsung selama lebih dari 30 menit. Deformitas tangan dan kaki adalah hal yang umum.
1. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi,
edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat, bengkak dan
kekakuan.
2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada
3. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan
24
Keterbatasan fungsi sendi dapat terjadi sekalipun stadium pada penyakit yang dini sebelum
terjadi perubahan tulang dan ketika terdapat reaksi inflamasi yang akut pada sendi-sendi
tersebut. Persendian yang teraba panas, membengkak, tidak mudah digerakkan dan pasien
cendrung menjaga atau melinddungi sendi tersebut dengan imobilisasi. Imobilisasi dalam
waktu yang lama dapat menimbulkan kontraktur sehingga terjadi deformitas jaringan lunak.
Deformitas dapat disebabkan oleh ketidaksejajajran sendi yang terjadi ketika sebuah tulang
tergeser terhadap lainnya dan menghilangkan rongga sendi (Smeltzer & Bare, 2002).
Adapun tanda dan gejala yang umum ditemukan atau sangat serius terjadi pada lanjut usia
menurut Buffer (2010), yaitu: sendi terasa kaku pada pagi hari, bermula sakit dan kekakuan
pada daerah lutut, bahu, siku, pergelangan tangan dan kaki, juga pada jari-jari, mulai terlihat
bengkak setelah beberapa bulan, bila diraba akan terasa hangat, terjadi kemerahan dan terasa
sakit/nyeri, bila sudah tidak tertahan dapat menyebabkan demam, dapat terjadi berulang
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
4. Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh
25
5. Terjadi splenomegali.
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasi
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang
merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat
menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid.
Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas, sehingga sukar dibedakan
antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati
No Kriteria Definisi
.
1 Kaku pagi hari Kekakuan pada pagi hari pada persendian dan
perbaikan maksimal
2 Artritis pada 3 daerah Pembengkakan jaringan lunak atau persendian atau
26
PIP, MCP, pergelangan tangan, siku pergelangan
diperiksa.
7 Perubahan gambaran Perubahan gambaran radiologis yang radiologis khas
27
minimal selama 6 minggu. Pasien dengan dua diagnosis tidak dieksklusikan. Pembagian
diagnosis sebagai artritis reumatoid klasik, definit, probable atau possible tidak perlu dibuat.
2. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi
sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang
menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan
5. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal:
komplemen ( C3 dan C4 ).
7. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau atroskopi;
cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang kental
Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang
mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6
28
minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto
rontgen.
Beberapa faktor yang turut dalam memeberikan kontribusi pada penegakan diagnosis
Reumatoid arthritis, yaitu nodul Reumatoid, inflamasi sendi yang ditemukan pada saat palpasi
peninggian laju endap darah dan factor Reumatoid yang positif sekitar 70%; pada awal
penyakit faktor ini negatif. Jumlah sel darah merah dan komplemen C4 menurun. Pemeriksaan
C- reaktifprotein (CRP) dan antibody antinukleus (ANA) dapat menunjukan hasil yang positif.
Artrosentesis akan memperlihatkan cairan sinovial yang keruh, berwarna mirip susu atau
kuning gelap dan mengandung banyak sel inflamasi, seperti leukosit dan komplemen
(Smeltzer & Bare, 2002). Pemeriksaan sinar-X dilakukan untuk membantu penegakan
diagnosis dan memantau perjalanan penyakitnya. Foto rongen akan memperlihatkan erosi
tulang yang khas dan penyempitan rongga sendi yang terjadi dalam perjalanan penyakit
29
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana
1. Istirahat
2. Latihan fisik
3. Panas
4. Pengobatan
a. Aspirin (anti nyeri) dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang
terapi obat
c. Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari: mengatasi
d. Garam emas
e. Kortikosteroid
dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan indikasinya
sebagai berikut:
30
c. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.
yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik antara pasien dan keluarganya dengan
dokter atau tim pengobatan yang merawatnya. Tanpa hubungan yang baik akan sukar untuk
dapat memelihara ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam suatu jangka waktu yang lama
Penanganan medik pemberian salsilat atau NSAID dalam dosis terapeutik. Kalau diberikan
dalam dosis terapeutik yang penuh, obat-obat ini akan memberikan efek anti inflamasi maupun
analgesik. Namun pasien perlu diberitahukan untuk menggunakan obat menurut resep dokter
agar kadar obat yang konsisten dalam darah bisa dipertahankan sehingga keefektifan obat anti-
inflamasi tersebut dapat mencapai tingkat yang optimal (Smeltzer & Bare, 2002).
pendekatan farmakologi yang lebih agresif pada stadium penyakit yang lebih dini. Kesempatan
bagi pengendalian gejala dan perbaikan penatalaksanaan penyakit terdapat dalam dua tahun
digunakan air hangat bila mandi pada pagi hari. Dengan air hangat pergerakan sendi menjadi
lebih mudah bergerak. Selain mengobati, kita juga bisa mencegah datangnya penyakit ini,
seperti: tidak melakukan olahraga secara berlebihan, menjaga berat badan tetap stabil, menjaga
asupan makanan selalu seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh, terutama banyak memakan
ikan laut. Mengkonsumsi suplemen bisa menjadi pilihan, terutama yang mengandung Omega
31
3. Didalam omega 3 terdapat zat yang sangat efektif untuk memelihara persendian agar tetap
lentur
C. KONSEP JAHE
1) Pengertian
Nama ilmiah jahe adalah Zingiber officinale Rosc. Kata Zingiber berasal dari bahasa
Yunani yang pertama kali dilontarkan oleh Dioscorides pada tahun 77 M. Nama inilah yang
digunakan Carolus Linnaeus seorang ahli botani dari Swedia untuk memberi nama latin
jahe (Anonimus, 2007). Menurut para ahli, jahe (Zingiber officinale Rosc.) berasal dari Asia
Tropik, yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu, kedua bangsa itu disebut
sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe, terutama sebagai bahan minuman,
Zingiberaceae, dan genus Zingiber (Simpson, 2006). Kedudukan tanaman jahe dalam
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
32
Genus : Zingiber
Tanaman jahe merupakan terna tahunan, berbatang semu dengan tinggi antara
23 cm, lebar lebih kurang 2,5 cm, tersusun teratur dua baris berseling. Tanaman jahe
ukuran dan warna rimpangnya, jahe dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: jahe besar
(jahe gajah) yang ditandai dengan ukuran rimpang yang besar, berwarna muda atau
kuning, berserat halus dan sedikit beraroma maupun berasa kurang tajam; jahe putih
kecil (jahe emprit) yang ditandai dengan ukuran rimpang yang termasuk kategori
sedang, dengan bentuk agak pipih, berwarna putih, berserat lembut, dan beraroma serta
berasa tajam; jahe merah yang ditandai dengan ukuran rimpang yang kecil, berwarna
Jahe banyak mengandung berbagai fitokimia dan fitonutrien. Beberapa zat yang
terkandung dalam jahe adalah minyak atsiri 2-3%, pati 20-60%, oleoresin, damar, asam
organik, asam malat, asam oksalat, gingerin, gingeron, minyak damar, flavonoid,
polifenol, alkaloid, dan musilago. Minyak atsiri jahe mengandung zingiberol, linaloal,
kavikol, dan geraniol. Rimpang jahe kering per 100 gram bagian yang dapat dimakan
mengandung 10 gram air, 10-20 gram protein, 10 gram lemak, 40-60 gram karbohidrat, 2-
10 gram serat, dan 6 gram abu. Rimpang keringnya mengandung 1-2% gingerol
33
Kandungan gingerol dipengaruhi oleh umur tanaman dan agroklimat tempat tumbuh
tanaman jahe. Gingerol juga bersifat sebagai antioksidan sehingga jahe bermanfaat
sebagai komponen bioaktif anti penuaan. Komponen bioaktif jahe dapat berfungsi
melindungi lemak atau membran dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol, dan
4) Manfaat Jahe
Berkaitan dengan unsur kimia yang dikandungnya, jahe dapat dimanfaatkan dalam
berbagai macam industri, antara lain sebagai berikut: industri minuman (sirup jahe, instan
jahe), industri kosmetik (parfum), industri makanan (permen jahe, awetan jahe, enting
enting jahe), industri obat tradisional atau jamu, industri bumbu dapur Selain bermanfaat
di dalam industri, hasil penelitian Kikuzaki dan Nakatani menyatakan bahwa oleoresin
sedangkan hasil penelitian Ahmed et al., menyatakan bahwa jahe memiliki daya
Jahe yang digunakan sebagai bumbu dapur ternyata juga dapat melindungi tubuh dari
berbagai bahan kimia, hal ini dapat dilihat bahwa jahe dapat menurunkan kadar glukosa
darah, kolesterol dan triasilglyserol pada mencit yang diinduksi oleh streptozotocin (Al
34
a. Panci
b. Kompor
c. Waslap
d. Air 400 ml
Tahap kerja
Setengah kilogram jahe di cuci bersih tanpa dikupas kulitnya, lalu diiris tipis-tipis.
Ampas yang ada di kain saring juga di saring sampai kering betul
Air ekstrak jahe yang sudah terpisah dari patinya, diletakkan di wajan (panci) lalu
di rebus
Air di aduk terus searah jarum jam hingga kering dan terjadi pengkristalan . lama
Setelah kering lalu di angkat dan disaring dengan saringan untuk memisahkan
kristal yang halus dan yang kasar. Kristal yang masih kasar diblender kering, lalu
D. KOMPRES HANGAT
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan
35
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
pengobatan karena memiliki efek bermanfaat yang besar. Adapun manfaat efek
kompres hangat adalah efek fisik, efek kimia, dan efek biologis.
a. Efek fisik
Panas dapat menyebabkan zat cair, padat, dan gas mengalami pemuaian ke
segala arah.
b. Efek kimia
dengan peningkatan pertukaran antara zak kimia tubuh dengan cairan tubuh.
c. Efek biologis
36
1. Persiapan alat dan bahan
2. Tahap kerja
a. Cuci tangan
d. Isi botol dengan air hangat, kemudian dikeringkandan dibungkus / lapisi botol
dengan kain
e. Bila menggunakan kain, masukkan kain pada air hangat, lalu diperas
f. Tempatkan botol berisi air hangat atau kain yang sudah diperas pada daerah
g. Angkat botol atau kain setelah 15-20 menit, dan lakukan kompres ulang
Aspek keperawatan yang paling penting adalah perhatian pada unit keluarga. Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Effendi, 2004). Keluarga yang juga adalah individu, kelompok, dan komunitas merupakan
37
klien perawat atau penerima pelayanan asuhan keperawatan. Keluarga membentuk unit dasar
masyarakat dan tentunya unit dasar ini sangat mempengaruhi perkembangan individu yang
1979 dalam Friedman, 2003). Tujuan dasar sebuah keluarga terdiri dari dua, yaitu:
merupakan asas bagi adaptasi manusia yang tidak dapat dipenuhi secara terpisah sehingga harus
berkaitan satu sama lain di dalam sebuah keluarga. Hal ini menjadi dasar bagi perawat untuk
mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga dengan baik demi terciptanya keluarga
pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga (Friedman, 2003). Tahapan proses keperawatan keluarga meliputi pengkajian keluarga
keperawatan.
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur
keadaan klien (keluarga) yang memakai patokan norma-norma kesehatan pribadi maupun
a. Pengumpulan data
38
1) Data umum
b) Komposisi kelaurga
c) Genogram
d) Tipe keluarga
f) Agama
3) Data lingkungan
a) Karakteristik rumah
4) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi
b) Struktur kekuasaan
c) Struktur peran
39
d) Nilai dan normal keluarga
5) Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
b) Fungsi Sosial
d) Fungsi Reproduksi
e) Fungsi Ekonomi
e) Harapan Keluarga
f) Pemeriksaan Fisik
b. Analisa Data
Dalam menganalisa ada tiga norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan
3) Karakter keluarga
40
Dalam pilar pengelolaan Rheumatoid Artritis terdapat 2 hal yang termasuk dalam
dimaksud mencakup 2 poin penting yaitu penjelasan mengenai penyakit yang diderita
dan juga penjelasan mengenai diet dan terapi komplementer. (PRI, 2014)
Hal yang penting dalam pengobatan Rheumatoid Artritis adalah perlunya penjelasan
kepada pasien tentang penyakitnya, apa itu AR, bagaimana perjalanan penyakitnya,
kondisi pasien saat ini dan bila perlu penjelasan tentang prognosis penyakitnya.
Sampai saat ini belum ditemukan diet spesifik yang mencetuskan ataupun
memperberat Rheumatoid Artritis. Namun beberapa ahli gizi menyarankan diet untuk
banyak makan sayuran, buah dan ikan serta mengurangi konsumsi lemak/daging
badan ideal, karena obesitas akan memberi stress tambahan pada sendi dan berperan
Pada saat diagnosis Rheumatoid Artritis ditegakan maka program latihan fisik
berdasarkan kondisi penyakit dan komorbiditas yang ada. Latihan aerobik dapat
dikombinasikan dengan latihan penguatan otot (regio terbatas atau menyeluruh), dan
latihan untuk kelenturan, koordinasi dan kecekatan tangan serta kebugaran tubuh.
Arthritis diantaranya adalah kompres serei hangat yang bisa mengurangi rasa nyeri
41
serei yang di kompreskan ke bagian yang mengalami nyeri. Penggunaan terapi
komplementer fish oil dalam menurunkan nyeri akibat inflamasi pada Rheumatoid
Artritis. Aktivitas fisik senam rematik yang dapat dilakukan para lansia terhadap
manuasia. Keadaan sehat atau perubahan pola interaksi potensial/actual dari individu atau
mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan (Carpenito, 2000). Diagnosis
keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada pengkajian yang terdiri
dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian
fungsi perawatan keluarga. Diagnosis keperawatan merupakan sebuah label singkat untuk
menggambarkan kondisi pasien yang diobservasi di lapangan. Kondisi ini dapat berupa masalah
- masalah aktual, resiko atau potensial atau diagnosis sejahtera yang mengacu pada NANDA
(The North American Nursing Diagnosis Association) 2012-2014 dan SDKI, SLKI, SIKI.
Menegakkan diagnosa dilakukan dua hal, yaitu analisis data yang mengelompokkan data
subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan dengan standar normal sehingga didapatkan
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga. Penyebab (etiologi)
adalah kumpulan data subjektif dan objektif. Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan
objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau tidak
42
yang mendukung masalah dan penyebab.
Tabel 2.2
Cara Membuat Skor Penentuan Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga (Friedman, 2003)
Skala :
Skala :
Mudah 2
Sebagian 1
Tidak Dapat 0
3 Potensial Masalah untuk Dicegah 1
Skala :
Tinggi 3
43
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya Masalah 1
Skala :
ditangani 1
ditangani
Angka Tertinggi
1) Kriteria 1 : Sifat masalah bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena
yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.
faktor-faktor sebagai berikut : Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk
menangani masalah, Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga, Sumber
daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu, Sumber daya masyarakat
3) Kriteria 3 : Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan : Kepelikan
dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah, lamanya masalah, yang
berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada, tindakan yang sedang dijalankan adalah
44
tindakan-tindakan yang tepat dalam memperbaiki masalah, adanya kelompok 'high risk" atau
4) Kriteria 4 : Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga
melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan
umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar
merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan
berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan (Friedman, 2003). Penyusunan rencana perawatan
dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo,
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka
penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang berorientasi
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan mengenai
diagnosis yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup
45
kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
tentang kesehatan dan endorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara
mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah,
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat,
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu sumber
daya keluarga, tingkat pendidikan keluarga, adat istiadat yang berlaku, respon dan
penerimaan keluarga dan sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.
upaya untuk menentukan apakah seluruh proses sudah berjalan dengan baik atau belum.
Apabila hasil tidak mencapai tujuan maka pelaksanaan tindakan diulang kembali dengan
46
melakukan berbagai perbaikan.
keperawatan.
c. Dimensi kecocokan, yaitu evaluasi yang berkaitan dengan kecocokan kemampuan dalam
d. Dimensi kecukupan, yaitu evaluasi yang berkaitan dengan kecukupan perlengkapan dari
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan
standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja evaluasi sudah
terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku yang
spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai kriteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah
dicapai Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional. Tahapan evaluasi
dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan selama proses asuhan
a. S:Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga
yang obyektif.
47
BAB III
1. Data umum
a. Nama KK : Ny. L
b. Umur : 50 tahun
d. Pendidikan : Smp
f. Komposisi Keluarga
g. Genogram
48
Skema 3.1
Keterangan :
: Laki- laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
Pada Genogram tesebut Tn. Z menikah dengan Ny.L pada tahun 1993 . Kedua orang
tua Tn. Z sudah meninggal dunia, ayah Tn .Z meninggal pada tahun 2001 disebabkan oleh
49
penyakit Asma . Ibu Tn .Z meninggal pada tahun 1971 karna penyakit jantung . Keluarga
Tn.Z terdiri dari 6 adik beradik dan pada tahun 2018 Tn. Z meninggal disebabkan oleh
penyakit DiabetesMelitus.. Dan Kedua orang tua Ny.L Juga sudah meninggal dunia, ayah
Ny.L meninggal pada tahun 1978 dan Ibu Ny.L meninggal pada tahun 2017 disebabkan oleh
penyakit paru-paru, Keluarga Ny.L 4 adik beradik dan Ny.L anak kedua dari 4 bersaudara dan
Tn .Z dan Ny.L memiliki 2 orang anak. Anak pertama perempuan berumur 25 tahun
belum berumah tangga dan Anak kedua Laki-laki berumur 19 tahun belum berumah tangga.
h. Tipe Keluarga
Keluarga Ny. L merupakan tipe Keluarga orang tua tunggal (Single Parent Family).
Keluarga Ny. L memiliki kebangsaan Indonesia. Ny.L berasal dari tarusan (pesisir
selatan) , Tempat tinggal keluarga Ny.L berada pada lingkungan etnis homogen yang
sebagian besar adalah suku minangkabau. Bahasa sehari - hari yang digunakan keluarga
makanan tertentu, makanan yang dimasak pun bervariasi tergantung selera, lebih
j. Agama
50
Agama yang dianut oleh keluarga Ny.L adalah agama islam. Keluarga Ny. L biasanya
melakukan ibadah dirumah saja dan jarang sekali pergi ke mesjid, keluarga Ny. L jarang
Status ekonomi keluarga Ny. L termasuk Tahap VII : Orang tua usia pertengahan
Ny. L adalah sebagai ibu rumah tangga yang mempunyai warung sembako kecil kecilan
. Penghasilan Ny. L setiap bulannya ± Rp. 500.000 , Sumber - sumber penghasilan per
bulan adalah melalui warung yang diterima Ny.L . Jumlah pengeluaran sehari hari
berkisar antara Rp 400.000, sumber pendapatan belum mencukupi keluarga selama ini.
Kebutuhan keluarga yang lain adalah biaya kuliah untuk An. S dan An. F , Keuangan
Ny.L mengatakan kegiatan yang dilakukan keluarga setiap hari adalah menonton tv dan
51
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan
antara orang tua dan anak-anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam
masing - masing anggota keluarga, karena Ny. L masih sering mengeluh sakit, dan
keluarga juga belum mampu mengenal masalah kesehatan secara keseluruhan. Tugas
perkembangan yang belum terpenuhi lainnya yaitu menciptakan lingkungan rumah yang
dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya . Upaya yang sudah dilakukan Ny. L jika
Ny. L memiliki anggota keluarga yaitu 2 orang anak (An. S dan An. F). Ny.L mempunyai
penyakit rematik yang mana Ny.L merasakan nyeri di pergelangan tangan, tangan terasa
kaku dan kebas, tangan susah digerakan , pada saat malam hari tangan Ny.L terasa sangat
sakit sekali, An S pernah menderita penyakit seperti demam, flu, batuk, yang sembuh
dengan rawat jalan. Adapun penyakit yang pernah diderita An F yaitu batuk, demam, flu,
52
Ny. L merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara, Ny, L mengatakan memiliki riwayat
3. Pengkajian Lingkungan
Keluarga Ny. L tinggal di kawasan pedesaan dengan luas rumah ± panjang 17 meter
dan lebar 12 meter dengan tipe rumah permanen. Rumah keluarga Ny.L adalah rumah
permanen, kamar tidur (terdapat 4 kamar tidur, 2 kamar tidur berada disamping ruang
tamu, 1 kamar tidur berada di samping ruang makan, 1 kamar tidur berada di dapur)
lantainya semen, cukup ventilasi dan pencahayaan yang cukup. Rumah Ny.L terdiri dari
beberapa ruangan yaitu, 1 ruang tamu, 1 dapur sekaligus ruang makan, dan 1 kamar mandi.
Untuk kamar mandi dengan kondisi lantai semen, memiliki wc dengan jumlah satu di luar
kamar. Keadaan air minum tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna yang di peroleh
Terdapat kain yang bergantungan di setiap kamar, semua barang kurang tertata rapi.
Keluarga memiliki hewan, kucing dan ayam yang kandangnya berada di belakang rumah
yang keadaannya kurang bersih. Keluarga memiliki halaman rumah yang luas dengan
tanaman bunga. Kondisi halaman bersih . Untuk sarana penerangan Ny. L menggunakan
listrik. Sedangkan untuk limbah rumah tangganya seperti sampah basah dan kering di
buang dan dibakar ± 1 meter dari belakang rumah rumah. Serta untuk limbah air mandi, air
cucian piring, baju dan lain-lain dialirkan ke tempat limbah yang dibuat keluarga Ny.L
Kamar
Kamar Dapur Kamar
1 53
4 Dan ruang makan mandi
3x4 m 3x3 m
3x2 m
Kamar
1
Kamar
3x4 m
2 , 3x4
m
Ruang
tamu
Kamar 3x4 m
1
3x4 m
Pintu depan
Teras
3x5 m
Halaman rumah
4x7 m
adalah petani. Sarana jalan tersebut sudah di aspal, sarana kesehatan di lingkungan tersebut
berupa bidan desa . di dekat rumah Ny. L N 100 meter terdapat surau. Tetangga Ny, L
mayoritas beragama islam serta memiliki sifat kebersamaan misalnya yasinan, jumatan,
dll. Jika ada kegiatan sosial kemasyarakatan biasanya diumumkan melalui pengeras suara
54
Keluarga Ny.L jarang berpegian ke tempat yang jauh, kegiatan rutin Ny. L menjaga
warung serta ke sawah. Sawah tersebut tidak jauh dari rumah nya (sekitar 1 km), aktivitas
lainnya menonton tv dan mengikuti kegiatan keagamaan, Keluarga Ny.L baru pindah
sekitar 1 tahun ke kampung halaman dikarena Tn.Z suami Ny.L telah meninggal dunia
disebabkan oleh penyakit diabetes melitus, karena sebelum tinggal dikampung halaman
keluarga ny.L tinggal di pangkalan koto baru tepat nya di kompleks PTPN 6 selama 23
tahun. Sekarang keluarga Ny. L tinggal dikampung halaman tepatnya di tarusan pesisir
selatan.
Ny. L memiliki 2 orang anak yang tinggal satu rumah dengannya. Anggota keluarga Ny.L
mengikuti pengajian yang ada di surau terdekat. Namun, pada saat hari raya atau lebaran
keluarga Ny. L dari kampung pulang dan berkumpul di rumah mereka yang sekarang.
dapat di minta bantuan . Ny.L dulu memiliki BPJS saat Tn.z masih hidup dan seteah Tn, Z
telah meninggal Ny.L tidak pernah lagi membayar uang perbulan BPJS tsb. Sehingga
sedikit mempunyai kendala saat keluarga sakit saat dibawa ke pskesmas terdekkat.
4. Struktur Keluarga
55
a. Pola Komunikasi
Keluarga mengatakan komunikasi dua arah (feedback) dan bahasa yang dilakukan
antar keluarga yakni menggunakan bahasa minangkabau, ibu sebagai kepala keluarga yang
memutuskan suatu masalah dan apabila ada masalah dilakukan musyawarah dengan kepala
dingin.
Pengambilan keputusan yang dominan adalah pada Ny. L sebagai kepala keluarga, namun
juga disesuaikan dengan hasil musyawarah semua anggota keluarga dan yang mengatur
keuangan keluarga.
c. Struktur Peran
1) Ny. L berperan sebagai kepala keluarga sekaligus sebagai ibu bagi An S dan An F. Ny.
bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial
sudah melakukan perannya dengan baik walaupun masih belum sempurna. Ny. L tidak
anggota keluarga yang lain. Ny. L tidak ada terlibat dalam kegiatan
2) An S merupakan anak ke 1 dari 1 bersaudara yang berperan sebagai anak Ny. L yang
saat ini sudah berusia 25 tahun dan masih kuliah di bagian keperawtan.. An S berperan
sebagai anak dan sebagai kakak bagi An F. Peran An S sudah dijalankan dengan baik
56
dalam diskusi dan keputusan kelompok. An S juga tidak ada memiliki peran di dalam
saat ini sudah berusia 19 tahun dan masih Kuliah di unp padang , An. F berperan
sebagai anak dan sebagai adik bagi An S. Peran An.F sudah dijalankan dengan baik
Nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang di anut
dan norma yang berlaku di lingkungannya. Norma keluarga yang berkaitan dengan
kesehatan adalah bila keluarga sakit di belikan obat ke apotik terdekat. Sedangkan anak-
anak yang sakit di bawa ke puskesmas dan apotik. Dalam setiap hari keluarga menjalani
hidup dengan tuntunan agama islam. Nilai dan norma yang berlaku di dalam keluarga anak
tidak boleh lagi keluar malam dari rumah setelah selesai shalat magrib, makan harus di
meja makan dan ibu selalu menekan selalu makan sayur, dan bagi anak perempuan harus
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
saling menyayangi dan menghormati. Apabila ada anggota keluarga membutuhkan atau
57
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga mengatakan interaksi atau sosialisi antar keluarga dapat berjalan dengan baik,
Ny. L berusaha untuk memnuhi aturan yang ada keluarga , misalnya saling menghormati
dan menghargai , Ny.L akan mengikuti norma yang ada di masyarakat sekitar , sehingga
dapat menyesuaikan dan berhubungan baik dengan para tetangga dan masyarakat sekitar.
1) Praktik diit keluarga : Ny. L mengatakan dirinya tidak boleh makan makanan spt :
daging, gulai atau makanan yang bersantan, atau makanan siap saji dan tidak ada
keluarga yang alergi dengan makan serta tidak ada makanan yang di khsususkan.
2) Kebiasaan tidur dan istirahat : Ny.L mengatakan terkadang mata nya tidak bisa tidur
karena banyak pikiran dan Ny.L mengatakan sering buang air kecil pada malam hari
sebanyak 5 kali , itulah yang bisa menggangu jam tidur malam Ny.L. serta An.F sering
tidur malam sekitar jam 02.00 atau jam 03.00 dikarena kan main game.
3) Latihan Aktivitas Fisik dan Rekreasi : Ny. L mengatakan setiap pagi atau sore Ny.L
melakukan senam jantung sehat serta anak-anak Ny.L juga melakukan senam jantung
ada anggota keluarga yang mengkonsumsi alkohol. Ny L meminum obat rutin untuk
melakukan perawatan diri secara mandiri. Apabila ada keluarga yang sakit, perawatan
58
6) Praktik perawatan gigi : keluarga Ny.L selalu menyikat gigi secara teratur 2 kali sehari
7) Pelayanan perawatan gawat darurat : jika ada anggota keluarga yang sakit dan dalam
d. Fungsi Reproduksi
Ny. L memiliki 2 orang anak yang belum menikah dan tinggal bersama dalam satu rumah
dengan Ny. L.
e. Fungsi Ekonomi
Ny. L termasuk keluarga yang kurang mampu dan mempunyai penghasilan yang tidak
menentu dan Ny.L mengatakan susah untuk menyisihkan uang untuk ditabung.
Keluarga Ny.L mengatakan saat ini memiliki masalah keuangan seperti biasanya dan Ny.L
mengatkan saat ini warung nya sepi saat ada Covid19 dan aktivitas diluar rumah dibatasi
Ny.L mengatakan sangat ingin sembuh dari penyakit yang dideritanya. Ny. L mengatakan
kurang mengetahui bagaimana cara merawat rematik (Rheumatoid Arthritis) tersebut, dan
59
c. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stresor
Untuk stresor jangka pendek, keluarga mengupayakan untuk tidak adanya masalah
Keluarga Ny. L menggunakan koping yang adaptif dalam keluarga dengan bersikap
terbuka terhadap semua masalah yang ada di keluarga. Dalam hal penyelesaian masalah
Keluarga mengatakan bahwa ketika banyak pekerjaan , Ny L akan kakinta terasa sakit di
bagian lutut dan tersa nyeri di bagian tangan, tersa kebal saat sudah banyak melakukan
pekerjaan dan susah tidur. Namun, ketika Ny L memijat bagian yang nyeri sedikit hilang
nyeri nya, terkadang nyeri terus menerus. Semua masalah yang dihadapi diselesaikan
7. Pemeriksaan Fisik
Tabel 3.2
Pemeriksaan Fisik
.
1. Tanda Vital TD : 130/80 mmHg TD: mmHg TD : mmHg
IMT = 27,05 (BB lebih) IMT = 21,92 (Ideal) IMT = 20,54 (ideal)
3. Kepala Inspeksi : Rambut hitam Inspeksi : Rambut terdistribusi Inspeksi : Rambut t
lebat, beruban, kulit merata, tidak beruban, kulit merata, tidak beruba
kepala bersih, kepala kepala bersih, kepala simetris, bersih, kepala simet
ananemis, sklera ikterik ananemis, sklera ikterik (-), sklera ikterik (-), p
(-), pupil +/+, lesi (-) pupil +/+, lesi (-) Palpasi : Benjolan
Nyeri (-)
6. Telinga Inspeksi : Simetris, Inspeksi : Simetris, Inspeksi : Simetris,
pengeluaran cairan (-), cairan (-), Serumen (-), (-), berdengung (-),
Nyeri (-)
7. Mulut dan Gigi Inspeksi : Simetris, Inspeksi : Simetris, mukosa Inspeksi : Simetris,
pembengkakan (-), Gigi bersih, karies (-), gigi tidak sedikit kuning, karie
kuning, karies (+), gigi lengkap, kesulitan menelan (-), lengkap tapi ada ber
Nyeri (-)
8. Leher Inspeksi : Simetris, Inspeksi : Simetris, Inspeksi : Simetris,
tiroid (-), JVP (-), (-), JVP (-), lesi (-) Lesi (-)
Nyeri (-)
9. Dada Jantung Jantung Jantung
Inspeksi : Dada simetris, Inspeksi : Dada simetris, lesi (-) Inspeksi : Dada sim
Auskultasi : Bunyi dan S2, tidak ada bunyi jantung Paru - Paru
62
normal S1 dan S2, tidak tambahan, murmur (-), Gallop Inspeksi : Dada sim
Inspeksi : Dada simetris, menggunakan otot bantu nasfas taktil fremitus tidak
Benjolan (-), Nyeri (-), Perkusi : Sonor pada area paru krekle (-/-)
bronko vesikuler
(-/-)
10. Abdomen Inspeksi : Abdomen Inspeksi : Abdomen datar, lesi Inspeksi : Abdomen
Palpasi : Benjolan (-), Palpasi : Benjolan (-), Nyeri tekan (-), Nyeri ulu
Nyeri tekan (-), Nyeri ulu tekan (-), Nyeri ulu hati (-) Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+)
11. Ekstremitas Inspeksi : Edema (-), lesi Inspeksi : Edema (-), lesi (-), Inspeksi : Edema (-
otot :
Nyeri(-) +)
(++/++)
12. Kulit Inspeksi : Warna sawo Inspeksi : Warna sawo matang, Inspeksi : Warna sa
matang, Lesi (-), Tugor Lesi (-), Tugor kulit baik, kulit Lesi (-), Tugor kulit
64
8. Harapan Keluarga
lagi dan ingin memahami lebih banyak lagi tentang bagaimana perawatan
1. Data Fokus
untuk penyakitnya N : 79
gerakan
Ny.L mengatakan ingin
Ny.L mengatakan tidak tau mengetahui perawatan lebih
apa saja makanan yang lanjut pada penyakitnya dan
dilarang untuk penyakitnya pencegahan supaya sakitnya
yang akan beresiko tidak kambuh lagi
penyakitnya akan bertambah
Keluarga jarang memeriksakan
Ny.L mengatakan kurang tahu kesehatan ke puskesmas
apakah macam-macam obat
65
tradisonal yang lainnya yang terdekat
nya berolahraga
66
ke puskesmas untuk An.F tampak asyik bermain
67
aktivitas masing-masing pergelangan tangannya.
kurang bersih.
menceritakan tentang
keuangannya
68
beban yang berat dengan
masalah keuangan
2. Analisa Data
No
Data Fokus Masalah Keperawatan
.
1. DS:
sudah di gerakan
kambuh lagi
69
ada memakan obat rutin untuk sakit
Rheumatoid nya
panjang
penyakitnya
penyakitnya.
DO :
TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 79
S : 36,4
RR : 20
70
dan pencegahan supaya sakitnya tidak
kambuh lagi
berolahraga
pergelangan tangannya
aktivitas dirumah
2. DS:
71
1. An.F mengatakan hanya menggosok Prilaku Sehat Cendrung
DO:
dengan sabun
72
3. An.F tampak sering begadang
belum bekerja
DO :
tentang keuangannya
3. Prioritas Masalah
73
Pemeliharaan kesehatan Kesehatan Tidak Efektif
ia
1 Sifat Masalah : Keluarga kurang
kesehatan yang
baik
3 Potensial Masalah untuk Dicegah Keinginan
terhindar dari
penyakit cukup
baik
4 Menonjolnya Masalah Keluarga
Skala : menyadari
74
Masalah berat, harus 2 2/2 x 1 masalah dan
75
Penurunan Koping Keluarga
76
dirasakan
JUMLAH 3,9
77
C. Intervensi Keperawatan Keluarga
Ny. L mengatakan Sudah sering 00080 Ketidakefektifan mengenal masalah : Keluarga mampu
melakukan senam jantung sehat pemeliharaan 1831 Pengetahuan : manajemen 5510 mengenal masalah :
setiap pagi dan sore tetapi lutut kesehatan Rheumatoid Arthritis Pendidikan kesehatan :
78
apakah macam-macam obat memutuskan untuk 5250 kesehatan:
kaki nyeri dan sudah di gerakan Partisipasi keluarga dalam 1100 keluarga yang sakit :
79
beresiko penyakitnya akan
jahe hangat)
bertambah Keluarga merawat
80
untuk melawan penyakitnya 2009 Keluarga mampu kesehatan :
81
kesehatan
perawatan keluarga
Keluarga mampu
sabun
82
8. An.F mengatakan hanya Keluarga mampu
ketika sudah mengantuk 2605 Kesiapan caregiver dalam seni dan nonton
anggota keluarga
83
melakukan aktivitas
An.F tampak tidak mencuci 0002 Pemeliharaan energi Mengajarkan pada anak
tangan dengan sabun 2006 Status kesehatan personal : cara mencuci tangan yang
nya benar
84
lingkungan:
tubuh anak
Keluarga mampu
kesehatan: memodifikasi
kesehatan Memperhatikan
85
dalam perawatan dan modifikasi tata letak
Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan :
86
Keluarga mampu
Ny.L mengatakan penjualan 13114 Fungsi Keluarga 09260 Edukasi proses penyakit
87
bekerja 1606 untuk meningkatkan atau 09132 dan keyakinan keluarga
88
Manajemen Nyeri :
memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan :
89
sumber kesehatan memodifikasi
ancaman kesehatan
Promosi kepatuhan
program latihan
Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan :
Panduan pelayanan
kesehatan
90
Mengunjungi fasilitas
kesehatan
D.
April 2020 WIB pemeliharaan kesehatan keluarga mampu mengenal masalah mengerti dengan proses penyakit dan
91
kesehatan keluarga khususnya Ny.L dengan dukungan pembuatan keputusan
masalah
Kamis /02 13.00 Ketidakefektifan Pertemuan ke 2 S : Keluarga Ny.L mengatakan sudah
April 2020 WIB pemeliharaan kesehatan keluarga mampu mengenal masalah mengerti dengan apa itu Rheumatoid
92
kesehatan keluarga khususnya Ny.L dengan arthritis
93
Jumat/ 03 10.00 Ketidakefektifan Pertemuan ke 3 S : Keluarga Ny.L mengatakan sudah
April 2020 WIB pemeliharaan kesehatan keluarga mampu mengenal masalah mengerti dengan terapi kompres jahe
94
mengurangi sendi
Sabtu /04 14.00 Ketidakefektifan Pertemuan ke 4 S : Keluarga Ny.L mengatakan sudah
April 2020 WIB pemeliharaan kesehatan keluarga mampu mengenal masalah mengerti dengan terapi kompres
kesehatan keluarga khususnya Ny.L dengan serei hangat untuk mengurangi nyeri
95
arthritis
April 2020 WIB pemeliharaan kesehatan keluarga mampu mengenal masalah mengerti dengan makanan untuk
96
perbolehkan dan yang dilarang bagi A : Ketidakefektifan pemeliharaan
April 2020 WIB cenderung beresiko keluarga mampu mengenal masalah mengerti dengan cara menggosok gigi
menggosok gigi yang baik dan benar O : Keluarga Ny.L tampak sudah
97
beresiko teratasi sebagian
April 2020 WIB cenderung beresiko keluarga mampu mengenal masalah mengerti dengan cara mencuci tangan
yang benar
98
P : Lanjutkan ke tugas keperawatan
April 2020 WIB cenderung beresiko keluarga mampu mengenal masalah mengerti dengan cara mengatur pola
kesehatan keluarga dengan cara mengatur tidur yang benar dan modifikasi
99
P : Lanjutkan ke tugas keperawatan
April 2020 WIB cenderung beresiko keluarga mampu mengenal masalah mengerti dengan pentingnya nutrisi
100
P : Lanjutkan ke tugas keperawatan
April 2020 WIB Berisiko keluarga mampu mengenal masalah mengerti dengan pemakaian masker
masker dan cuci tangan yang benar O : Keluarga Ny.L tampak sudah
mencuci tangan yang baik dan tangan dan pemakaian masker yang
teratasi sebagian
101
keluarga berikutnya yaitu “ Terapi
Mengurangi Stress
kamis/16 14:00 penurunan koping Pertemuan ke 11 S:
April 2020 WIB keluarga keluarga mampu mengenal masalah Ny. L mengatakan pusing ada
istirahat
O:
aromaterapi lemon
102
Tampak Ny. L membawa
lemon
O:
103
membawa anggotanya jika ada
yang sakit
kesehatan.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dientikan
104
BAB IV
Rheumathoid Arthritis
Penulis :
a. Problem (P)
Pemberian kompres air hangat adalah intervensi keperawatan yang sudah lama
di aplikasikan oleh perawat. Kompres air hangat dianjurkan untuk menurunkan nyeri
meningkatkan relaksasi psikologis, dan memberi rasa nyaman, dan kompres jahe
merupakan tindakan yang sering kali digunakan sebagai obat nyeri persendian karena
kandungan gingerol dan rasa hangat yang ditimbulkannya membuat pembuluh darah
terbuka dan memperlancar sirkulasi darah, sehingga suplai makanan dan oksigen
lebih baik dan nyeri sendi berkurang (Utami & Puspaningtyas, 2013, dalam Izza
2014).
tindakan pemberian obat sebagai penurun nyeri. Biasanya dengan pemberian obat-
105
obat analgesik seperti Pemberian obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS), contoh:
seperti rasa yang tidak nyaman pada saluran cerna, mual, diare, perdarahan tukak,
Adapun terapi nonfarmakologi yaitu dengan kompres air hangat jahe yang bertujuan
untuk obat nyeri persendian karena kandungan gingerol dan rasa hangat yang
sehingga suplai makanan dan oksigen lebih baik dan nyeri sendi berkurang (Potter
b. Intervention (I)
Desain penelitian menggunakan quasi experiment desain pre and post test
nonequivalent control group. Populasi penelitian ini adalah semua lansia yang
mengalami nyeri Artrithis reumatoid berjumlah 220 orang dengan penentuan sampel
adalah lembar observasi numerik rating scale, Metode analisa data yang di gunakan
c. Comparator (C)
kompres hangat jahe mengalami tingkat nyeri sedang sebanyak 6 responden (54,5%)
dan Nyeri Sesudah pemberian kompres hangat jahe, responden yang mengalami
nyeri sedang menjadi 0%. Hasil uji didapatkan ρ value 0,000 (ρ < nilai α) sehingga
106
terdapat pengaruh yang signifikan kompres hangat jahe terhadap nyeri pada Artrithis
d. Outcome (O)
teratur, hindari melakukan aktivitas yang berlebihan dan terus menerus, makan
makanan yang kaya antioksidan untuk mengurangi dan mencegah peradangan sendi.
Pada Lanjut Usia Di Panti Jompo Graha Residen Senior Karya Kasih Medan
Kata Kunci : rheumatoid arthritis, intensitas nyeri, kompres serai, lansia dengan 60
tahun
a. Problem (P)
ditangan dan kaki cenderung paling sering terlibat.Pada rheumatoid arthriti kekakuan
paling sering terburuk dipagi hari. Hal ini dapat berlangsung satu sampai dua jam atau
bahkan sepanjang hari. Kekakuan untuk waktu yang lama di pagi hari tersebut
107
penyakit atritis lainnya berperilaku seperti ini.Misalnya, osteoarthritis paling sering
Rheumatologi, 2012).
Kompres serei hangat merupakan terapi alternatif yang dapat dilakukan secara
mandiri untuk mengurangi rasa nyeri, karena serei mengandung senyawa aktif yang
dapat menurunkan nyeri dan tanaman serei juga memiliki kandungan enzim
rheumatoid, selain itu juga serei memiliki efek farmakologi yaitu rasa pedas yang
bersifat hangat. Dimana efek panas ini dapat meredakan rasa nyeri, kaku dan spasme
b. Intervention (I)
one group pre post test design. Populasi penelitian ini adalah semua lanjut usia yang
Jompo Graha Residen Senior Karya Kasih Medan Tahun 2018 sebayak 23 orang.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode total sampling yaitu seluruh
populasi menjadi anggota yang akan diamati sebagai sampel dengan riwayat nyeri
artritis rheumatoid ringan dan sedang, dengan demikian maka jumlah sampel
terdiri dari 3 bagian yaitu kuesioner data demografi, instrument skala nyeri. Analisa
108
c. Comparator (C)
kompres serei hangatnilai rata-rata mencapai 3.65 dengan standar deviasi 0.93 dan
setelah dilakukan intervensi dengan kompres serei hangat nilai ratarata 2.17 dengan
standar deviasi 1.17. Menunjukkan nilai rata-rata nyeri artritis rheumatoid responden
setelah intervensi kompres serei hangat lebih rendah dari pada nilai rata-rata sebelum
intervensi sehingga dapat dinyatakan bahwa kompres serei hangat ini berpengaruh
Hasil penelitian diatas sesuai dengan pendapat Hembing (2007) dimana serei
mengandung minyak atsiri yang memiliki sifat kimiawi dan efek farmakologi yaitu
rasa pedas dan bersifat hangat sebagai anti radang (anti inflamasi) dan menghilangkan
rasa sakit atau nyeri yang bersifat analgetik serta melancarkan sirkulasi darah, yang di
indikasikan untuk menghilangkan nyeri otot dan nyeri sendi pada penderita artritis
rheumatoid.
d. Outcome (O)
akan mengalami beberapa perubahan dalam diri mereka secara fisiologis dan
tekanan darah tinggi. Intensitas nyeri sendi rheumatoid lansia sebelum diberikan
kompres serei hangat bervariasi karena sifat nyeri adalah subyektif, dipengaruhi
hangat terhadap responden yang mengalami nyeri atritis rheumatoid selama 20 hari,
109
responden mengatakan merasa lebih nyaman dan sakit yang dirasakan merasa lebih
kurang. Pemberian kompres serei hangat yang diberikan pada responden dilakukan
selama 20 hari karna menurut Sri Hyulita (2013) dan Marlina Andriani (2016) terapi
110
BAB V
PEMBAHASAN
Pasien kelolaan adalah Ny.L orang tua dari An.S dan An.F dengan Rheumatoid
Sumatera Barat Tahun 2020. Pada bagian ini penulis membahas tentang komplementer
keperawatan terapi kompres jahe hangat dan kompres serei hangat yang telah dilakukan
pada Ny.L dengan Rheumatoid Arthritis dan akan membandingkannya dengan teori yang
A. PENGKAJIAN
anamnesa dari pasien. Kemudian data dikumpulkan dan di analisa sehingga dapat
diketahui masalah keperawatan yang ada pada keluarga Ny.L. Data yang didapat setelah
dilakukan pengkajian pada seluruh keluarga Ny.L berdasarkan tinjauan teoritis yang
Pengkajian pada keluarga Ny.L dilakukan pada tanggal 3 april 2020. Dari
111
( Antigen- Antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor Reumatoid,
Gangguan Metabolisme, Genetik, infeksi virus dan Faktor lain : nutrisi, faktor
usia dan faktor lingkungan yaitu (pekerjaan dan psikososial). Pada saat
pengkajian tanda dan gejala pada Ny.L tampak sakit dipergelangan tangan,
tampak susah berjalan, nyeri persendian, tersa nyeri saat malam hari,
pagi hari.
B. DIAGNOSA
C.INTERVENSI
standar. Dalam hal ini setiap rencana keperawatan dikembangkan berdasarkan teori yang
Dalam hal ini penulis tidak terlalu mengalami kesulitan yang begitu berarti hal
ini disebabkan karena adanya beberapa factor pendukung dan terjalinnya hubungan
komunikasi yang baik antara penulis dengan pembimbing. Intervensi yang telah
dilakukan pada keluarga adalah membantu keluarga agar keluarga mampu mengenal
112
masalah, keluarga mampu memutuskan utnuk meningkatkan kesehatan, keluarga mampu
kesehatan.
D.IMPLEMENTASI
terapi kompres jahe hangat pada Ny.L ,komplementer kompres jahe hangat telah
dilakukan selama 2 minggu, dari pengenalan tentang komplementer kompres jahe hangat
yang akan dilakukan, mendampingi keluarga dalam melakukan kompres jahe hangat
pada Ny.L, hingga keluarga benar-benar mampu melakukan kompres jahe hangat secara
mandiri.
E .EVALUASI
sudah mampu melakun terapi kompres jahe hangat da kompres serei hangat secara
mandiri dengan benar. Data objektif yang didapatkan pada hari terakhir fase terminasi
nyeri pada pergelangan tangan Ny.L , Ny.L sudah tidak meringis kesakitan lagi dan
113
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penulisan Complementary Nursing Case Study setelah praktek
1. Pengobatan Komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini diantara
kompres hangat jahe dan kompres serei hangat. Defenisi CAM (Complementary And
system, modalitas dan praktek kesehatan yang didukung oleh teori dan kepercayaan.,
arthritis dapat mempengaruhi sendi apapun, sendi sendi kecil ditangan dan kaki
dengan diagnosa :
B. Saran
terbaik bagi keluarga khususnya bagi keluarga yang menderita rheumatoid arthriti
114
2. Bagi Masyarakat
4. Bagi penulis
keluarga dan selalu memberikan asuhan keperawatan yang baik dan sesuai dengan
rencana tindakan.
115
DAFTAR PUSTAKA
Balata. Skripsi. Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Bogor
Fathona, Difa. 2011. Kandungan Gingerol dan Shogaol, Intensitas Kepedasan dan
Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi
Harris ED Jr., 1993, Etiology and Pathogenesis of Reumatoid Arthritis. Dalam: Textbook of
Rheumatology.Philadhelpia:Saunders Co
Hembing, W. (2007). Atasi Asam Urat dan Rematik Ala Hembing. Jakarta : Puspa Swara
Hollmann DB. Arthritis & musculoskeletal disorders. In: Tierney LM, McPhee, Papadakis
MA (Eds): Current Medical Diagnosis & Treatment, 34 th ed., Appleton & Lange,
Indonesia
Izza, Syarifatul. (2014). Perbedaan Efektifitas Pemberian Kompres Air Hangat Dan
Pemberian Kompres Jahe Terhadap Penurunan Nyeri Sendi Pada Lansia Di Unit
Kumar, V., Cotran, R. S., Robbins, S. L., 2007. BUKU AJAR PATOLOGI Edisi 7. Jakarta :
EGC
Lase, Hartati. 2015. Pengaruh Kompres Jahe terhadap Intensitas Nyeri pada Penderita
116
Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, Wahyu I., Setiowulan, W., 2000. KAPITA SELEKTA
Masyhurrosyidi, Arif. 2008. Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Jahe terhadap Tingkat
Price, SA. Dan Wilson LM., 1993, Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit bag
2. Jakarta: EGC
Roscoe), Jahe Emprit (Zingiber officinale var. Amarum), dan Jahe Merah (Zingiber
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta
: EGC. 2002.
Subakut dan Kronis pada Lanjut Usia dengan Osteoarthritis Lutut di Puskesmas
Jakarta : EGC
Susanti, Devi. (2014). Pengaruh Kompres Hangat Jahe Terhadap Penurunan Nyeri Artritis
Rematoid pada Lansia Di Panti Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batu Sangkar.
117