DI SUSUN OLEH:
1. Alfiana Agustin
2. Aulia Reza NurFitriani
3. Ika Prasetyaningsih
4. Rifko Hartanto Nugroho
5. Rizki Nuru lSaputri
6. Tafdiela Amalie
7. Yeli Nur Indah
2019
A. Pengertian IUD/AKDR
IUD (Intra Uterine Device) adalah atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) merupakan alat kontrasepsi terbuat dari plastik yang flesibel dipasang
dalam rahim. Kontrasepsi yang paling ideal untuk ibu pasca persalinan dan
menyusui adalah tidak menekan produksi ASI yakni Alat Kontarsepsi Dalam
rahim (AKDR)/Intra Uterine Device (IUD), suntikan KB yang 3 bulan, minipil
dan kondom (BkkbN, 2014).
Kontrasepsi yang dapat digunakan pada pasca persalinan dan paling
potensi untuk mencegah mis opportunity berKB adalah Alat Kontrasepsi
Dalam rahim (AKDR) atau IUD pasca plasenta, yakni pemasangan dalam 10
menit pertama sampai 48 jam setelah plasenta lahir (atau sebelum penjahitan
uterus/rahim pada pasca persalinan dan pasca keguguran di fasilitas kesehatan,
dari ANC sampai dengan persalinan terus diberikan penyuluhan pemilihan
metode kontrasepsi. Sehingga ibu yang setelah bersalin atau keguguran, pulang
ke rumah sudah menggunakan salah satu kontrasepsi (BkkbN, 2014).
B. Jenis-Jenis IUD/AKDR
Menurut Arum (2011) jenis-jenis Intra Uterine Device (IUD) adalah
sebagai berikut:
1. IUD CuT-380 A, Bentuknya kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel,
berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga
(Cu).
2. IUD lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T (Schering), Menurut
Hartanto (2008) IUD yang banyak dipakai di Indonesia dewasa ini dari
jenis unmedicated adalah Lippes Loop dan dari jenis Medicated adalah
Cu-T 380 A, Multiload 375 dan Nova-T.
Menurut Suparyanto (2011) IUD terdiri dari IUD hormonal dan non
hormonal.
1. IUD Non-hormonal Pada saat ini IUD telah memasuki generasi ke-4.
Karena itu berpuluh-puluh macam IUD telah dikembangkan. Mulai dari
generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai
generasi plastik (polietilen) baik yang ditambah obat atau tidak.
a. Menurut bentuknya IUD dibagi menjadi 2:
1) Bentuk terbuka (Open Device): Misalnya: Lippes Loop, CUT, Cu-
7. Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T.
2) Bentuk tertutup (Closed Device): Misalnya: Ota-Ring, Altigon, dan
Graten ber-ring.
b. Menurut Tambahan atau Metal
1) Medicated IUD: Misalnya: Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T
220 (daya kerja 3 tahun), Cu T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380
A (daya kerja 8 tahun), Cu-7, Nova T (daya kerja 5 tahun), ML-Cu
375 (daya kerja 3 tahun). Pada jenis Medicated IUD angka yang
tertera di belakang IUD menunjukkan luasnya kawat halus tembaga
yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah 220
mm2. Cara insersi: Withdrawal.
2) Unmedicated IUD: Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil,
Antigon. Cara insersi Lippes Loop: Push Out. Lippes Loop dapat
D. Kerugian IUD/AKDR
Kerugian penggunaan alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut:
(Proverawati dkk, 2010)
1. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan)
2. Haid lebih lama dan banyak
3. Perdarahan (spotting antar menstruasi)
4. Saat haid lebih sedikit
E. Mekanisme Kerja IUD/AKDR
Mekanisme kerja yang pasti dari kontrasepsi IUD belum diketahui. Ada
beberapa mekanisme kerja kontrasepsi IUD yang telah diajukan :
1. Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik di dalam cavum uteri
sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu. Di samping itu,
dengan munculnya leukosit PMN, makrofag, foreign body giant cells, sel
mononuklear dan sel plasma yang dapat mengakibatkan lisis dari
spermatozoa atau ovum dan blastokista.
2. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan
terhambatnya implantasi.
3. Gangguan atau terlepasnya blastokista yang telah berimplantasi di dalam
endometrium.
4. Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopii.
5. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri (Hartanto, 2008).
Menurut Saifuddin, dkk (2006) cara kerja pemasangan IUD adalah sebagai
berikut:
4. PERSIAPAN ALAT
a. Kom besar 2 buah
b. Bengkok
c. IUD steril
d. Kom sedang 1 buah
e. Air DTT
f. Larutan byclean / klorin 0,5%
g. Kapas sublimat
h. Bak instrumen
i. Sarung tangan steril 2 pasang
j. Bivatue spekulum (spekulum cocor bebek)
k. Tampon tang
l. Tenakulum
m. Extraktor IUD
n. Sonde uterus
o. Gunting IUD
5. PROSEDUR TINDAKAN
a. Dekatkan alat
b. Atur posisi klien senyaman mungkin
c. Cuci tangan di air mengalir
d. Pasang selimut mandi
e. Pakai sarung tangan steril pada tangan kiri
f. Simpan IUD di tempat yang rata
g. Buka plastik atas IUD dengan tangan kanan, tangan kiri memasukkan
Coper T
IUD dari dalam dan tangan kanan merapatkan dari luar
h. Dekatkan bengkok
i. Buka kom kapas sublimat
j. Pakai sarung tangan pada tangan kanan
k. Lakukan vulva higiene
l. Lakukan pemeriksaan dalam
m. Cuci tangan di air DTT, buka sarung tangan
n. Pakai sarung tangan steril yang baru
o. Memasukkan spekulum sesuai anatomi
p. Bersihkan serviks dengan kasa steril menggunakan tampon tang
q. Jepit serviks dengan tenakulum pada posisi vertikal (arah jam 11 atau
jam 1)
r. Ukur panjang uterus dengan sonde uterus
s. Memsang IUD dengan teknik menarik (With drawal tecniqique) :
t. Memasukkan tabung inserter yang berisi IUD ke dalam kanalis
servikalis
u. Menarik tabung inserter sampai pangkal pendorong untuk
memasukkan IUD
v. Mengeluarkan pendorong dan dorong kembali tabung inserter sampai
terasa pada fundus.
w. Menggunakan benang IUD 3 sampai 4 cm
x. Bersihkan porsio yang telah terpasang IUD dengan kasa menggunakan
tampon tang
y. Mengeluarkan tenakulum dan spekulum, rendam dalam larutan klorin
0,5 %
z. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan IUD telah terpasang
aa. Lepaskan sarung tangan, rendam dalam larutan klorin 0,5 %
bb. Cuci tangan
cc. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan