Anda di halaman 1dari 18

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

(AKDR)

OLEH :
SARAH NOVITA BR SEMBIRING
12.127.132

AKBID II
PENGERTIAN AKDR

IUD adalah Suatu alat atau benda yang dimasukkan


ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan
berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua
perempuan usia reproduktip(Saefuddin, 22003)
AKDR atau IUD atau Sepiral adalah suatu alat yang
dimasukan ke dalam rahim wanita untuk tujuan
kontrasepsi(Mochtar, 1998)
AKDR adalah suatau usaha pencegahan kehamilan
dengan menggulung secarik kertas, diikat dengan
benang lalu dimasukkan ke dalam rongga
rahim(Prawirohardjo, 2005)
AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil
yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai
lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan
dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan
mempunyai benang (BKKBN,2003)
Menurut bentuknya AKDRdibagi menjadi
1. Bentuk terbuka (oven device) Misalnya: LippesLoop,
CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload,Nova-T
2. Bentuk tertutup(closed device) Misalnya: Ota-Ring,
Atigon, dan Graten Berg Ring.

Menurut Tambahan atau Metal.


 Medicated IUD Misalnya: Cu T 200, Cu T 220, Cu T 300,
Cu T 380 A, Cu-7, Nova T, ML-Cu 375
 Un Medicated IUD Misalnya: Lippes Loop, Marguiles,
Saf-T Coil, Antigon. IUD yng banyak dipakai di Indonesia
dewasa ini arijenis Un Medicated yaitu Lippes Loop dan
yang dari jenisMedicated Cu T, Cu-7, Multiload dan
Nova-T.
 Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang
IUD menunjukkanluasnya kawat halus tembaga yang
ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah
200mm2.
Menurut Hanafi (2003, hal: 216-23) IUD yang
mengandung hormonal
 Progestasert-T = Alza T
 Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang
ekor warna hitam
 Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat,
melepaskan 65mcg progesteron per hari
 Tabung insersinya berbentuk lengkung
 Daya kerja :18 bulan
 Tehnik insersi: plunging?(modified withdrawal)
 LNG-20
 Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan
20mcg per hari
 Sedang diteliti di Finlandia
 Angka kegagalan /kehamilan angatrendah: ‹0,5 per
100wanita per tahun
 Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan
perdarahan ternyata lebih tinggidibandingkan IUD lainnya,
karena 25% mengalami amenore atau perdarahan hait yan
sangat sedikit.
Mekanisme Kerja

 Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti,
ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang
menimbulkan reaksi radang setempat, dengan sebutan lekorit yang
dapat melarutkan blastosis atau seperma.Mekanisme kerja AKDR
yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan.tembaga dalam
konsentrasi kecilyang dikeluarkanke dalamrongga uterus juga
menghambat khasiatanhidrase karbon dan fosfatase alkali.
 kini pendapat yang terbanyak ialah bahwa AKDR dalam kavum uteri
menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan
sebutan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista atau
sperma. Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami perubahan –
perubahan pada pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokista
tidak dapat hidup dalam uterus.
 Sebagai metode biasa(yang dipasang sebelum hubungan sexual
terjadi) AKDR mengubah transportasi tuba dalam rahim
danmempengaruhi sel elur dan spermasehingga pembuahan tidak
terjadi. Sebagai kontrasepsi daruat(dipasang setelahhubungan
sexual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme
yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi
atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke dalam dinding
rahim(BKKKBN, 2003)
Efektivitas IUD
Efektifitas IUD (Menurut Hanafi (2003):
1. Efektivitas IUD dinyatakan dalam angka
kontinuitas(continuition rate) yaitu beberapalama IUD
tetap tinggal dalamuteri tanpa:
 Ekspulsi
 Terjadinya kehamilan
 Pengangkatan/pengeluaran karena alasa-alasan
medis atau pribadi.
2. Efektivitas dari bermacam-macam IUD tegantung pada:
 IUD-nya: ukuran, betu kandungannya
 Akseptor: Umur, parietas, frekuensi senggama.
 Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor
yaituumur dan parietas diketahui :
 Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi
dan pengangkatan/pengeluaran IUD
 Makin muda usia, terutama pada nulligravida makin
tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan /pengeluaran
IUD.
Keuntungan AKDR atau IUD

Menurut Saefuddin (2004), hal MK 73. Keuntungan AKDR


Non hormonal (Cu T 380A):
 Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi, Sangat efektif
0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam1 tahun
pertama(1kegagalan dalan 125-170 kehamilan
 AKDR dapat efektif seger setelah pemasangan
 Metode jangka panjang
 Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
 Tidak mempengaruhi hubungan sexual
 Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu
takut untuk hamil
 Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu
T-380A)
 Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
 Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah
abortus
 Dapat digunakan sampai menopause
 Tidak ada intraksidengan obat-obat.
Kerugian AKDR atau IUD
Menurut Saefuddin(2004). Kerugian AKDR (Cu T-380A)
Non hormonal:
o Efek samping yang umum terjadi:
o Perubahan siklus haid
o Haid lebih lama dan banyak
o Perdarahan(spotting) antarmenstruas
o Disaat haid lebih sakit
o Komplikasi lain : Merasa sakit dan kejang selama 3
sampai 5 hari setelah pemasangan
o Perforasi dinding uterus(sangat jarang apabila
pemasangan benar)
o Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
o Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau
perempuan yang sering berganti pasangan
o Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
o Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena
fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal
Keuntungan IUD hormonal adalah:
 Mengurangi volume darah haid dan
mengurangi disminorrhoe
 Untuk mencegah adhesi dinding-dinding
uterus oleh synechiae (Asherman’s
Syndrome)
Kerugian IUD hormonal:
 Jauh lebih mahal dari pada Cu IUD
 Harus diganti setelah 18 bulan
 Lebih sering menimbulkan perdarahan mid-
siklus dan perdarahan bercak(spotting)
 Insidens kehamilan ektopik lebih tinggi
Efek samping dan komplikasi IUD hormonal
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
 Pada saat insersi
 Rasa sakit atau nyeri
 Muntah, keringat dingin
 Perforasi uterus

Efek samping dan komplikasi IUD dikemudian


hari:
 Rasa sakit dan perdarahan
 Infeksi
 Kehamilan intra-uterine
 Kehamilan ektopik
 Ekspulsi
Persyaratan Pemakaian AKDR atau IUD
 Usia reproduktif
 Keadan nullipara
 Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
 Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi
 Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
 Resiko rendah dari IMS
 Tidak menghendaki metode hormonal
 Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
 AKDR dapat digunakan pada ibu selama segala kemungkinan
keadan misalnya: Perokok, sedang memakai antibiotika atau
antikejang, Gemuk ataupun yang kurus, sedang menyusui.
 Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat
menggunakan AKDR (Cu T-380A):
• Penderita tumor jinak payudara
• Epilepsi
• Malaria
• Tekanan darah tinggi
• Penyakit tiroid
• Setelah kehamilan ektopik
• Penderita DM
Yang tidak diperkenankan
menggunakan AKDR atau
Progestasert

 Sedang hamil
 Perdarahan vagina yang tidak diketaui
 Sedang menderita infeksi genetalia
 Penyakit trifoblas yang ganas
 Diketahui menderita TBC velvik
 Kanker alat genital
 Ukuran rongga rahim kurang dari 5.
Cara Pemasangan AKDR/IUD

Persiapan alat yang digunakan dalam pemasangan


AKDR/IUD
 Bivale speculum
 Tanekulum(penjepit portio)
 Sounde uterus(untuk mengukur kedalaman uterus)
 Forsep
 Gunting
 Bengkok larutan antiseptic
 Sarungtangan steril atau sarung tangan DTT
 Kasa atau kapas
 Cairan DTT
 Sumber cahaya yang cukup untuk penerangan servik
 AKDR(CuT-380A) atau Progestasert-T yang
masihbelum rusak dan terbuk
 Aligator(penjepit AKDR)
Cara Pencabutan AKDR

 Mengeluarkan AKDR lebih mudahjika dilakukan sewaktu


haid
 Inspikulo filamen ditarik perlahan-lahan,jangan sampai
putus AKDR-nya akan ikut keluar perlahan-lahan. Jika
AKDR tidak ikut keluar dengan mudah, lakukan sounde
uterus, sehingga osteum uteri internum terbuka. Sounde
diputus 900 perlahan-lahan. Selanjutnya AKDR
dikeluarkan seperti di atas
 Jika filamen tak tampak atau putus, AKDR dapat
dikeluarkan ddengan mikro kuret. Kadang-kadang
diperlukan anastesi paraservikal untuk mengurangi rasa
nyeri
 Dilatasi kanalis servikalis dapat dilakukan dengan dilator
atau tabung laminaria
 AKDR Lippes tidak perlu dikeluarkan seara berkala, jika
posisinya baik, tidak ada efek samping, dan pasien masih
mau memakainya. AKDR tersebut dibiarkan saja intra
uteri. Hanya AKDR tembaga perlu dikeluarkan dan digant
secara periodik(2-3tahun), sedang Progestasert-T 1-2
tahun.
Kunjungan Ulang Setelah
Pemasangan AKDR

 bulan pasca pemasangan


 bulan kemudian
 setiap 6 bulanberikutnya
 1 tahun sekali
 bila terlambat haid 1 minggu
 perdarahan banyak dan tidak teratur.
KESIMPULAN

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat


khususnya di Indonesia pemerintah telah
merencanakan dan mencanangkan program Keluarga
Berencana (KB) yang diadakan untuk membina
akseptor sekaligus mencapai sasaran/fungsi yang telah
ditetapkan untuk memberi konstribusi bag tercapainya
upaya mewujudkan keluarga berkualitas.
Adapun pengertian dari KB yaitu tindakan yang
membantu individu atau pasngan untuk menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval
kelahiran, mengontrol kartu keturunan dalam
hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga Dalam
pelaksanaan program KB biasanya digunakan alat
kontrasepsi yang digunakan untuk mengatur
/mengendalikan pertumbuhan penduduk khususnya di
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai