Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA IUD (INTRA UTERINE DEVICES)

A. DEFINISI
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim, bentuknya
bermacam-macam terdiri dari plastik (polytiline) ada yang dililit tembaga (Cu) ada pula yang
tidak, tetapi ada pula yang dililit tembaga campur perak (Ag).
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau di sebut juga Intra Uterin Devices (IUD)
adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan
berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usi produktif.
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya
bermacam- macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada yang dililit tembaga (Cu) ada pula
yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada
pula yang batangnya berisi hormon progesterone.

B. MACAM-MACAM IUD
IUD telah dikembangkan dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutera dan
logam (besi baja, stainlessteel, perak, dan tembaga), sampai pada generasi plastik baik yang
ditambahi obat (medicated), maupun yang tidak ditambahi obat (unmedicated). Jenis alat
kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut :
a. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek
antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru. IUD ini
melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima
tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah
kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode
ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
b. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.
fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
c. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel.
d. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya.

C. MEKANISME KERJA IUD


AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur, cara kerja
IUD sebagai berikut :
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
c. Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
Ada beberapa mekanisme kerja IUD yang telah dianjurkan :
a. Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik didalam cavum uteri sehingga
implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
b. Prodiksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambat implantasi.
c. Teori reaksi benda asing yang menyebabkan pemadatan endometrium oleh sel-sel
makrofag dan limfosit yang menyebabkan blastokis rusak atau tidak dapat bernidasi.
d. Teori pengaruh zat bioaktif progesteron (untuk IUD yang berisi progesteron) yang
menghambat ovulasi, mempengaruhi endometrium yang berakibat menghambat
nidasi, mempengaruhi lendir serviks yang menghalangi gerak sperma.
e. IUD menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin yang menyebabkan
rahim berkontraksi sehingga menghalangi transport sel sperma ke kavum uteri.
f. Ion Cu yang dikeluarkan IUD dengan Cuppes menyebabkan gangguan gerak
spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS IUD


Menurut Hanafi Hartanto, 2003 dalam buku KB dan Kontrasepsi, Efektifitas dari IUD
dinyatakan dalam angka kontinuitas  (continuation rate) yaitu berapa lama IUD tetap tinggal
di utera tanpa :
a. Ekspulsi spontan
b. Terjadinya kehamilan 
c. Pengangkatan atau pengeluaran
karena alasan-alasan medis atau pribadi.
Efektifitas dari macam-macam IUD tergantung pada IUD nya : Jenis, ukuran, besar
dan luasnya permukaan IUD, untuk IUD medisionalis bergantung pada luasnya permukaan
bahan bioaktif yang dikandung dan lama pemakaian.
Akseptor : Umur, paritas, ketaatan dan keteraturan kontrol dan frekuensi senggama,
personal hygiene. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu umur dan
paritas, diketahui :
a. Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan atau
pengeluaran IUD.
b. Makin muda usia terutama pada multigravida, maka tinggi angka ekspulsi dan
pengangkutan atau pengeluaran IUD.
Maka efektifitas IUD tergantung pada variabel administratif pasien dan medis,
termasuk kemudahan insersi, pengalaman pemasang, kemungkinan ekspulsi dari pihak
akseptor, kemampuan akseptor untuk mengetahui terjadinya ekspulsi dan kemudahan
akseptor untuk mendapatkan pertolongan medis.

E. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN IUD


Menurut Saifuddin Abdul Bari dalam buku Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi, 2006 keutungan dari pemakaian KB IUD :
a. Sangat efektif, angka kegagalan 0,3 % sampai 1 %
b. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT.380A dan tidak perlu diganti).
d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
e. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (CuT.380A)
h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau setelah abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)
j. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
Sedangkan kerugian dari pemasangan KB IUD adalah sebagai berikut :
a. Resiko penyakit radang panggul meningkat.
b. Bertambahnya darah haid dan rasa sakit selam beberapa bulan pertama pada berbagai
pemakai IUD.
c. Tidak dapat melindungi klien dari PMS dan AIDS.
d. Tali IUD dapat menimbulkan perlukaan partia uteri dan mengganggu hubungan
sseksual pada sebagian pemakai.
e. Klien tidak dapat mencabut sendiri IUD nya.

F. INDIKASI PEMASANGAN IUD


Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB,
pemasangan IUD untuk bertujuan kontrasepsi dapat dilakukan pada wanita yang :
a. Telah memakai IUD di masa lalu dengan memuaskan dan aman.
b. Pernah melahirkan dan telah punya anak hidup.
c. Ukuran rahim tidak  kurang dari 15 cm.
d. Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk steril.
e. Tidak ingin hamil paling tidak lebih 2 tahun atau menjarangkan kehamilan.
f. Tidak boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsi horrmonal (mengidap penyakit
jantung, hipertensi, hati).
g. Sedang menyusui dan menginginkan kontrasepsi.
h. Tidak ada kontra indikasi.

G. KONTRA INDIKASI PEMASANGAN IUD


Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB,
kontraindikasi pemasangan IUD antara lain :
a. Diketahui dan curiga hamil.
b. Infeksi panggul (pelvis)
c. Pendarahan vagina yang tidak diketahui.
d. Dicurigai atau dikrtahui adanya kanker rahim.
e. Kelainan rahim (rahim kecil, stenosis kanalis servikalis, polip endometrium)
f. Anemi berat dan gangguan pembukaan darah.
g. Wanita dengan resiko tinggi mendapat PMS.

H. WAKTU PEMASANGAN IUD


Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB,
waktu pemasangan IUD yaitu :
a. Sedang Haid
Pada waktu ini pemasangan akan mudah karena kanalis servikalis agak melebar dan
kemumgkinan terjadi kehamilan sangat kecil, perasaan sakit kurang dan perdarahan
idak begitu banyak
b. Pasca Persalinan
Pemasangan dini yaitu pemasangan sebelum ibu dipulangkan dari rumah sakit.
Pemasangan langsung yaitu pemasangan 3 bulan setelah ibu dipulangkan. Pemasangan
tidak langsung yaitu pemasangan setelah lebih dari 3 bulan pasca persalinan atau
keguguran.
c. Pasca Keguguran
Langsung setelah keguguran, atau dipasang sewaktu ibu pulang dari rumah sakit.
d. Masalah Interval
Yaitu antara dua haid  bila dipasang setelah masa ovulasi, harus dipastikan wanita
tidak hamil atau mereka telah memakai cara-cara lain mencegah (kondom, sistem
kalender, dan sebagainya).
e. Sewaktu Seksio Sesaria
Sebelum luka rahim ditutup terlebih  dahulu dikeluarkan darah-darah beku dari kavum
uteri, kemudian IUD dipasangkan pada bagian fundus.

I. HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI OLEH AKSEPTOR KB IUD


Menurut BKKBN tahun 2008 dalam buku Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan
Kontrasepsi :
a. Cara memeriksa sendiri benang IUD pada bulan-bulan pertama post insersi dan setiap
selesai haid.
1. Mencuci tangan dengan air sabun kemudian duduk dengan posisi jongkok
2. Memasukkan jari telunjuk atau jari tengah kedalam liang senggama sampai
menjangkau rahim.
3. Raba adanya benang berarti IUD ada pada posisi yang benar dan jangan
ditarik.
b. Setelah pemasangan IUD boleh melakukan aktifitas seperti biasa dan boleh melakukan
hubungan suami istri setelah 3 hari pemasangan.
c. Efek samping yang terjadi misalnya perdarahan bertambah banyak atau lama, rasa
sakit atau kram.
d. Mengetahui tanda-tanda bahaya IUD.
1. Terlambat haid, perdarahan abnormal.
2. Nyeri abdomen, disparenmia.
3. Vaginal discargo abnormal.
4. Merasa tidak sehat, menggigil dan benang IUD teraba tambah panjang, ujung
IUD keluar, benang tambah pendek atau tidak teraba.
e. Bila berobat karena alasan apapun (medis, chinergis, problem sexual) beritahu dokter
bahwa metode KB yang dipakai IUD.
f. Sebaiknya tunggu 3 bulan untuk hamil embali setelah IUD dilepas dan gunakan
kontrasepsi lain selama waktu tersebut, untuk mencegah hubungan ektopik.
g. IUD tidak memberi perlindungan terhadap AIDS dan penyakit sexual lainnya dan
bagian perut tidak boleh dipijat.
h. Bila suami merasa nyeri saat berhubungan intim kemungkinan disebabkan oleh
benang yang terlalu panjang atau pendek, segera kontrol.
i. Boleh dilepas bila akseptor ingin hamil lagi atau ada komplikasi berat meskipun daya
kerjanya belum habis.

J. PATHWAY KB IUD

IUD

Benda asing dalam uterus

Reaksi Perubahan Terjadi efek mekanik Kurang


radang di reaksi kimia pengetahuan
cavum uteri tentang
Perubahan Erosi Kontraksi prosedur
Fagosit reaksi endometrium uterus pemasangan
meningkat enzimatik dan efek yg
uterus Spotting Iskemia otot terjadi
Perubahan uterus
endometrium Perubahan Infeksi Ansietas
endometrium Pelepasan
Keputihan Makrofag mediator
meningkat Nidasi tidak meningkat inflamasi
terjadi
Infeksi Menekan Stimulasi
pelvis sperma saraf
simpatis &
Hipertermi Sperma dan parasimpatis
ovum tidak
bertemu Persepsi
nyeri

Nyeri

K. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


a. Pengkajian
1. Data Subyektif
a) Identitas
b) Keluhan Utama
Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB IUD
tersebut antara lain amenorea/perdarahan tidak terjadi, perdarahan
bercak, keputihan, nyeri saat berhubungan.
c) Riwayat KB
Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum
menggunakan KB IUD dan sudah berapa lama menjadi akseptor KB
tersebut.
d) Riwayat Obstetri Lalu
Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
e) Riwayat Menstruasi Lalu
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah
haid, dysmenorhea atau tidak.
f) Riwayat Kesehatan Klien
Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker
payudara, DM, dan TBC.
g) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit jantung, DM,
TBC, hipertensi dan kanker payudara.
h) Pola Kehidupan
Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas,
pola aktivitas seksual, pola personal hygiene, dan kebiasaan sehari-hari.
2. Data Obyektif
a) Pemeriksaan Umum
Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB, TB,
suhu badan, kesadaran.
b) Pemeriksaan Khusus
1) Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma) adanya oedem,
conjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus.
2) Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar
limfe, adanya bendungan vena jugularis.
3) Dada : dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada
payudara.
4) Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba
adanya infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene.
5) Ekstremitas : dilihat adanya eodem pada ekstrimitas bawah dan
ekstrimitas atas, adanya varices pada ekstremitas bawah.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Ansietas
3. Hipertermi
PEMASANGAN IUD
Nomor Dokumen :
S Nomor Revisi : 00
KABUPATEN O Tanggal Terbit :
BOLAANG
MONGONDOW P Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Ns. NI NYOMAN
PUSIAN KECAMATAN SUSUN, S.Kep.MM
DUMOGA NIP.196509201985032005

1. PENGERTIAN Pemasangan KB IUD adalah Tindakan Pelayanan yang di berikan pada ibu atau akseptor KB
untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan cara diletakkan dalam rongga rahim.

IUD (Intra Uterine Device) adalah rangkap lastik kecil yang dipasang kedalam rahim lewat
vagina (www. BKKBN.Go.id, 2005).

2. TUJUAN Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan keluarga berencana di unit KIA-KB di
Puskesmas Pusian.

3. KEBIJAKAN SK Kepala UPTD Puskesmas Pusian No. ……………. tentang jenis – jenis pelayanan.

4. REFERENSI 1. Permenkes No. 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas;


2. Kepmenkes RI No. 369/MENKES/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan;
3. Bina Kesehatan Ibu, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan, Tahun 2013.

5. PROSEDUR a. Petugas memanggil pasien sesuai antrian dari loket, mengucapkan salam dan sapa;
b. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan identitas dalam rekam medis;
c. Jika tidak sesuai petugas melakukan konfirmasi ulang kebagian pendaftaran dan rekam
medis sampai terjadi kesesuaian;
d. Petugas melakukan anamnes terhadap pasien;
e. Petugas melakukan pemeriksaan antropometri berat badan dan pemeriksan tekanan
darah pasien;
f. Lakukan anamnesa tentang riwayat penyakit pasien;
g. Lakukan konseling IUD, dengan alat bantu visual berikan konseling sebelum dilakukan
pemasangan dengan menekankan pada :
- Cara kerja alkon (IUD) mencegah kehamilan.
- Jenis IUD.
- Efektifitas pemakaian.
- Cara pemasangan.
- Efek samping yang umum terjadi pasca pemasangan IUD.
- Cepat mengembalikan kesuburan setelah IUD dilepas.

 Persiapan Alat :
a. 1. Kom besar
b. Bengkok
c. Bivatue spekulum (spekulum cocor bebek
d. Tampon tang
e. Tenakulum
f. Extraktor IUD
g. Sonde uterus
h. Gunting IUD
i. Bak instrumen.
j. Doek steril & kain bersih untuk alas
k. Tempat mencuci tangan lengkap dengan handuk
l. empat sampah medis & non medis.
 Persiapan Bahan :
a. IUD steril
b. Larutan clorin 0,5%
c. Kapas sublimat
d. Sarung tangan steril 2 pasang
e. Kartu KB.
 Langkah-langkah :
 Dekatkan alat-alat yang diperlukan
 Pasang sampiran untuk menjaga privasi pasien
 Lakukan konseling sebelum pemasangan ( menjelaskan prosedur, reasi yang di
timbulkan, dll )
 Memberikan inform concent kepada aseptor
 Mencuci tangan
 Menggunakan handscoon bersih
 Lakukan pemeriksaan payudara pasien
 melakukan tehnik palpasi di daerah perut, periksa apakah ada nyeri, tumor atau
kelainan lainnya
 Mencuci tangan
 Memakai sarung tangan steril
 Pasang dug steril
 Atur posisikan pasien menjadi posisi litotomi
 Melakukan vulva hygiene
 Memeriksa genetalia eksternal
 Memeriksa genetalia dalam
 Memasukan lengan IUD copper T didalam kemasan steril dengan tehnik ‘tidak
menyentuh’
 Mencuci tangan dengan cairan klorin 0,5% dan lepaskan dalam posisi terbalik
 Lakukan pemeriksaan speculum pasien
 Memakai handscoon steril yang baru
 Mengusap vagia dan serviks pasien dengan menggunakan antiseptik
 Menjepit serviks menggunakan tenakulum
 Masukan sonde uterus dengan tehnik tidak menyentuh
 Menentukan posisi uterus dan kedalaman rongga uterus
 Mengeluarkan sonde
 Ukur kedalaman rongga uterus  pada tabung inserter yang masih didalam kemasan
steril dengan cara mengeser leher biru pada bagian tabung inserter.
 Buka seluruh plastik penutup kemasan IUD
 Keluarkan inserter dari tempat kemasaan tersebut
 Masukan tabung inserter secara hati-hati kedalam rongga uterus 
 Melepaskan lengan IUD dengan tehnik menarik (with drawal)
 tarik keluar pendorong
 Setelah lenggan IUD, dorong perlahan-lahan tabung inserter kedalam rongga uterus
sampai leher biru IUD menyetuh serviks.
 Menarik keluar sebagian tabung inserter
 Potong benang IUD kira-kira 3-4cm panjangnya
 Mengeluarkan tabung inserter
 Lepaskan dan keluarkan tenakulum dengan hati-hati
 Periksa serviks pasien
 Mengeluarkan speculum dengan hati-hati
 Membereskan alat-alat yang digunakan
 Buang bahan-bahan sekali pakai yang terkontaminasi
 Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dengan cairan klorin 0,5% selama 10
menit.
 Cuci tangan dengan cairan klorin 0,5% 
 Melepaskan sarung tangan
 Mencuci tangan lagi sampai benar-benar bersih.

 Pasca tindakan pemasangan :


a. Yakinkan klien bahwa ia dapat datang ke puskesmas setiap saat bila menginginkan
untuk melepas IUD;
b. Lakukan observasi selama lima menit sebelum memperbolehkan klien pulang;
c. Petugas mencacat direkam medis KB , kartu KB pasien dan buku register;
d. Petugas menjelaskan mengenai kunjungan ulang;
e. Petugas mengucapkan terimakasih.

6. DIAGRAM ALIR -
7. UNIT TERKAIT a. Loket /RM
b. KIA-KB
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2008. Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN


Hartanto, Hanafi. 2003. KB dan Kontrasepsi. Jakarta: Sinar Harapan
Manuaba, Ida Bagus. 2003. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Jakarta : Hipokrates
Manuaba, Ida Bagus. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC
Marjati. 2011. Makalah Manajemen Asuhan Kebidanan. Malang.
Mochtar, Pustam. 2008. Sinopsis Obstetri.Jakarta: EGC.
NANDA NIC-NOC. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA NIC-NOC. Jakarta:
Media Action Publishing
Saifudin,A. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai