PENDAHULUAN
Amerika sekitar 7,1% pada wanita yang telah menikah dan 1,3% pada usia 15
hingga 44 tahun pada Tahun 2002. Insersi AKDR paling baik dilakukan dalam
persalinan. Hal ini mempunyai beberapa alasan untuk dilakukan, yaitu (a) ovulasi
setelah kehamilan tidak dapat diprediksi dan CuT merupakan kontrasepsi yang
berguna saat masa nifas, (b) wanita memiliki motivasi yang tinggi untuk
melakukan konseling pada masa antepartum dan memanfaatkan masa post partum
untuk insersi AKDR pada pasien yang setuju untuk menggunakan kontrasepsi.1,2,3
sebagai metode yang aman dan efektif. Insersi alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR) selama masa ini merupakan metode yang ideal untuk beberapa wanita,
1
INSIDENS
dari 13% pada tahun 1991 menjadi 5% pada tahun 2007.6Pemasangan AKDR
tertentu, seperti pada masa ini wanita tersebut tidak ingin hamil dan motivasinya
untuk memasang alat kontrasepsi masih tinggi. AKDR ini dapat digunakan 10
tahun dan ini akan menghemat biaya apalagi jika pemasangan dapat langsung
plasenta dan segera pasca persalinan direkomendasikan karena pada masa ini
serviks masih terbuka dan lunak sehingga memudahkan pemasangan AKDR dan
Insersi AKDR post plasenta memiliki angka ekspulsi rata-rata 13-16%, dan dapat
hingga 9-12,5% jika dipasang oleh tenaga terlatih. Angka ekspulsi ini lebih
rendah bila dibandingkan dengan waktu pemasangan pada masa segera pasca
AKDR post plasenta belum terlalu banyak digunakan karena masih kurangnya
sosialisasi mengenai hal ini dan masih adanya ketakutan pada calon akseptor
nyeri.Padahal pemasangan pada masa ini aman, memiliki risiko kecil untuk
2
AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ) Pasca Salin
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR ) atau yang lebih dikenal dengan
IUD ( Intra Uterine Devices ) pasca salin adalah suatu alat yang dimasukkan ke
dalam rahim setelah proses persalinan selesai atau setelah seluruh alat genital
pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 4 minggu. Pascasalin
atau puerperium adalah masa setelah proses persalinan selesai dan berakhir
didalam cavum uteri sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
Oleh karena reaksi radang itu, maka muncullah sel-sel inflamasi seperti leukosit
makrofag, sel mononuklear dan sel plasma yang dapat mengakibatkan lisis dari
uterus.9,10
Perubahan secara biokimia pada mukus di serviks terjadi pada semua tipe
AKDR. Progestin oral maupun sistemik diketahui dapat merubah mukus servikal
dan secara teoritis menghambat transpor sperma melalui serviks. Pada studi
memiliki mukus servikal yang baik untuk transpor sperma. Sebaliknya, AKDR
servikal dan hal ini menghambat motilitas sperma, terdapat bukti yang
3
menghambat migrasi sperma melalui endometrium yang mana terjadi pada semua
tinggi pada endometrial. Pada studi in vitro didapatkan bahwa ion-ion tembaga
JENIS-JENIS AKDR
Banyak jenis AKDR yang telah dikembangkan mulai dari generasi pertama
yang terbuat dari benang sutera dan logam sampai pada generasi plastik
(polietien) baik yang tidak ditambahi obat maupun yang dibubuhi obat.8
a) Medicated IUD, misalnya Cu-T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu-T 220
(daya kerja 3 tahun), Cu-T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu-T 380A
4
b) Unmedicated IUD, misalnya Lipes Loop, Marguiles, Saf-T Coil,
Antigon.
a. Progestasert-T
b. LNG 20
5
Gambar 2. Berbagai macam AKDR12
pasca persalinan tanpa melihat status menyusui ibu, karena tidak mempengaruhi
kadar hormonal. 13
forceps atau secara manual. Pada saat ini serviks masih berdilatasi sehingga
AKDR interval tidak bisa digunakan pada pemasangan post plasenta, karena
ukuran inserter yang pendek sehingga tidak bisa mencapai fundus selain itu,
manual.13
6
b. Pemasangan segera pasca persalinan
Pemasangan AKDR pada masa ini dilakukan setelah periode post plasenta
sampai 48 jam pasca persalinan. Teknik pemasangan AKDR pada saat ini masih
bisa dengan menggunakan ringed forsep , karena serviks masih berdilatasi, tetapi
tinggi.13
Bisa dilakukan dengan meletakkan AKDR pada fundus uteri secara manual atau
dianjurkan karena angka kejadian ekspulsi yang lebih tinggi jika dibandingkan
7
Keuntungan pemasangan AKDRpost plasenta:15,16
terdapat masalah/komplikasi)
tinggi dibandingkan teknik pemasangan masa interval (lebih dari 4 minggu setelah
8
Namun demikian, terdapat beberapa risiko dan hal-hal yang harus diwaspadai
saat pemasangannya:14
kemudian.
kembali jika ada demam, bau amis/anyir dari cairan vagina dan sakit perut
terus menerus).
AKDR juga dapat dipasang setelah persalinan dengan seksio sesarea. Angka
ekspulsi pada pemasangan setelah seksio sesarea kurang lebih sama dengan pada
pemasangan interval.14
Bahan habis pakai: sarung tangan, kasa steril, antiseptik, larutan klorin 0,5%.
9
Gambar 5. Pemasangan Alat Kehamilan Dalam Rahim Pascasalin.16
TEKNIK PEMASANGAN
Tahapan-tahapan pemasangan:17
Palpasi uterus untuk menilai tinggi fundus dan kontraksinya, dan jika perlu
Cuci tangan dengan sabun dan keringkan dengan kain kering yang bersih.
Letakkan duk steril untuk menutupi perut bagian bawah klien dan
10
Pastikan bokong klien terletak pada tepi ujung meja (dengan atau
dan periksa adakah laserasi pada serviks. Bila laserasi dan/atau episiotomi
AKDR.
visualisasiharusdipertahankan.
setengah terbuka.
wadah steril.
11
Jepit AKDR dalam kemasan dengan forsep plasenta Kelly atau
horizontal AKDR sedikit di luar cincin. Hal ini akan membantu pelepasan
AKDR pada fundus dan menurunkan risiko AKDR ikut tercabut keluar
telah menjepit AKDR dengan tangan yang dominan dan forsep yang
Tarik forsep yang menjepit serviks secara perlahan ke arah pemasang, lalu
visualisasikan serviks.
secara tegak lurus terhadap bidang punggung ibu. Hal ini akan mengurangi
12
ketidaknyamanan pasien dan menghindari kontak antara AKDR
dinding abdomen. Hal ini untuk mencegah uterus bergerak ke atas pada
bahwa segmen bawah uterus dapat berkontraksi, dan oleh karena itu
hingga fundus.
Jika terdapat tahanan, tarik forsep sedikit dan arahkan ulang forsep
13
Berdiri dan pastikan dengan tangan yang berada di abdomen bahwa ujung
Pada tahap ini, putar forsep 45o ke arah kanan, untuk menempatkan
Secara lembut, buka introitus vagina dengan dua jari dan lihat
Gunakan sarung tangan panjang (hingga siku lengan) yang steril atau
sarung tangan standar yang steril dengan baju kedap air steril.
14
Dengan bantuan spekulum vagina, visualisasikan serviks dan jepit serviks
Keluarkan spekulum.
Secara perlahan, dengan arah tegak lurus terhadap bidang punggung ibu,
15
Teknik Pemasangan Transsesarea
menggunakan instrumen.
Cuci tangan dengan sabun dan air lalu keringkan dengan kain yang
Lengkapi kartu kontrol AKDR milik klien dan tulis semua informasi
16
INDIKASI
Usia reproduksi
Keadaan nullipara
KONTRAINDIKASI
endometrial atau TB pelvis dan wanita yang sedang menderita IMS atau PID
AKDR post plasenta adalah ketuban pecah lama, ruptur membran yang lama,
darah, seperti DIC yang mungkin disebabkan oleh eklampsi dan pre-eklampsi
berat, infeksi intrapartum dan perdarahan post partum yang berkelanjutan. 1,20
17
Kontraindikasi Absolut Kontraindikasi Relatif
EFEK SAMPING
1. Perdarahan
18
tindakan-tindakan tersebut, sebaiknyaAKDR diangkat dan di ganti dengan
Rasa nyeri dan kejang di perut dapat terjadi segera setelah pemasangan
bersenggama. Disebabkan oleh benang AKDR yang keluar dari porsio uteri
sebaiknya benang AKDR yang terlalu panjang dipotong sampai kira – kira 2-
hilang.8
4. Ekspulsi
terjadinya ekspulsi berkisar 1 kasus dalam 20 kejadian. Hal ini sering terjadi
sebaiknya datang secara regular untuk mengecek posisi dan letaknya. Angka
19
kejadian ekspulsi post plasenta lebih rendah daripada insersi yang telah
ekspulsi yang tinggi pada insersi AKDR dalam waktu 10 hari pertama setelah
post partum sebesar 6,1%.Gejala ekspulsi antara lain kram, pengeluaran darah
KOMPLIKASI IUD
1. Infeksi Pelvis
Infeksi biasa terjadi pada 20 hari pertama setelah insersi.Hal ini dapat
dihindari dengan menggunakan teknik aseptik pada saat insersi dan dengan
tetapi jika pasien tidak menunjukkan gejala, hal itu dapat dibiarkan dan
apusan dapat dilakukan ulang setelah 6-12 bulan kemudian. Jika ada gejala,
maka AKDR harus dilepas. Hal itu dilakukan untuk menghindari kontaminasi
20
AKDR itu sendiri, atau benangnya yang berada dalam vagina,
steril. Jika terjadi infeksi, hal ini mungkindisebabkan oleh sudah adanya
pemasangan AKDR.8
2. Perforasi
Perforasi pada uterus dapat terjadi pada saat insersi AKDR meskipun
hal ini jarang disadari.Pada percobaan klinis yang besar didapatkan 1,3 setiap
operator, lamanya waktu, dan wanita yang memiliki angka keguguran yang
21