Anda di halaman 1dari 34

AKDR

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

Oleh
dr. Fahrina
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
 Riwayat AKDR:
 Sejak 100 tahun yang lalu, pemilik unta berupaya agar
agar hewan peliharaan mereka tidak hamil dengan
jalan memasukkan kerikil ke dalam rahim unta
 1909 Richter mengenalkan pesarium dari anyaman
benang
 1928 Gräfenberg menggunakan cincin dari kawat perak
Pencapaian RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional) 2010-2014 untuk memenuhi target


pencapaian MDGs  mewujudkan akses kesehatan
reproduksi bagi semua pada tahun 2015  pelayanan
KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang diharapkan
terjadi penurunan Total Fertility Rate secara nasional


MKJP banyak digunakan  Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau
Intra Uterine Device (IUD)  efektivitas
bergantung pada tingkat penerimaan
penggunanya.
Pengertian kontrasepsi IUD
IUD  alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam
rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula
yang dililit tembaga, dan ada juga yang mengandung
hormon dan mempunyai benang dengan bentuknya
bermacam-macam

IUD sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang,


dapat dipakai oleh semua perempuan usia
reproduktif untuk tujuan pencegahan kehamilan

Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal


oleh masyarakat adalah bentuk spiral. Sebaiknya IUD
ini dipasang pada saat haid atau segera 40 hari
setelah melahirkan
Alasan untuk KB

 Perkembangan populasi dunia dalam


2000 tahun terakhir:
Alasan untuk KB

 Prediksi PBB tentang Pertumbuhan


Penduduk:
Alasan untuk KB
 Tingkat kematian Maternal per jumlah
kelahiran hidup:
Alasan untuk KB
 Kematian bayi per usia Ibu:
Alasan untuk KB
 Kematian bayi berdasarkan urutan kelahiran:
Alasan untuk KB
 Kesuksesan KB tergantung dari -
pengguna, metode, and pelayanan:
Sumber: BKKBN 2008
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

 Riwayat AKDR :

Jenis-jenis AKDR
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

 Jenis-jenis AKDR

Mirena

1 (plastik), 2 (tembaga) dan 3 AKDR dengan hormon lepas lambat


(Nova-T mengandung batang perak untuk mencegah fragmentasi kawat tembaga).
Copper T 380A IUD
Terdiri atas:
Polyethylene, copper wire, &
barium sulfate for X-ray
visibility, white threads

Mekanisme kerja:
Meningkatkan cairan intrauterin
dan tuba, terdiri atas ion Cu,
enzim, prostaglandin, dan
makrofag yang mengganggu
fungsi sperma dan mencegah
fertilisasi.
Copper T 380A IUD
Keuntungan pemakaian Cu380A:
• Dapat dipakai selama 10 tahun
• Nonhormonal
• Pola menstruasi tetap normal

Kerugian terkait Cu380A:


• Dapat menyebabkan menstruasi yang berat dengan kram
perut yang sedang hingga berat, terurama pada beberapa
siklus awal
Levonorgestrel Intrauterine System
(LNG-IUS) (Mirena)
Terdiri atas:
polyethylene, levonorgestrel, barium
sulfate, dark-colored threads

Mekenisme kerja:
• Penebalan mukus serviks
• Menghambat kapasitasi sperma dan
kemampuan sperma bertahan hidup
• Menekan endometrium
• Menekan ovulasi melalui absorpsi
progestin
Levonorgestrel Intrauterine System
(LNG-IUS) (Mirena)
Keuntungan pemakaian MIRENA:
• Dapat dipakai selama 5 tahun
• Sebagai agen protektif pada kanker endometrium
• Menurunkan perdarahan menstruasi sebanyak 90%; 20%
penggunanya dapat mengalami amenore
• Menurunkan efek samping progestin (hanya 10%
diabsorbsi secara sistemik)
Kerugian pemakaian MIRENA:
• Perdarahan ireguler, terutama selama 6 bulan pertama
pemakaian
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

 AKDR - Insersi (1):

Fiksasi dgn Tenakulum Sondage


Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

 AKDR - Insersi (2):


Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

 AKDR - Insersi (3):

Ujung benang AKDR


berjarak 2 cm dari
serviks
Intrauterine Devices (IUDs)
 Pengamatan lanjut pascainsersi:

Gambaran sonografik AKDR generasi kedua dan ketiga pada tempatnya. Perhatikan beda echographic
lingkar tembaga (a) dan pelepas LNG (b).
Waktu penggunaan IUD
• Setiap waktu dalam siklus haid (dipastikan tidak
hamil).
• Hari 1 – 7 siklus haid.
• Segera setelah melahirkan, (48 jam pertama/ 1
bulan pasca salin).
• Setelah menderita abortus (segera atau dalam
waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi
• Selama 1 – 5 hari setelah senggama tidak
terlindungi.
Penapisan pasien sesuai kriteria kelayakan medis
untuk penggunaan IUD
Penapisan pasien sesuai kriteria kelayakan medis
untuk penggunaan IUD
Kriteria kelayakan medis IUD postpartum
Kriteria kelayakan medis IUD pasca
keguguran
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
 Karakteristik AKDR:
Kontraindikasi AKDR - Radang/Infeksi lokal
- Kelainan bentuk uterus
- Perdarahan yang belum jelas penyebabnya
- Penggunaan antikoagulan
- Alergi tembaga
Syarat pemasangan - Tidak hamil
- PAP Smear normal
Antibiotik profilaksis Tidak perlu
PEARL Index - 0.5–3.0 (AKDR Generasi Kedua)
- 0.05–0.1 (AKDR Generasi Ketiga)
Efek samping - Ekspulsi AKDR (1–8%)
- Perforasi Uterus (0.12–0.68/1000)
- Peradangan lokal (1.4–9.6/1000)
- Hamil Ektopik (6.8–8.9/1000/10 tahun)
- Gangguan Menstruasi (2–5%)
- Bercak, Dismenore (44-59%)
Pengamatan lanjut - Konfirmasi USG pascainsersi
- USG setelah 6 minggu pemasangan
- Pemeriksaan ginekologi tahunan
Intrauterine Device (IUD)
KEUNTUNGAN
• Efektifitas tinggi, tidak ada “user error”
• Mudah dan nyaman bagi pasien
• Bertahan lama
• Reversibel
• Dilakukan secara hati-hati
• Pembiayaan efektif dalam waktu lama
• Insidensi rendah terkait efek samping
• Coitus independen
Intrauterine Device (IUD)
KERUGIAN
• Masalah terkait menstruasi
• Ketidaknyamanan saat insersi
• Ekspulsi AKDR
• Perforasi uterus
• Harus dilakukan oleh tenaga profesional
untuk insersi dan pelepasan IUD
• Membutuhkan biaya yg cukup tinggi
• Tidak terlindung dari penyakit menular
seksual
Intrauterine Device (IUD)
MITOS: IUD tidak meningkatkan PID.
FAKTA: IUD tidak terkait risiko infeksi traktus genitalis atas.
Penyakit menular seksual penyebab PID.
MITOS: IUD menyebabkan abortus.
FAKTA: IUD mencegah fertilisasi dan bersifat kontraseptif, bukan
abortif.
MITOS: IUD meningkatkan risiko kehamilan ektopik
FAKTA: IUD menurunkan risiko kehamilan ektopik karena IUD
mencegah semua jenis kehamilan.
MITOS: Hanya wanita yang sudah melahirkan yang boleh memakai
IUD.
FAKTA: Nullipara boleh memakai IUD tetapi insersi akan jauh lebih
sulit.
Hambatan dan tantangan Pemasangan IUD di
RSMH
• Pasien seringkali malu untuk memperlihatkan dan
membuka kemaluannya di hadapan petugas  dapat
disiasati dengan petugas wanita yang melakukan
pemasangan IUD.
• Memberi tirai pada waktu pemasangan, sehingga
mengurangi rasa malu klien.
• IUD juga seringkali dikeluhkan ekspulsi dari liang vagina
pasca pemasangan IUD  pasien harus diinformasikan
cara meraba benang IUD yang terpasang dengan benar,
sehingga membuat rasa nyaman klien, dan diberikan
edukasi yang baik sehingga pasien mau kontrol.
Hambatan dan tantangan Pemasangan IUD di
RSMH
• Pasien takut memasang IUD karena pernah
mendengar mengenai translokasi IUD ke vesika,
intraabdomen  pasien harus diedukasi untuk kontrol
pasca pemasangan IUD untuk mencegah translokasi
IUD
• Konseling IUD yang dilakukan pada saat ANC,
ketersediaan IUD yang terbatas (seharusnya tersedia
di VK,OK,IRD pada IUD pasca plasenta)dan petugas
yang kompeten untuk melakukan insersi IUD masih
sangat minimal  maka harus sering diadakan
pelatihan terkait konseling IUD dan insersi IUD
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
 Translokasi AKDR:

AKDR di luar uterus


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai