Simbol probabilitas adalah P dimana nilai minimal adalah 0 dan nilai maksimal adalah 1.
Jika P=0 artinya peristiwa tersebut tidak mungkin terjadi atau mustahil
Contoh: Matahari terbit pada malam hari adalah mustahil, sehingga nilai probabilitasnya adalah 0.
Jika P=1 artinya peritiwa itu pasti terjadi atau tidak mungkin tidak terjadi
Contoh: Air selalu mengalir ke dataran yang lebih rendah, maka probabilitasnya adalah 1.
1. PENDEKATAN KLASIK
Sebagai contoh, dari pelemparan sebuah dadu untuk keluar mata ‘lima’ saat pelemparan dadu
tersebut satu kali adalah 1/6 (karena banyaknya permukaan dadu adalah 6). Jadi pendekatan
didalam konsep klasik ini adalah matematis atau teoritis, sehingga didapatkan rumus :
P = probabilitas
E = Event (kejadian)
Contoh soal:
Hitunglah probabilitas diperolehnya bola merah bila sebuah bola diambil dari suatu kotak yang berisi
10 bola merah dan 10 bola putih!
Jawab:
2. Pendekatan Empiris
Pendekatan empiris adalah pendekatan berdasarkan hasil observasi data empiris. Artinya
pendekatan berdasarkan pengalaman atau peristiwa-peristiwa yang sebelumnya telah terjadi.
Contoh: Probabilitas bayi prematur yang meninggal. Misalkan dari data peristiwa yang
terjadi sebelumnya, dari 100 bayi prematur yang dilahirkan, ada 10 yang tidak mampu
bertahan hidup. Maka berdasarkan pendekatan ini, probabilitas nya adalah 10/100= 1%.
3. Pendekatan Subjektif
Yaitu pendekatan berdasarkan pendapat ahli/ berdasarkan perasaan
Contoh: Peluang kemenangan tim sepak bola dalam sebuah pertandingan. Kebenaran dari
probabilitas subyektif ini sangat tergantung kepada orang yang menentukannya.
Unsur Probabilitas
1. Ruang Sampel : himpunan yang elemen-elemen nya merupakan hasil yang mungkin terjadi
dari suatu eksperimen.
S = ( a1 , a2 , a3 , a4 , . a5 .............. an )
Ruang sampel : S = ( 1 , 2 , 3 , 4 , 5, 6 )
Ruang sampel : {SSSS, SSST, SSTS, STSS, TSSS, SSTT, STST, STTS, TSST, TSTS, TTSS, STTT,
TSTT, TTST, TTTS, TTTT }
B ada dua orang yang sembuh { SSTT, STST, STTS, TSST, TSTS, TTSS}
Azas
Hukum 2
Contoh:
Probabilitas seorang anak menderita diare adalah 0,15. Maka, probabilitas anak yang tidak
menderita diare adalah 1- 0,15 = 0,85
Hukum 3: Jika peristiwa A dan B mutually exclusive atau saling lepas maka probabilitas terjadinya
kedua peristiwa adalah 0. Mutually exclusive adalah kejadian yang tidak dapat terjadi bersamaan.
Contoh:
1. Kejadian A: Rina mengikuti kuliah Biostatistik Deskkriptif pada hari Sabtu tanggal 05
Desember 2020
Kejadian B: Rina tidak mengikuti kuliah Biostatistik Deskkriptif pada hari Sabtu tanggal 05
Desember 2020
Kejadian diatas adalah contoh dari mutually exclusive diman mustahil Rina mengikuti kuliah
dan tidak mengikuti kuliah terjadi bersamaan P(A B)= 0
P(A B)=0
Hukum 4: Jika peristiwa A dan B mutually exclusive, probabilitas terjadinya peristiwa A atau B
adalah penjumlahan kedua peluang peristiwa
Contoh:
0,5+0,2 = 0,75
Hukum 5: Jika sekelompok peristiwa mutually exclusive dan tidak ada pilihan peristiwa lain,
penjumlahan probabilitas semua peristiwa adalah 1 P(A) +P(B) =1
Contoh:
Hukum 6: Jika peristiwa A dan B tidak mutually exclusive, maka probabilitas terjadinya salah satu
peristiwa A atau B adalah penjumlahan probabilitas kedua peristiwa dikurangi probabilitas
terjadinya peristiwa secara bersamaan
Contoh:
Probabilitas seorang anak terkena diare atau infeksi pernafasan 0,15+0,2-0,05 = 0,30
Hukum 7: Jika peristiwa A dan B adalah independen, probabilitas terjadinya kedua peristiwa
adalah perkalian probabilitas peristiwa tersebut. 2 peristiwa dikatakan independen jika peristiwa
tidak saling mempengaruhi.
◦ Probabilitas mendapatkan responden laki-laki yang menderita diare adalah 0,54*0,20= 0,108
Hukum 8: Jika peristiwa A dan B tidak independen, probabilitas terjadinya kedua peristiwa adalah
perkalian probabilitas peristiwa A dengan probabilitas bersyarat dari kejadian B, ketika peristiwa
A telah terjadi
P(A B) = P(A) x P(BA)
Bilangan Faktorial
Faktorial bilangan asli nn adalah perkalian semua bilangan asli yang kurang atau sama
dengan n. Faktorial dilambangkan dengan tanda !. Jadi jika n!, maka dibaca "n faktorial".
n!=n(n-1)(n-2)...3,2,1
Contoh :
3!=3.(3-1).(3-2)=3.2.1=6
Permutasi
n = Banyaknya objek
Contoh:
Ada tiga cara yang efektif untuk pengobatan pasien Ca (kanker) yakni bedah (B) , radiasi
(penyinaran= P) ,dan kemoterapi (obat = O). Ada berapa carakah dapat diobati seseorang yang
menderita Ca kalau kepada masing-masing pasien hanya dua macam terapi yang bisa diberikan.
Penyelesaian:
Untuk pengobatan ini urutan diperlukan karena seseorang yang mendapat terapi bedah dan
penyinaran ( B,P ) , akan berbeda dengan yang mendapat penyinaran lebih dulu baru dibedah (P,B).
3!
3P2 = =6
( 3−2 ) !
3!
ሺ3−2ሻ!
Jadi jumlah cara yang dapat dilaksanakan adalah: (BP,BO, PB, PO,OB, OP).
Kombinasi
n = Banyaknya objek
Contoh:
Tiga orang pasien digigit ular dan dibawa ke Puskesmas. Di Puskesmas hanya tersedia 2 dosis anti
racun ular. Berapa kemungkinan pasangan yang akan diberikan 2 dosis tersebut ( pasiennya A,B, C).
Penyelesaian:
2 orang yang berpasangan disini, misalnya A dan B sama saja dengan B dan A jadi disini urutan tidak
ada artinya. Maka dalam hal ini pasangan yang terjadi adalah:
3!
3C2= =3
2! ¿ ¿
Peluangnya adalah: (AB, AC, BC)