Anda di halaman 1dari 43

Teori Kemungkinan (probabilitas)

Untuk keperluan komunikasi dan mencegah terjadinya


salah interpretasi dari suatu informasi medis di antara
para ahli dan antara seorang ahli dengan pasiennya, maka
yang terbaik adalah menentukan kemungkinan dengan
istilah frekuensi relatif (proporsi).
1. Definisi Dasar
2. Takalah penjudi bertaruh, kita menjadi ilmuan yang
mengamati hasilnya
3. Eksperimen Acak adalah proses pengamatan hasil
peristiwa yang mungkin terjadi
4. Hasil Elementer adalah semua hasil yang mungkin
muncul dari eksperimen
5. Ruang Sampel adalah himpunan semua hasil elementer
Kemungkinan (P) bahwa suatu kejadian (E) akan terjadi yaitu
P(E) diestimasikan dengan rumus: P(E) = frekuensi
terjadinya E dibagi frekuensi akan terjadinya E

Nilai probabilitas berada antara 0 dan 1:


a)Nilai 0 artiya kejadian tidak akan terjadi
b)Nilai 1 artinya kejadian pasti terjadi
c)Nilai 0,5 artinya kemungkinan kejadian akan terjadi sama
dengan kejadian tidak akan terjadi Jumlah dari probabilitas
(frekuensi relatif) dari semua kejadian yang dapat terjadi
dalam sampel harus 1 (atau 100%)
Contoh: Dari 1047 sampel usia 40-59 tahun diamati
kadar kolesterol serumnya, ingin diketahui
kemungkinan bahwa kadar kolesterol serum
seseorang yang dipilih secara acak berada pada
interval 160 dan 179 mg/dL dan probabilitas lelaki
usia 50 tahun dengan kolesterol serum kurang dari
200 mg/dL.
Dari tabel tersebut didapatkan proporsi
(probabilitas) dari sampel dengan interval
kadar kolesterol 160-179 mg/dL adalah 37
dari 1047 atau 37/1047 = 0,35
Frekuensi kumulatif dari sampel dengan
kadar kolesterol serum kurang dari 200 mg/
dL adalah 15,8% atau (10+21+37+97 dari
1047 sampel = 165/1047 = 0,158
Tabel: Hasil tes diagnostik standar dan diagnostik eksperimental
Penyakit + Penyakit - Total
Hasil + 7 4 11
Hasil - 3 86 89
Total 10 90 100

1. Hasil disebut + apabila melebihi ambang batas yang


ditentukan (cut-off point)
2. Hasil disebut - apabila melebihi ambang batas yang
ditentukan (cut-off point)
3. Hasilnya: Dari 100 orang yang diteliti, 10 dinyatakan
menderita penyakit berdasarkan tes diagnostik standar (gold-
standard) dan 90 dinyatakan bebas penyakit. Dari 90 orang
yang bebas penyakit, 86 mempunyai hasil tes - dan 4
mempunyai hasil tes +. Dari 10 orang yang sakit, 3 hasil
tesnya - dan 7 hasil tesnya + berdasarkan tes diagnostik
eksperimental.
1. Bagaimana probabilitas dari 100 sampel dinyatakan
berpenyakit berdasarkan tes diagnostik standar?
P(penyakit +) = 10/100 = 0,1
2. Bagaimana probabilitas dari 100 sampel mempunyai hasil
tes + dengan tes diagnostik ekslerimental? P(hasil +) =
11/100 = 0,11

Aturan Dalam Hukum Probabilitas


1. Probabilitas gabungan dari 2 atau lebih kejadian klinis
merupakan probabilitas yang dapat terjadi secara
bersamaan, dan dituliskan sebagai P(A+B).

Contoh: Berapa probabilitas sampel yang bebas penyakit


mempunyai hasil tes -? Lihat kolom Penyakit - dan Hasil -,
ada 86 dari 100 sampel yang secara bersamaan tanpa
penyakit dan hasil tes - atau P(A+B) = 86/100 = 0,86
Tabel 2X2

Tabel 2X2 digunakan untuk menjelaskan


hukum probabilitas sbb:

Tabel terdiri dari 2 baris dan 2 kolom


sehingga ada 4 sel. Total dari masing2 baris
dan kolom disebut sebagai total marginal dan
total dari baris dan kolom disebut sebagai
total keseluruhan
Probabilitas terkondisi adalah probabilitas suatu kejadian akan
terjadi setelah kejadian lain telah terjadi P(A/B)

Contoh-1: Berapa probabilitas sampel yang kadar kolesterolnya


antara 120-139 mg/dL dari mereka yang kadarnya di bawah 240
mg/dL? Mereka yang kadar kolesterolnya di bawah 240 adalah 523
dan yang diantara 120-139 = 10. P(B/A) = 10/523=0,19

Contoh-2: Berapa probabilitas sampel yang dinyatakan sakit dari


mereka yang hasil tesnya +? Mereka yang hasil tesnya + = 11 dari
100 sampel. Dari 11 tsb yang dinyatakan sakit = 7.
P(penyakit+/hasil+) = 7/11 = 0,64, artinya dari mereka yang hasil
tesnya + ada 64% dinyatakan penyakit +.
Probabilitas terkondisi versus probabilitas tak terkondisi:
Tak terkondisi artinya diasumsikan hasil tes belum diketahui
(pretest)= P(penyakit (+)) = 10/100 = 0,10
Terkondisi artinya dinyatakan penyakit (+) setelah diketahui hasil
tes + (post test) = P(penyakit+ / hasil+) = 7/11 = 0,64

Rumus Probabilitas

Probabilitas terkondisi atau P(A/B) = P(A dan B) / P(B)


Contoh: Berapa probabilitas seseorang terkena penyakit
mempunyai hasil tes(+)? P (penyakit(+)/hasil(+)) =
P(penyakit(+) & hasil(+)) dibagi P(hasil(+)) = 7/100 :
11/100 = 7/11 = 0,64
1. Probabilitas gabungan atau P(A&B) = P(A / B) P(B) =
P(A) P(B) Contoh: Berapa probabilitas seseorang bebas
penyakit & mempunyai hasil tes -? P(penyakit- / hasil-)
= P(penyakit - / hasil-) P(hasil-) = (86/89) (89/100) =
86/100 = 0,86
2. Probabilitas gabungan atau P(A atau B) = P(A) +
P(B) - P(A&B) Contoh: Berapa probabilitas
seseorang tanpa penyakit atau hasil tesnya -?
3. P(penyakit- atau hasil-) = P(penyakit-) + P(hasil-) -
P(penyakit- dan hasil-) = 90/100 + 89/100 - 86/100
= 93/100 = 0,93
Jika peristiwa adalah lempar koin maka eksperimen acak
mencatatan hasil yang muncul Hasil elementer adalah muka
dan ekor

Ruang sampel adalah himpunan yang di tulis {M,E}


{M,E}
Kalau dadu gimana?
 Dalam beberapa experiment akan lebih enak
jika mendaftarkan titik contoh itu dengan
diagram pohon.

 Contoh : suatu experiment terdiri atas


penjentikan sebuah coin dan kemudian
menjentikkannya lagi yang kedua kalinya jika
yang muncul pertama adalah Gambar. Jika
yang pertama muncul adalah Angka, maka
sebuah dadu dilempar. Untuk mendaftarkan
titik contoh itu
G
A
Kejadian pertama=KJ1

G A
1
2
4 5 6 KJ2
3

GG GA A1 A2 A3 A4 A5 A6 Titik Contoh

S={GG, GA, A1, A2, A3, A4, A5, A6} ruang contoh
 Misalnya B = {RRT,RTR,TRR,RRR} adalah himpunan
bagian dari S={RRR,……,TTT}
 Maka suatu kejadian adalah sebuah himpunan bagian
dari ruang contoh.
 Latihan: Ruang contoh S={t/t,  0} dimana t adalah
jangka hayat komponen elektronik tertentu, maka
kejadian A adalah komponen yang mati sebelum
tahun ke-lima adalah apa?
 Komplemen (pelengkap) suatu kejadian A yang ada
dalam Himpunan S yang tidak pada A. Biasa ditulis
A’ atau Ac
 Latihan: S={buku, katalis,pinsil, curah hujan, insinyur,
paku}. Jika A={buku, katalis, paku, pinsil}, maka Ac?
 Irisan dua kejadian A dan B ditunjukkan dengan
simbol A B adalah kejadian yang berisi semua unsur
yang sama-sama dimiliki A dan B
 Latihan M={a, e, i, o, u} dan N = {r, s, t}, maka M irisan
N=?
 Dua kejadian A dan B adalah saling menenggang atau
terlepas jika A irisan B adalah himpunan kosong
 Kemunculan bagi sedikitnya satu dari dua kejadian
yang berbeda, misal dari pelemparan dadu A={2,4,6},
B={4,5,6}. Maka A U B adalah?
 Union (gabungan) dua kejadian A dan B,
ditunjukkan dengan AUB, adalah berisi semua
unsur-unsur yang dimiliki A atau B atau
kedua-duanya
 Latihan: 1. A={a, b, c} dan B = {b, c, d, e}; maka

AUB =?
2. Jika P kejadian seorang pekerja terpilih secara
acak merokok. Jika Q kejadian seorang pekerja
terpilih meminum alkoholik. Maka kejadian
PUQ=?
Suatu peristiwa adalah sehimpunan hasil elementer. Probabilitas suatu
peristiwa adalah jumlah semua probabilitas hasil elementer dalam
himpunan tersebut. Ambil misal, beberapa peristiwa yang dialami oleh
pelempar dua dadu adalah

Persitiwa Hasil elementer Probabilitas


a.Biji berjumlah {(1,2),(2,1)} P(A) 2/36
b.Biji berjumlah {(1,5),(2,4),(3,3),(4,2),(5,1)} P(B) 5/36
c.Dadu putih menghasilkan 1{(1,2),(1,2),(1,3),(1,4),(1,5),(1,6)} P(C)6/36
d.Dadu hitam menghasilkan1 {(1,1),(2,1),(3,1),(4,1),(5,1),(6,1)} P(D)6/36
Peristiwa E dan F, Kita bisa buat peristiwa baru

E dan F : Peristiwa E maupun F sama terjadi


E atau F : Salah satu dari E atau terjadi (atau keduanya)
Tidak E : Kejdian E tidak terjadi

Ke contoh lemparan dadu. Jika C adalah peristiwa


dadu putih = 1 dan D adalah peristiwa dadu hitam = 1
maka
C atau D adalah semua daerah yang diarsir (jika
salah satu dadu menunjukan 1
C dan D adalah daerah tempat kedua arsiran
bertemu (kedua dadu menunjukkan 1

Ilustrasi ini menyatakan aturan penjumlah untuk


setiap peristiwa E,F
P(E atau F) = P(E) + P(F) – P(Edan F)
Menjumlah P(E) dan P(F) artinya menghitung dua
kali hasil elementer yang dimiliki bersama oleh Edan
F . Oleh karena itu kita harus mengurangi angka
tambahan tersebut, yaitu P(e dan F).
Pada contoh di atas
P (C atau D) = 11/36 dan P (C dan D) = 1/36
Lalu kita cek ke rumus tersebut
P(C) + P(D) – P(C dan D)
6/36 + 6/36 -1/36 = 11/36
= P(C atau D)
Kadang-kadang, daerah perpotongan E dan F kosong, dan
kedua peristiwa tersebut tidak dapat muncul bersama-sama.
Dalam kasus ini kita menyatakan bahwa E dan F saling
meniadakan (Mutually exclusive) yang membuat P(E dan F) =
0 disini kita melihat peristiwa yang saling meniadakan E, dadu
berjumlah 3 dan B dadu berjumlah 6
Untuk peristiwa yang saling meniadakan, kita mempunyai
aturan penjumlah khusus Jika E dan F saling meniadakan,
Maka
P (E atau F) = P(E) + P(F)
Kita cek bahwa P(E atau F) = 7/36 = 2/36 + 5/36 =
P(E) + P(F)
Lalu sekarang, sepenggal aturan pengurangan:
Untuk setiap peristiwa E,
P(E) = 1 – P(Tidak E)
Ini sangat bila P(tidak E) lebih mudah di hitung
daripada P(E) misalnya E, Sepasang -1 (muka 1)
tidak muncul peristiwa Tidak E, yakni muncul
sepasang -1 terlempar memiliki Probabilitas
P(tidak E) = 1/36
Maka
P(E) = 1-P(tidak E)
1- 1/36 = 35/36
 Secara umum, n objek berbeda dapat disusun
dengan
 n(n-1)(n-2)…(3) (2) (1) cara. Produk tersebut
disimbolkan n! (n faktorial)
 Jadi 3 objek dapat disusun dengan
3!=(3) (2) (1)= 6 cara.
Dengan definisi, 1!=1; juga 0!=1.
Maka ada teorema: permutasi dari n objek
berbeda adalah n!.
 Latihan: Jumlah permutasi dari 4 huruf a, b, c,
dan d adalah?
 Gimana cara ngambil dua dari 4 huruf pada

satu masa?
Rasanya akan begini: ab, ac, ad, ba, ca, da, bc, cb, bd,
db, cd, dc. Karena posisi ke-1 ada 4
pilihann1=4, n2=3 pilihan, sehingga total=
n1n2=(4) (3)=12 permutasi
 Secara umum, objek n yang berbeda diambil r
pada satu waktu dapat disusun dengan:
n(n-1)(n-2)…(n-r+1) cara.
n!
Produk tsb dituliskan dengan simbol nPr= (n  r )!

Sehingga ada teorema (1) Jumlah permutasi bagi


objek n yg
berbeda diambil r pada satu waktu adalah
n!
( n  r )!
 Teorema(2): Jumlah permutasi berbeda dari n
benda di mana n1 jenis pertama, n2 jenis kedua,
…, nk jenis ke-k, adalah

n!
n1n2 ...nk !

Latihan : Dalam masa latihan sepakbola,


koordinator barisan belakang perlu punya 10 calon
pemain. Dari 10 pemain ini seorang pemain baru, 2
pemain tahun kemarin, 4 yunior, dan 3 senior.
Berapa cara berbeda mereka disusun
(jawab:12600)
 Sering kita berhadapan dengan jumlah cara
pembagian gugus n objek menjadi anakgugus r
yang disebut sel. Pembagian telah dicapai jika
irisan setiap kemungkinan pasangan dari
anakgugus r adalah gugus kosong dan jika
gabungan semua anakgugus ternyata original
gugus.
 Tataan unsur-unsur dalam selnya tak penting
 Jawab: {(a, e, i, o), (u)}, {(a,i,o,u), (e)}, {(e,i,o,u),
(a)}, {(a,e,o,u),(i)}, {(a, e, i, u), (o)}
Jumlah pembagian berdasar pada

 5  5!
  5
 4, 1 4!1!
 n  n!
 
 n1 , n2 ,..., nr  n1!n2 !...nr !

Latihan: Ke dalam berapa cara ke 7 saintis dapat ditempatkan


di kamar-kamar 1 triple dan 2 dobel? (A: 210)
 Dalam banyak masalah kita tertarik dengan
jumlah cara memilih objek r dari n tanpa perlu
melihat ke tataannya. pemilihan ini disebut
kombinasi

 Suatu kombinasi adalah benar-benar


pembagian menjadi dua sel. Yg kesatu terdiri
atas objek r terpilih dan satu lagi berisi (n-r) yg
tersisa. Jumlah kombinasi itu ditunjukkan
dengan
 n  n
 , biasanya ditulis  
 r, n  r  r

Karena jumlah unsur-unsur pada sel yang kedua


harus n-r
 Definisi: Peluang suatu kejadian A adalah
jumlah bobot semua titik contoh di A. Jadi

0  P( A)  1, P   0, dan P( S )  1
Jika A1,A2, A3, . . . Adalah sikun dari kejadian yang saling
menenggang, maka

P( A1  A2  A3 ...)  P ( A1 )  P( A2 )  P ( A3 )  ...
 Sebuah koin dilempar 2 kali. Berapa peluang
bahwa sedikitnya satu Gambar muncul?
 Ruang contohnya adalah S={GG,GA,AG,AA}.
Jika koin seimbang, maka setiap sisi akan
sama-sama berkemungkinan muncul.
Karenanya peluang w lekatkan ke setiap titik
contoh, maka 4w=1, jadi w=1/4. Jika B
mewakili kejadian sedikitnya satu gambar
muncul, maka
 B={GG,GA, AG} dan P(B)=1/4+1/4+1/4=3/4
 Dalam permainan poker terdiri atas 5 kartu,
dapatkan peluang memegang 2 kartu as dan 3
jaeks
 Jawab: jumlah mengambil 2 as dari 4 adalah

 4  4!
  6
 2  2!2!

Jumlah mengambil 3 jaeks dari 4 adalah

 4  4!
  4
 3  3!1!
1. Melalui aturan pelipatgandaan, maka jumlah
cara memiliki 2 as dan 3 jaeks adalah 6x4=24.
2. Seluruh kartu dimiliki oleh 5 pemain poker
adalah
 52  52!
   2598960
 5  5!47!

3. Jadi peluang memegang 2 as dan 3 jaeks ada


berape?
Peluang Bersyarat
1. Peluang suatu kejadian B muncul jika diketahui
bahwa kejadian A telah muncul disebut peluang
bersyarat dan ditunjukkan dengan P(B|A).

2. Symbol P(B|A) biasanya dibaca “peluang bahwa B


muncul setelah diketahui A muncul” atau semata-
mata “peluang B setelah A”.

3. Anggap kejadian B beroleh kuadrat sempurna jika


sebuah dadu dilempar. Dadu dibuat sedemikian rupa
sehingga angka genap berkemungkinan muncul 2 kali
ganda daripada angka ganjil.
 Berdasarkan pada ruang contoh S={1, 2, 3, 4, 5,
6}, dengan masing-masing peluang 1/9 dan
2/9 melekat untuk angka ganjil dan angka
genap. Peluang kemunculan B adalah 1/3.
Sekarang anggap diketahui bahwa pelemparan
dadu menghasilkan angka yang lebih besar
daripada 3.
 Kita sekarang berunding dengan ruang contoh
yg memendek A={4, 5, 6} yang adalah
anakgugus S
1. Untuk mencari peluang bahwa B muncul, relatif untuk
ruang A, kita mesti melekatkan peluang baru ke unsur-
unsur A proporsional bagi peluang asal. Melekatkan
peluang w ke angka ganjil di A dan peluang 2w ke dua
angka genap, jadinya 5w=1 or w=1/5.

2. Relatif bagi ruang A kita dapat bahwa B berisi unsur


tunggal 4. Menunjukkan kejadian ini dengan simbol
B|A, ditulis B|A={4}, dan karenanya P(B|A)=2/5.

3. Hal ini mengilustrasikan bahwa kejadian-kejadian bisa


punya peluang berbeda saat dianggap relatif pada
ruang contoh yang berbeda.
 Juga dapat ditulis sbb:
2 2 / 9 P( A  B)
P ( B | A)   
5 5/9 P ( A)
 Peluang Bersyarat B, setelah A ditunjukkan
dengan P(B/A)
 didefinisikan dengan
P( A  B)
P ( B | A)  , if P( A)  0
P ( A)
Tabel penganggur dan pekerja di suatu gelondongan sawah

Bekerja Menganggur Jumlah


Lelaki 460 40 500
Perempuan 140 260 400
Jumlah 600 300 900

Seseorang akan dipilih secara acak dari tabel diatas untuk tur
ke seluruh negara untuk menyebarkan ESQ
1. Maka perlu diperhatikan kejadian-kejadian berikut:
2. L: seorang lelaki terpilih

3. B: seorang terpilih adalah bekerja

Memakai ruang contoh yg memendek B, diperoleh P(L|


B)=460/600=23/30.
Jika n(A) menunjukkan jumlah anggota pada gugus A.
Maka

n( B  L ) n( B  L ) / n( S )
P( L | B)  
n( B ) n( B ) / n( S )
P ( B  L)

P( B)
 Dimana P( B  L) dan P( B)

Ditemukan dari ruang contoh S Untuk memeriksa


hasil ini P(E)=600/900=2/3 dan

P ( B  L)  460 / 900  23 / 45

Jadinye
23 / 45 23
P( L | B)  
2/3 30

Sebagaimane sebelumnye

Anda mungkin juga menyukai