DALAM RAHIM
Disampaikan Oleh ;
Hj Yuni Nurwahyuni,SKM,
SST, M.Kes
PENGERTIAN
a. KONTRASEPSI
Kontrasepsi berasal dari kata kontra artinya
melawan atau mencegah
Konsepsi artinya pertemuan antara sel telur
(wanita) yang matang dan sel
sperma (pria) akan terjadi kehamilan.
Kontrasepsi adalah menghindari/ mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sel sperma tersebut.
b. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR)/ IUD
IUD ( Intra Uterin Device) adalah alat kecil
terdiri dari bahan plastik yang lentur yang
dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang
harus diganti jika sudah digunakan selama
periode tertentu. IUD merupakan cara
kontrasepsi jangka panjang.
IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern
yang telah dirancang sedemikian rupa (baik
bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi
kontrasepsinya) yang diletakkan dalam cavum
uteri sebagai usaha kontrasepsi.
b. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR)/ IUD
AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau
tanpa unsur tambahan untuk sinergi
efektifitas) dengan berbagai bentuk, yang
dipasangkan ke dalam rahim untuk
menghasilkan efek kontraseptif.
AKDR adalah alat kontrasepsi yang
dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya
bermacam-macam, terdiri dari plastik
(polyethylene). Ada yang dililit tembaga , ada
yang dililit tembaga bercampur dan berisi
hormone progesterone.
JENIS – JENIS AKDR
a. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti
spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol,
dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis
yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.
o Tipe A berukuran 25 mm ( benang biru ),
o Tipe B 27,5 mm 9 ( benang hitam ),
o Tipe C berukuran 30 mm (benang kuning ), dan
o Tipe D berukuran 30 mm (tebal, benang putih)
Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah.
Keuntungan dari pemakaian spiral ini, jika terjadi perforasi
jarang menye-babkan luka atau penyumbatan usus, karena
terbuat dari bahan plastik.
Yang banyak dipergunakan dalam program KB Nas adalah IUD
jenis ini.
b. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene
di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan
kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga
halus yg mempunyai efek antifertilisasi (anti
pembuahan) yang cukup baik.
IUD bentuk T yang baru adalah IUD yang
melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi
yang rendah selama minimal lima tahun. Dari
hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang
tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan maupun perdarahan menstruasi.
Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya
efek samping hormonal dan amenorhea.
c. Copper-7
UD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk
memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran
diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan
gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas
permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti lilitan
tembaga halus pada jenis Copper-T.
d. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan
dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang
fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm.
Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas
permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah
efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small
(kecil) dan mini.
C. CARA KERJA
a) Usia Reproduktif
b) Keadaan Nullipara
c) Menginginkan menggunakan Kontrasepsi Jangka Panjang
d) Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan
kontrasepsi
e) Setelah melahirkan
f) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g) Risiko rendah dari IMS
h) Tidak menghendaki metoda hormonal
i) Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j) Gemuk ataupun kurus
F. KONTRAINDIKASI
a. Spotting
Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi,
spoting akan muncul jika capek dan stress. Perempuan
yang aktif sering mengalami spotting jika menggunakan
kontrasepsi AKDR.
b. Perubahan siklus menstruasi
Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi lebih
pendek. Siklus menstruasi yang muncul lebih cepat dari
siklus normal rata-rata yaitu 28 hari dengan lama haid 3-7
hari, biasanya siklus haid berubah menjadi 21 hari.
c. Amenore
Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih.
I. EFEK SAMPING
d. Dismenore
Munculnya rasa nyeri saat menstruasi.
e. Menorrhagea
Perdarahan haid yang lebih banyak.
f. Fluor Albus
Penggunaan AKDR akan memicu bacterial yaitu keadaan abnormal
pada ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan
flora vagina bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus yang
mempunyai konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina.
b. Sewaktu postpartum
1) Secara dini yaitu AKDR dipasang pada wanita yang
melahirkan
sebelum dipulangkan dari RS.
2) Secara langsung yaitu AKDR dipasang dalam masa tiga
bulan
setelah partus atau abortus.
3) Secara tidak langsung (indirect insertion) yaitu AKDR
dipasang sesudah
3 bulan setelah partus atau abortus.
Bila pemasangan AKDR tidak dilakukan dalam waktu
seminggu setelah bersalin, sebaiknya pemasangan
ditangguhkan sampai 6-8 minggu postpartum, jika
pemasangan AKDR dilakukan antara minggu 2 sampai ke 6
setelah partus, bias terjadinya perforasi atau ekspulsi.
Lanjutan…
J. PEMASANGAN AKDR……
c. Sewaktu post abortus
Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus oleh
karena dari segi fisiologi dan psikologi termasuk waktu yang
ideal, tetapi septik abortion merupakan kontraindikasi.
d. Beberapa hari setelah haid terakhir
Pasangan Suami istri dilarang bersenggama sebelum
AKDR dipasang. Perlu dijelaskan kemungkinan terjadinya
efek sampingan seperti perdarahan, rasa sakit. AKDR
keluar sendiri.
Dalam memilih AKDR yang akan dipasang, sebaliknya
ukuran yang lebih kecil dipasang pada akseptor yang
mengalami banyak perdarahan dan rasa sakit.
K. UPAYA BIDAN DALAM
MENANGGULANGI EFEK SAMPING
a. Jika permasalahan ringan, dianjurkan agar dilakukan
konseling.
b. Jika terjadi infeksi maupun gejalanya segera dibawa ke RS
terdekat.
c. Pada efek samping amenore, periksa apakah sedang hamil
atau tidak.
1. Apabila tidak, AKDR tidak dilepas. Memberi konseling
dan menyelidiki penyebab amenorea apabila
dikehendaki.
2. Apabila hamil, dijelaskan dan disarankan untuk melepas
AKDR apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari
13 minggu.
3. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari
13 minggu, AKDR tidak dilepas.
4. Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan
kehamilan tanpa melepas AKDR maka dijelaskan adanya
resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan
Lanjutan…
d. Untuk penanganan dismenore yaitu ……
memastikan dan
menegaskan adanya penyakit radang panggul (PRP)
1. Menanggulangi penyebabnya apabila ditemukan.
2. Apabila tidak ditemukan penyebabnya diberi analgesik
untuk sedikit meringankan. Apabila klien mengalami
kejang yang berat, AKDR dilepas dan membantu klien
menentukan metode kontrasepsi yang lain.
e. Pada perdarahan hebat yaitu :
1. Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan
bekelanjutan serta perdarahan hebat, melakukan
konseling dan pemantauan.
2. Memberi Ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu)
untuk mengurangi perdarahan dan memberikan tablet
besi (1 tablet setiap hari selama 1-3 bulan).
3. AKDR memungkinkan dilepas apabila klien
menghendaki. Apabila klien telah memakai AKDR selama
lebih dari 3 bulan dan diketahui menderita anemi (Hb
<7g%) dianjurkan untuk melepas AKDR dan membantu
memilih metode lain yang sesuai.