Oleh:
M.Wahyu Yusron
2108437851
Pembimbing:
1
3. Multi load, jenis ini terbuat dari polietilen dengan dua tangan, kanan dan
kiri, berbentuk seperti sayap yang fleksibel. Jenis ini memiliki panjang 3,6
cm dari atas hingga bawah dan lilitan kawat tembaga memiliki luas
permukaan 256 mm2 atau 375 mm2. Multi load memiliki tiga ukuran yaitu
standar, small, dan mini.
4. Lippes loop, merupakan jenis yang terbuat dari polietilen berbentuk spiral
atau huruf S bersambung. Lippes loop terdiri dari empat jenis yang
berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya, yaitu tipe A berukuran
25 mm dengan benang berwarna biru, tipe B berukuran 27,5 mm dengan
benang berwarna hitam, tipe C berukuran 30 mm dengan benang berwarna
kuning, dan tipe D berukuran 300 mm dengan benang berwarna putih dan
tebal. Lippes Loop memiliki angka kegagalan yang rendah. Keuntungan
lain dari pemakaian jenis ini adalah apabila terjadi perforasi jarang
menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan
plastik.
2
diketahui paling efektif adalah ion logam (Cu), yang lambat laun aktifnya
terus berkurang dengan lamanya pemakaian
- Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus akibat
seringnya terjadi kontraksi pada uterus pemakai AKDR, hal ini diduga
disebabkan oleh meningkatnya kadar prostaglandin dalam uterus pemakai
AKDR.
3
2. Ekspulsi (Pengeluaran Sendiri)
Ekpulsi dapat terjadi dipengaruhi oleh beberapa hal seperti umur dan
paritas akseptor, lama pemakaian, jenis dan ukuran AKDR, serta faktor
psikis dari akseptor.
3. Gangguan Pada Suami
Terkadang suami dapat merasakan adanya benang AKDR sewaktu
bersenggama. Hal ini disebabkan oleh benang AKDR yang keluar dari
porsio uteri terlalu panjang. Untuk mengurangi keluhan, benang AKDR
dipotong sampai kira-kira 2 ̶ 8 cm dari porsio.
4. Rasa nyeri dan kejang diperut
Rasa nyeri dan kejang diperut dapat terjadi setelah pemasangan
AKDR, biasanya akan berangsur hilang dengan sendirinya. Rasa nyeri dapat
dikurangi dengan pemberian analgetika. Jika keluhan berlangsung terus,
sebaiknya AKDR dikeluarkan dan diganti dengan AKDR yang lebih kecil.
6. Komplikasi AKDR
1. Infeksi
Biasanya AKDR itu sendiri ataupun benang yang berada dalam vagina
tidak menyebakan terjadinya infeksi jika alat-alat yang digunakan seperti
tabung penyalur dan pendorong sudah disterilkan. Infeksi biasanya terjadi
disebabkan oleh infeksi yang subakut atau menahun pada traktus genitalis
sebelum pemasangan AKDR
2. Perforasi
Perforasi umumnya terjadi sewaktu pemasangan AKDR walaupun
bisa terjadi pula kemudian. Pada permulaan hanya ujung AKDR saja yang
menembus dinding uterus, tetapi lama kelamaan dengan adanya kontraksi
uterus, AKDR terdorong lebih jauh menembus dinding uterus, sehingga
akhirnya sampai ke rongga perut. Kemungkinan terjadinya perforasi
diperhatikan apabila pada pemeriksaan spekulum benang AKDR tidar
kelihatan dan pada pemeriksaan dengan sonde uterus atau mikrokuret tidak
dirasakan AKDR dalam rongga uterus.
4
7. Waktu Pemasangan AKDR
Sewaktu haid sedang berlangsung
Keuntungan pemasangan AKDR pada waktu ini antara lain :
- Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu ini agak
terbuka dan lembek
- Tidak terlalu nyeri
- Perdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak terlalu
dirasakan
- Kemungkinan pemasangan IUD pada uterus yang sedang hamil tidak
ada
Sewaktu postpartum
- Secara dini (Immediate Insertion), yaitu pemasangan AKDR pada
perempuan yang melahirkan sebelum dipulangkan dari rumah sakit
atau selama 48 jam pertama paska melahirkan
- Secara langsung (Direct Insertion), yaitu pemasangan AKDR dalam
masa 3 bulan setelah partus
- Secara tidak langsung (Indirect Insertion), yaitu pemasangan AKDR
sesudah masa tiga bulan setelah partus atau pemasangan AKDR
dilakukan pada saat yang tidak ada hubungan sama sekali dengan
partus. Bila pemasangan AKDR tidak dilakukan dalam waktu 1
minggu setelah melahirkan, sebaiknya pemasangan ditangguhkan
sampai 6–8 minggu postpartum, karena pemasangan AKDR yang
dilakukan antara minggu ke 2 dan minggu ke 6 setelah partus, bahaya
perforasi lebih besar
Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak
ada gejala infeksi
Selama 1–5 hari setelah senggama yang tidak dilindung.
Kondisi-kondisi yang tidak diperbolehkan menggunakan IUD antara lain
kehamilan, gangguan perdarahan, peradangan alat kelamin, kecurigaan tumor
ganas pada alat kelamin, tumor jinak rahim, kelainan bawaan rahim, peradangan
pada panggul, perdarahan uterus yang abnormal, karsinoma organ-organ panggul,
malformasi panggul, mioma uteri terutama submukosa, dismenorhea berat,
5
stenosis kanalis servikalis, anemia berat dan gangguan koagulasi darah, dan
penyakit jantung reumatik.
6
pertanyaan
4. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya dan
mencuci kemaluannya menggunakan sabun
5. Cuci tangan dengan air dan sabun keringkan dengan kain bersih
6. Tolong klien naik ke meja pemeriksaan
7. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan
lainnya didaerah supra pubik
PEMERIKSAAN PANGGUL
1. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul
2. Atur lampu yang terang untuk melihat serviks
3. Pakai sarung tangan yang sudah di DTT
4. Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah steril atau
DTT
5. Lakukan inspeksi pada Genitalia Eksterna
6. Palpasi kelenjar Skene dan Bartolini, amati adanya nyeri atau ”discharge”
7. Masukkan Spekulum vagina
8. Lakukan pemeriksaan spekulum:
- Periksa adanya lesi atau keputihan padavagina
- Inspeksiserviks
Bila ada sekret vagina yang mencurigakan, dilakukan pemeriksaan
spesimen. Bila tidak, dilakukan pembersihan vagina, porsio dan sekitarnya
dengan khasa + larutan betadine.
9. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan kembali pada tempat
semula dengan tidak menyentuh peralatan lain yang belum digunakan
10. Lakukan pemeriksaan bimanual:
- Pastikan gerakan serviksbebas
- Tentukan besar dan posisiuterus
- Pastikan tidak ada kehamilan
- Pastikan tidak ada infeksi atau tumor padaadneksa
7
Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter, tarik
tabung inserter dari bawah lipatanlengan
Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk
memasukkan lengan AKDR yang sudah terlipat tersebut ke dalam
tabunginserter.
Pastikan cincin biru sejajar dengan arah lengan AKDR, cocokkan
dengan ukuran kavumuteri
Pastikan ujung pendorong menyentuh ujungAKDR
AKDR siap diinsersikan ke kavumuteri
9. Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi horisontal (sejajar
lengan AKDR). Sementara melakukan tarikan hati-hati pada tenakulum,
masukkan tabung inserter ke dalam uterus sampai leher biru menyentuh
serviks atau sampai terasa adanya tahanan.
10. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan
11. Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik withdrawl yaitu
menarik keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong dengan tetap
menahan pendorong
12. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali ke
8
serviks sampai leher biru menyentuh serviks atau terasa adanya tahanan
13. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang AKDR kurang
lebih 3-4 cm
14. Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ke tempat sampah terkontaminasi
15. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5%
16. Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan
tenakulum, tekan dengan kasa selama 30-60 detik
17. Keluarkan spekulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5%
TINDAKAN PASCA PEMASANGAN
1. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit untuk dekontaminasi
2. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa, sarung tangan
sekali pakai) ke tempat yang sudah disediakan (tempat sampah medik)
3. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin 0,5%, buka dalam keadaan terbalik dan rendam dalam klorin 0,5%
4. Cuci tangan dengan air dan sabun
5. Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati selama 15 menit
sebelum memperbolehkan klien pulang
KONSELING PASCA PEMASANGAN
1. Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan
harus dilakukan
2. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping
3. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kontrol
4. Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 380A adalah 10 tahun
5. Yakinkan klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila memerlukan
konsultasi, pemeriksaan medik atau bila menginginkan AKDR tersebut
dicabut.
6. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan
7. Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien
9
1. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya dan mencuci
kemaluannya mengguakan sabun.
2. Bantu Klien naik ke meja pemeriksaan
3. Cuci tangan dengan air sabun, keringkan dengan kain bersih
4. Pakai sarung tangan baru yang telah di DTT
5. Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah steril atau
DTT
TINDAKAN PENCABUTAN
1. Lakukan pemeriksaan bimanual:
Pastikan gerakan serviksbebas
Tentukan besar dan posisiuterus
Pastikan tidak ada infeksi atau tumor padaadneksa
2. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
3. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali
4. Jepit benang yang dekat denganklem.
5. Tarik keluar benang dengan mantap tetapi hati-hati untuk mengeluarkan
AKDR
6. Tunjukkan AKDR tersebut pada klien, kemudian rendam dalam klorin 0,5 %
7. Keluarkan spekulum dengan hati-hati
DAFTAR PUSTAKA
10
1. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2016
11