Anda di halaman 1dari 25

ALAT KONTRASEPSI

DALAM RAHIM

BY: BUSYRA HANIM,S.ST


SUMBER
 Saifuddin, A,B. 2003. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Yayasan Bina Pustaka sarwono
Prawirohardjo: Jakarta
 Glasier, Anna. 2006. Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
EGC: Jakarta
PROFIL
 Sangat efektif, reversibel dan berjangka
panjang
 Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
 Pemasangan dan pencabutan memerlukan
pelatihan
 Dapat dipakai oleh semua perempuan usia
reproduksi
 Tidak boleh dipakai oleh perempuan yg
terpapar pada IMS
JENIS
1. Alat Inert (tanpa obat)  Lippes Loop D
WHO tidak menganjurkan pemasangan
inert.
Tipe ini tdk diproduksi lagi.
Sebagian wanita masih memilikinya di
dalam tubuh.
2. Mengandung hormon
Mirena/Levonova, untuk pemakaian 5 th
Rangka T mengandung 52 mg LNG
JENIS (lanjutan..)
3. Mengandung tembaga (tersedia di
Indonesia)
CuT-380A dilisensikan untuk 10 th.
Nova-T 380 dilisensikan pemakaian 5 th
Kecil, rangka plastik berbentuk T
diselubungi oleh kawat tembaga (Cu)
CARA KERJA
 Menghambat sperma masuk ke tuba
fallopii
 Mencegah konsepsi
 Mencegah implantasi di uterus
KEUNTUNGAN
 Efektivitas tinggi  0,6-0,8 kehamilan/100
perempuan dlm 1 th pertama.
 AKDR efektif segera setelah pemasangan
 Metode jangka panjang ( 10 th proteksi untuk
CT-380A)
 Sangat efektif karena tidak perlu lagi
mengingat-ingat
 Tidak mempengaruhi hubungan seksual
 Meningkatkan kenyamanan hub seksual
karena tidak perlu takut untuk hamil
 Tidak ada efek samping hormonal dg Cu
AKDR
KEUNTUNGAN (lanjutan..)

 Tidak mempengaruhi kualitas dan


volume ASI
 Dapat dipasang segera stlh melahirkan
atau sesudah abortus (bila tdk ada
infeksi)
 Dapat digunakan sampai menopause
 Tidak ada interaksi dengan obat
 Membantu mencegah kehamilan
ektopik
KERUGIAN
 Efek samping yang umum terjadi:
 Perubahan siklus haid
 Haid lebih lama dan banyak
 Spotting
 Saat haid lebih sakit
 Komplikasi lain:
 Merasakan kejang selama 2-3 hr setelah
pemasangan
 Perdarahan hebat saat haid atau diantaranya
 anemia
 Perforasi uterus
KERUGIAN (lanjutan..)

 Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS


 Tidak baik digunakan pada perempuan dg
IMS atau sering berganti pasangan
 PRP terjadi sesudah perempuan dg IMS
memakai AKDR. PRP dapat memicu
infertilitas.
 Prosedur medis: pemeriksaan pelvik
diperlukan dlm pemasangan AKDR 
perempuan takut selama pemasangan.
KERUGIAN (lanjutan..)

 Sedikit nyeri dan spotting segera setelah


pemasangan AKDR. Menghilang dalam 1-2
hari
 Klien tidak melepas sendiri AKDR.
 AKDR dapat keluar dengan sendirinya tanpa
diketahui.
 Tidak mencegah kehamilan ektopik
 Perempuan harus memeriksa posisi benang
AKDR dari waktu ke waktu  sebagian
perempuan tidak mau melakukan.
YANG DAPAT MENGGUNAKAN
 Usia reproduktif
 Nullipara
 Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
 Menyusui & ingin menggunakan kontrasepsi
 Postpartum & tidak menyusui.
 Pascaabortus tanpa tanda infeksi
 Resiko rendah IMS
 Tidak menginginkan metoda hormonal
YANG DAPAT MENGGUNAKAN (lanjutan..)

 Pascaabortus tanpa tanda infeksi


 Resiko rendah IMS
 Tidak menginginkan metoda hormonal
 Tidak dapat mengingat-2 minum pil tiap
hari
 Tidak menghendaki kehamilan setelah 5
hari sanggama (k.darurat)
YANG DAPAT MENGGUNAKAN (lanjutan..)

 Perokok
 Sedang memakai antibiotika atau antikejang
 Gemuk atau kurus
 Penderita tumor jinak payudara
 Penderita kanker payudara
 Pusing-pusing, sakit kepala
 Tekanan darah tinggi
 Varises di tungkai atau vulva
YANG DAPAT MENGGUNAKAN (lanjutan..)

 Penderita penyakit jantung


 Pernah menderita stroke
 Penderita diabetes
 Penderita penyakit hati atau empedu
 Malaria
 Skistosomiasi (tanpa anemia)
 Penyakit tyroid
YANG DAPAT MENGGUNAKAN (lanjutan..)

 Epilepsi
 Nonpelvik Tbc
 Setelah kehamilan ektopik
 Setelah pembedahan pelvik

(WHO Eligibility Criteria Category 1)


KONTRAINDIKASI
 Sedang hamil atau kemungkinan hamil
 Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui
penyababnya
 Sedang menderita infeksi genitalia (vaginitis,
servisitis)
 Sering mengalami PRP, atau abortus septik.
 Kelainan bawaan uterus yg abnormal atau
tumor jinak rahim  mempengaruhi kavum
uteri
KONTRAINDIKASI
 Penyakit trofoblas ganas
 Diketahu menderita TBC pelvik
 Kanker alat genitalia
 Ukuran rongga rahim < 5cm
WAKTU PENGGUNAAN
 Setiap waktu dalam siklus haid  klien
tidak hamil
 Hari 1-7 siklus haid
 Pascapersalinan, 48 jam I, 4 mg PP, 6
bl PP
 Pascaabortus: segera atau dalam waktu
7 hr (tdk ada tanda infeksi)
 Selama 1-5 hr pasca senggama yg tdk
terlindung
PETUNJUK BAGI KLIEN
 Kembali memeriksakan diri setelah 4-6 mg
pemasangan.
 Periksalah benang AKDR secara rutin,
terutama setelah haid.
 Periksa keberadaan benang setelah haid bila
mengalami:
 Kram/kejang pada perut bagian bawah
 Spotting
 Nyeri setelah sanggama atau diapataunia
PETUNJUK BAGI KLIEN (lanjutan…)

 Cu T 380A perlu dilepas setelah 10 th


pemasangan atau lebih awal apabila
diinginkan.
 Kembali ke klinik apabila:
 Tidak dapat meraba benang
 Merasakan bagian yg keras dari AKDR
 AKDR terlepas
 Siklus terganggu
 Pengeluaran pervaginam yg mencurigakan
 Adanya infeksi
INFORMASI UMUM
 AKDR langsung efektif segera setelah
pemasangan
 AKDR dp keluar spontan dari uterus,
terutama bbrp bulan pertama
 Kemungkinan tjd spotting beberapa hari stlh
pemasangan
 Perdarahan haid biasanya akan lebih banyak
dan lama dari biasanya
 AKDR dp dilepas setiap saat sesuai keinginan
klien
INFORMASI UMUM (lanjutan..)

 Jelaskan jenis AKDR yg digunakan,


kapan akan dilepas dan berikan kartu
tentang informasi ini.
 AKDR tidak melindungi diri thd IMS,
HIV/AIDS. Bila beresiko, mereka harus
menggunakan kondom.

Anda mungkin juga menyukai