Anda di halaman 1dari 29

STATISTIKA & PROBABILITAS

PROBABILITAS Part 1

Definisi Statistika
Ilmu yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan, dan interpretasi data secara ilmiah dalam kerangka proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan ketidakpastian dan variasi.

Statistika Deskriptif vs Inferensi

Statistika deskriptif digunakan apabila peneliti hanya bertujuan mendapatkan ringkasan data yang dimilikinya. Ringkasan ini meliputi lokasi pemusatan data, variabilitas data, dan karakteristik umum distribusi data. Statistika inferensi digunakan apabila peneliti ingin membuat suatu kesimpulan tertentu atas karakteristik/hubungan antar beberapa variabel dalam populasi, diberikan ia hanya memiliki data sampel.
3

Peran Teori Probabilitas

Kecil kemungkinan karakteristik sampel persis sama dengan karakteristik populasi Dengan teori probabilitas kita dapat menarik kesimpulan atas hipotetis yang terkait karakteristik populasi Contoh: Jika kita memiliki hipotesis bahwa tingkat cacat 1%, setelah kita ambil 100 sampel dan ternyata 10 buah yang cacat, maka logis kita menolak hipotesis cacat 1%
4

RUANG SAMPEL, TITIK SAMPLE DAN KEJADIAN

Ruang Sample, Titik Sample

Ruang sample dari sebuah eksperimen diberikan dengan notasi S, adalah kumpulan semua hasil atau outcome yang mungkin dari eksperimen tersebut Titik sample adalah elemen-elemen dari ruang sample

Kejadian : Sebuah kejadian (event) adalah sembarang subset dari hasil yang termuat dalam ruang sample S Contoh Kejadian terambilnya kartu hati dari seperangkat (52 helai) kartu bridge dapat dinyatakan sebagai A = hati yang merupakan himpunan bagian dari ruang contoh S = hati, sekop, klaver, wajik . Kejadian B yaitu terambilnya kartu merah, B = hati, wajik Pada percobaan pelemparan 2 koin, E = {GG, GA} adalah kejadian bahwa pada koin pertama muncul Gambar. Sedangkan kejadian F = {GA, AA} adalah kejadian pada koin kedua muncul Angka 7

Menghitung Peluang Suatu Kejadian

Misalkan S adalah ruang sampel dari suatu percobaan dengan tiap anggotanya. S memiliki kesempatan yang sama untuk muncul, dan A adalah suatu kejadian dengan , maka peluang kejadian A adalah:
Catatan: P (A) = Peluang suatu kejadian A n (A) = Banyaknya anggota dalam himpunan kejadian A n (S) = Banyaknya anggota dalam himpunan S
8

Contoh

Pada percobaan melempar sebuah dadu tentukan peluang munculnya bilangan genap. Jawab: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} n (S) = 6 Missal A = kejadian munculnya bilangan genap A = {2, 4, 6}n (A) = 3

Kejadian Sederhana : adalah suatu kejadian yang dapat dinyatakan sebagai suatu himpunan yang hanya terdiri dari satu titik contoh. Kejadian majemuk : adalah suatu kejadian yang dapat dinyatakan sebagai gabungan dari beberapa kejadian sederhana
10

Contoh Pada contoh pelemparan dua koin dengan S ={GG, GA, AG, AA}, kejadian munculnya Gambar pada koin pertama dan Gambar pada koin kedua adalah kejadian sederhana yang dapat dilambangkan dengan A = {GG}. Kejadian munculnya Gambar pada koin pertama adalah kejadian majemuk yang dapat dilambangkan dengan B = {GG, GA}
11

Pengolahan Kejadian

Irisan dua kejadian (A B) : adalah


kejadian yang mengandung semua unsur persekutuan kejadian A dan kejadian B

Gabungan dua kejadian (A B) :

adalah kejadian yang mencakup semua unsur atau anggota A atau B atau keduanya

Komplemen suatu kejadian (Ac) :


adalah himpunan semua anggota S yang bukan anggota A

12

Contoh Misalkan A = 1,2,3,4,5 dan B = 2,4,6,8 ; maka A B = 2,4 Bila R adalah himpunan semua pembayar pajak dan S adalah himpunan semua orang yang berusia di atas 65 tahun, maka R S adalah himpunan semua pembayar pajak yang berusia di atas 65 tahun Jika A = 2,3,5,8 dan B = 3,6,8 , maka A B = 2,3,5,6,8
13

Dua kejadian A dan B dikatakan saling terpisah atau mutually exclusive bila A B = , artinya A dan B tidak mempunyai unsur persekutuan

14

Probabilitas bersyarat

Probabilitas terjadinya kejadian B ketika telah diketahui bahwa kejadian A terjadi disebut dengan probabilitas bersyarat kejadian B atas kejadian A, disimbolkan dengan P(B|A). P(B|A) ini didefinisikan sebagai:

P(B|A) =

P (A

B)

P (A)

,jika P(A) > 0

15

Contoh

Diberikan data sampel pemakaian merk shampo sebagai berikut:

Laki-laki Wanita Total

Sunsilk 150 400 550

Clear 250 200 450

Total 400 600 1000

Jika diketahui seseorang tersebut adalah lakilaki, maka berapa probabilitas ia memakai shampo sunsilk?
16

Kejadian Independen

Dua kejadian A dan B adalah independen jika dan hanya jika P(B|A) = P(B) atau P(A|B) = P(A) Kejadian munculnya jenis gambar pada 2 pengambilan kartu adalah independen jika pada pengambilan pertama dilakukan pengembalian dan tidak indenpenden jika pada pengambilan pertama tidak dilakukan pengembalian.
17

Misal A adalah kejadian munculnya gambar spade pada pengambilan pertama dan B adalah kejadian munculnya gambar spade pada pengambilan kedua. P(A) = P(B) = 0,25. Jika dilakukan pengembalian, maka P(B|A) = P(B) = 0,25. Jika tidak dilakukan pengembalian maka P(B|A) = 12/51

18

KEJADIAN YANG SALING LEPAS (Mutually Exclusive Events)


Dua kejadian A dan B disebut saling lepas (saling asing), jika kejadian A dan B tidak mempunyai irisan.
Artinya : n(A) n(B) = 0

Dapat pula dikatakan kejadian A dan B tidak mungkin terjadi bersamaan.

Contoh : Pada percobaan melambungkan sebuah dadu satu kali,

A adalah kejadian munculnya mata dadu prima


B adalah kejadian munculnya mata dadu genap C adalah kejadian munculnya mata dadu ganjil Kejadian A dan B Kejadian A dan C Kejadian B dan C tidak saling lepas tidak saling lepas

saling lepas

Peluang kejadian yang saling lepas

P(A P(B)

B) = P(A) +

Peluang kejadian yang tidak saling lepas A

P(A B) = P(A) + P(B) P(A B)

Contoh : Pada percobaan melambungkan sebuah dadu satu kali,

A adalah kejadian munculnya mata dadu prima


B adalah kejadian munculnya mata dadu genap C adalah kejadian munculnya mata dadu ganjil Tentukan peluang kejadian munculnya : a) Mata dadu prima atau genap b) Mata dadu prima atau ganjil c) Mata dadu genap atau ganjil

A = {2, 3, 5}
B = {2, 4, 6} C = {1, 3, 5}

a). P(A
b). P(A c). P(B

B)
C)

5 6

2 3

C) = 1

KEJADIAN YANG SALING BEBAS (Mutually Independent Events)


Dua kejadian A dan B disebut saling bebas, jika kejadian yang satu tidak mempengaruhi kejadian lainnya.
ATAU kejadian yang satu tidak bergantung dengan kejadian lainnya. Peluang kejadian A dan B yang saling bebas : P(A B) = P(A) . P(B)

Contoh : Pada pelambungan sekeping uang logam dan sebuah dadu bersisi enam satu kali A : kejadian munculnya Gambar B : kejadian munculnya mata bilangan ganjil
Pada pelambungan di atas, munculnya Gambar tidak mempengaruhi munculnya mata bilangan ganjil, dan sebaliknya. Peluang munculnya Gambar dan mata bilangan ganjil adalah : P(A
1 B) = 1 X 2 2
1 4

PELUANG KEJADIAN BERSYARAT (Probability of the Conditional Event) Peluang suatu kejadian pada suatu percobaan dengan informasi tambahan tentang hasil percobaan dinamakan peluang kejadian bersyarat. Peluang kejadian A setelah B berlangsung ditulis : P(A\B)
P(A\B) = P(A
B)

P(B)

atau

P(A B) = P(B) . P(A\B)

Contoh : 1). Sebuah kotak berisi 5 bola merah dan 3 bola hijau. Dari dalam kotak diambil sebuah bola secara acak, kemudian diambil sebuah bola lagi dengan tanpa pengembalian bola pertama. Tentukan peluang kedua bola yang terambil berwarna hijau. Jawab :
A : kejadian terambilnya bola hijau pada pengambilan I B : kejadian terambilnya bola hijau pada pengambilan II

P(A

B) = 3 X
8

2 7

3 28

Contoh : 2). Sebuah kantong berisi 3 kelereng merah, 2 kelereng hijau dan 1 kelereng kuning. Dari dalam kantong diambil dua kelereng sekaligus.
Tentukan peluang kelereng yang terambil berwarna merah dan kuning. Jawab :

Kemungkinan I : P(m)
Kemungkinan II : P(k) P(A

3 6

dan P(k\m)

1 5
3 5

1 dan P(m\k) 6

B) = 3 . 1 + 1 . 3 6 5 6 5

1 5

atau dengan cara lain, menggunakan kombinasi. P(A B) =

C . C 3 1
6

C2

3 .1 15

1 5

Anda mungkin juga menyukai