PROBABILITAS
1
Pengantar :
Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari
yang sulit diketahui dengan pasti, terutama
kejadian yang akan datang.
Meskipun kejadian-kejadian tersebut tidak pasti,
tetapi kita bisa melihat fakta-fakta yang ada untuk
menuju derajat kepastian atau derajat keyakinan
bahwa sesuatu akan terjadi.
Derajat / tingkat kepastian atau keyakinan dari
munculnya hasil percobaan statistik disebut
Probabilitas (Peluang), yang dinyatakan dengan P.
2
Konsep dan definisi dasar
Eksperimen/percobaan probabilitas adalah
segala kegiatan dimana suatu hasil (outcome)
diperoleh.
Ruang sampel adalah himpunan seluruh
kemungkinan outcome dari suatu
eksperimen/percobaan. Biasanya dinyatakan
dengan S. Banyaknya outcome dinyatakan
dengan n(S).
Peristiwa/kejadian adalah himpunan bagian dari
outcome dalam suatu ruang sampel.
3
Contoh :
Dilakukan eksperimen, yaitu diperiksa 3 buah
produk satu persatu secara berurutan dan mencatat
kondisi produk tersebut dengan memberi notasi B
untuk produk yang baik dan R untuk produk yang
rusak.
Maka ruang sampel pada eksperimen probabilitas
pemeriksaan tersebut adalah S = {BBB, BBR,
BRB, RBB, BRR, RBR, RRB, RRR}. Jumlah
outcome dalam ruang sampel S adalah n(S) = 23 =
8.
Jika A menyatakan peristiwa diperoleh satu
produk yang rusak, maka A = {BBR, BRB, RBB}.
Jumlah outcome dalam ruang peristiwa adalah
n(A) = 3.
4
Definisi probabilitas
Bilakejadian A terjadi dalam m cara dari seluruh n cara
yang mungkin terjadi dan masing-masing n cara itu
mempunyai kesempatan yang sama untuk muncul, maka
probabilitas kejadian A, ditulis P(A), dapat dituliskan :
n( A) m
P( A)
n( S ) n
5
Sifat-sifat probabilitas kejadian A :
0 P(A) 1 , artinya nilai probabilitas kejadian
A selalu terletak antara 0 dan 1
P(A) = 0, artinya dalam hal kejadian A tidak
terjadi (himpunan kosong), maka probabilitas
kejadian A adalah 0. Dapat dikatakan bahwa
kejadian A mustahil untuk terjadi.
P(A) = 1, artinya dalam hal kejadian A, maka
probabilitas kejadian A adalah 1. Dapat
dikatakan bahwa kejadian A pasti terjadi.
6
Contoh (1):
Sebuah koin dilemparkan dua kali. Berapakah
probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu Muka?
Jawab :
Misal M = Muka , B = Belakang
Ruang sampel untuk percobaan ini adalah S = {MM,
MB, BM, BB}
Kejadian A = muncul paling sedikit satu Muka adalah
A = {MM, MB, BM}
Jadi,
Probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu Muka
adalah
n( A) 3
P( A)
n( S ) 4
7
Contoh (2):
Suatu campuran kembang gula berisi 6 mint, 4 coffee,
dan 3 coklat. Bila seseorang membuat suatu pemilihan
acak dari salah satu kembang gula ini, carilah
probabilitas untuk mendapatkan : (a) mint, dan (b)
coffee atau coklat.
Jawab :
Misal, M = mint , C = coffee , T = coklat
P( A B) P( A) P( B) P( A B)
9
Probabilitas kejadian majemuk (2):
Bila A, B, dan C kejadian sembarang
pada ruang sampel S, maka probabilitas
gabungan kejadian A, B, dan C adalah :
P( A B C ) P( A) P( B) P(C ) P( A B)
P( A C ) P( B C ) P( A B C )
10
Contoh :
Kemungkinan bahwa Ari lulus ujian statistik adalah
2/3 dan kemungkinan ia lulus bahasa inggris adalah
4/9. Bila probabilitas lulus keduanya adalah 1/4,
berapakah probabilitas Ari dapat paling tidak lulus
salah satu dari kedua pelajaran tersebut?
Jawab :
Bila S adalah kejadian lulus statistik, dan B adalah
kejadian lulus bahasa inggris, maka :
Probabilitas Ari lulus salah satu pelajaran tersebut
adalah :
P(S B) = P(S) + P(B) – P(S B)
= 2/3 + 4/9 – 1/4
= 31/36
11
Dua kejadian saling lepas (disjoint
events atau mutually exclusive):
BilaA dan B dua kejadian saling lepas,
maka berlaku :
P( A B ) P ( A) P( B)
Bila
A, B, dan C tiga kejadian saling lepas,
maka berlaku :
P( A B C ) P( A) P( B) P(C )
12
Contoh :
Berapakah probabilitas mendapatkan total 7 atau
11 bila sepasang dadu dilemparkan?
Jawab :
Bila A adalah kejadian diperoleh total 7, maka A
= {(1,6), (6,1), (2,5), (5,2), (3,4), (4,3)}
Bila B adalah kejadian diperoleh total 11, maka B
= {(5,6), (6,5)}
Sehingga probabilitas mendapatkan total 7 atau
11 adalah :
P(A B) = P(A) + P(B) – P(A B)
= 6/36 + 2/36 – 0
= 8/36
13
Dua kejadian saling komplementer:
Bila
A dan A’ dua kejadian dalam S yang saling
komplementer, maka berlaku :
P ( A' ) 1 P ( A)
14
Contoh:
Pada pelemparan dua dadu, jika A adalah kejadian
munculnya muka dadu sama, hitunglah probabilitas
munculnya muka dua dadu yang tidak sama.
Jawab :
Misal A = kejadian munculnya muka dua dadu yang
sama
= {(1,1), (2,2) , (3,3), (4,4), (5,5), (6,6)}
maka P(A) = 6/36
Sehingga,
Probabilitas munculnya muka dua dadu yang tidak sama =
P(A’) adalah:
P(A’) = 1 – P(A)
= 1 – 6/36
= 30/36
15
Dua kejadian saling bebas
(independent):
Dikatakan saling bebas artinya kejadian itu tidak
saling mempengaruhi.
Dua kejadian A dan B dalam ruang sampel S
dikatakan saling bebas, jika kejadian A tidak
mempengaruhi probabilitas terjadinya kejadian B dan
sebaliknya kejadian B tidak mempengaruhi
probabilitas terjadinya kejadian A.
Bila A dan B dua kejadian saling bebas, berlaku :
P ( A B) P ( A) . P ( B )
16
Contoh:
Pada pelemparan dua uang logam secara sekaligus, apakah kejadian munculnya muka dari
uang logam pertama dan uang logam kedua saling bebas?
Jawab :
Ruang sampel S = {(m,m), (m,b), (b,m), (b,b)}
Misalkan, A = kejadian muncul muka dari uang logam 1 P(A) = 2/4 = ½
= {(m,m), (m,b)}
B = kejadian muncul muka dari uang logam 2 P(B) = 2/4 = ½
= {(m,m), (b,m)}
AB = kejadian muncul dua muka dari uang logam 1 dan 2
= {(m,m)} P(A B) = ¼
Bila A dan B saling bebas berlaku : P(A B) = P(A). P(B)
¼ = ½ . ½
¼ = ¼
Jadi, A dan B saling bebas.
17
Probabilitas bersyarat (conditional
probability):
Adalah probabilitas suatu kejadian B terjadi
dengan syarat kejadian A lebih dulu terjadi
atau akan terjadi atau diketahui terjadi.
Ditunjukkan dengan P(BA) yang dibaca
“probabilitas dimana B terjadi karena A
terjadi”
P( A B)
P( B A) , jika P( A) 0
P( A)
18
Contoh (1):
Misalkan dipunyai kotak berisi 20 produk, 5 diantaranya rusak. Bila
2 produk diambil dari kotak satu demi satu secara acak tanpa
mengembalikan yang pertama ke dalam kotak. Berapakah peluang
kedua produk itu rusak?
Jawab :
Misalkan A = kejadian produk pertama rusak
B = kejadian produk kedua rusak
Maka peluang kedua produk itu rusak = P(A B)
P(A B) = P(A). P(BA)
= 5/20 . 4/19
= 1/19
19
Contoh (2):
Berdasarkan hasil 100 angket yang dilakukan untuk mengetahui
respon konsumen terhadap pasta gigi rasa jeruk (J) dan pasta gigi
rasa strawbery (S), diperoleh informasi sebagai berikut : 20 pria
menyukai rasa jeruk, 30 wanita menyukai rasa jeruk, 40 pria
menyukai rasa strawbery, dan 10 wanita menyukai rasa strawbery.
Apabila kita bertemu dengan seorang pria, berapa probabilitas ia
menyukai pasta gigi rasa strawbery?
Apabila kita bertemu dengan seorang wanita, berapa probabilitas ia
menyukai pasta gigi rasa jeruk?
Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi
rasa jeruk, berapa probabilitas ia adalah pria?
Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi
rasa strawbery, berapa probabilitas ia adalah wanita?
20
Jawab: Responsen J S Jumlah
R 20 40 60
W 30 10 40
Jumlah 50 50 100
Misal W = Wanita, R = Pria, S = pasta gigi rasa Strawbery, dan J = pasta gigi rasa jeruk.
Jadi,
Apabila kita bertemu dengan seorang pria, berapa probabilitas ia menyukai pasta gigi
rasa strawbery adalah 40
P( S R) 100 40
P ( S R) 0.67
P( R) 60 60
100
Apabila kita bertemu dengan seorang wanita, berapa probabilitas ia menyukai pasta
gigi rasa jeruk adalah P( J W )
30
30
P( J W ) 100 0.75
P(W ) 40 40
100
Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa jeruk, berapa
probabilitas ia adalah pria adalah 20
P( R J ) 20
P( R J ) 100 0.40
P( J ) 50 50
100
Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa strawbery,
berapa probabilitas ia adalah wanita adalah
10
P (W S ) 10
P (W S ) 100 0.20
P(S ) 50 50
100 21
Aturan Bayes :
Misalkan A1, A2, dan A3 adalah tiga kejadian
saling lepas dalam ruang sampel S.
B adalah kejadian sembarang lainnya dalam S.
A1 A2 A3
22
probabilitas kejadian B adalah :
P(B) = P(BA1). P(A1) + P(BA2). P(A2) + P(BA3). P(A3)
= 3
P( B A ).P( A )
i 1
i i
23
Secara umum, bila A1, A2, A3, …, An
kejadian saling lepas dalam ruang sampel S
dan B kejadian lain yang sembarang dalam S,
maka probabilitas kejadian bersyarat AiB
dirumuskan sebagai berikut :
P ( B Ai ) P ( B Ai ).P ( Ai )
P ( Ai B ) n
P( B)
P( B A ).P( A )
i 1
i i
24
Contoh:
Misalkan ada tiga kotak masing-masing berisi 2 bola.
Kotak 1 berisi 2 bola merah, kotak 2 berisi 1 bola merah
dan 1 bola putih, dan kotak 3 berisi 2 bola putih. Dengan
mata tertutup Anda diminta mengambil satu kotak
secara acak dan kemudian mengambil 1 bola secara
acak dari kotak yang terambil itu..
Berapakah peluang bola yang terambil berwarna merah?
Berapakah peluang bola tersebut terambil dari kotak 2?
25
Jawab
P(bola yang terambil berwarna merah) =
P ( M ) P (1).P ( M 1) P (2).P ( M 2) P (3).P ( M 3)
1 2 1 1 1 2 1 3
. . .0 0 .5
3 2 3 2 3 6 6
P(bola merah tersebut terambil dari kotak
2) =
P (2).P ( M 2) 13 . 1 2 16 1
P(2 M ) 0.33
P(M ) 3 3 3
6 6
26
Tugas
Pelajari Konsep Permutasi dan
Kombinasi
27
SOAL 1
Sebuah kota kecil mempunyai satu unit pemadam kebakaran
dan satu ambulance yang tersedia dalam keadaan darurat.
Probabilitas bahwa unit pemadam kebakaran akan siap
diperlukan adalah 0,98 dan probabilitas bahwa ambulance
siap bila dipanggil adalah 0,92. Dalam peristiwa terbakarnya
sebuah gedung di kota itu,
a. Berapa probabilitasnya keduanya akan siap
beroperasi
b. Berapa probabilitasnya bahwa yang siap beroperasi
hanya salah satu
SOAL 2