Anda di halaman 1dari 40

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Alat Kontrasepsi

1. Pengertian

Kontrasepsi berasal dari dua kata yaitu :“kontra” berarti

mencegah/melawan dan “konsepsi” berarti pertemuan sel telur yang

matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.

(Prawihardjo,2014)

Kontrasepsi adalah cara menghindari atau mencegah terjadinya

kehamilan akibat dari pertemuan sel telur yang matang dengan sel

sperma dengan tehnik memakai alat-alat, obat, cara

perhitungan/pengamatan, cara operasi untuk menjarangkan (spacing)

atau untuk pembatasan (limitation) kehamilan. (Proverawati, 2010).

2. Jenis Alat Kontrasepsi

a. Metode Kalender/ Pantang Berkala

Menentukan waktu ovulasi dari haid yang tercatat 6-12 bulan

terakhir. Teknik kontrasepsinya sanggama dihindari pada masa

subur yaitu dekat pertengahan siklus haid atau terdapat tanda-

tanda adanya kesuburan yaitu keluarnya lendir dari liang vagina.

Untuk perhitungan masa subur dipakai rumus siklus terpanjang


13

dikrangan 11, dan siklus terpendek dikurangi 18 sedangkan

antara kedua waktu sangama dihindari. (Sulistyawati,2012)

1) Manfaat

a) Menghindari kehamilan

b) Tidak ada reasiko kesehatan yang berhubungan dengan

kontrasepsi

c) Tidak ada efeksamping sistemik

d) Murah atau tampa biaya (Sulistyawati,2012)

2) Keterbatasan

a) Kefektifan tergantung dari kemauan dan displin pasangan

untuk mengikuti instruksi

b) Perlu pantang selama masa subur untuk menghindari

kehamilan

c) Perlu pencatatan setiap hari

d) Infeksi vagina bisa membuat lendir servik sulit untuk

dinilai

e) Tidak terlindungi dari PMS (Sulistyawati,2012)

3) Efeksamping

Terlalu lama pantang berkala kadang-kadang tidak

tertahankan, terutama bila masa berpantang terlalu lama.

(Sulistyawati,2012)
14

b. Metode Suhu Basal

Peninggian suhu basal 0,2-0,5 0C pada waktu ovulasi.

Peninggian suhu basal ini mulai hari 1-2 setelah ovulasi dan

disebabkan oleh peninggian kadar hormon progesteron.

(Sulistyawati,2012)

1) Cara kerja

Menjelang ovulasi suhu badan akan turun ( pada hari ke-12

sampai 13 siklus haid), pada hari ke-14 apabila terjadi

ovulasi, maka suhu tubuh akan naik lagi. Sampai lebih tinggi

dari suhu sebelum ovulasi pada hari ke-15 dan 16 siklus haid.

(Sulistyawati,2012)

2) Kekurangan

a) Merepotkan untuk mengukur suhu setiap hari

b) Pencatatan tidak lagi akurat apabila terjadi infeks

c) Tidak cocok untuk wanita yang pendidikannya rendah

d) Hanya dapat digunakan bila siklus haid teratur 28-10 hari)

(Sulistyawati,2012)

c. Metode Lendir Servik

Pada saat menjelang ovulasi lendir ini akan mengandung

lebih banyak air atau menjadi encer sehingga mudah dilalui

sperma, namun setelah ovulasi lendir servik akan kembali

menjadi lebih padat. (Sulistyawati,2012)


15

d. Metode Symptotermal

Merupakan kombinasi antara metode suhu basal, lendir

serviks dan juga metode kalender. Keuntungannya hari-hari

mendekati ovulasi dapat diketahui dari bentuk lendir dan kapan

masa subur berlalu diketahui dari kenaikan suhu tubuh.

(Sulistyawati,2012)

e. Coitus Interuptus

Disebut juga dengan senggama terputus, yaitu pengeluaran

penis dari vagina sebelum ejakulasi. Cara kerja penis dikelurkan

sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina

dan kehamilan dapat dicegah. (Sulistyawati,2012)

1) Manfaat

a) Efektif bila digunakan dengan benar

b) Tidak mengganggu produksi ASI

c) Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB

d) Tidak ada efek samping

e) Tidak butuh biaya (Sulistyawati,2012)

2) Keterbatasan

a) Efektif tergantung kesediaan pasangan melakukan

senggama terputus

b) Efektivitas menurun bila sperma dalam 24 jam sejak

ejakulasi melekat pada penis


16

c) Memutus kenikmatan dalam hubungan seksual.

(Sulistyawati,2012)

Macam-Macam Alat Kontrasepsi Modern

a. Kondom

1) Pengertian

Sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan

diantaranya karet, plastic vinil, atau bahan alami (produk

hewan) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual.

(Sulistyawati,2012)

2) Cara kerja

Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel

telur dengan cara mengeras sperma di ujung selubung karet

yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak

tercurah kedalam saluran reproduksi perempuan.

(Sulistyawati,2012)

3) Manfaat

a) Efektif bila digunakan dengan benar

b) Tidak mengganggu roduksi ASI

c) Tidak mengganggu kesehatan klien

d) Tidak mempunyai pengaruh sitenim

e) Murah dan dapat dibeli secara umum

f) Tidak perlu resep dokter/pemeriksaan kesehatan khusus


17

g) Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi

lainnya harus ditunda (Sulistyawati,2012)

4) Keterbatasan

a) Efektivitas tidak terlalu tinggi

b) Cara penggunaan saat mepengaruhi keberhasilan

kontrasepsi

c) Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi

sentuhan langsung).

d) Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk

mempertahankan efeksi

e) Harus selalu tersedia setiap kalo hubungan seksual

f) Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat

umum

g) Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan

masalah dalam limbah. (Sulistyawati,2012)

b. Pil Kombinasi

1) Cara kerja

1) Menekan ovulasi

2) Mencegah implantasi

3) Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui sperma

4) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur

dengan sendirinya akan terganggu pula (Maryani S,2008)


18

2) Manfaat

a) Memiliki efektifitas yang tinggi bila digunakan setiap

hari

b) Resiko terhadap kesehatan sangat kecil

c) Tidak mengganggu hubungan seksual

d) Siklus haid teratur

e) Dapat digumakan dalam jangka panjang

f) Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause

g) Mudah dihentikan setiap saat

h) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil

dihentikan. (Maryani S,2008)

3) Keterbatasan

a) Mahal dan membosan kan karena harus menggunakan

setiap hari

b) Mual pada 3bulan pertama

c) Perdarahan bercak atau perdarahan sel

d) Nyeri payudara

e) Berat badan naik

f) Amenorhoe

g) Mengurangi ASI

h) Tidak mencegah IMS (Maryani S,2008)


19

c. Diafragma

1) Pengertian

Berbentuk bulat cembung, terbuat dari loteks (karet) yang

diinsrsikan kedalam vagina sebelum berhubungan seksual

dan menutup serviks. (Maryani S,2008)

2) Jenis-jenis diafragma

1) Diafragma pegas datar

2) Diafragma pegas kumparan

3) Acting (Maryani S,2008)

3) Cara kerja

Diafragma berfungsi sebagai barir fisik selama hubungan

seksual untuk mencegah sperma mencapai mucus serviks

sehingga sperma tidak memperoleh akses kesaluran genita

atas. Diafragma sebaiknya terletak melintang secar diagonal

diserviks, membentuk dari fornik vagina posterior

kebelakang simfisis pubis. (Maryani S,2008)

4) Manfaat

a) Tidak ada efek samping sistematik

b) Efektif bila digunakan dengan benar

c) Tidak mengganggu produksi ASI

d) Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang

sampai 6 jam sebelumnya

e) Tidak mengganggu kesehatan klien


20

f) Tidak mempunyai pengaruh sitematik (Maryani S,2008)

5) Keterbatasan

a) Efektivitas sedang (bila digunakan dengan spermisida

angka kegagalan 6-18 kehamilan er 100 perempuan

pertahun pertama)

b) Keberhasilan sebagai kontrasepsi bergantung pada

kepatuhan mengikuti cara penggunaan

c) Pemeriksaan seriks oleh petugas kesehatan terlatih

diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan

d) Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran

uretra

e) Dalam 6 jam pasca hubungan seksual, alat masih harus

berada diposisinya. (Maryani S,2008)

d. Spermisida

1. Pengertian

Spermisida adalah agen yang menghancurkan membrane

sel sperma dan menurunkan motilitas (pergerakan) sperma.

(Maryani S,2008)

2. Cara kerja

Menyebabkan sel membran sperma terpecah

memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan

kemampuan penembusan sel telur. (Maryani S,2008)

3. Manfaat
21

2. Efektifitas sekilas

3. Tidak mengganggu roduksi ASI

4. Biasa digunakan sebagai metode pendukung metode lain

5. Tidak mengganggu kesehatan klien

6. Mudah digunakan

7. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual

8. Tidak perlu resep dokter ataupun pemeriksaan kesehatan

khusus (Maryani S,2008)

4) Keterbatasan

a) Efektifitas berkurang

b) Ketergantungan penggunaan dari motivasi berkelanjutan

dengan memakai setia kali melakukan hubungan seksual

c) Efektif sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan

mengikuti cara penggunaan

d) Penggunaan harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi

sebelum melakukan huungan seksual (tablet, busa vagina,

supostoria dll). (Maryani S,2008)

e. MAL (Metode Amernore Laktasi)

1. Pengertian

MAL adalah cara kontrasepsi yang mengandalkan

pemberian ASI secara ekslusif. (Maryani S,2008)

2. Cara kerja
22

Menunda/menekan ovulasi. (Maryani S,2008)

3. Keuntungan

a) Efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6bulan past

artum).

b) Segera efektif

c) Tidak ada efek samping secara sitemik

d) Tidak mengganggu semnggama

e) Tidak perlu engawasan medic

f) Tidak perlu obat atau alat

g) Tanpa biaya (Maryani S,2008)

4. Keterbatasan MAL

a) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar menyusui

dalam 30 menit pasca persalinan.

b) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi social.

c) Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis

B/HIV/AIDS (Maryani S,2008)

f. Implan

1) Pengertian

Kontrasepsi implant merupakan kontrasepsi yang

berbentuk batang kecil yang mengandung hormone

progesteron. (Everett, Suzanne, 2015)

2) Cara kerja
23

a) Lendir serviks menjadi kental

b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga

sulit terjadi implamtasi

c) Mengurangi transportasi sperma

d) Menekan ovulasi (Maryani S,2008)

3) Keuntungan

a) Efektifitas tinggi

b) Perlindungan jangka panjang

c) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah

pencabutan

d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

e) Bebas dari pengaruh esterogen

f) Tidak mengganggu kegiatan senggama

g) Tidak mengganggu produksi ASI (Maryani S,2008)

4) Keterbatasan

a) Pada beberapa klien dapat menimbulkan perubahan pola

haid berupa perdarahan bercak

b) Timbulnya keluhan-keluhan seperti sakit kepala, nyeri

payudara, erasaan mual, pening atau pusing kepala

c) Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian

kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, tapi harus pergi

keklinik untuk pencabutan. (Maryani S,2008)


24

g. Suntikkan KB/injeksi

1) Jenis

a) Dipo provera (suntikan setiap 3 bulan sekali)

b) Nons berat (suntikan setiap 2 bulan sekali)

c) Cyclofem (suntikan 1 bulan sekali, disuntikan di belakang

atau tempat lainnya. (Maryani S,2008)

2) Efek samping

a) Penambahan berat badan.

b) Sakit kepala.

c) Menstruasi tidak teratur atau tidak menstruasi.

d) Menurunnya kepadatan tulang untuk sementara waktu.

(Maryani S,2008)

3) Keuntungan KB suntik

a) Cocok untuk mencegah kehamilan menjarangkan

kehamilan dalam jangka panjang dan kesuburan dapat pulih

kembali.

b) Tidak mengganggu hubungan suami istri.

c) Dapat dipakai segala umur pada masa reproduksi.

d) Tidak mengganggu laktasi (menyusui).

e) Dapat dipakai segera setelah masa nifas.

f) Dapat dipakai segera setelah keguguran.


25

g) Membantu mencegah terjadi kehamilan diluar kandungan.

(Maryani S,2008)

4) Kerugian KB suntik

a) Perubahan pola haid biasanya pada tahun 1 pemakaian.

b) Perdarahan bercak, dapat lama.

c) Yang terjadi perdarahan jarang.\

d) Tidak dapat haid (sering setelah pemakaian berulang).

e) Menaikkan berat badan.

f) Dapat menyebabkan (tidak pada semua aseptor) sakit

kepala, nyeri payudara, “moodiness” (perubahan

mood/perasaan), jerawat, membuat rontok. (Maryani

S,2008)

h. AKDR/IUD

1) Pengertian

IUD merupakan suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan

kedalam rahim terbuat dari plstik halus (polyetelen) untuk

mencegah terjadinya konsepsi atau kehamilan (Maryani

S,2008)

2) Cara kerja

a) Endometriummengakami transportasi yang ireguler yang

ipitel atroti sehingga mengganggu implantasi


26

b) Mencegah terjadinya pembuahan dengan menghalangi

bersatunya ovum dengan protozoa yang mencapai tuba

c) Mengurangi jumlah spermatozoa yang mencapai tuba

d) Menginfektifkan spermatozoa (Maryani S,2008)

3) Efektifitas

Sangat efektif yaitu 0,5-1 kehamilan per 100 perempuan

selama 1tahun pertama penggunaan. (Maryani S,2008)

4) Keuntungan IUD

a) Memerlukan hanya satu kali motivasi

b) Pemasangan tidak ada efek sistemik

c) Dapat mencegah kehamilan dalam jangka panjang

d) Kegagalan yang disebabkan karena kesalahan akseptor

tidak banyak

e) Efektofitas tinggi, kesuburan dapat dipilih kembali

f) Ekonomis

g) Dapat mengurangi nyeri haid. (Maryani S,2008)

5) Keterbatasan

a) Diperlukan emeriksaan dalam penyaringan infeksi

genetalia sebelum pemasangan IUD/AKDR

b) Diperlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan

pencabutan IUD/AKDR

c) Klien tidak dapat menghentikan sendiri


27

d) Pada penggunaan jangka panjang bisa terjadi perfonasi

uterus pada saat insersi

e) Klien harus memeriksa posisi benang IUD

f) Mahal. (Maryani S,2008)

6) Penggunaan AKDR/IUD

a) Usia reproduksi

b) Telah atau belum memiliki anak

c) Menginginkan kontrasepsi yang efektif jangka panjang

d) Sedang menyusui dan ingin memakai kontrasepsi.

(Maryani S,2008)

7) Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah

a) Copper-T

b) Copper-7

c) Multi load

d) Lippes loop (Maryani S,2008)

i. Tubektomi

1) Pengertian

Tubektomi adalah tindakan oclusi/pengambilan sebagian

saluran wanita untuk mencegah proses fertilisasi setelah

tubektomi fertilisasi dan pasangan tersebut akan terhenti

secara permanen (Saifudin, 2003).

2) Indikasi tubektomi
28

a) Umur termuda 25tahun dengan 4 anak hidup

b) Umur 30 tahun dengan 3 anak hidup

c) Umur 35 tahun dengan 2 anak hidup

Indikasi ini dikenal dengan keputusan 100 (umur ibu x

banyak anak = 100) (Saifudin, 2003)

j. Vasektomi

1) Defenisi

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk mengentikan

kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa

dekensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan

proses fertilisasi (Saifudin,2004).

2) Keuntungan

a) Sangat efektif bagi pria, tidak memiliki efek samping klinis

karena bersifat non hormonal, pengaruhnya jangka lama

b) Tidak mengganggu libido seksual

c) Dapat dikerjakan secara poliklinik (Saifudin,2004)

3) Komplikasi

a) Perdarahan

b) Respon peradangan terhadap sperma yang merembes

c) Pembukaan spontan/ ( subjektif ). (Saifudin,2004)

B. IMPLAN

a) Pengertian
29

Kontrasepsi implant adalah kontrasepsi berbentuk kapsul

silastik berisi hormone jenis progestrin yang dipasang dibawah

kulit.(Hildayati,2011).

Kontrasepsi yang popular dengan nama “Susuk KB” ini berisi

lovonogestrel, terdiri dari 6 kapsul yang diinsersikan dibawah kulit

lengan atas bagian bawah, kira-kira 6-10cm dari lipatan siku.

Levonorgestrel adalah suatu progestrin yang telah banyak di pakai

di pil KB seperti ovral dan nordette. Setiap kapsul mengandung

38mg lovonogestrel. Setiap hari 6 kapsul akan melepas 50 mikro

gram lenovogestre dan akan efektif sebagai kontrasepsi untuk 5

tahun. (Sulistyawati, 2012)

Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan

disebabkan oleh pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu,

hanya petugas klinik yang terlatih (dokter,bidan dan perawat) yang

diperbolehkan memasang maupun mencabut implant. Untuk

mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan, semua

tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan

lembut, dengan menggunakan upaya pencegahan infeksi yang

dianjurkan (Hidayati,2011).

b) Jenis Kontrasepsi Implant

1) NORPLANT

(a) Berisi batang yang mengandung hormone lenovogestrel


30

(b) Tiap kapsul : panjang 3,4 cm, diameter 2,4 mm, berisi

36 mg lenovogestrel yang efektif mencegah kehamilan

selama lima tahun. (Saifudin,2006)

2) IMPLANON

(a) Berisi 1 batang putih lentur mengandung 63 mg 3-keto-

desogestrel

(b) Efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun.

(Saifudin,2006)

3) INDOPLAN / JADENA

(a) Berisi 2 batang, mengandung 75 mg levonogestrel

(b) Efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun.

(Saifudin,2006)

c) Cara Kerja Kontrasepsi

1) Mekanisme Kerja Ekstrogen

Ekstrogen mempunyai khasiat kontrasepsi dengan

jalan mempengaruhi ovulasi, perjalanan ovum atau

implantasi. (Saifudin,2006)

Ovulasi dihambat melalui pengaruh ekstrogen

terhadap hipotalamus dan selanjutnya menghambat FSH

dan LH. Ovulasi tidak selalu terhambat oleh pil kombinasi

yang mengandung ekstrogen 50mg atau kurang. Kalaupun

daya guna preparat ini tinggi (95-98% menghambat


31

ovulasi), hal itu dipengaruhi oleh progesterone disamping

ekstrogen. (Saifudin,2006)

Implantasi telur yang sudah dibuahi dihambat oleh

ekstrogen dosis tinggi (dietil stillbestrol) yang diberikan

pada pertengahan siklus menstruasi. Jarak waktu diantara

konsepsi dan implantasi rata-rata 6 hari. Biopsu

endometrium yang dilakukan sesudah pemberian ekstrogen

dosis tinggi pasca-konsepsi menunjukan antiprogesteron

yang dapat menghambat implantasi. Perjalanan ovum

dipercepat dengan pemberian ekstrogen pasca konsepsi.

(Saifudin,2006)

2) Mekanisme Kerja Progesteron

Fungsi progesterone ialah menyiapkan

endometrium untuk implantasi dan mempertahankan

kehamilan. Disamping itu progesterone mempunyai pula

khasiat kontrasepsi sebagai berikut :

(a) Lender serviks mengalami perubahan menjadi lebih

pekat, sehingga penetrasi dan transportasi sperma

selanjutnya lebih sulit.

(b) Kapasitas sperma dihambat oleh progesterone.

Kapasitas diperlukan oleh sperma untuk membuahi sel

telur dan menembus rintangan disekeliling ovum.


32

(c) Jika progesterone diberikan sebelum konsepsi, maka

perjalan ovum dalam tuba akan terhambat.

(d) Implantasi dihambat bila progesterone diberikan

sebelum ovulasi. Walaupun ovulasi dapat terjadi,

produksi progesterone dan korpus luteum akan

berkurang sehingga implantasi dihambat.

(e) Penghambatan ovulasi melalui fungsi hipotalamus-

hipofisis-ovarium. (Sarwono, 2011)

d) Keuntungan KB Implant

1) Daya guna tinggi

Kontrasepsi impant merupakn metode kontrasepsi

berkesinambungan yang aman dan sangat efektif.

Efektifitas pengguna implant sangat mendekati efektifitas

0,2-1 kehamilan per 100 perempuan. (Sarwono, 2011)

2) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)

Kontrasepsi implant memberikan perlindungan

jangka panjang. Masa kerja paling pendek yaitu satu tahun

jenis implant tertentu contoh uniplant danmasa kerja paling

panjang pada jenis norplan.

3) Pengembalian kesuburan yang cepat

Kadar levonogestrel yang bersikulasi menjadi terlalu

rendah untuk dapat diukur dalam 48 jam setelah

pengangkatan implant. Sebagian besar wanita memperoleh


33

kembali siklus ovulatorik normalnya dalam bulan pertama

setelah pengangkatan. Angka kehamilan pada tahun

pertama setelah pengangkatan sma dengan angka

kehamilan pada wanita yang tidak menggunakan metode

ontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada

jangka panjang kesuburan dimasa depan. Kembalinya

kesuburan setelah pengangkatan implant terjadi tanppa

penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas

normal. Implant memungkinkan penentuan waktu

kehamilan yang tepat karena kembalinya ovulasi setelah

pengangkatan implant sedemikian cepat.

4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

Implant diinsersikan pada bagian subdermal dibagian

dalam lengan atas.

5) Bebas dari pengaruh ekstrogen

Tidak mengandung hormone ekstrogen. Kontrasepsi

Implan mengandung hormone progesterin dosis rendah.

Wanita dengan kontraindikasi hormone ekstrogen, sangat

tepat dalam pnggunaan kontrasepsi implant.

6) Tidak mengganggu kegiatan senggama

Kontrasepsi implant tidak mengganggu kegiatan senggama,

karena diinsersikan pada bagian subdermal dibagian dalam

lengan atas.
34

7) Tidak mengganggu ASI

Implant merupakan metode yang paling baik untuk wanita

menyusui. Tidak ada efek terhadap kualitas dan kuantitsa

air susu ibu, dan bayi tumbuh secara normal. Jika ibu baru

menyusi tidak sempat nantinya ( dalam tiga bulan), implant

dappat diinsersikan segera postpartum.

8) Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan

9) Dapat dicabut setiap saat

10) Mengurangi jumlah darah haid

Terjadi penurunan dalam jumlah rata0rata darah haid yang

hilang.

11) Mengurangi/ memperbaiki anemia

Meskipun terjadi peningkatan dalam spotting dan hari

pendaraham di atas pola haid pra-pemasangan, konsentrasi

hemoglobin pra pengguna implant meningkat karena terjadi

penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.

(Sarwono, 2011)

e) Kerugian Kontrasepsi Implant

Pada kebayakan klien dapat menyebabkan perubahan pola

menstruasi berupa pendarah bercak (spotting) hioermenorea, atau

meningkatkan jumlah darah haid, serta amenorea.

Sejumlah perubahanpola menstruasi akan terjasi pada tahun

pertama penggunaan, kira-kira 80% penggguna. Perubahan


35

tersebut meliputi perubahan pada interval antar pendarahan, durasi

dan volume aliran darah, serta spotting (bercak-bercak

pendarahan). Oligomenore dan amenore juga terjadi, tetapi tidak

sering, kurang dari 10% setelah tahun pertama. Pendarahan yang

tidak teratur dan memanjang biasanya terjadi padatahun pertama.

Walaupun terjadi jauhlebih panjang setelah tahun kedua, maslah

pendarahan dapat terjadi pada waktu kapan pun. Timbulnya

keluhan-keluhan seperti :

1) Nyeri kepala

2) Peningkatan berat badan

3) Jerawat

4) Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)

5) Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan

pencabutan.

6) Tidak memberiak efek protektif terhadap infeksi menular

seksual termasuk AIDS.

7) Klien dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi.

8) Efektivitas menurun bila menggunakan obat-obat

tubercolosis (rifampisin) atau obat epilepsy (feniton dan

barbiturate.

9) Insiden kehamilan ektopik sedikt lebih tinggi.

(Sarwono,2011).

f) Yang Boleh Menggunakan Alat Kontrasepsi Implant


36

1) Perempuan pada masa reproduksi

2) Tidak memiliki anak atau belum

3) Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi

dan menghentikan pencegahan kehamilan jangka panjang.

4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

5) Pasca persalinan atau menyusui

6) Pasca keguguran

7) Riwayat kehamilan ektopik (Sarwono, 2011)

g) Yang Tidak Boleh Menggunakan Alat Kontrasepsi Implant.

1) Hamil dan diduga hamil

2) Perempuan dengan pendarahan pervaginam yang belum

jelas penyebabnya.

3) Memiliki benjolan pada paudara atau riwayat kanker

payudara

4) Perempuan yang tidak dapat menerimaperubahan pola

menstruasi yang terjadi.

5) Memiliki miom uterus dan kanker payudara.

(Sulistyawati,2011)

h) Peringatan Khusus Bagi Pengguna Alat Kontrasepsi Implant

1) Terjadi keterlambatan menstruasi yang sebelumnya teratur

kemungkinan terjadinya kehamilan.

2) Nyeri perut bagianbawah yang hebat, kemungkinan terjadi

kehamilan ektopik.
37

3) Adanya anah atau pendarahan pada bekas insersi.

4) (Sulistyawati, 2011)

C. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian

Kontrasepsi Implant

1. Pengetahuan

a) Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra menusia yakni :

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

(Notoatmodjo,2003).

b) Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan bertujuan mengkelompokan tingkah laku

suatu masyarakat atau individu yang diinginkan, bagaimana

individu berfikir, berbuat sebagai hasil suatu unit pengetahuan

yang telah diberikan. Adapun tingkat pengetahuan tersebut adalah:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagau pengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.
38

2) Memahami (Comprehensive)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi real (sebenarnya).

4) Analisa (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi

didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakan atau menghubungkan bagian-bagian didaam suatu

bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evalusai (evaluating)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu criteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan criteria-kriteria yang

telah ada (Notoatmodjo,2003).


39

c) Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menyanyakan tentang isi materi

yang diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalam

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

sesuai dengan tingkatan-tingkatan diatas (Notoatmodjo,2003).

d) Kategori Tingkat Pengetahuan

Kategori pengetahuan menurut Budiman, Riyanto (2013)

tingkat pengetahuan dikelompokkan menjadi dua kelompok

apabila respondennya adalah masyarakat umum :

(1) Baik : Apabila responden dapat menjawab dengan benar

(skor : >50%)

(2) Kurang Baik : Apabila responden dapat menjawab dengan

benar (skor ≤ 50%) (Budiman, Riyanto, 2013)

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket berupa pertanyaan tentang isi materi yang akan

diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman

pengetahuan yang diinginkan kita atau kita ukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas. (Arikunto,2010)


40

2. Pendidikan

a) Pengertian

Pendidikan merupakan bagian hakiki dari kehidupan.

Pendidikan merupakan usah manusia dan masyarakt untuk

menjawab tantangan kehidupan. Pendidikan secara umum adalah

segala upaya yang direncakan untuk mempengaruhi orang lain baik

individu,kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan

apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo,2003).

Pendidikan yang tidak terlepas dari proses pengajaran, para

ahli kognitif berpendapat bahwa kegiatan belajar merupakan

proses yang bersifat internal dimana setiap proses belajar

dipengaruhi oleh factor-faktor eksternal, makun tinggi

pengetahuan seseorang makin tinggi pula intelektualnyam,

sedangkan factor eksernalnya natara lain social ekonomi,

lingkungan, massa dan lain-lain (Budiman,2007).

b) Unsur-Unsur Pendidikan

Dari batasan tersirat unsure-unsur pendidikan yaitu

(Notoatmodjo,2003).

1) input adalah sasaran pendidikan diantaranya individu,

kelompok dan masyarakat sedangkan pendidik merupakan

pelaku pendidikan.

2) Proses adalah upaya yang direncakan untuk mempengaruhi

orang lain.
41

3) Output adalah melakukan apa yang diharapkan atau perilaku.

c) Klasifikasi Pendidikan

1) Jalur Pendidikan

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui oleh peserta

didik untuk mengembangkan potens diri dalam suatu proses

pendidikan dengan tujuan pendidikan. (Notoatmodjo,2003).

(a) Pendidikan formal merupakan pendidikan yang

diselesnggarakan disekolah-sekolah pada umumnya. Jalur

pendidikan ini mempunyai jalur pendidikan yang jelas,

mulai dari pedidikan dasar, menengah, sampai pendidikan

tinggi.

(b) Pendidikan non formal meliputi pendidikan dasar dan

pendidikan lanjutan.

(c) Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan

lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

(Notoatmodjo,2003).

2) Jenis Pendidikan

Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada

kekhususan tujuan pendidikan pada satuan pendidikan terdiri

dari :

(a) Pendidikan Umum

(b) Pendidikan akademik

(c) Pendidikan profesi


42

(d) Pendidikan advokasi

(e) Pendidikan keagamaan

(f) Pendidikan khusus (Notoatmodjo,2003).

3) Kualitas pendidikan ‘

Ada dua factor yang mempengaruhi kualitas, khususnya di

Indonesia yaitu:

(a) Faktor Internal, meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu

departemen pendidikan nasional, dinas pendidikan daerah,

dan juga sekolah yang berada di garis depan. Dalam hal ini,

intervensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah

dibutuhkan agar pendidikan senantiasa selalu terjaga

dengan biak.

(b) Factor eksternal, adalah masyarakat pada umumnya

dimana, masyarakat merupakan ikon pendidikan dan

merupakan tujuan dari adanys pendidikan yaitu sebagai

objek dari pendidikan. Menurut ikhsan (2005) jenjang

pendidikan dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu:

(1) Rendah : < SMA

(2) Tinggi : ≥ SMA

3. Sikap

a) Pengertian

Sikap adalah suatu kecendrungan untuk mengadakan

tindakan terhadap suatu objek atau suatu cara yang menyatakan


43

adanya tanda untuk menyenangi objek tersebut. Sikap sering

diperoleh pengalaman, baik pengalaman sendiri maupun

pengalaman orang lain. Sikap yang positif terhadap nilai kesehatan

tidak selalu terwujud tindakan nyata (Notoatmodjo, 2003).

Sikap bukan suatu tindakan atau aktifitas, tetapi merupakan

predisposisi tindakan perilaku, sikap ini merupakan reaksi tertutp

seseorang terhadap objek yang dapat meliputi perasaan

mendukung atau memihak (Favorable) maupun perasaan tidak

mendukung atau menolak (unforable) pada suatu objek.

(Notoatmodjo,2003).

b) Tingakatan Sikap

Sikap terdiri dari empat tingkatan yaitu:

1) Menerima (Receiving)

Menerima diartikanbahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya serta mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan maerupakan suatu indikasi

dari sikap. Karena dengan usaha untuk menjawab pertanyaan

atau mengerjakan tugas yang diberikan berartu orang

menerima ide tersebut.

3) Menghargai (Valuing)
44

Mengajak orang lain untuk mengadakn atau mendiskusikan

suatu masalah.

4) Bertanggungjawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah terpilih

dengan segala resiko. (Notoatmodjo,2003).

c) Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau

tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan dapat

mengemukakan bagaimana pedapat atau pernyataan responden

terhadap suatu objek, sedangkan secara tidak langsung dapat

dengan menggunakan kuesioner (Notoatmodjo, 2003).

Penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan, pikiran,

keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Dengan

perkembangan ilmu sosiologi dan psikologi, maka peneliti akan

lebih menekankan pada pengukuran sikap yang menggunakan

skala sikap yaitu skala likert. Variable sikap terdiri dari 10 item

pernyataan. Untuk mengetahui sikap responden, maka digunakan

skala likert (Hidayat, Alimul, 2009) yang pengolahannya memakai

skor dengan nilai skala sebagai berikut :

1) Sikap Positif

Adalah apabila responden dapat nilai >40 dan jika responden

setuju dengan pernyataan yang diberikan dengan rincian skor

sebagai berikut :
45

(a) Sangat Setuju (SS) =4

(b) Setuju (S) = 3

(c) Tidak Setuju (TS) = 2

(d) Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

2) Sikap Negatif

Adalah apabila responden mendapat nilai <40 dan jika respon

tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan dengan rincian

skor sebagai berikut :

(a) Sangat Setuju (SS) = 1

(b) Setuju (S) = 2

(c) Tidak Setuju (TS) = 3

(d) Sangat Tidak Setuju (STS) = 4

D. Faktor Pendukung

a) Dukungan Suami

a. Pengertian

Dukungan suami adalah salah satu bentuk interaksi yang

didalamnya terdapat hubungan yang saling member dan menerima

bantuan yang bersifat nyata yang dilakukan oleh suami terhadap

istrinya. (Hidayat,2005). Menurut Hartanto (2011) metode

kontrasepsi tertentu tidak dapat dipakai tanpa kerjasama pihak

suami. Metode kesadaran akan fertilitas membutuhkan kerjasama


46

dan saling percaya antara pasangan suami istri. Keadaan yang

paling ideal adalah bahwa suami istri bersam-sama:

1) Memilih metode kontrasepsi terbaik

2) Saling kerjasama dalam pemakaian kontrasepsi

3) Membiayai pengeluaran untuk kontrasepsi

4) Memperlihatkan tanda bahaya kontrasepsi

Saling memberikan dukungan dalam memilih dan memutuskan

unuk menggunakan jenis kontrasepsi sangat berpengaruh

terhadap tingkat keberhasilan dalam program keluarga

berencana (Ernest dkk,2007). Perempuan akseptor KB merasa

lebih nyaman ketika keputusan KB diputuskan secara mufakat

antara pasangan, alasannya banyaknya wanita pasangan usia

subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi dikarenakan

tidak mendapat dukungan dan tidak disetujui oleh suami.

(Kohan dkk, 2012).

b) Jenis Dukungan Suami

Ada 4 macam bentuk dari dukungan suami tersebut yaitu:

a. Dukungan Informasional

Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi,

saran atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu.

Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu untuk

mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah.

b. Dukungan Penilaian
47

Dukungan penilaian adalah jenis dukungan dimana suami

bertindak sebagai pembimbing dan membimbing umpan balik,

memecahkan masalah dan sebagai sumber validator identitas

anggota dalam keluarga.

c. Dukungan Instrumental

Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang

dapat memberikan pertolongan langsung seperti pemberian

uang, pemberian barang, makanan serta pelayanan. Bentuk

dukungan ini dapat mengurangi stress karena individu dapat

memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi.

Dukungan instrumental sangat diperlukan dalam mengatasi

masalah dengan lebih mudah.

d. Dukungan Emosional

Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan

nyaman, yakni, diperdulikan dan dicintai ileh sumber

dukungan social sehingga individu dapat menghadapi masalah

dengan baik. Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi

keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol. (Ernest

dkk,2007).

Hasil penelitian Zulfa Hanum (2014) terdapat hubungan

yang bermakna antara dukungan suami dengan minat akseptor KB

menggunakan implant diperoleh yang mendapatkan dukungan

suami sebanyak 34 oran (60,7%) dibandingkan akseptor KB yang


48

tidak mendapatkan dukungan dari suaminya yaitu 13 orang (35%).

Artinya ada hubungan antara dukungan suami dengan penggunaan

kontrasepsi implant yang berarti bahwa ibu yang mendapatkan

dukungan dari suami berpeluang lebih besar akan menggunakan

metode kontrasepsi implant dibandingkan ibu yang tidak

mendapatkan dukungan dari suami.

E. Faktor Pendorong

1) Peran Tenaga Kesehatan Dalam Konseling

a. Pengertian

Konseling adalah proses pemberian bantuan dari petugas

kesehatan kepada kliennya, melalui pertemuan tatap muka.

Petugas menyampaikan informasi yang tidak memihak serta

memberikan dukungan emosi,agar klien mampu mengenali

keadaan dirinya dan masalah yang dihadapinya, sehingga

diharapkan klien dapat membuat keputusan yang tepat dan

mantap bagi dirinya sendiri. Atas dasar tesebut, kemudian klien

bisa bertindak sesuai dengan keputusan yang telah dipilhnya

secara mantap pula karema telah memahami alasan dan

tujuannya. Dasar dari pengertian konseling adalah pemberian

informasi yang tujuan akhirnya adalah klien dapat membuat

keputusan untuk mengatasi masalahnya secara mantap.

(BKKBN,2008)
49

b. Ciri-ciri Konseling yang Baik

1) Konselor memahami dan peduli pada klien, menimbulkan

kepercayaan pada diri klien.

2) Konselor memberikan informasi yang akurat dan berguna

bagi klien

3) Konselor membantu klien yntuk membuat keputusannya

sendiri, berdasarkan informasi yang jelas dan sesuai dengan

perasaan, situasi, dan kebutuhan klien

4) Konselor mambantu klien untuk mengingat apa yang harus

dilakukan. (BKKBN,2008)

c. Langkah-langkah dalam konseling

1) Berikan salam

2) Tanyakan apa masalah klien

3) Ungkapkan informasi sesuai kebutuhan klien

4) Bantu klien mencapai keputusan

5) Jelaskan agar klien ingat dan mengerti

6) Undang klien untuk kunjungan ulang (BKKBN,2008)

F. Kerangka Teori

Notoatmodjo (2003) dalam bukunya menguraikan teori perilaku

kesehatan menurut Lowrence Green (1980) yang menyatakan ahwa

perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh tiga factor yaitu factor

predisposisi, faktorpendukung/pemungkin, dan factor


50

pendorong/penguat. Adapun factor-faktor tersebut dapat dilihat dalam

kerangka teori dibawah ini.

Faktor Predisposisi :
- Pengetahuan
- Pendidikan
- Sikap
- Paritas
- Keyakinan
- Kepercayaan
- Social Budaya

Faktor Pendukung : Perilaku Kesehatan


- Dukungan Suami dalam memilih
- Dukungan keluarga kontrasepsi implant

Factor Pendorong
- Peran Tokoh
Masyarakat
- Peran Kader
Kesehatan
- Peran Petugas
Kesehatan
- Media Massa
Keterangan :

Diteliti

Tidak diteliti

Kerangka teori: Arum, 2008, (Handayani,2010),

Notoatmodjo,2012), Lowrence Green (1980)


51

Anda mungkin juga menyukai