Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : KB IUD (Intra Uterin Device)


2. Sasaran : Pasien Wanita Usia Subur di Balkesmas Wilayah Semarang
3. Tujuan

a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan pengunjung terutama wanita
usia subur dapat mengerti dan mengetahui tentang KB IUD
b. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan, pengunjung terutama wanita usia subur
diharapkan mampu:
1. Menjelaskan  Pengertian,  Mekanisme Kerja KB IUD.
2. Menyebutkan Manfaat dan Keterbatasan KB IUD.
3. Menyebutkan indikasi, kontraindikasi KB IUD. 
4. Menjelaskan Efek Samping KB IUD.

4. Materi
a. Pengertian, dan Mekanisme Kerja KB IUD.
b. Manfaat dan Keterbatasan KB IUD.
c. Indikasi, kontraindikasi KB IUD.
d. Efek Samping KB IUD. 

5. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab


6. Media : Lembar balik
7. Hari /Tanggal : 28 Januari 2022
8. Waktu : 20 menit
9. Tempat : Balkesmas Wilayah Semarang

Mengetahui, Semarang, 28 Januari 2022

Sub Koordinator Pelayanan Pegawai yang dinilai,

Wahyu Handoyo, SKM, M.Kes (Epid) Anna Fatima Zahra, Amd. Keb

NIP. 19700221 199403 1 002 NIP. 19920309 201403 2 001


MATERI PENYULUHAN

KB IUD

1. Pengertian
Intra Uterine device (IUD) adalah alat kecil berbentuk-T terbuat dari plastik dengan
bagian bawahnya terdapat tali halus yang juga terbuat dari plastik. Sesuai dengan
namanya IUD dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan.
Pemasangan bisa dengan rawat jalan dan biasanya akan tetap terus berada dalam
rahim sampai dikeluarkan lagi. IUD mencegah sperma tidak bertemu dengan sel
telur dengan cara merubah lapisan dalam rahim menjadi sulit ditempuh oleh sperma

2.  Mekanisme Kerja
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.
d. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi sperma untuk fertilisasi

3. Manfaat
a. Sangat efektif mencegah kehamilan.
b. Sangat efektif. 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan)
c. Pencegahan kehamilan untuk jangka yang panjang sampai 5-10 tahun
d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
e. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
f. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
g. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)
h. Dapat digunakan sampai menopouse
i. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
j. Membantu mencegah kehamilan ektopik
k. Relatif tidak mahal
l. Nyaman (tidak perlu diingat-ingat seperti jika memakai pil)
m. Dapat dibuka kapan saja (oleh dokter)
n. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
o. Segera berfungsi (AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan)
p. Efek samping yang rendah
q. Dapat menyusui dengan aman
r. Tidak dirasakan oleh pemakai ataupun pasangannya (Kusmarjadi, 2010).
s. Sangat efektif (0,5 – 1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian selama satu
tahun)
t. Tidak terganggu faktor lupa
u. Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan menggunakan
Tembaga T 380A)
v. Mengurangi kunjungan ke klinik
w.  Lebih murah dari pil dalam jangka Panjang

4. Keterbatasan
a. Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada infeksi menular
b. Efek samping umum terjadi perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak,
perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit
c. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang
apabila pemasangan benar)
d. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
e. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti
pasangan
f. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai
AKDR, PRP dapat memicu infertilitas
g. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan
AKDR
h. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan
AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 - 2 hari
i. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat
melepas (Muhammad, 2008).
j. Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD
dipasang segera setelah melahirkan)
k. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu

5. Siapa Yang Boleh Menggunakan / Indikasi


a. Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektifitas yang tinggi, dan jangka
Panjang
b. Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
c. Memberikan ASI
d. Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
e. Berada dalam masa pasca aborsi
f. Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
g. Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
h. Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang memang
tidak boleh menggunakannya.
i. Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat

6. Siapa Yang Seharusnya Tidak Boleh Menggunakan


a. Hamil atau diduga hamil       
b. Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit
kelamin       
c. Pernah menderita radang rongga panggul    
d. Penderita perdarahan pervaginam yang abnormal    
e. Riwayat kehamilan ektopik  
f. Penderita kanker alat kelamin
7. Efek Samping
a. Spotting
Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting akan muncul
jika capek dan stress. Perempuan yang aktif sering mengalami spotting jika
menggunakan kontrasepsi AKDR.
b. Perubahan siklus menstruasi
Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi lebih pendek. Siklus
menstruasi yang muncul lebih cepat dari siklus normal rata-rata yaitu 28 hari
dengan lama haid 3-7 hari, biasanya siklus haid berubah menjadi 21 hari.
c.  Amenore
Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih.
d. Dismenore
Munculnya rasa nyeri saat menstruasi.
e. Menorrhagea
Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau  haid yang lebih
banyak.
f. Fluor albus
Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial yaitu keadaan
abnormal pada ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan
flora vagina bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus yang mempunyai
konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina.
g. Pendarahan Post seksual
Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi benang AKDR yang
menggesek mulut rahim atau dinding vagina sehingga menimbulkan
pendarahan.

Mengetahui, Semarang, 28 Januari 2022

Sub Koordinator Pelayanan Pegawai yang dinilai,

Wahyu Handoyo, SKM, M.Kes (Epid) Anna Fatima Zahra, Amd. Keb

NIP. 19700221 199403 1 002 NIP. 19920309 201403 2 001


DAFTAR PUSTAKA

Anna, Dkk. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Buku Kedokteran,


EGC.
BKKBN. 2007. Kebijakan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta
Hidayati, Ratna. 2009. Metode dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi. Jakarta : Salemba
Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.
Saroha, Dkk. 2009. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Trans Info Media.
Suratun, Dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Trans Info Media.
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Humaniraya. 2009. Penduduk Indonesia, http://jurnalnet.com. Diakses oleh fitria ulfah, 20 Mei,
14.15 wib.
Moehqadri. 2009. Repitulasi Laporan Bulanan Pengendalian
Lapangan, http://www.waspada.com. Diakses oleh Fitria Ulfah. 23 Mei, 15.20 wib
  Mochtar (1998), Sinopsis Obstetri, EGC, Jakarta

Stratfield . 2002. Pelaksanaan KB, http://bataviase.co.id. Diakses oleh fitria ulfah. 20 Mei, 15.00


wib. Saifuddin (2003),Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, YBPSP, Jakarta 

Anda mungkin juga menyukai